PENDAHULUAN
1
Factor pertama adalah kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan keuangan.
Perilaku keuangan merupakan bidang ilmu yang relative bertujuan
menggabungkan teori psikologi perilaku dan kognitif dengan konvesional dan
keuangan yang tidak rasional. Keterampilan pengelolaan keuangan para pelaku
UMK sangat minim dalam hal menyiapkan anggaran keuangan dalam usahanya
berinvestasi dan kredit.
Faktor kedua adalah sikap keuangan yang mempengaruhi perilaku keuangan.
Berdasarkan sudut pandang psikologi, sikap keungan dari pelaku UMK dilihat
dari tindakan melakukan penilaian pratek manjemen keuangan.
Faktor ketiga adalah kepribadian atau personality, kepribadian merupakan
perilaku atau sifat yang menjadi ciri khas dalam diri sesorang baik dalam
berinteraksi maupun menyesuaikan diri dengan lingkungan. Keperibadian sangat
mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan manajemen menjadi buruk.
Pendapatan juga mempengaruhi perilaku keuangan. Pendapatan merupakan
pertambahan besarnya jumlah uang yang di terima atau di peroleh seseorang dari
hasil usahanya. Pendapatan yang di peroleh dapat membantu untuk memenuhi
kebutuhan hidup selama periode tertentu. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap
pendaptan masyarakat terlebih para pelaku UMK. Pendapatan yang mereka
peroleh tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Menurut Antonio (2001)
Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam asset atau penurunan lialibilitas atau
gabungan keduanya selama periode yang di pilih oleh pernyataan pendapatan
yang berakibat dari investasi yang halal, keuntungan, seperti manajemen rekening
investasi terbatas. Adapun pengertian dari Nafarin (2006) pendapatan adalah arus
masuk harta dari kegiatan perusahaan menjual barang dan jasa dalam suatu
periode yang mengakibatkan kenaikan modal yang tidak berasal dari kontirbusi
penanaman modal. Pendapatan dari kegiatan perusahaan dagang dasarnya adalah
suatau proses mengenai arus penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan dalam
jangka waktu tertentu.
Otoritas jasa Keuangan (2016) melalui literasi dan inklusi keuangan
menyebutkan bahwa kontribusi sector UMKM di Indonesia terbukti sangat
signifikan bagi perekonomian nasional dengan menyumbang 60% produk
2
domestic bruto dan menyerap 97% tenaga kerja nasional. Pentingnya peran sector
UMKM dalam mendukung pertumbuhan perekonomian tersebut mengaruskan
dilakukannya penguatan kapasitas UMKM. Salah satu bentuk penguatan tersebut
dengan meningkatkan kemampuan UMKM dalam mengelolah keuangan serta
memperluas akses keuangan bagi UMKM. Pemerintah selalu berusaha melakukan
berbagai upaya dalam mengatasi krisis ekonomi, hal ini terbukti sejak tahun 1997
dimana Indonesia mengalami krisis moneter dan sejak itu usaha berkala kecil dan
menengah tetap bertahan sampai sekarang. Sehingga peran UMK sangat penting,
dimana mampu bertahan dan bersaing di situasi apapun terlebih pada saat
pandemic covid-19.
Perkembangan usaha mikro kecil di Indonesia menjadi suatu prioritas dalam
pembangunan daerah ataupun ekonomi nasional. UMK merupakan suatu system
ekonomi kerakyatan yang mampu memperluas basis ekonomi dan dapat
memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan perekonomian
daerah maupun perekonomian nasional. Menurut M. Kwartono UMKM adalah
kegiatan ekonomi rakyat yang punya kekayaan bersih maksimal Rp. 200.000.000,
dimana termasuk tanah dan bangunan tempat usaha tidak di perhitungkan atau
mereka yang punya omset penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,
dan milik warga Negara Indonesia. PP No 7 Tahun 2021 memuat beragam
regulasi kebijakan pada aspek kemudahan pendirian usaha, fasilitas, akses
pembiayaan, akses kerantai pasok, sampai akses pasar bagi Koperasi dan UMKM.
Di antra 49 peraturan yang di turunan tersebut. Salah satu yang di undangkan
yaitu Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 2021 perihal, Kemudahan, Perlindungan,
Pemberdayaan Koperasi dan UMKM. UU UMKM menerapkan keriteria yang di
didasarkan apada kekayaan bersih dan penjualan tahunan. Kriteria ini di ubah
berdasarkan UU Cipta Kerja yakni berdasrkan modal usaha dan penjualan
tahunan. Usaha besar, Usaha Kecil, dan Menengah tidak tergantung pada modal
besar atau pinjaman dari luar dalam mata uang asing. Sehingga pada saat fluktuasi
nilai tukar, maka yang memiliki potensi untuk mengalami krisis ialah perusahan
yang berskla besar karena secara umum selalu berurusan dengan mata uang asing.
Usaha yang berskala mikro, kecil, menengah lebih banyak menyerap tenaga kerja.
3
Sumber penghasilan yang terbesar masyarakat adalah berasal dari usaha yang
mereka bangun sendiri.
Kelurahan Lasiana merupakan salah satu kelurahan yang berada di Nusa
Tenggara Timur, Indonesia. Luas wilayahnya “5,23km2”, dengan jumlah
penduduk 15.116 jiwa, yang mana sebagian besar penduduk merupakan pelaku
UMK. Survey dampak Covid-19 terhadap pelaku UMK merupakan experimental
statistics yang bertujuan untuk menyedikan indikator terkini (an early indicator)
tentang pelaku usaha (usaha atau perusahaan) yang terdampak pandemic Covid-
19. Survey yang di lakukan ini untuk memberikan informasi bagaimana kondisi
UMK di Kelurahan Lasiana, Kota Kupang dari berbagai aspek, antara lain
operasional, tenaga kerja, pendapatan, kendala yang di alami.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
mewujudkan suatu tujuan ynag diinginkan melaui sapek-aspek yang diinginkan
anatar lain planning, organizing, actuating, dan controlling.
Pengelolaan keuangan merupakan perencanaan, penganggaran, pengawasan,
pelaporan dan pertanggungjawaban suatu kegiatan keuangan seperti pengadaan
dan pemanfaatan dana dari daya keuangan. Menurut Hartati (2013), pengelolaan
keuangan merupakan seluruh proses yang dilakukan untuk mendapatkan
pendapatan perusahaan dengan meminimalkan biaya, selain itu dalam penggunaan
dan pengalokasian dana yang efisien dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
Adapun fungsi pengelolaan keuangan menurut Hartati:
1. Kegiatan mencari dana (obtain of fund) yang ditujukan untuk keputusan
investasi yang menghasilkan laba
2. Kegiatan menggunakan dana (allocation of fund)
Sedangkan tujuaan pengelolaan keuangan adalah untuk memaksimalkan profit
dan meminimalkan biaya (expens atu cost) guna mendapatkan suatu pengambilan
keputusan yang maximum dalam menjalankan perusahaan kearah perkembangan
atau untuk tetap survive.
8
pencarian, dan penyimpanan keuangan. Dalam pratiknya perilaku manajemen
keuangan terbagi menjadi tiga hal utaman, yaitu (Kholilah and Iramani, 2013):
a) Konsumsi, yakni pengeluaran oleh rumah tangga atas berbagai barang dan
jasa (kecuali pembelian untuk rumah baru).
b) Tabungan, yaitu bagian pendapatan yang tidak di konsumsi oleh sebuah
rumah tangga pada suatu periode tertentu.
c) Investasi, yakni mengalokasiakan atau menanamkan sumber daya saat ini
dengan tujuan mendapatkan manfaat du masa mendatang.
Adapun perilaku pengelolaan keuangan antara lain (Iklimia Humaira,2018):
a. Pengetahuan Keuangan (Financial Knowledge)
Pengetahuan keuangan merupakan segala sesuatu tentang keuangan yang
dialami atau yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan keuangan
juga dapat didefinisikan sebagai penguasaan seseorang atas berbagai hal tentang
dunia keuangan, yang terdiri dari alat keuangan dan ketrerampilam keuangan.
Untuk memiliki pengetahuan keuangan yang baik maka perlu mengembangakan
kemampuan keuangan (financial skill) dan belajar menggunakan alat keuangan
(financial tools). Alat keuangan merupakan bentuk dari perilaku keuangan dalam
mengambil keputusan.
Ketrampilan keuangan menjelaskan bagaimana ketrampilan keuangan
menjadi sebuah teknik untuk membuat keputusan dalam manajemen keuangan
pribadi. Menyiapkan sebuah anggaran, memilih investasi, memilih rencana
asuransi dan menggunakan kredit adalah contoh dari ketrampilan keuangan.
Sedangkan alat keuangan adalah alat atau sarana yang digunakan dalam
pembuatan keputusan manajemen keuangan pribadi, seperti cek, kartu kredit, dan
kartu debit.
Pengetahuan keuangan mencakup beberapa aspek dalam keuangan sebagai
berikut (Nababan dan Sadalia, 2011):
a. Basic Personal Finance
Pengetahuan dasar mengenai keuangan pribadi mencakup pemahaman
terhadap beberapa hal-hal yang paling dasar dalam system keuangan seperti
9
perhitungan tingkat bunga sederhana dan bunga majemuk, pengaruh inflasi,
opportunity cost, nilai waktu dari uang, likuiditas suatu asset.
b. Manajemen Uang
Aspek ini mencakup bagaimana seseorang mengelola uang serta
kemampuan untuk menganalisi sumber pendapatan pribadi yang dimiliki.
Manajemen uang juga iktu terkait bagaimana seseorang membuat priorotas
penggunaan dan serta membuat anggaran.
c. Manajemen Kredit Dan Utang
Pengetahuan mengenai manajemen kredit dan utang terdiri dari: faktor-
faktor yang mempengaruhi kelayakan kredit, pertimbangan dalam
melakukan pinjaman, karateristik kredit, tingkat bunga pinjaman, jangka
waktu pinjaman, serta sumber dalam mendapatkan kredit dan utang
merupakan pengetahuan keuangan yang sangat dibutuhkan agar dapat
menggunakan kredit dan utang secara bijaksana.
d. Tabungan
Dalam pemilihan tabungan terdapat beberapa factor yang perlu di
pertimbangkan, yaitu: tingkat pengembalian (presentasi kenaikan tabungan),
inflasi, pertimbangan-pertimbangan pajak, likuiditas, keamanan (proteksi
terhadap tabungan bank jika bank mengalami kesulitan keuangan), dan
pembatasan-pembatasan serta pembebanan fee atas suatu transaksi tertentu
untuk penarikan deposito.
e. Investasi
Investasi adalah bagian dari tabunagn yang di gunakan untuk kegiatan
ekonomi dalam menghasilkan barang atau jasa yang bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi
pilihan dalam berinvestasi, yaitu: keamananan dan resiko, komponen factor
resiko, pendapatan investasi, pertumbuhan investasi, dan likuiditas.
f. Manajemen Resiko
Risiko bisa didefinisikan sebagau ketidakpastian atau kemungkinan adanya
kerugian keuangan. Proses manajemen resiko meliputi tiga langkah sebgai
berikut: Mengidentifikasi dampak keuangan dari risiko yang dihadapi,
10
mengidentifikasi dampak keuangan dari risiko yang dihadapi, memilih cara
yang paling tepat untuk menghadapi risiko tersebut.
Pengetahuan keuangan mempunyai hubungan yang erat dengan financial
literacy atau edukasi keuangan. Financial literacy adalah pengambilan keputusan
yang memnggunakan kombinasi dari beberapa ketrampilan, sumber daya, dan
pengetahuan kontekstual untuk mengelolah informasi dan membuat keputusan
berdasarkan dengan risiko financial darin keputusan tersebut. Dalam financial
literacy terdapat beberapa aspek keuangan yaitu:
Basic Personal Finance
Money Management
Credit And Debit Management
Saving And Investment
Risk Management
b. Sikap Keuangan (Financial Attitudde)
Sikap adalah pernyataan yang evaluative baik yang menyenangkan maupun
yang tidak menyenangkan terhadap objek, individu, dan peristiwa. Hal ini
mencerminkan bagaimana perasann (Robbins and Judge, 2008). Sikap memiliki 3
komponen utama yang terdiri dari:
1) Komponen Kognitif (cognitive component), opini atau segmen kepercayaan
dari suatu sikap.
2) Komponen Afektif (affective component), segmen perasaan atau emosioanal
suatu sikap.
3) Komponen Perilaku (behavioral component), sebuah maksud untuk
berperilaku tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
Sikap keuangan dapat dicerminkan oleh enam konsep sebagai berikut (Herdjono
dan Damanik, 2016) yaitu:
1) Obsession, merujuk pada pola pikir seseorang tentang uang dan persepsinya
tentang masa depan untuk mengelolah uang dengan baik.
2) Power, yaitu merujuk pada seseorang yang menggunakan uang sebagai alat
untuk mengendalikan orang lain menurutnya uang dapat menyelesaikan
masalah.
11
3) Effort, merujuk pada seseorang yang merasa pantas memiliki uang dari pada
apa yang sudah di kerjakan.
4) Inadequacy, merujuk pada seseorang yang selalu, merasa tidak memiliki uang
5) Retention, merujuk pada seseorang yang memiliki kecendrungan tidak ingin
menghabiskan uang.
6) Security, merujuk pada pandangan seseorang yang sangat kuno tentang uang
seperti anggapan bahwa uang lebih baik hanya disimpan sendiri tanpa
ditabung di Bank atau untuk investasi.
Dengan demikian sikap keuangan dapat didefenisikan sebagai variabel
subsistem pribadi dan perilaku keuangan sebagai variabel subsistem manejerial.
Semain positif sikap terhadap pengelolaan keuangn, dan besarnya pengetahuan
keuangan, semakin banak pengelolaan keuangan yang diterapkan.
Sikap keuangan yang dimiliki seseorang akan membantu individu tersebut
dapat menentukan sikap dan berperilaku mereka dalam hal keuangan, baik dalam
hal manajemen keuangan, penganggaran keuangan pribadi, atau bagaimana
keputusan individu mengenai bentuk investasi yang akan diambil. Semakin positif
sikap terhadap manajemen keuangan, dan besarnya pengetahuan keuangan,
semakin banyak pratek manajemen keuangan yang dapat diterapkan Jodi &
Phyllis, 1998) dalam Deyola (2014)
c. Kepribadian (Personality)
Kepribadian merupakan jumlah total dari cara-cara seseorang individu beraksi
atas adan berinteraksi dengan orang lain. Alat yang paling utama untuk mengukur
kepribadian adalah melalui survey laporan diri dimana individu mengevaluasi
dirinya sendiri dalam serangkaian faktor. Faktor yang ditentukan saat konsepsi
adalah; biologis, fisik, dan pembentukan pisikologis inheren.
Lima dimensi dasra yang mendasari semua yang lainnya dan mencakup
hampir semua variasi signifikan dalam kepribadian manusia, factor-faktor lima
besar:
Ekstraversi, dimensi yang menmapilkan kenyamanan kita di dalam hubungan.
Keramahan, dimensi yang merujuk pada kecendrungan seseorang individu
untuk memahami orang lain
12
Kehati-hatian, dimensi kehati-hatian adalah sebuah ukuran rabilitas
Stabilitas emosiaonal, dimensi yang sering dilabel dengan kebalikannya, uring-
uringan, untuk menunjukan kemampuan seseoarang dalam menghadapi stress.
Keterbukaan pada pengalaman, dimensi yang mencakup kisaran minat dan
keterkaitan atas inovasi. (Robbins&Judge, 2015)
Menurut Humaria dan Sagoro (2018), menyatakan bahwa kepribadian yang
perlu dimiliki seseorang wiraushawan adalah sebagai berikut:
1) Percaya diri
2) Berani mengambil resiko
3) Kepemimpinana
4) Berorientasi ke masa depan
d. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quetiont)
Zohar dan Marshal (2021) menyatakan bahwa kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu
menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas
dan kaya, serta menilai bahwa tindakan atau hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain. Jadi kecerdasan spiritual merupakan kemampuan
manusia memaknai bagian arti dari kehidupan serta memahami nilai tersebut dari
setiap perbuatan yang dilakuakan dan kemampuan potensial manusia yang
menjadikan seseorang dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta
cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesamea makhluk hidup karena
merasa sebagai bagia dari keseluruhan, sehingga membuat seseorang mampu
menempatkan diri dan hidup lebih positif dengan penuh kebijaksanaan,
kedamaian, dan kebahagiaan yang hakiki.
Kecerdasan spiritual adalah kemampuan manusia memaknai bagaimana arti
dari kehidupan serta memahami nilai tersebut dari setiap perbuatan yang di
lakukan dan kempuan potensial manusia yang menjadikan seseorang dapat
menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan
yang lebih besar dan sesame makhluk hidup karena merasa sebagau bagian dari
keseluruhan, sehingga mempuat seseorang mampu menetapka diri dan hidup lebih
positif dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian, dan kebahgaiaan yang hakiki.
13
Kecerdasan spiritual memiliki beberapa komponen yang telah diuji oleh
Zohar dan Marshal (2005) dan digunakan sebagai indicator dalam penelitian ini
yakni beberapa hal berikut:
1) Kemampuan bersikap fleksibel yakni mampu menyesuaikan diri secara spontan
dan aktif untuk mencapai hasil yang baik, memiliki pandangan yang pragmatis
(sesuai keinginan), dan efisien tentang realitas. Unsur-unsur bersikap fleksibel
yaitu mampu menempatkan diri dan dapat menerima pendapatan orang lain
secara terbuka.
2) Kesadaran diri yang tinggi, yaitu adanya kesadaran yang tinggi dan mendalam
sehingga bisa menyadari berbagai situasi yang datang dan menanggapinya.
Unsur-unsur kesadaran diri yang tinggi yaitu kemampuan autocritism dan
mengetahui tujuan dan visi hidup
3) Kemapuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan yaitu tetap tegar
dalam menghadapi musibah serta mengambil hikmah dari setiap masalah
tersebut. Unsur-unsur kemampuan untuk menghadapi dan memanafaatkan
penderitaan yaitu tidak adanya penyesalan, tetap tersenyum dan bersikap
tenang dan berdoa.
4) Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit yaitu seseorang yang
tidak ingin menambah masalah serta kebencian terhadap sesama sehingga
mereka berusaha utnuk menahan amarah.
5) Keenggaanan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu yaitu selalu
berfikir sebelum bertindak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.
6) Kualitas hidup yaitu memiliki pemahaman tentang tujuan hidup dan memiliki
kualitas hidup yang diilhami oleh nilai-nlai.
7) Berpandangan Holistik yaitu melihat diri sendiri dan orang lain saling terkait
dan bisa melihat keterkaitan antara berbagai hal.
8) Kecendrungan bertanyaa yaitu kecendrungan nyata utnuk bertanya mengapa
atau bagaimana jika utnuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar unsue-
unsur kecendrungan bertanya yaitu kemampuan berimajiansi dan
9) Bidang mandiri yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvesi,
seperti: ingin memberi dan tidak mau menerima.
14
2.1.4 Pendapatan
Pendapatan merupakan penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas
entita yang normal dan di kenal dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan,
penghasilan jasa, bunga, dividen, royaliti dan sewa. Menurut Sukirno, pendapatan
adalah jumlah penghasilan yang di terima oleh penduduk atas kerjanya selama
periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Pendapatan
merupakan konsep aliran (Flow Concept). Menurut Raharja dan Manurung
(2008:57), ada tiga sumber penerimaan rumah tangga yaitu, pendapatan dari gaji
dan upah, pendapatan dari asset produtif, dan pendapatan dari pemerintah.
Pangandaheng (2012). Menyatakan pendapatan merupakan penerimaan yang
di kurangi dengan biaya-biaya yang di keluarkan. Pendapatan seseorang pada
dasarnya tergantung dari pekerjaan dibidang jasa atau produksi, serta jam kerja
yang ficurahkan, tingkat pendapatan perjam yang diterima. Pendapatan adalah
kenaikan atau bertambahnya asset dan penurunan atau berkurangnya liabilitas
perusahaan yang merupakan akibat dari aktivitas operasi atau pengadaan barang
dan jasa kepada masyarakat atau konsumen pada khususnya (Harnato,2019).
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja.
Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang diterima
perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga,
komisi, ongkos dan laba.
Soekartawi menjelaskan pendaptan akan mempengaruhi banyaknya barang
yang dikonsumsikan, bahwa sering kali dijumpai dengan bertambahnya
pendapatan, maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah, tapi juga
kualitas barang tersebut ikut menjadi perhatian. Misalnya sebelum adanya
penambahan pendapatan maka konsumsi beras menjadi kualitas yang lebih baik.
Konsep perhitungan pendapatan menurut sukirno (2004:37) dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan, yaitu:
1) Production Approach (pendekatan produksi), adalah menghitung seluruh
nilai tambah produksi barang atau jasa yang dihasilkan dalam ukuran
waktu tertentu
15
2) Income Approach (pendekatan pendapatan) adalah menghitung seluruh
nilai balas jasa yang diterima pemilik factor produksi dalam ukuran wu
tertentu
3) Expenditure Approach (pendekatan pengeluaran) adalah menghitung
seluruh pengeluaran dalam kurun waktu tertentu.
a. Karateristik Pendapatan
Walaupun jenis pendaptan yang dimiliki setiap perusahaan berbeda-beda,
tetapi dari sudut akuntansi seluruh pendaptan tersebut mulai dari kelompok
pendapatan yang berasal dari penjualan barang jadi hingga pendapatan dari
penjualan jasa memiliki karateristik yang sama dalam pencatatannya. Karateristik
pendaptan dibagi menjadi dua karateristik yaitu:
Jika bertambah saldonya, harus dicatat disisi kredit. Setiap pecatatn di sisi
kredit berarti akan menambah saldo pendaptan tersebut
Jika berkurang saldonya harus dicatat di sisi debet. Setiap di sisi debet berarti
akan mengurangi saldo pendaptan tersebut. (Mahyu Danil, 2013)
Karateristik pendaptan adalah:
Bahwa pendapatan itu muncul dari kegiatan-kegiatan pokok perusahaan
dalam mencari laba
Bahwa pendapatan itu sifatnya berulang-ulang atau berkesinambungan
kegiatan-kegiatan pokok tersebut pada dasarnya berada dibawah kendali
manajemen (Hery dan Widyawaty, 2012).
b. Jenis Pendapatan
Dalam pratiknya komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laba rugi terdiri
dari dua jenis, yaitu:
Pendaptan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha utama)
perusahaan
Pendapatan atasu penghasilan yang diperoleh dari luar pokok (usaha
sampingan) perusahaan. (Kasmir, 2012)
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
Produk
16
Salah satu tugas utama dari manajemen penjualan adalah desain produk yaitu
mereka merupakan pemberi saran perbaikan yang diperlukan desain produk
dengan akibat dari keluahan para pelanggan
Harga
Jumlah uag yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatakn suatu produk
dengan akibat dari keluhan para pelanggan
Distirbusi
Distribusi adalah prantara barang dari produsen ke konsumen, semakin luas
pendistribusiannya maka akan mempengaruhi penjualan promosi
Promosi
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan utama
menginformasikan, mempengaruhi dan meningkatkan konsumen agar memilih
program yang diberikan perusahaan. (Mulyadi, 2010)
Tingkat pendaptan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat. Hubungan
antara pendapatan dan konsumsi merupakan suatu hal yang sengat penting dalam
berbagi permasalahan ekonomi. Kenyataan menunjukan bahwa pengeluaran
konsumsi meningkat dengan naiknya pendapatan, dan sebaliknya jika pendaptan
turun, pengeluaraan konsumsi juga turun. Tinggi rendahnya pengeluaran sangat
tergantung pada kemampuan keluarga dalam mengelolah penerimaan atau
pendapatannya.
17
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) 20 Tahun 2008 yang di maksud dengan usaha mikro, keci
dan menengah adalah:
a. Usaha mikro adalah usaha produksi yang di miliki oleh perseorangan atau
badan usaha perseorangan yang memenuhi standar usaha mikro yang d atur
dalam undang –undang ini.
b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif mandiri, yang terdiri dari
individu atau badan usaha terbuka (yaitu anak perusahaan atau bukan anak
cabang yang dimiliki, dikuasai dan menjadi bagian, baik langsung maupun
tidak langsung, dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usha kecil yang sebagaimana di maksud dalam undang-undang.
c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi yang berorientasi produksi mandiri
yang dioperasikan perorangan atau badan usaha. Perusahaan atau entitas ini
tidak dimiliki, dikendalikan, atau secara langsung atau tidak langsung di
miliki oleh anak perusahaan dari perusahaan kecil atau perusahaan besar.
Jumlah asset bersih atau hasil penjualan harus sesuai dengan Peraturan
hukum ini.
Dalam Undang-Undang, standar usaha mikro, kecil dan menengah
sebagaimana yang di maksud dalam pasal 6 adalah nilai kekayaan bersih atau nilai
asset, tidak termasuk tanah dan bangunan yang di gunakan untuk tempat usaha
atau pendapatan penjualan pertahun, memenuhi ketentutan sebagai berikut:
18
1. Klasifikasi Usaha Mikro
Dalam perspektif perkembangannya, usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) merupakam kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain
itu UMKM juga tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi.
Berikut ini adalah klasifikasi usaha mikro kecil dan menengah (Ade
Resalwati,2011):
a. Livelihood Acactivities, merupakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih
umum biasa disebut sector informal. Contohnya pedagang kaki lima
b. Micro Enterprise, merupakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang
memiliki sifat pengerajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan
c. Smaal Dynamic Enterprise, merupakan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahawan dan maupun menerima
pekerjaan subkontrak dan ekspor
d. Fast Moving Enterprise, merupakan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahawan dan akan melakukan
transformasi usaha besar
Adapun ciri-ciri UMKM adalah menggunakan teknologi sederhana atau
manual sehingga mudah di lakukan oleh alih teknologi, bahan bakau mudah di
perolehnya, memiliki ketrampilan dasar pada umumnya di dapat secara turun
temurun, peluang pasar cukup luas, bersifat padat karyawan atau menyerap tenaga
kerja yang cukup banyak, sebagian besar produknya di pasarkan di pasar local
atau domestic, dan tidak tertutup sebagian lainnya berpotensi untuk di ekspor
(Halim,2020).
2. Karateristik Usaha Mikro
Menurut Pandji Anorga bahwa secara umum, sektor usaha kecil dan
menengah memiliki karateristik sebagai berikut:
a. Sistem pembukuan yang relatif administrasi pembukuan sederhana dan
cendrung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar. Kadang
kala pembukuan tidak di update sehingga sulit untuk menilai kerja usahanya
b. Margin usaha yang cendrung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi
19
c. Modal terbatas
d. Pengalaman menejerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas
e. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan untuk mampu
menekan biaya mencapai titik efesiensi jangka panjang
f. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diverifikasi pasar sangat terbatas
g. Kemampuan untuk sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat
keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan dana dipasar
modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administarsi standar dan
harus transparan.
3. Peran UMKM
Secara umum umkm dalam perekonomian nasional memiliki peran:
a. Sebagai pemeran utama dalam kegiatan ekonomi
b. Penyedia lapangan kerja terbesar
c. Pemain penting dalam pengembangan perekonomian local dan pemerdayaan
masyarakat.
d. Pencipta pasar baru dan inovasi
e. Kontribusinya terhadap neraca pembayaran
4. Kekuatan dan Kelemahan UMKM
Adapun kekuatan dan kelemhan yang dimiliki oleh UMKM, antara lain (Panji
Anorga, 2010):
a. Penyediaan lapangan kerja peran industi kecil dalam penyerapan tenaga kerja
patut diperhitungkan, diperkirakan mampu menyerap dengan 50% tenaga
kerja yang tersedia
b. Sumber wirausaha baru keberadaan usaha kecil dan menengah selama ini
terbukti dapat mendukung tumbuh kembangnya wirausaha baru
c. Memiliki segmen usaha pasar yang unik, melaksanakan manajemen
sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar
d. Memanfaatkan dilaksanakan menunjukan hasil yang menggambarkan bahwa
industry kecil mampu untuk dikembangkan lebih lanjut dan mampu untuk
mengembangkan sector lain yang terkait. Sumber daya alam sekitar,
20
industrinya kecil sebagian besar memanfaatkan limbah atau hasil sampai dari
industry besar atau industri yang lainnya
e. Memiliki potensi untuk berkembang.
Tidak hanya kekutan saja dalam UMKM ada juga terdapat kelemahan-
kelemahan yang sering kali menjadi factor penghambat, terdapat 2 faktor antra
lain:
Faktor Internal merupakan masalahbklasik dari UMKM antara lain:
a. Masih terbatasnya sumber daya manusia
b. Kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha industri kecil lebih
memprioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi pemasaran
mampu dalam mengaksesnya. Khususnya dalam informasi pasar. Sehingga
sebagian besar hanya berfungsi sebagai tukang saja
c. Kecendrungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk industri
kecil.
Faktor Eksternal merupakan masalah yang muncul dari pihak pengembang
dan pembina UMKM. Misalnya solusi yang diberikan tidak tepat sasaran
tidak adanya monitoring dan program yang tumpah tindih.
25
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
PERILAKU PENDAPATAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN
Pengetahuan Pendapatan
Keuangan Kotor
Sikap Beban
Keuangan Operasional
Keperibadian Pendapatan
Bersih
Kecerdasan
Spiritual
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pengaruh pengelolaan
keuangan terhadap pendapatan umk, dimana yang terdapat dalam rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Berdasarkan pada rumusan masalah, landasan teori, dan kerangka pemikiran
tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai jawaban
sementara adalah sebagai berikut:
H: Terdapat pengaruh perilaku pengelolaan keuangan terhadap pendapatan
usaha mikro kecil
26
BAB III
METODE PENELITIAN
28
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Sugiyono (2011) populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualiatas dan karakteristik tertentu yang dite tapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan
definisi diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah para pelaku usaha mikro
di Kelurahan Lasiana, Kota Kupang.
3.5.2 Sampel
Sugiyono (2011), mengatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel pada penelitian ini
ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2008). Untuk menghitung
jumlah sampel digunakan rumus sovlin sebagai berikut:
N
n=
1+ Ne 2
Ketrangan:
n = Jumlah Sampel Minimal
N = Populasi
e = Error Margin (0,05)
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data
primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari
sumbernya seperti melalui survei, wawamcara dan kuesioner. Instrument
penelitian yang digunakan dalam penumpulan data ialah dengan memberikan
pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada responden.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif inferensial dengan
menggunakan rumus statistic.
29
3.7.1 Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Uji validitas digunkan untuk mengukur salah salah atau tidak sahnya suatu
kusioner. Kuesioner dikatakan valid apabila pada kuesioner mampu
mengungkapkan suatu yang akan diukur tersebut (Ghozali, 2016). Pengujian
validitas ini menggunakan aplikasi SPSS yang merupakan salah satu aplikasi
untuk menganalisis data statistic. Angka korelasi yang diperoleh dengan melihat
tanda bintang pada hasil skor total atau membandingkan dengan angka bebas
korelasi nilai r yang menunjuan valid. Kriteria penilaian uji validitas apabila r
hitung > r table, maka item kuesioner tersebut dinyatakan valid. Dan apabila r
hitung < r table, maka dinyatakan item kuesioner tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan indek yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Koefisien rebilitas yang diuku
kemudian dilihat nilainya. Variabel yang memiliki koefisien reabilitas yang
negative atau lebih kecil dari nilai table, maka perlu direvisi kembali karena
memiliki tingkat reabilitas yang rendah (Santoso, 2000)
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
Dalam menganalisis permasalahan yang diteliti, maka akan dilakukan analisi
secara kuantitatif. Penelitian ini dilakuakan dengan mengumpulakan data yang
berupa angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisi
untuk mendapatakan suastu informasi ilmiah di balik angka-angka tersbut
(Nanang, 2010). Sedangkan menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008) penelitian
kuantitatif adlah penelirian tidak terlalu menitiberatkan pada kedalam data, yang
penting dapat merekam data sebanyak- banyaknya dari populasi yang luas.
Menurut Suiyono (2010) analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila
peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (nilai turunnya) variabel
dependen (kriterium). Bila dua atau lebih variabel independen sebagai factor
predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan
dilakukan bila jumlah varabel independenya lebih dari dua.
1. Uji Normalitas
30
Pengujian normalitas adalah tentang kenormalan distribusi data, penggunaan
uji normalitas karena pada analisi statistic parametrid, asumsi yang harus oleh
data adalah bahwa data tersebut terdistribusi secar normal (Suharyadu dan
Purwanto, 2009). Metode yang digunakam untuk menguji normalitas adalah
dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov >0,05, maka asumsi noramalitas
terpenuhi.
2. Uji Liniearlitas
Uji liniearlitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel (X) dengan
variabel (Y) mempunyai hubungan linear atau secara signifikan. Iji ini digunakan
sebagai prasyartan dalam analisis korelasi atau regresi linear. Uji linearitas
menggunakan bantuan SPSS 24 dengan menggunakan Tes for Linearity pada
tarad signifikan 0,05. Hasil uji liniearitas dilihat dari baris Devition from
Linearity, jika nilai signifikan kurang dari 0,05 maka hubungan tidak linear.
Sedangkan jika nilai signifikan lebih dari atau sma dengan 0,05 maka hubungan
bersifat linier (Mushon, 2012)
3. Uji Heterokedastisitas
Uji asumsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi terjadi
ketidaknyamanan varian dari residul antara satu pengamatan lain, jika varian
berbeda di sebut heterokedastisitas. Jika tidak ada pola tertentu dan tidak
menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak heterokdastisitas
(Ghozali, 2016).
Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, regresi yang todak terjadi
heterokedastisitas jika:
a) Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau sekitar angka 0
b) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atad atau di bawah saja
c) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali
d) Penyebaran titik-titik data tidak berpola.
31
3.7.3 Regresi Liniear Sederhana
Menurut Sugiyono (2013), uji regresi linear sederhana adalah pengujian
terhadap data yanh mana terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen dan
satu variabel dependen, dimana variabel tersebut bersifat kasual (berpengaruh)
Persamaan dari regresi linear sederhana adalah:
Y =a+bX + e
keterangan:
Y =Pendapatan UMK
X = Perilaku Pengelolaan Keuangan
e =Error Term
a =Konstanta
b =Angka arah koefisien regresi, yang menunjukan angka
peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
3.8 Uji Hipotesis
3.8. 1 Uji Parsial (Uji- t)
Munurut Ghozali dalam Sujarweni (2015), uji t menunjukan seberpa jauh
pengaruh antara variabel independen denga variabel dependen. Apanbila nilai
probalitas signifikan lebih kecil dari 0,05 (5%) maka suatu variabel independen
berpengaruh signufikan terhadap variabel depemden. Adapun kriterianya yaitu:
a) Jika t hitung > t table maka Ho diditolak dan Ha diterima
b) Jka t hitung < table maka Ho di terima dan Ho ditolak
3.8.2 Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali dalam Sujarweni (2015), tujuan dari uji ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh perilaku pengelolaan keuangan (X) terhadap
pendapatan UMK (Y). Nilai R2 menujukan seberapa besar proporsi dari total
variasi-variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel penjelasnya.
Semakin tinggi nilai R2 maka semakin besar proporsi dari total variasi dependen
yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.
32
DAFTAR PUSTAKA
Airadin & safitri (2021) Perilaku Manajemen Keuangan Pada UMKM Sentra
Kerajinan Kayu di Kabupaten Dompu. Jurnal Among Makarti. Vol.14. No.
Ali Muhson (2012) Pelatihan Analisis Statistik Dengan SPSS. Yogyakarta:
Fakultas Ekonomi UNY
Amanah, dkk (2016) Pengaruh Financial Knowledge, Financial Attitudw Dan
External Locus of Control Terhadap Personal Financial Management
Behavior Pada Mahasiswa S1 Univesitas Telkom. Journal e-Proceeding of
Management, Vol.3, No. 2
Antonio (2001) Bank Syariah Dari Teori Ke Pratik, Jakarta: Gema Insani Press
Danil, M. (2013) Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pada
Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen
Dew, J. & Xiao, J, J (2011). The Financial Management Behavior Scale:
Development nd Validation. Journal Of Financial Counseling and Planning
Education
Ghozali (2016) Aplikasi Analisis Multiveriete Dengan Program IBM SPPS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hafiza Dwi Sasmita (2021) Analisis Tentang Dampak Covid-19 Terhadap
Perekonomian Usaha Mikro Kecil Dan Menengah di Kawasan Ekonomi
Khsusus (Kek) Mandalika Kabupaten Lombok Tenga
Halim, A (2020) Pengaruh Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mamuju. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Pembangunan. Vol.1. No. 2
Harnanto (2019) Dasar-Dasar Akuintansi (2 Ed), Yogyakarta: Andi
Hartati, Sri (2013) manajemen keuanagn untuk usaha, mikro, kecil dan menengah.
Hery Dan Widyawati Lekok (2012) Akuntasi Keuangan Menengah, Jakarta: Bumi
Aksara
Humaria Dan Sagoro (2018) Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan,
Dan Keperibadian Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan Pada Pelaku
33
Umkm Sentra Kerajinan Batik Kabupaten Bantul. Jurnal Nominal. Vol.7,
No.1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Koronavirus
Ida Dan Chintia Yohana Dwinta (2010) Pengaruh Locus of Control, Financial
Knowledge, Dan Income Terhadap Financial Management Behavior. Jurnal
Bisnis Dan Akuntasi, Vol.12, No.3
Iklima Humaira Dan Endra M. Sagoro (2018) Pengaruh Pengetahuan Keuangan,
Sikap Keuangan, Dan Keperibadian Terhadap Perilaku Manajemen
Keuangan Pada Pelaku UMKM Sentra Kerajinan Batik Kabupaten Bantul.
Jurnal Nominal. Vol. 7, No. 1
Masyhuri Dan M. Zainuddin (2018) Metodologi Penelitiam Sosial Dan Ekonomi,
Teori Dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta
Mulyadi (2010) Sistem Akuntansi (3 ed). Jakarta: Salemba Empat
Nababan Dan Sadalia (2012) Analisi Personal Financial Literacy Dan Financial
Behavior Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara. Jurnal media informasi manajemen. Vol. 1, No. 1
Nafarin (2006) Penganggaran Perekonomian (3 ed), Jakarta: Salemba Empat
Nanang Martono (2010) Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers
Nur Sindi Jananti, M. Rusdi, Melis (2021) Analisis Dampak Pandem Covid-19
Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus
Industry Rumahan Kempeleng di Wilayah Jakab Aring Palembang. Journal
on Islamic Economic. Vol. 7. No. 1
Panji Anorga, (2010). Ekonomi Islam Kajian Makro Dan Mikro. Yogyakarta: Dwi
Chandra Wacana
Pangdaheng. Yanti (2012) Analisis Pendapatan Petani Kelapa Di Kecamatan
Saliabu Kabupaten Talud. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi Manado
Pradiningtyas & Lukiastuti (2019) Pengaruh Pengetahuan Keuangan Dan Sikap
Keuangan Terhadap Locus of Control Dan Perilaku Pengelolaan Keuangan.
Jurnal MINDS. Vol.6, No. 1
PP Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Kemudahan, Pelindungan, Dan Pemberdayaan
Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
34
Rahardja Prathama Dan Mandala Manurung (2008) Teori Ekonomi Makro: Suatu
Pengantar. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Robbins & Judge, (2015), Perilaku Organisasi. Edisi 16. Jakarta: Selemba Empat
Santoso, Singgih (2000) Buku Latihan Spss Statistika Parametrik. Jakarta: Pt.
Elex Media Komputindo
Silvy & Yulianti (2013) Sikap Pengelolaan Keuangan Dan Perilaku Perencanaan
Investasi Keluarga Di Surabaya. Journal of Business and Banking. Vol. 3,
No. 1
Sina, Peter Garlans. (2014) Tipe Keperibadian Dalam Personal Finance. Jurnal
Jibeka Vol. 8, No. 1
Sugiyono (2010) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharyadi dan Purwanto (2009) Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern
Edisi 2 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat
Sujarweni, V. Wiratna (2015) Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Undang – Undang Nomor.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah.
Jakarta
Yoga Deyola (2014) Pengaruh Pengetahuan Keuangan Dan Sikap Keuangan
Terhadap Keputusan Menabung Pada Produk Tabungan Di Perbankan.
Jurnal Keuangan Dan Bisnis, Vol.12, No. 2
Zohar D dan Marshall, S. (2005), Spiritual Dan Capital. Bandung, PT. Mizan
Pustaka
Zohar D Dan Marshall, S. (2001) SQ, Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam
Berpikir Integralistik Dan Holistik Untuk Memakanai Kehidupan. Bandung,
PT. Mizan Pustaka
35