Anda di halaman 1dari 18

TEORI OPERANT CONDTIONING DALAM PEMBELAJARAN

MAKALAH

Diajukan sebagai Tugas pada Mata Kuliah Teori Belajar-Pembelajaran

Oleh :
Muhammad Haderawi
NIM: 80100321031

Dosen Pemandu :

Dr. Sulaiman Saat, M. Pd.


Dr. H. Muzakkir, M. Pd.I.

PROGRAM DOKTOR PASCASARJANA


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar diartikan sebagai suatu proses yang dilalui seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamanya dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Interaksi antara guru/lingkungan dan siswa merupakan suatu proses
pembelajaran yang mengandung proses penyampaian atau penguasaan sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan terhadap subjek didik yaitu siswa. Proses belajar siswa
perlu adanya bimbingan dari guru melalui proses pembelajaran yang di dalamnya
terdapat seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung belajar siswa. (Suryadi,
2019 : …. ))
Dengan demikian perlu adanya konsep pembelajaran agar suasana dan capaian
belajar siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Hadi et al., 2020). Perencanaan
konsep pembelajaran perlu adanya landasan teori belajar sebagai acuan guru maupun
praktisi pendidikan dalam praktik proses belajar mengajar di kelas.
Dalam psikologi pendidikan terdapat teori-teori belajar yang menjadi sumber atau
landasan praktik pendidikan, baik dari kurikulum maupun proses pembelajaran. Teori-
terori belajar menjadi sumber dalam pembelajaran yang menjelaskan bagaimana peserta
didik dapat belajar dengan baik dan mengubah perilaku melalui belajar. Salah satu teori
belajar behaviorisme yang berkembang dan berpengaruh adalah teori dari B.F Skinner
yaitu operant conditioning. (Suryana, 2013:…)
Berdasarkan pemaparan di atas penulis ingin menguraikan teori belajar
Behaviorisme Operant Conditioning B.F Skinner serta implementasinya dalam
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Teori Operant Conditioning?
2. Bagaimana Konsep Teori Operant Conditioning tentang belajar?

1
3. Bagaimana Implementasi Teori Operant Conditioning dalam Pembelajaran?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Operant Conditionig


Secara terminologi operant conditioning terdiri dari dua kata yaitu operant dan
conditioning, dalam kamus psikologi yang dimaksud dengan operant adalah respon yang
bersifat intsrumental dalam menimbulkan akibat akibat tertentu, seperti hadiah, makanan
atau suatu kejutan. Respon tersebut beroperasi kedalam lingkungan, sementara
conditioning mempunyai arti mempelajari respon tersebut ( Muhammad Asrori, 2007 : …).
Sementara menurut Reber dalam Muhibbin Syah operant mempunyai pengertian sebagai
suatu respon yang timbul yang memberikan efek yang sama terhadap lingkungan di
sekitar (Muhibbin Syah, 1999). Sementara conditioning adalah kemampuan individu
untuk merespon suatu rangsanagan kemudian mampu dipindahkan pada rangsangan
lainya (Walker, 1973). Sementara secara menyeluruh pengertian operant conditioning
dikemukakan oleh Margareth E dan Bell Gredler sebagai proses yang dilakukan untuk
mengubah perilaku suatu individu melalui penguatan (reinforcement) atas respon yang
diberikan oleh subjek atas kehadiran sttimulus yang cocok ( Bell Gredler dan Margareth E,
1991).
Dapat ditarik suatu kesimpulan dari beberapa pengertian diatas bahwa operant
conditioning ialah penciptaan suatu kondisi yang bertujuan untuk mengubah perilaku
subjek hasil dari suatu respon positif dengan cara memberikan penguatan (reinforcement)
atas respon yang diberikan oleh subjek, atau dengan kata lain Operant conditioining

2
adalah suatu metode pembelajaran menggunakan reward (hadiah) dan punishment

(hukuman) sebagai konsekuensi perilaku. 


Dasar dari teori operant conditioning ini digagas oleh E. L. Thorndike sekitar
tahun 1911 tak lama setelah muncul teorinya Ivan Pavlov tentang clasical conditionig.
Awalnya Thorndike melakukan percobaan kepada tikus yang dimasukan kedalam sebuah
kotak, kemudian setelah beberapa kali percobaan ternyata tikus tersebut mampu
meloloskan diri semakin cepat dari yang sebelum sebelumya, maka thorndike membuat
suatu kesimpulan “apabila suatu respon berakibat menyenangkan, ada kemungkinan
respon yang lain dalam keadaan yang sama” yang dikenal dengan hukum akibat“ low of
effect.”
Kemudian dari teori yang dikemukakan oleh E. L. Thorndike tersebut B. F.
Skinner mengemukakan pendapatnya sendiri dengan cara memberikan masukan berupa
unsur penguatan kedalam hukum akibat tersebut, yaitu perilaku yang dapat menguatkan
cenderung akan diulangi sedangkan perilaku yang tidak menguatkan cenderung akan
menghilang dan terhapus. Skinner menggunakan nama operant conditioning untuk suatu
proses yang dilakukan oleh seseorang dalam lingkungan tertentu untuk mengontrol
tingkah laku subjek dengan cara memberikan penguatan penguatan tertentu (Walker,
1973).
Jadi Inti dari teori operant conditioning ialah dalam hal pengendalian suatu respon
yang muncul dari stimulus yang diberikan sesuai konsekuensi yang mana subjek tersebut
akan cenderung mengulangi respon respon tersebut apabila diberika suatu reinforcement.
Dalam kaitanya dengan respon yang timbul dari stimulus, skinner menyebutkan ada dua
jenis respons yaitu: 1. Respondent response, yaitu respon yang timbul akibat adanya
perangsang tertentu, perangsan ini disebut dengan eliciting stimuli, respon yang
ditimbulkan pun akan cenderung tetap sama. 2. Operant respons, yaitu respon yang
timbul diikuti oleh berkembangnya perangsang tertentu. Perangsang inilah yang disebut
dengan reinforcing stimuli atau reinforcer. Respon yang demikian ini timbul karena
3
perangsang tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan suatu objek. Jika sesorang
yang berprestasi mendapatkan hadiah maka ia akan lebih giat lagi ( respon yang timbul
mejadi lebih kuat). (Sumadi Suryabrata , 2007: …). dijelaskan apa maksudnya menurut
Anda.

B. Konsep Teori Operant Conditionig tentang ……. ?


Teori pembiasaan prilaku respon (operant conditioning) ini merupakan teori
belajar yang berusia paling muda dan termasuk sangat berpengaruh dikalangan para ahli
psikologi belajar masa kini, dimana penciptanya bernama Burrhus Frederic Skinner.
Menurut Skinner, prilaku adalah perbuatan yang dilakukan seseorang pada situasi
tertentu. prilaku ini dapat terjadi karena dua pengaruh yaitu pengaruh yang
mendahuluinya dan pengaruh yang mengikutinya. (Nefi Damayanti………?).
Sistem pembentukan prilaku yang ditawarkan oleh Skinner didasarkan pada ”cara
kerja yang menentukan (operant conditioning)”. Dimana Skinner mengemukakan bahwa:
a.       Prilaku yang diikuti oleh stimulan-stimulan penggugah memperbesar kemungkinan
dilakukannya lagi prilaku tersebut dimasa-masa selanjutnya.
b.      Prilaku yang tidak lagi diikuti oleh stimulant-stimulan penggugah memperkecil
kemungkinan dilakukannya prilaku tersebut dimasa-masa selanjutnya. Sumber ?
Skinner membedakan perilaku manusia ke dalam 2 kelompok besar, yaitu
perilaku responden dan perilaku operant. Masing-masing berhubungan dengan teori
operant conditioning yang dibuatnya.
1. Perilaku Responden
Perilaku responden atau respondent behaviour adalah perilaku yang muncul secara
otomatis dan refleks, seperti menjauhkan tangan saat tidak sengaja menyentuh benda
panas atau menggerakkan kaki saat dokter mengetuk lutut. Perilaku ini tidak perlu
dipelajari dan akan dikuasai oleh manusia dengan sendirinya secara otomatis.
2. Perilaku Operant

4
Sementara itu, perilaku operant atau operant behaviour adalah perilaku yang kita
pelajari dan akan keluar, baik secara sengaja maupun tidak sengaja saat ada suatu
kejadian yang berhubungan.Perilaku operant inilah yang bisa dibentuk melalui operant
conditioning. Kita bisa melatih diri maupun orang lain untuk melakukan hal-hal yang
dianggap baik dan setelah terbiasa, perilaku tersebut akan menjadi bagian dari perilaku
sehari-hari. Sumber ?
Dalam sebuah buku (buku apa itu ?) dituliskan bahwa menurut skinner,
pengkondisian operan terdiri dari dua konsep utama,yaitu: (Muhammad Asrori, 2007).
Diletakkan di akhir kata yang dikutip
a.       Penguatan (reinforcement)
Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas
bahwa suatu perilaku akan terjadi. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua
bagian:
1.      Penguatan positif, adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi
respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung
(rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah , perilaku
iletakkan diakhi(senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk
tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
2.      Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi
respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak
menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi
penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang
(menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll). Sumber ? …). dijelaskan apa
maksudnya menurut Anda.
Satu cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan
negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh.
Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di hilangkan. Mudah

5
untuk mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar istilah ini tidak rancu,
ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku,
sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya perilaku.
Skinner menganggap bahwa reward atau reinforcement merupakan factor
terpenting dalam proses belajar. Skinner berpendapat, bahwa tujuan psikologi adalah
meramal dan mengontrol tingah laku. (Wasty Soemanto, 1998). Perbedaan antara
classical conditioning Pavlov dengan operant conditioning skinner yaitu dalam classical
conditioning merupakan akibat dari suatu tingkah laku itu, dan reinforcement tidak
diperlukan karena stimulinya menimbulkan respon yang diinginkan. Operant
conditioning adalah suatu situasi belajar dimana suatu respon dibuat lebih kuat akibat
adanya reinforcement langsung. (Wasty Soemanto, 1998). …). dijelaskan apa maksudnya
menurut Anda.

b.      Hukuman (punishment)
Hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas
terjadinya suatu perilaku atau apa saja yang menyebabkan sesuatu respon atau
tingkahlaku menjadi berkurang atau bahkan langsung dihapuskan atau
ditinggalkan. Dalam bahasa sehari-hari kita dapat mengatakan bahwa hukuman
adalah mencegah pemberian sesuatu yang diharapkan organisme, atau memberi
sesuatu yang tidak diinginnya.
Namun menurut skinner hukuman tidak menurunkan probabilitas respon,
walaupun hukuman bisa menekan suatu respon selama hukuman itu diterapkan, manun
hukuman tidak akan melemahkan kebiasaan. Skinner juga berpendapat bahwa hukuman
dalam jangka panjang tidak akan efektif, tampak bahwa hukuman hanya menekan
perilaku, dan ketika ancaman dihilangkan, tingkat perilaku akan ke level semula. (B.R.
Hergenhahn, 2008) Contohnya: …). dijelaskan apa maksudnya menurut Anda.

6
Penguatan positif
Perilaku Konsekuensi Prilaku kedepan
Murid mengajukan Guru memuji murid Murid mengajukan lebih
pertanyaan yang bagus banyak pertanyaan
Penguatan negatif
Perilaku Konsekuensi Prilaku kedepan
Murid menyerahkan PR Guru berhenti menegur Murid makin sering
tepat waktu murid menyerahkan PR tepat
waktu
Hukuman
Perilaku Konsekuensi Prilaku kedepan
Murid menyela guru Guru menegur murid Murid berhenti menyela
langsung guru
Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk postif dan negatif. Dalam kedua bentuk itu,
konsekuensi meningkatkan prilaku. Dalam hukuman, perilakunya berkurang.

Reinforcement negative itu sering dikacaukan dengan hukuman. Proses reinforcement baik
positif ataupun negative selalu berupa memperkuat tingkah laku. Sebaliknya, hukuman
mengandung pengurangan atau penekanan tingkah laku. Dalam kaitannya dengan hukuman,
Skinner tidak mendukung digunakannya hukuman dalam rangka pembentukan prilaku, karena
hukuman dalam jangka waktu yang panjang tidak mempunyai pengaruh, justru banyak segi
negatifnya daripada segi positifnya.
Skinner lebih percaya pada “penguatan negatif” (negatif reinforcement), yang
tidak sama dengan hukuman. Bedanya dengan hukuman adalah, bila hukuman harus
diberikan (sebagai stimulus) agar respons yang timbul berbeda dengan yang
diberikan sebelumnya, sedangkan penguatan negatif (sebagai stimulus) harus

7
dikurangi agar respons yang sam menjadi kuat. Misalnya seorang siswa perlu
dihukum untuk suatu kesalahan dan dilakukan pengurangan terhadap suatu yang
mengenakkan baginya (bukan malah ditambah), maka pengurangan ini mendorong
siswa untuk memperbaiki kesalahannya. Inilah yang disebut dengan “Penguatan
Negatif”.
Selain Prinsip-prinsip utama, ada beberapa prinsip pendukung, yaitu shaping
(pembentukan), discrimination (pembedaan), dan generalization  generalisasi).
1)      Pembentukan (shaping)
Pembentukan merupakan teknik penguatan yang digunakan untuk
mengajar perilaku hewan atau manusia yang belum pernah mereka lakukan
sebelumnya.  Dalam konteks pendidikan atau pengajaran, cara ini bisa dilakukan
dengan memberikan penguatan kembali suatu respons yang dapat dilakukan oleh
pembelajar dengan mudah, dan secara berangsur-angsur ditambah tingkat
kesulitan respons yang dibutuhkan. Sebagai contoh, mengajar seekor tikus
menekan tuas yang terletak di atas kepalanya, pelatihnya dapat pertama-tama
memberikan hadiah pada gerakan kepala apapun ke arah atas, kemudian gerakan
ke arah atas 2,5 cm, dan seterusnya, sampai gerakan tersebut mampu menekan
tuas.
Pakar psikologi telah menggunakan shaping (pembentukan) ini untuk
mengajarkan kemampuan berbicara pada anak-anak dengan keterbelakangan
mental yang parah dengan pertama-tama memberikan hadiah pada suara apa pun
yang mereka keluarkan, dan kemudian secara berangsur menuntut suara yang
semakin menyerupai kata-kata dari gurunya. Pelatih binatang di dalam sirkus dan
kebun binatang menggunakan shaping ini untuk mengajar gajah berdiri dengan
hanya bertumpu pada kaki belakangnya saja, harimau berjalan di atas bola, anjing
berjalan di dalam roda yang berputar ke arah belakang, dan paus pembunuh dan
lumba-lumba melompat melalui lingkaran.

8
2)   Eleminasi penguatan
Sebagaimana dalam classical conditioning, respons yang dipelajari di
dalam operant conditioning tidak selalu permanen. Di dalam operant
conditioning, extinction (eliminasi kondisi) merupakan eliminasi dari perilaku
yang dipelajari dengan menghentikan penguat dari perilaku tersebut. Jika seekor
tikus telah belajar menekan tuas karena dengan melakukan ini hewan tersebut
menerima makanan, tingkat penekanannya pada tuas akan berkurang dan pada
akhirnya berhenti sama sekali jika makanan tidak lagi diberikan. 
Sedangkan pada manusia, menarik kembali penguat akan menghilangkan
perilaku yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, orang tua seringkali memberikan
reinforcement negative sifat marah anak-anak muda dengan memberinya
perhatian. Jika orang tua mengabaikan saja kemarahan anak-anak dengan lebih
memberikannya hadiah berupa perhatian tersebut, frekuensi kemarahan dari anak-
anak tersebut seharusnya secara berangsur angsur akan berkurang.
3)  Generalisai dan diskriminasi
Generalisasi dan diskriminasi yang terjadi di dalam operant conditioning
nyaris sama dengan yang terjadi di dalam classical conditioning. Dalam
generalisasi, suatu perilaku yang telah dipelajari dalam suatu situasi dilakukan
dalam kesempatan lain namun situasinya sama. Sebagai misal, seseorang yang
diberi hadiah dengan tertawa atas ceritanya yang lucu di suatu bar akan
mengulang cerita yang sama di retoran, pesta, atau resepsi pernikahan.
Diskriminasi merupakan proses belajar bahwa suatu perilaku akan diperkuat
dalam suatu situasi namun tidak dalam situasi lain.  Seseorang akan belajar bahwa
menceritakan leluconnya di dalam gereja atau dalam situasi bisnis yang memerlukan
keseriusan tidak akan membuat orang tertawa. Stimuli diskriminatif memberikan
peringatan bahwa suatu perilaku sepertinya diperkuat negatif. Orang tersebut akan belajar
menceritakan leluconnya hanya ketika ia berada pada situasi yang riuh dan banyak orang

9
(stimulus diskriminatif). Belajar ketika perilaku akan dan tidak akan diperkuat
merupakan bagian penting dari operant conditioning. …). dijelaskan apa maksudnya
menurut Anda.

C. Implementasi Teori Operant Conditioning dalam Pembelajaran


1. Aplikasi Teori Belajar Skinner Dalam Pembelajaran
Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.       Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit yang terkecil.
b.      Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan
jika benar diperkuat.
c.      Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
d.      Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari
pelanggaran agar tidak menghukum.
e.       Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
f.        Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)
g.      Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat
mencapai tujuan.
h.      Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan pembentukan (shaping).
i.        Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.
Sumber ? dan komentar
Setiap teori belajar mempunyai implikasi bagi pembelajaran. Bagi guru teori
belajar dapat memperjelas fungsinya bagi anak dalam belajar. (Muhammad Ali,
1996). Begitu juga Skinner mengakui bahwa aplikasi dari teori operant adalah
terbatas, tetapi ia meyakini bahwa ada implikasi praktis bagi pendidikan. Ia
mengemukakan bahwa kontrol yang positif atau menyenangkan mengandung sikap
yang menguntungkan terhadap pendidikan, dan akan lebih efektif bila digunakan.

10
Selain kesegeraan reinforcement, hal yang akan diberikan  reinforcement juga
perlu diperhatikan di dalam mengajar. Bila guru membimbing siswa menuju
pencapaian tujuan dengan menggunakan  reinforcement pada langkah-langkah menuju
keberhasilan, guru menggunakan teknik pembentukan.
Pendidik hendaknya melakukan pencatatan dari kemajuan siswa, sehingga dapat
dilakukan perubahan program yang diperlukan siswa. Pendidik perlu mengetahui dan
menentukan tugas mana yang akan dilaksanakan, bagaimana cara melaksanakan, dan
hasil apa yang diharapkan. Menurut Skinner mengajar adalah mengatur kesatuan
penguat untuk mempercepat proses belajar. (Nana Sudjana, 1991). Dengan demikian
tugas guru harus menjadi arsitek dalam membentuk tingkah laku siswa dengan
penguatan, sehingga dapat membentuk respons yang tepat dikalangan siswa.
Sebagai contoh jika seorang guru ingin membentuk siswanya setiap hari
berangkat kesekolah tepat waktu, maka sebagai penguatan guru tersebut bisa
memberikan reward dengan segera pada siswa yang paling awal berangkat kesekolah
dan memberi hukuman pada siswa yang terlambat datang kesekolah. Namun guru
hendaknya member hukuman yang positif kepada siswanya. Penguatan itu dilakukan
secara konsisten hingga siswa terbiasa dengan tingkah laku tersebut.

2. Kelebihan dan Kekurangan Teori Operant Conditioning


a. Kelebihan
- Dengan diterapkannya dalam pendidikan akan memberikan semangat
tersendiri bagi siswa karena adanya pemberian hadiah, sehingga mamacu
semangat untuk belajar.
- Siswa lebih aktif dan semangat dalam menjawab pertanyaan dari guru dengan
harapan akan mendapat reward.
-   Memacu siswa untuk terus berprestasi didalam kelas.
b. Kekurangan

11
- Adanya pelaksanaan Mastery Learning, yaitu siswa mempelajari materi secara
tuntas menurut waktunya masing-masing, karena setiap siswa berbeda-beda
iramanya. Akibatnya siswa naik atau lulus sekolah dalam waktu yang
berbeda-beda.
- Adanya kecemburuan kelas
- Bagi anak yang dapat menjawab pertanyaan guru, ia akan mendominasi,
sedangkan yang tidak bisa  ia akan diam. Apakah ini pendapat Anda ?
Bagaimana analisis Anda tentang hal tersebut ?

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan (jawaban singkat rumusan masalah berdasarkan analisis dasta (temuan)

1. Operant conditioining adalah suatu metode /teori pembelajaran menggunakan reward


(hadiah) dan punishment (hukuman) sebagai konsekuensi perilaku. 
2. Teori pengkondisian operan terdiri dari dua konsep utama, yaitu: 1) Penguatan
(reinforcement) yang terdiri dari penguatan positif dan negatif , 2) Hukuman
(punishment).
3. Kontrol yang positif atau menyenangkan mengandung sikap yang menguntungkan
terhadap pembelajaran, dan akan lebih efektif bila digunakan.

B. Saran (harus jelas kepada siapa ditujukan dan apa isi saran. Saran didasarkan pada
kesimpulan)

12
Penullis sangat menyadari akan keterbatasan dalam makalah ini, olehnya itu penulis

sangat mengharapkan saran dan masukanya dari bapak dosen pengampu mata kuliah dan

juga kepada seluruh teman-teman.

13
Pertanyaan
Teori belajar behavioristik lebih menekankan pada tingkah laku manusia, bukan
pada pemahaman berpikir manusia (kognitif). Operant conditioining adalah suatu
metode /teori pembelajaran menggunakan reward (hadiah) dan punishment
(hukuman) sebagai konsekuensi perilaku

Burrhus Frederic Skinner menekankan pada perubahan perilaku yang dapat


diamati dengan mengabaikan kemungkinan yang terjadi dalam proses berpikir
pada otak seseorang. Skinner menggunakan kondisi operasional (operant
conditioning) atau perilaku sukarela yang digunakan dalam suatu lingkungan
tertentu. Kondisi operasional ini meliputi ganjaran (reward) dan penguatan
(reinforcement). Ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang amat
penting dalam proses belajar.

1. Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. Hal ini
ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya
pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan
terjadinya kesalahan.

2. Kekurangan
a. Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan dapat membuat anak didik
menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. Hal tersebut akan
menyulitkan lancarnya kegiatan belajar mengajar.
b. Beberapa kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman
sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang
baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak
perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan.
Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan,
jeweran justru berakibat buruk pada siswa
c. Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi
pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak
menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai
dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu kelas terdapat banyak
penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para siswa: misalnya
14
penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari atau olahraga.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru


Algensindo, 1996. Biasakan mengikuti panduannpenulisan oleh UIN
Alauddin)

Boerre, George, Personaliti Theoris, Yogyakarta: Prisma Sophie, 2009.

Bell Gredler dan Margareth E, Belajar dan membelajarkan, terjemahan Munandar Jakarta:
Rajawali Press, 1991

B.R. Hergenhahn, Theories of learning, Prenada Media Group, 2008.

Mahmud, Dimyati, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: BPFE,1990.


15
Damayanti, Nefi,  Psikologi Belajar.

Asrori, Muhammad, Psikologi pembelajaran, Bandung : Wacana Prima, 2007.

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1998.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos, 1999.

Sudjana, Nana, Teori-teori Belajar untuk Pengajaran, Jakarta: LPM Fakultas Ekonomi


UI, 1991.

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007

Walker, Conditioning dan Proses Belajar Instrumental (Jakarta: UI, 1973), 25.

16
Pada tahun 1989, pemerintah di seluruh dunia menjanjikan
hak yang sama untuk semua anak dengan
mengadopsi Konvensi PBB untuk Hak-Hak Anak. Konvensi ini
mengatur hal apa saja yang harus dilakukan negara agar tiap-
tiap anak dapat tumbuh sesehat mungkin, bersekolah,
dilindungi, didengar pendapatnya, dan diperlakukan dengan
adil.

17

Anda mungkin juga menyukai