Anda di halaman 1dari 55

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa atas

rahmat dan anugrah-Nya yang telah diberikan sehingga Buku Pedoman

Pelatihan Kerja ini dapat selesai disusun. Buku Pedoman Pelatihan Kerja ini

merupakan panduan kerja bagi semua pihak terkait dalam melaksanakan

atau mengadakan pelatihan kerja kepada Warga Binaan Pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan. Pedoman ini disusun dengan

memperhatikan semua aturan yang berlaku di Kementerian Hukum dan Hak

Asasi Manusia dengan leading sector Pemasyarakatan. Pedoman ini berisi

tatalaksana dalam melaksanakan asesmen Warga Binaan Pemasyarakatan

di Lapas Kelas I Medan.

Besar harapan Saya, pedoman ini dapat diimplementasikan dan

dipublikasikan secara optimal dalam upaya meingkatkan kualitas

pembinaan kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Kelas I

Medan agar dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup

secara wajar sebagai warga negara yang baik, dan bertanggung jawab. Dan

saat selesai menjalani pidana kelak mereka menjadi manusia yang produktif

dan mandiri sebagaimana yang menjadi tujuan dari Sistem Pemasyarakatan.

Medan,
Kepala Kantor Wilayah Kementerian

Hukum dan HAM Sumatra Utara,

Imam Suyudi
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ .ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................................... 1
B. DASAR HUKUM .......................................................................................... 2
C. MAKSUD DAN TUJUAN .......................................................................... 3
1. MAKSUD .................................................................................................. 3
2. TUJUAN ................................................................................................... 3
D. SASARAN....................................................................................................... 4
E. RUANG LINGKUP ....................................................................................... 4
F. PENGERTIAN .............................................................................................. 4

BAB II JENIS-JENIS PELATIHAN


A. MANUFAKTUR ............................................................................................ 6
1. MEBEL .................................................................................................... 6
2. GARMEN ................................................................................................ 6
3. KERAJINAN TANGAN .......................................................................6
B. AGRIBISNIS (PERTANIAN)........................................................................... 7
1. HIDROPONIK ................................................................................................. 7
C. KONSTRUKSI ............................................................................................... 7
1. PERTUKANGAN ................................................................................... 7
D. JASA...................................................................................................... . 8
1. LOUNDRY .............................................................................................. 8
2. PEMBUATAN TEMPE .......................................................................8
3. PENCUCIAN KENDARAAN .............................................................8
4. POTONG RAMBUT ( PANGKAS ) ..................................................8
5. BENGKEL LAS ..................................................................................... 8
6. KEAHLIAN KERJA.............................................................................. 9
a. PEKERJA DI RUANG PERKANTORAN .................................9
b. PEKERJA DI RUANG IBADAH ................................................ 9
c. PEKERJA DI RUANG PERAWATAN ..................................... 9

i
d. PEKERJA DI TAMAN ................................................................ 9
e. PEKERJA DI DAPUR .................................................................. . 9

BAB III PERSIAPAN PELAKSANAAN ASESMEN


A. PENYIAPAN TIM ASESOR……………………………………………………10
B. PENYIAPAN ALAT TES………………………………………………………..10
C. PENYIAPAN DATA CALON PESERTA ASESMEN………………...10
D. PENYIAPAN BAHAN PELAKSANAAN ASESMEN…………………..11
E. SOSIALISASI PELAKSANAAN ASESMEN KEPADA WBP…….12
F. PENYIAPAN PETUGAS PELAKSANA ASESMEN…………………….12
G. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN ASESMEN…………………….13
H. PERSIAPAN PELAKSANAAN ASESMEN………………………………..13
I. ALUR PERSIAPAN ASESMEN………………………………………………..14
J. ALUR PENYIAPAN DATA PERSIAPAN ASESMEN…………………..14

BAB IV PELAKSANAAN ASESMEN


A. PESERTA ASESMEN………………………………………………………….15
B. MATERI DAN METODE ASESMEN…………………………………….16
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN ASESMEN…………..16
D. MEKANISME PELAKSANAAN TES TERTULIS……………………17
E. MEKANISME PELAKSANAAN TES WAWANCARA……………..17
F. PENANGGUNG JAWAB PENYELENGGARAAN……………………18
G. ALUR PELAKSANAAN ASSESMEN……………………………………..18

BAB V PASCA PELAKSANAAN ASESMEN


A. PENGOLAHAN DATA HASIL ASESMEN…………………………….19
B. PROSEDUR PENYAMPAIAN HASIL ASESSMEN DAN HAK
PEMANFAATAN HASIL ASESMEN…………………………………....19
C. ALUR PENYAMPAIAN HASIL ASESMEN…………………………….20
D. HAK AKSES ATAS PEMANFAATAN HASIL ASESMEN………..21
E. ALUR PENGARSIPAN DATA HASIL ASESMEN…………………..22

3
BAB VI TUGAS DAN PELAKSANAAN PERAN DALAM ASESMEN
A. KEPALA LEMBAGA PEMASYARAKATAN………………………….23
B. KEPALA BIDANG PEMBINAAN NARAPIDANA………………….23
C. KEPALA SEKSI BIMBINGAN PEMASYARAKATAN……………..24
D. KEPALA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN……………………………..24
E. KEPALA SUB BAGIAN UMUM…………………………………………...25
F. PANITIA PELAKSANA ASESMEN………………………………………25

BAB VII PERSIAPAN PELAKSANAAN PELATIHAN


A. PENYUSUNAN PANITIA PELAKSANA ............................................ 27
B. PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA .................................. 27
C. PERENCANAAN ANGGARAN ............................................................. 28
D. PESERTA ................................................................................................... . 28
E. TENAGA PENGAJAR ............................................................................. . 29
F. PENYUSUNAN JADWAL PELATIHAN ............................................. 29
G. PENENTUAN METODE DAN MODEL PELATIHAN ................... 30
H. PEMBUATAN TATA TERTIB PELATIHAN ...........................................30
I. PEMBUATAN SERTIFIKAT KOMPETENSI PELATIHAN .......... 31
J. PELAKSANAAN RAPAT PERSIAPAN PELATIHAN ..........................32

BAB VIII PELAKSANAAN PELATIHAN


MEKANISME KEGIATAN PELATIHAN ................................................. 33

BAB IX EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN


A. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN ......................35
B. EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN ....................................... 35
C. EVALUASI TERHADAP TENAGA PENGAJAR............................... 36
D. EVALUASI TERHADAP PESERTA .................................................... 36

BAB X PT PERORANGAN………………………………………………………………………………..37

4
BAB XI PENUTUP
LAMPIRAN ........................................................................................................................................41

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan adalah tempat yang berfungsi

melaksanakan pembinaan narapidana untuk menjadikan mereka sebagai

pribadi yang produktif sehingga dapat berintegrasi dan berperan kembali

sebagai warga negara yang bebas dan bertanggung jawab.

Dalam melakukan pembinaan terhadap narapidana diperlukan suatu

pemberdayaan untuk memperoleh perubahan yang lebih baik dan

bermanfaat dengan memperhatikan bakat, minat dan potensi yang dimiliki

narapidana. Pada Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999

Tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan

disebutkan bahwa “narapidana wajib mendapatkan pemberdayaan dalam

pembinaan dan pembimbingan berupa ketrampilan kerja dan latihan kerja”.

Implementasi program pemberdayaan narapidana di Lapas Kelas I

Medan diantaranya dijabarkan melalui program pembinaan kemandirian

di beberapa bengkel kerja dan produksi yang berada di lingkungan Lapas

yang dikelola secara internal maupun yang melibatkan peran serta

masyarakat oleh pihak ketiga.

Keberadaan bengkel kerja dan produksi di Lapas Kelas I Medan

menjadi semakin strategis karena melahirkan berbagai dampak positif bagi

narapidana maupun Lapas dengan tumbuhnya kemandirian, inisiatif, inovasi

dan kreatifitas narapidana yang bernilai ekonomis serta kondisi keamanan

dan ketertiban yang kondusif.

1
Upaya-upaya meningkatkan kualitas program pembinaan kemandirian

dari waktu ke waktu terus dilakukan secara berkelanjutan, diantaranya

dengan melakukan asessmen kepada narapidana yang akan dilatih dan

dipekerjakan pada bengkel kerja dan produksi narapidana.

Penyusunan buku pedoman pelaksanaan pelatihan ini adalah langkah

untuk membangun tata kelola penyelenggaraan pelatihan kerja yang efektif

dan memiliki pola serta standar baku agar outputnya sesuai dengan standar

yang diharapkan.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan;

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 tentang

Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan

sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 tentang

Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor 35 Tahun

2018 tentang Revitalisasi Penyelenggaraan Sistem Pemasyarakatan;

2
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1999 Tentang

Kerja Sama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga

Binaan Pemasyarakatan.

7. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Nomor M.HH-01.PK.01.08.02 Tahun 2017 Tentang Petunjuk Pelaksanaan

Tata Cara Narapidana Bekerja Di Lembaga Pemasyarakatan.

C. Maksud Dan Tujuan

1. Maksud

Maksud Pembuatan Pedoman Pelaksanaan Pelatihan Kerja yang

diadakan di Lembaga Pemasyarakatan adalah untuk menghasilkan

narapidana yang memiliki kemampuan baik secara intelektual, sikap dan

prilaku serta memiliki kemampuan untuk mengerjakan atau menciptakan

sesuatu agar menjadi manusia yang produktif serta memiliki kemampuan

di dalam menggunakan akal, fikiran, ide serta kreatifitas dalam

mengerjakan, mengubah atau juga membuat sesuatu itu menjadi lebih

bermakna.

2. Tujuan

Setelah Pedoman Pelaksanaan Pelatihan Kerja ini terbentuk,

diharapkan penyelenggaraan pelatihan kerja ini bisa berjalan secara

efektif dan dapat menghasilkan Narapidana yang mampu mengerjakan

atau menciptakan sesuatu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

berdasarkan ilmu atau keterampilan yang telah diperoleh.

3
D. Sasaran

Sasaran Pembuatan Pedoman Pelatihan Kerja adalah penyelenggara

pelatihan yakni Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan guna

terwujudnya penyelenggaraan pelatihan kerja yang baik dan efektif sesuai

dengan regulasi yang ada.

E. Ruang Lingkup

Pedoman Pelatihan Kerja Narapidana ini mengatur tentang seluruh

mekanisme pelaksanaan kegiatan pelatihan kerja. Baik dari jenis-jenis

pelatihan yang akan diadakan, panitia pelaksana kegaitan, sarana prasarana,

dsb. Khusus untuk peserta yang akan mengikuti pelatihan ini merupakan

narapidana yang telah melalui serangkaian tahapan seleksi dan telah

dinyatakan memenuhi persyaratan untuk dapat mengikuti pelatihan kerja.

F. Pengertian

Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan :

1. Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Lapas adalah tempat

yang menjalankan fungsi Pembinaan terhadap narapidana.

2. Narapidana adalah terpidana yang sedang menjalani pembinaan di

Lembaga Pemasyarakatan.

3. Pembinaan adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku,

profesional, kesehatan jasmani dan rohani Narapidana dan Anak Didik

Pemasyarakatan.

4. Pelatihan adalah suatu kegiatan yang memberikan tuntunan penyelesaian

persoalan/masalah yang bersifat teknis/substansi.

4
5. Keterampilan adalah suatu kemampuan di dalam menggunakan akal,

fikiran, ide serta kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah atau juga

membuat sesuatu itu menjadi lebih bermakna.

6. Peserta pelatihan adalah Narapidana yang telah melalui proses

assestment dan dianggap layak bekerja dan bertanggung jawab pada

tempat yang telah ditentukan.

7. Tenaga Pengajar Pelatihan adalah seseorang yang melaksanakan tugas

pengajaran sesuai kompetensinya.

8. Metode Pembelajaran adalah sebuah cara yang dipergunakan dalam

mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

9. Manufaktur adalah proses suatu cabang industri yang mengaplikasikan

mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk

mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual.

10. Agribisnis adalah usaha yang berhubungan dengan tanah.

11. Jasa adalah aktivitas, kemudahan, manfaat, dsb yang dapat dijual kepada

orang lain (konsumen) yang menggunakan atau menikmatinya.

12. Sertifikat pelatihan adalah bukti tertulis yang diterbitkan oleh

lembaga pelatihan atau pelaksana pelatihan sebagai bukti resmi

seseorang telah berhasil menyelesaikan suatu program pelatihan kerja

tertentu.

5
BAB II

JENIS-JENIS PELATIHAN KERJA

Jenis-jenis pelatihan kerja yang dilaksanakan di Lemaga Pemasyarakatan terdiri

dari :

A. Manufaktur

1. Mebel

Pelatihan ini bertujuan untuk melatih narapidana untuk terampil

membuat perabotan rumah tangga yang terbuat dari kayu seperti sofa,

meja makan, lemari, kitchen set, tempat tidur, dan meja rias. Selain dilatih

untuk membuat perabotan, peserta pelatihan juga dilatih untuk mampu

memperbaiki perabotan tersebut.

2. Garmen

Pelatihan ini bertujuan untuk melatih narapidana untuk terampil

dalam menjahit dan mampu memproduksi pakaian seperti baju kaos &

kemeja, celana panjang & pendek, masker, dsb.

3. Kerajinan Tangan

Pelatihan ini bertujuan untuk melatih narapidana untuk terampil

dalam mengolah bahan baku baik yang baru maupun bekas yang bisa

diolah menjadi benda-benda yang bernilai pakai dan bernilai estetis

seperti tempat tisu, bingkai foto dan juga miniatur kapal phinisi sebagai

hiasan ruangan yang dimana semua terbuat dari koran bekas.

6
B. Agribisnis (Pertanian)

Pelatihan ini bertujuan untuk melatih narapidana untuk terampil dalam

bercocok tanam dengan cara yang baik dan benar agar mendapatkan hasil

yang maksimal seperti penanaman sayur kangkung, sawi, cabai, dsb. Adapun

kegiatan pertanian ini dilakukan dengan cara Hidroponik.

1. Hidroponik

Hidroponik adalah salah satu metode dalam budidaya menanam dengan

memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan

kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada

kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi

cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.

C. Konstruksi

1. Pertukangan

Pelatihan ini bertujuan untuk melatih narapidana untuk terampil dalam

hal pertukangan seperti membuat kuseng pintu dan jendela dan melakukan

pengecatan pada benda-benda tersebut. Selain itu, narapidana juga dilatih

untuk mampu memperbaiki barang yang rusak seperti, memperbaiki plafon

atau genteng rumah.

7
D. JASA

1. Loundry

Pelatihan ini bertujuan untuk melatih narapidana untuk terampil

dalam mencuci dan menggosok pakaian yang baik dan benar, serta bisa

membuka usaha Pencucian Londry ketika bebas nantinya.

2. Pembuatan Tempe

Pelatihan ini bertujuan untuk melatih narapidana untuk terampil

dalam membuat tempe dengan menggunakan bahan dan proses yang

alami.

3. Pencucian Kendaraan

Pelatihan ini bertujuan untuk melatih narapidana untuk terampil

dalam pencucian kendaraan baik mobil maupun motor. Dalam pelatihan

ini, narapidana diajarkan bagaimana cara membersihkan kendaraan

dengan baik dan benar seperti dalam hal pemilihan kain lap yang sesuai,

cara penggunaan lap yang tidak merusak cat kendaraan dan pemilihan

sabun yang sesuai untuk menjaga kualitas cat kendaraan.

4. Potong Rambut

Pelatihan ini bertujuan untuk melatih narapidana untuk terampil

dalam memotong rambut yang berkualitas dan siap bekerja.

5. Bengkel Las

Pelatihan ini bertujuan untuk melatih narapidana untuk terampil

dalam membuat perabotan yang terbuat dari besi ataupun alumunium

seperti Pagar dan teralis. Selain dilatih untuk membuat perabotan,

8
peserta pelatihan juga dilatih untuk mampu memperbaiki perabotan

tersebut dalam hal ini melakukan pengelasan.

6. Keahlian Kerja

Pelatihan ini bertujuan untuk melatih narapidana untuk terampil

dalam bekerja dengan memaksimalkan potensi atau keterampilan pribadi

masing-masing. Pelatihan keahlian ini terbagi kedalam dua bagian yakni

Pekerja dalam ruangan dan pekerja luar ruangan. Pekerja dalam ruangan

memiliki keterampilan membersihkan ruangan dan menata ruangan

dalam hal ini tata letak barang agar terlihat rapih untuk ruang

perkantoran dan ruang ibadah sedangkan meracik bumbu dan memasak

makanan untuk ruang dapur. Selain itu, terdapat juga pekerjaan di luar

ruangan seperti keahlian dalam bidang olahraga seperti badminton, voli,

tenis dan sepak takraw dan kebersihan dan penataan taman. Dengan

keahlian tersebut, narapidana yang telah diberi pelatihan dapat

ditempatkan diberbagai pos kerja di Lapas seperti :

a. Pekerja di Ruang Perkantoran

b. Pekerja di Ruang Ibadah

c. Pekerja di Ruang Perawatan

d. Pekerja di Taman

e. Pekerja di Dapur

9
BAB III

PERSIAPAN PELAKSANAAN ASESMEN

Persiapan pelaksanaan Asesmen Warga Binaan Pemasyarakatan

mencakup tahapan sebagai berikut.

A. Penyiapan Tim Asesor

Penyiapan tim asesor merupakan proses yang dilakukan oleh Bidang

Pembinaan Narapidana bersama dengan Kepala Seksi Bimbingan

Kemasyarakatan dalam rangka mendapatkan Tim Asessor yang bertindak

sebagai penyedia instrumen, tenaga penguji dan pengolah hasil tes.

B. Penyiapan Alat Tes

Dalam rangka pelaksanaan tes tertulis bagi Warga Binaan Pemasyarakatan

yang akan diberikan pelatihan dan latihan kerja, Bidang Pembinaan

bekerjasama dengan perguruan tinggi atau lembaga profesi psikolog, seperti

Himpunan Psikologi Indonesia untuk mendapatkan alat tes yang dibutuhkan.

C. Penyiapan Data Calon Peserta Asesmen

Penyiapan data calon peserta terdiri dari tahapan:

a. Penjaringan dan verifikasi data calon peserta asesmen oleh Seksi

Bimbingan Kemasyarakatan;

b. Penyusunan daftar calon peserta asesmen oleh Seksi Bimbingan

Kemasyarakatan;

1
c. Validasi daftar calon peserta asesmen oleh Kepala Bidang Pembinaan

Narapidana;

d. Pembahasan calon peserta asessmen dalam sidang Tim Pengamat

Pemasyarakatan;

e. Penyampaian daftar calon peserta asessmen kepada Kepala Lembaga

Pemasyarakatan Kelas I Medan

f. Pengesahan peserta asessmen oleh Kepala Lembaga Pe-

masyarakatan Kelas I Medan

g. Penyampaian daftar peserta asessmen oleh Kepala Seksi Bimbingan

Kemasyarakatan kepada Pelaksana Asessmen.

D. Penyiapan bahan pelaksanaan asesmen

Bahan pelaksanaan asesmen terdiri dari:

a. Standar Penempatan;

b. Pedoman Pelaksanaan Asesmen Warga Binaan Pemasyarakatan;

c. Banner, leaflet (selebaran), atau poster Pelaksanaan Asesmen Warga

Binaan Pemasyarakatan;

d. Alat Tes;

e. Alat Tulis;

f. Ruang tes;

g. Meja dan kursi;

h. Paper clip board;

i. LCD Proyektor;

j. Proyektor laser;

k. Sound system;

l. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Asesmen.

1
E. Sosialisasi Pelaksanaan Asesmen Kepada Warga Binaan Pemasyarakatan

Sosialisasi diselenggarakan oleh Bidang Pembinaan Narapidana melalui

kegiatan Sapa Blok Rame-Rame (Sombere’) atau oleh Wali Blok dan

Pemasangan leaflet (selebaran) atau poster pada papan pengumuman di setiap

blok hunian.

Sosialisasi bertujuan untuk menyampaikan kebijakan dan mekanisme

pelaksanaan asesmen kepada narapidana. Melalui sosialisasi diharapkan

diperoleh pemahaman mengenai tujuan, manfaat, waktu,serta prosedur dalam

mengikuti asesmen.

F. Penyiapan Petugas Pelaksana

Penyiapan Petugas Pelaksana dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

a. Pembentukan Tim Pelaksana Asesmen. Surat Keputusan Pembentukan

Tim Pelaksana dibuat oleh Subbagaian Kepegawaian berdasarkan daftar

nama petugas dari Seksi Bimbingan Kemasyarakatan. Susunan Tim dan

uraian tugas masing-masing adalah sebagaimana dijelaskan pada BAB III.

b. Pembekalan Bagi Petugas Pelaksana dan Petugas Pendamping Asesmen

Kegiatan pembekalan diselenggarakan oleh Bidang Pembinaan

Narapidana dalam rangka memberikan bimbingan teknis pelaksanaan

asesmen Petugas Pelaksana dan Petugas Pendamping Asesmen.

1
G. Rapat Persiapan Pelaksanaan Asesmen
Rapat Persiapan diselenggarakan oleh seksi Bimbingan Kemasyarakatan

dan dipimpin oleh kepala Bidang Pembinaan Narapidana. Rapat persiapan

bertujuan untuk melakukan koordinasi dan persiapan pelaksanaan asesmen

bersama Tim Asessor, Bidang Kegiatan Kerja, dan Panitia Pelaksana

Asessmen yang ditunjuk oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan untuk

melakukan fasilitasi pelaksanaan asesmen.

Melalui rapat koordinasi diharapkan diperoleh kesamaan persepsi antara

bidang-bidang terkait dan Panitia Pelaksana dengan Tim Asessor dalam

proses pelaksanaan asesmen. Dengan demikian asesmen dapat terlaksana

dengan efektif dan efisien.

H. Persiapan Pelaksanaan Asesmen

Tahap persiapan antara lain mencakup penyiapan sarana, prasarana, serta

dokumen- dokumen pelaksanaan asesmen. Langkah persiapan dijelaskan

secara lebih rinci dalam buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Asesmen.

1
I. Alur persiapan asesmen
Persiapan
dan Tim Asesor
penunjukan Menyiapkan
Tim
Alat Tes Rapat
Asesor
Persiapan
Pelaksanaan
Penyiapan Sosialisasi Pembentuka Asesmen
Data Calon Pelaksanaan n Tim
Peserta
Asesmen Pelaksana
Asesmen
oleh Tim Asesmen
Sombere

Penyiapan
Bahan
Pelaksanaan
Asesmen

J. Alur penyiapan data peserta asesmen


Kalapas
menetap
k an Kabid
Kasi daftar
Tim TPP Pembinaan
Bimkemas nama
menghimpun merekomen menyerahkan
peserta
dan dasikan
asesme daftar nama
membuat Sidang calon
usulan daftar n peserta
TPP peserta
nama bakal asesmen asesmen
calon peserta
kepada kepada Tim
asesmen
Kalapas Kalapas
membe asesor
n tuk
Tim
Asesor

1
BAB IV

PELAKSANAAN ASESMEN

A. Peserta Asesmen

Peserta asesmen terbagi menjadi 2 kategori, yaitu Warga Binaan

Pemasyarakatan yang baru masuk di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan

dan Warga Binaan Pemasyarakatan yang akan dipekerjakan di unit-unit

produksi.

Peserta asesmen yang akan dipekerjakan di unit-unit produksi adalah Warga

Binaan Pemasyarakatan yang berdasarkan hasil sidang tim pengamat

pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan direkomendasikan

untuk mengikuti pembinaan kemandirian di unit- unit produksi di

lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan dengan

memperhatikan ketentuan yang tercantum dalam Pedoman Standar Dan

Syarat Penempatan.

Peserta yang tidak mengikuti asesmen karena alasan tertentu diatur dengan

ketentuan sebagai berikut :

1. Peserta yang sudah dijadwalkan mengikuti asesmen namun tidak hadir

karena alasan mendesak yang tidak dapat ditunda, dapat mengikuti

asesmen pada sesi di hari berikutnya sesuai kebijakan Tim Asessor dan

Panitia Pelaksana Asessmen.

2. Narapidana yang sedang menjalankan Cuti Mengunjungi Keluarga atau Izin

Keluar karena Hal Luar Biasa, dan belum kembali ke Lembaga

Pemasyarakatan Kelas I Medan di dalam rentang waktu

1
pelaksanaan asesmen, dapat diikutsertakan kembali untuk mengikuti

asesmen pada sesi di hari berikutnya atau pada pelaksanaan asessmen

di periode berikutnya.

3. Ketua Panitia Pelaksana Asessmen melaporkan kepada Kepala Bidang

Pembinaan Narapidana berupa daftar peserta asesmen yang tidak dapat

hadir sampai dengan hari terakhir pelaksanaan asesmen.

B. Materi dan Metode Asesmen

Materi asesmen adalah sebagai berikut :

a. Surat pernyataan kesediaan mengikuti asesmen

b. Lembar biodata

c. Alat tes bakat dan minat

d. Alat tes intelijensi

e. Alat tes kepribadian

Asesmen dilaksanakan secara klasikal dan individual dengan metode

paper and pencil test dan wawancara.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Asesmen

Asesmen dilaksanakan di sarana yang tersedia pada Lembaga

Pemasyarakatan Kelas I Medan.

Pengaturan waktu dan tempat pelaksanaan Asesmen menjadi

wewenang ketua panitia pelaksana asessmen berdasarkan arahan Kepala

Lembaga Pemasyarakatan.

1
D. Mekanisme Pelaksanaan Asesmen Tes Tertulis

Asessmen Tes Tertulis dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut:

1. Panitia Pelaksana melakukan penyiapan sarana prasarana asesmen,

antara lain komputer, jaringan, dan internet sesuai kebutuhan, serta

penyiapan dokumen-dokumen pelaksanaan.

2. Peserta hadir ke lokasi asesmen sesuai jadwal yang telah ditentukan.

3. Peserta melakukan pengisian daftar hadir.

4. Penjelasan tata cara dan tata tertib pelaksanaan asesmen oleh Tim

Asessor.

5. Tim Asesor membagikan alat tes dan lembar jawaban

6. Peserta mengerjakan soal tes tertulis.

7. Tim Asesor melakukan pengambilan hasil Tes.

8. Tim Asesor mengumpulkan jumlah hasil tes disesuaikan dengan jumlah

alat tes dan jumlah kunci jawaban yang telah diberikan.

E. Mekanisme Pelaksanaan Tes Wawancara

Tes Wawancara dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut:

1. Panitia Pelaksana melakukan penyiapan sarana prasarana tes

wawancara antara lain meja, kursi dan papan nama

2. Tim Asesor menyiapkan panduan wawancara dan format laporanhasil

wawancara

3. Tim Asesor menduduki kursi pewawancara

1
4. Panitia memanggil Warga Binaan Pemasyarakatan yang akan

diwawancara memasuki ruang wawancara

5. Tim Asesor melakukan wawancara terhadap Warga Binaan

Pemasyarakatan

6. Tim asesor mengisi laporan hasil wawancara pada format laporanhasil

wawancara

7. Tim asesor mempersilahkan Warga Binaan yang telah diwawancarai

untuk kembali ke bloknya

F. Penanggung Jawab Penyelenggaraan

Penanggung jawab penyelenggaraan asesmen adalah Kepala Bidang

Pembinaan Narapidana. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya Kepala

Bidang Pembinaan Narapidana dibantu oleh seluruh perangkatdi lingkungan

Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan.

Bentuk pertanggungjawaban disusun dalam sebuah dokumen laporan

yang disampaikan kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan dalam setiap

pelaksanaan asessmen pada kesempatan pertama.

G. Alur pelaksanaan asesmen


Peserta asesmen
menandatangani
surat pernyataan Psikotes
bersedia Peserta Peserta Pengolahan
mengikuti ases- asesmen asesmen Hasil
men dan lembar memasuki mengisi asesmen
biodata minimal Ruang Daftar oleh Tim
sehari sebelum Asesmen
Hadir Asesor
pelaksanaan Wawancara
asesmen

1
BAB V

PASCA PELAKSANAAN ASESEMEN

A. Pengolahan Data Hasil Asesmen

Pengolahan data hasil asessmen diolah oleh Tim Asessor. Hasil pengolahan

data hasil asesmen setiap peserta dicetak dalam bentuk Laporan Hasil Asesmen

Potensi Individu Narapidana dan diserahkan kepada Bidang Pembinaan

Narapidana. Kepala Bidang Pembinaan narapidana menyampaikan hasil

asesmen kepada Bapak Kepala Lembaga PemasyarakatanKelas I Medan

sebagai salah satu pertimbangan untuk membuat keputusan. Selanjutnya,

hasil asesmen diserahkan kepada Kepala Seksi Bimkemas untuk diarsipkan

dengan memperhatikan kerahasiaan data dan batas akses dokumen.

B. Prosedur Penyampaian Hasil Asesmen

Prosedur penyampaian Hasil Asesmen Potensi Individu Narapidanaadalah

sebagai berikut :

Ketua Tim Asessor menyerahkan Laporan Hasil Asessmen


Potensi Individu Narapidana seluruh peserta asessmen
kepada Kepala Bidang Pembinaan Narapidana

Kepala Bidang Pembinaan Narapidana menyampaikan


Laporan Hasil Asessmen Potensi Individu Narapidana
seluruh peserta asessmen kepada Kepala Lembaga
Pemasyarakatan.

Kepala Seksi Bimbingan Kemasyarakatan


mengkoordinasikan pengelolaan dan penyimpanan
dokumen Laporan Hasil Asessmen Potensi Individu
Narapidana dengan memperhatikan sifat kerahasiaan
serta batasan hak akses dokumen.

1
C. Alur Penyampaian Hasil Asesmen

Kalapas dan Kabid.


Pembinaan
menyerahkan hasil
asesmen kepada Kasi
Bimkemas untuk
diarsipkan dengan
memperhatikan
kerahasiaan serta batas
hak akses dokumen

Rekome Kabid. Kalapas Kalapas Kasi Draft Kalapa SK Perban SK WBP


ndasi Pembin membaca memerinta Bimke diparaf s TTD Terbit yak SK diserah ditemp
hasil aan hasil hkan mas
memb Kabid. Draft kan ke etkan
asesmen meneri asesmen dan Kabid.
Pembinaa uat Pembin SK Stake dibeng
diserahk ma menentukan hasil
draft terkait kerja
tim
an oleh asesme
hasil dikomunikasi Bimkemas
n dan Kasi asesme aan Holder kel
keputusan yg
asesor n dan kan kepada untuk n sesuai
kepada menyer Kabid. membuat untuk SK
Kabid ahkan Pembinaan draft penem
Pembina kepada dan Kasi penempat patan
an WBP
Kalapas Bimkemas an WBP

Kasi
Bimkemas
membuat
Bank data 20
WBP
D. Hak Akses dan Pemanfaatan Hasil Asesmen

1. Laporan Hasil Asesmen Potensi Individu Narapidana

a. Laporan Hasil Asesmen Potensi Individu Narapidana merupakan

dokumen rahasia yang menjadi dasar pertimbangan dalam

penyelenggaraan pembinaan untuk masing-masing individu

narapidana.

b. Informasi hasil Asesmen Potensi Individu Narapidana dapat diakses

sebagaimana pengaturan hak akses sebagai berikut :

1) Kepala Lembaga Pemasyarakatan dan Kepala Bidang Pembinaan

Narapidana dapat mengakses seluruh informasi hasil asesmen

seluruh warga binaan pemasyarakatan.

2) Kepala Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dapat mengakses hasil

asessmen yang berkaitan dengan kebutuhan informasi yang

berkaitan dengan tugas dan fungsi yang menjadi

kewenangannya.

3) Kepala Bidang Kegiatan Kerja hanya dapat mengakses hasil

keputusan Kalapas berupa (Surat Keputusan Kepala Lembaga

Pemasyarakatan) berkaitan dengan kebutuhan informasi yang

berkaitan dengan tugas dan fungsi yang menjadi kewenangannya.

4) Warga Binaan Pemasyarakatan yang menjadi peserta asesmen

hanya dapat mengakses

21
5) bersangkutan melalui Wali Pemasyarakatannya dapat mengakses

hasil asesmen sebatas pada saran pengembangan milik dirinya.

2. Data hasil asesmen potensi dikelola oleh Seksi Bimbingan

Kemasyarakatan untuk digunakan sebagai:

1) Sebagai bahan dalam pemetaan potensi warga binaan

pemasyarakatan.

2) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam perencanaan

pembinaan masing-masing individu narapidana.

3) Sebagai dasar dalam mengidentifikasi narapidana potensial

dalam rangka penyiapan data talent pool.

3. Data hasil asesmen potensi individu narapidana dapat digunakanoleh

Kepala Lembaga Pemasyarakatan sebagai salah satu bahan

pertimbangan dalam proses pen ataan d an peningkatan

penyelenggaraan pemasyarakatan di Lembaga Pe- masyarakatan

Kelas I Medan.

E. Alur Pengarsipan Data Hasil Asesmen


Kalapas dan
Kabid
Pembinaan
Kabid
Kalapas menyerahka
Data hasil Pembinaan
membaca n hasil Data hasil
asesmen menerima
hasil asesmen
diserahkan hasil asesmen hanya
asesmen kepada Kasi
oleh Tim asesmen
dan Bimkemas bisa diakses oleh
Asesor dari Tim
kepada menentuka untuk Kalapas dan
Asesor
Kabid n diarsipkan
kemudian Kabid Pembinaan
Pembinaan keputusan dengan
meyerahka penempatan memperhati
n kepada WBP kan
Kalapas
kerahasiaan
data dan
hak akses
22
dokumen
BAB VI

TUGAS DAN PERAN DALAM PELAKSANAAN ASESSMEN

Pelaksanaan Asesmen Warga Binaan Pemasyarakatan Kelas I Medan harus

didukung partisipasi dari semua pihak tekait sesuai dengan peran masing-masing,

yakni Kepala Lembaga Pemasyarakatan beserta seluruh aparatur sipil negara di

lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan dan Panitia Pelaksana.

Tugas dan peran setiap pihak adalahsebagai berikut :

A. Kepala Lembaga Pemasyarakatan

1. Menyampaikan kebijakan pelaksanaan asesmen;

2. Menetapkan tim asessor;

3. Menetapkan panitia pelaksana;

4. Menetapkan peserta asessmen;

5. Mengarahkan dan memonitor pelaksanaan asessmen.

B. Kepala Bidang Pembinaan Narapidana

1. Menyiapkan tim asesor;

2. Menyiapkan alat tes;

3. Menyelenggarakan rapat koordinasi pelaksanaan asesmen denganpara

pejabat administrator;

4. Mengoordinasikan verifikasi data calon peserta asesmen;

5. Memvalidasi data calon peserta asesmen;

6. Menyelenggarakan rapat tim pengamat pemasyarakatan;

2
7. Mengoordinasikan penyampaian bahan sosialisasi kepada wargabinaan;

8. Mengoordinasikan pengaturan daftar nama peserta asesmen sesuai

dengan jadwal yang telah ditentukan;

9. Memonitor perkembangan pelaksanaan asessmen;

10. Melaporkan perkembangan pelaksanaan asesmen kepada KepalaLembaga

Pemasyarakatan.

C. Kepala Seksi Bimbingan Kemasyarakatan

1. Menyusun konsep Surat Keputusan Tim Asessor;

2. Menyiapkan data peserta asesmen;

3. Menyiapkan bahan rapat;

4. Melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan Rapat Koordinasi dalam

rangka persiapan pelaksanaan asesmen;

5. Melaksanakan kegiatan Pembekalan Petugas Pendamping

Pelaksanaan Asesmen;

6. Memonitor pelaksanaan asessmen;

7. Melaporkan perkembangan pelaksanaan asessmen kepada KepalaBidang

Pembinaan Narapidana;

8. Menyusunan Laporan Pelaksanaan Asesmen;

9. Menyimpan dokumen hasil asesmen.

D. Kepala Subbagian Kepegawaian

1. Menyiapkan Surat Keputusan Panitia Asessmen;

2. Mendistribusikan Surat Keputusan Panitia Asessmen.

2
E. Kepala Subbagian Umum

1. Menyiapkan akomodasi pelaksanaan asessmen;

2. Menyiapkan konsumsi panitia dan tim asessor.

F. Panitia Pelaksana Asesmen

a. Petugas Sekretariat

Tugas dan tanggungjawab Petugas Sekretariat adalah:

1) Menyiapkan nomor pada setiap meja asesmen;

2) Menyiapkan daftar hadir peserta;

3) Menyiapkan formulir Berita Acara;

4) Memastikan bahwa peserta yang hadir sesuai dengan jadwal;

5) Mengarahkan peserta dalam pengisian daftar hadir sebelum sesi

asesmen dilaksanakan;

6) Memandu peserta mencari tempat duduk di dalam ruang

pelaksanaan asesmen;

7) Mengadministrasikan Daftar Hadir dan Berita Acara yang sudahterisi;

8) Menyusun rekapitulasi kehadiran peserta asesmen;

9) Melakukan dokumentasi persiapan dan pelaksanaan asesmen;

10) Menyerahkan seluruh dokumen pelaksanaan asesmen kepada

Sekretaris.

b. Petugas Pendamping

Tugas dan tanggung jawab Petugas Pendamping adalah :

1) Mengikuti bimbingan teknis dalam kegiatan Pembekalan bagi

Petugas Pendamping Pelaksanaan Asesmen;

2
2) Menjelaskan Tata Cara dan Tata Tertib asesmen sebelum sesidimulai;

3) Memandu dan mendampingi peserta dalam pelaksanaan

asesmen;

4) Memastikan peserta mematuhi Tata Tertib asesmen;

5) Membuat dan menandatangani Berita Acara Pelaksanaan

Asesmen sebanyak dua rangkap.

2
BAB V II

PERSIAPAN PELAKSANAAN PELATIHAN KERJA

A. Penyusunan Panitia Pelaksana

Penyusunan panitia pelaksana ini merupakan tahap awal dari bagian

persiapan pelaksanaan pelatihan yang dimana panitia bertugas untuk

mengoordinasi, mengadministrasikan, menyiapkan sarana dan prasarana,

dan melakukan pengawasan selama kegiatan pelatihan kerja ini berlangsung.

Panitia ini dibentuk dan disusun oleh Kepala Bidang Kegiatan Kerja bersama

dengan Kepala Seksi Bimbingan Kerja dan Kepala Seksi Sarana Kerja dengan

melaporkan dan meminta persetujuan Kepala Lembaga Pemasyarakatan

Kelas I Medan.

B. Penyediaan Sarana Dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang disediakan harus memadai dan berfungsi

dengan baik guna mendukung kelancaran pelaksanaan pelatihan kerja.

Adapun sarana dan prasarana tersebut terdiri dari:

1. Ruang Kelas (mampu menampung kurang lebih 10 sampai 25 orang).

2. Ruang Bengkel;

3. Meja dan Kursi

4. Papan tulis;

5. Alat tulis;

6. Proyektor;

7. Komputer/ laptop;

8. Jaringan internet;

9. Sound system;

2
10. Dan bahan ajar pendukung sesuai dengan pelatihan kerja yang

diselenggarakan.

C. Penyusunan Rencana Anggaran

Rencana anggaran pelaksanaan kegiatan pelatihan kerja disusun oleh

panitia pelaksana bersama Kepala Bidang Kegiatan Kerja yang setelah

rampung diajukan kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas I

Medan untuk mendapat persetujuan penggunaan anggaran.

D. Peserta

Persyaratan peserta untuk mengikuti kegiatan pelatihan kerja yakni:

a. Warga Binaan dalam keadaan sehat.

b. Warga Binaan telah memenuhi syarat mengikuti pembinaan sesuai PP 31

yakni 1/3 masa pidana untuk asimilasi didalam Lapas dan 1/2 untuk

asimilasi diluar Lapas.

c. Warga Binaan telah melalui tahap assesmen.

Selain persyaratan diatas, setiap peserta juga diharapkan mampu untuk

berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim serta mampu berpikir dan

bekerja secara sistematis dan analitis.

Jumlah peserta pelatihan kerja ditentukan oleh bidang kegiatan kerja

berdasarkan pos-pos kerja yang disediakan dan yang akan diisi. Adapun

jumlah peserta pada setiap kelas pelatihan kerja disesuaikan dengan jadwal

pelatihan dan kapasitas sarana pelatihan yang telah disediakan oleh panitia

pelaksana pelatihan.

2
E. Tenaga Pengajar

Tenaga pengajar yang memberikan pelatihan kerja sekurangnya memiliki

salah satu syarat berikut :

1. Memiliki sertifikat dibidangnya

2. Memiliki usaha dibidangnya

3. Memiliki keahlian dibidangnya

Tenaga pengajar ini dapat berasal dari pegawai Lembaga Pemasyarakatan

dan juga bisa dari mitra kerja sama Lembaga Pemasyarakatan kepada

instansi terkait baik instansi pemerintah, lembaga swasta maupun

perorangan.

Adapun beberapa tugas dan tanggung jawab tenaga pengajar sebagai berikut

1. Menyiapkan bahan ajar/silabus sesuai dengan pelatihan kerja yang

dilaksanakan.

2. Memberikan materi berupa teori dan praktik.

3. Melakukan evaluasi pelatihan kerja.

4. Menyelenggarakan uji sertifikasi.

5. Memberikan sertifkat pelatihan.

F. Penyusunan Jadwal Pelatihan

Panitia Pelaksana dan Tenaga Pengajar bersama-sama menyusun dan

menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan pelatihan kerja, baik dari lama

hari pelaksanaan pelatihan dan lama durasi waktu pelatihan kerja.

Pelaksanaan kegiatan pelatihan kerja ini dilaksanakan pada hari kantor dan

pada jam operasional pelayanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I

2
Medan yakni pada hari senin - jumat pada dimulai pada pukul 08.00 –

16.30 (Senin-Kamis) dan 08.00 – 17.00 (Jumat).

G. Penentuan Metode dan Model Pelatihan

Panitia Pelaksana dan Tenaga Pengajar bersama-sama menyusun dan

menentukan metode dan model pembelajaran yang akan digunakan dalam

memberikan pelatihan kerja kepada Warga Binaan. Penentuan metode dan

model pembelajaran ini sangat penting dikarenakan hal ini sangat

berpengaruh dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan kegaitan

pelatihan kerja. Oleh karena itu, panitia pelaksana dan tenaga pengajar

harus menentukan metode dan model pembelajaran yang efektif guna

mendapatkan hasil yang berkualitas.

Adapun beberapa Metode Pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan

pelatihan berupa Tanya Jawab, Latihan dan Diskusi. Kemudian, media

pembelajaran yang digunakan guna memudahkan proses pembelajaran pada

pelaksanaan kegiatan pelatihan yakni dengan buku/ modul pelatihan dan

powerpoint maupun melalui video.

H. Pembuatan Tata Tertib Pelatihan

Panitia Pelaksana kegiatan pelatihan dan Tenaga Pengajar Bersama-sama

merancang tata tertib pelatihan kerja agar pelaksanaannya dapat berjalan

dengan efektif sesuai dengan tujuan diadakan pelatihan kerja ini. Adapun

beberapa poin-poin tata tertib pelatihan minimal sebagai berikut :

1. Semua peserta pelatihan diwajibkan menggunakan pakaian rapi dan

sopan

3
2. Masing-masing peserta pelatihan kerja harus menjaga kebersihan ruang

pelatihan baik kelas maupun di bengkel.

3. Peserta pelatihan kerja wajib mengikuti seluruh kegiatan pelatihan yang

telah dijadwalkan oleh panitia pelaksana.

4. Peserta pelatihan kerja harus berada di ruang kelas 10 menit sebelum

kegiatan pelatihan dimulai.

5. Peserta pelatihan kerja yang tidak mengisi daftar hadir dalam waktu 15

menit pelatihan berlangsung, dianggap tidak mengikuti pembelajaran.

6. Peserta Pelatihan Kerja diwajibkan membawa alat tulis yang diperlukan

selama mengikuti Pelatihan.

7. Selama pelatihan berlangsung, peserta pelatihan tidak diperkenankan

untuk meninggalkan ruang/kelas kecuali untuk keperluan mendesak

dengan terlebih dahulu meminta izin kepada pemateri.

8. Peserta diharuskan mengerjakan tugas yang diberikan oleh pemateri

terkait pelaksanaan kegiatan pelatihan.

I. Pembuatan Sertifikat Kompetensi Pelatihan Kerja

Sertifikat Kompetensi Pelatihan Kerja merupakan tanda setelah peserta

kegiatan pelatihan kerja yang mengikuti kegiatan pelatihan dan telah

memenuhi kriteria evaluasi peserta pelatihan kerja. Panitia Pelaksana dan

Tenaga Pengajar bersama-sama menyusun dan membuat sertifikat

kompetensi pelatihan baik dari desain (bentuk dan ukuran) serta

penandatanganan sertifikat dalam hal ini Kepala Lembaga Pemasyarakatan

Kelas I Medan dan pimpinan pihak kerja sama dalam hal ini tenaga

pengajar. Sertifikat ini ditetapkan oleh bidang Panitia Pelaksana bersama

bidang Kegiatan Kerja dengan persetujuan Kepala Lembaga Pemasyarakatan.

3
J. Pelaksanaan Rapat Persiapan Kegiatan Pelatihan

Rapat ini bertujuan untuk melakukan koordinasi terkait persiapan

pelaksanaan kegiatan pelatihan kerja. Rapat ini diharapkan diperoleh

kesamaan persepsi antara bidang-terkait dan panitia pelaksana. Dengan

demikian, kegiatan pelatihan kerja ini dapat terlaksana dengan efektif dan

efisien. Adapun kegiatan rapat ini diikuti oleh Kepala Bidang Kegiatan Kerja

beserta staf dan dihadiri oleh Panitia Pelaksana Kegiatan Pelatihan Kerja yang

telah dibentuk oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan serta tenaga pengajar

pelatihan.

3
BAB VIII

PELAKSANAAN PELATIHAN KERJA

Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Kerja ini berdasarkan dari persiapan yang telah

dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang dimana dibagi kedalam lima tahapan yakni :

Tahap Pertama :

1. Peserta melakukan registrasi dan verifikasi data identitas pada panitia

pelaksana.

2. Peserta mengisi absensi dan menerima kit pelatihan yakni modul, alat tulis

dan bahan dukung pelaksanaan kegiatan pelatihan kerja sesuai dengan

pelatihan yang diikuti serta kit keselamatan kerja.

3. Peserta diminta untuk mempelajari modul terlebih dahulu agar memiliki

gambaran tentang materi pelatihan yang akan diterima serta memahami

prosedur keselamatan kerja.

4. Panitia Pelaksana menyampaikan materi pelatihan, tata tertib pelatihan dan

penjelasan teknis pelatihan agar peserta pelatihan memahami arah kebijakan

dan tujuan penyelenggaraan pelatihan kerja ini.

Tahap Kedua :

Pelaksanaan pelatihan sesuai dengan bahan ajar/ silabus yang ditetapkan oleh

tenaga pengajar dan panitia pelaksana.

3
Tahap Ketiga :

Pelaksanaan evaluasi kegiatan pelatihan oleh Tenaga Pengajar bersama Panitia

Pelaksana untuk memastikan peserta telah memiliki pengetahuan baik teori

maupun terkait kegiatan pelatihan yang dilaksanakan sebelum memasuki ujian

sertifikasi pelatihan.

Tahap Keempat :

Pelaksanaan ujian sertifikasi dilaksanakan setelah semua bahan ajar/ silabus

selesai disampaikan dan di praktekkan.

Tahap Kelima :

Pemberian sertifikat pelatihan kerja kepada peserta yang telah mengikuti

kegiatan pelatihan kerja dan telah telah memenuhi kompetensi pelatihan kerja.

3
BAB XI

EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN

A. Pembuatan Laporan Pelaksanaan Pelatihan

Laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini disusun oleh panitia

pelaksana kegiatan pelatihan bersama bidang Kegiatan Kerja Lembaga

Pemasyarakatan Kelas I Medan dan dilaporkan kepada Kepala Lembaga

Pemasyarakatan Kelas I Medan untuk disahkan agar dapat digunakan

sebagai bahan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pelatihan.

B. Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan

Ada tiga aspek yang dapat dievaluasi dari efektifitas pelaksanaan kegiatan

pelatihan kerja ini yakni :

1. Persiapan.

2. Pelaksanaan

3. Pelaporan.

Kegiatan evaluasi terhadap panitia pelaksana kegiatan pelatihan kerja ini

dilakukan oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan dan

Bidang Kegiatan Kerja yakni Kepala Bidang Kegiatan Kerja, Kepala Seksi

Bimbingan Kerja dan Kepala Seksi Sarana Kerja. Hasil dari kegiatan evaluasi

ini dapat disimpulkan oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas I

Medan sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan pelaksanaan

kegiatan pelatihan kerja yang akan datang.

3
C. Evaluasi Terhadap Tenaga Pengajar

Evaluasi terhadap tenaga pengajar dilakukan oleh panitia pelaksana dan

peserta kegiatan pelatihan. Adapun beberapa aspek yang dapat dinilai yakni:

1. Pencapaian hasil pembelajaran.

2. Penguasaan materi.

3. Kemampuan menyajikan materi.

4. Kemampuan memberi inovasi kepada peserta.

5. Kedisiplinan waktu dan penampilan.

D. Evaluasi Terhadap Peserta

Evaluasi terhadap peserta kegiatan pelatihan kerja dilakukan melalui

penilaian terhadap:

1. Aspek kehadiran selama program diklat berlangsung yaitu paling kurang

90% (sembilan puluh persen) dari jumlah jam pembelajaran.

2. Nilai post test paling kurang 70.

3. Pengerjaan tugas pelatihan kerja.

Penilaian peserta kegiatan pelatihan kerja dilakukan oleh tenaga pengajar.

Peserta yang belum memenuhi batas bawah nilai post test diberi kesempatan

mengulang sesuai jadwal yang ditetapkan oleh tenaga pengajar. Hasil

evaluasi peserta ini dapat digunakan sebagai masukan untuk peningkatan

kualitas penyelenggaraan pelatihan kerja narapidana oleh Lembaga

Pemasyarakatan Kelas I Medan.

3
BAB X

PT PERORANGAN

Apa itu PT Perorangan Sesuai UU Cipta Kerja ?

Pendirian badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dapat dilakukan oleh satu orang sebagai

Pemegang saham sekaligus Direktur.Sebagaimana telah diresmikannya Undang -Undang Cipta Kerja No.

11 tahun 2020 (UU Cipta Kerja) Tentunya hal ini sangat mendukung kemudahan para pelaku usaha dalam

membangun usahanya.

PT Perorangan hanya dapat didirikan untuk kriteria usaha mikro dan kecil sesuai dengan PP No 7

tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, Dan Pemberdayaan Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil, Dan

Menengah. Kriteria usaha mikro ditentukan berdasarkan modal usaha maksimal Rp 1 miliar tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha atau hasil penjualan tahunan maksimal Rp 2 miliar.

Sementara usaha kecil ditentukan berdasarkan kepemilikan modal usaha lebih dari Rp1 miliar-Rp 5

miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2

miliar-Rp15 miliar

1. Dasar Hukum:

 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja.

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021 Tentang Modal Dasar Perseroan Serta

Pendaftaran Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Perseroan Yang Memenuhi Kriteria Untuk Usaha

Mikro dan Kecil;

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Kemudahan, Pelindungan, Dan

Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

3
2. Pengertian PT Perorangan

PT perorangan adalah badan hukum perorangan yang memenuhi kriteria usaha Mikro dan Kecil

sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai usaha Mikro dan kecil .Dengan

pengertian PT Perorangan tersebut, maka dapat diketahui bahwa PT Perorangan memiliki unsur perorangan

dan unsur usaha mikro dan kecil.

3. Unsur Penting PT Perorangan

Dalam pengertian PT di UU Cipta Kerja, terdapat pengertian PT Perorangan dengan unsur (1)

perorangan dan (2) kriteria UMK.

1. Unsur Perorangan

Perorangan berarti satu orang. Pengertian ini juga hanya berlaku bagi Warga Negara Indonesia (WNI) saja.

Orang asing tidak boleh mendirikan PT Perorangan. Pendiri PT Perorangan hanya satu orang dan dengan

adanya pemisahan antara kekayaan pribadi dengan perusahaan. Perseroan Perorangan mempunyai

karakteristik tidak ada ketentuan modal dasar minimal, cukup mengisi pernyataan pendirian. Pendirian PT

Perorangan tidak memerlukan akta notaris, cukup satu orang pendiri atau hanya memiliki satu pemegang

saham, dan tidak perlu ada komisaris di dalamnya.

2. Unsur UMK

UMK berarti usaha mikro dan kecil. Kriteria usaha mikro berarti memiliki modal di bawah Rp 1.000.000.000

(satu miliar Rupiah). Kriteria usaha kecil berarti memiliki modal diatas Rp 1.000.000.000 (satu miliar Rupiah)

sampai dengan Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar Rupiah). Dengan demikian dapat dijabarkan bahwa PT

Perorangan adalah PT yang didirikan oleh 1 (satu) orang dengan modal di bawah Rp 5.000.000.000,00 (lima

miliar Rupiah).

38
4. Prosedur dan syaratnya pendirian PT Perorangan?

Meski pendirinya hanya 1 orang, akan tetapi perlu ditegaskan bahwa PT Perorangan statusnya tetap

badan hukum sama seperti PT yang selama ini kita kenal dengan adanya minimal 2 pendiri dan pemegang

saham (selanjutnya disebut PT biasa). Status PT Perorangan sebagai badan hukum ditegaskan di Pasal 1 P

P No.8 Tahun 2021 yang menyebutkan Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan

hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha

dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham atau badan hukum perorangan yang memenuhi

kriteria usaha mikro dan kecil sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai usaha

mikro dan kecil.

PP No 8 tahun 2021 selanjutnya, menentukan bahwa kriteria modal mikro adalah usaha dengan

modal dibawah Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar Rupiah) dan usaha kecil dengan modal antara Rp

1.000.000.000,00 (satu miliar Rupiah) sampai dengan Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar Rupiah).

5. Proses Pendirian PT Perorangan :

 Didirikan oleh 1 orang (termasuk Pemegang saham dan Direktur, tidak ada Komisaris)

 Memiliki kegiatan usaha mikro dan kecil

 Pendiri membuat surat pernyataan pendirian

 Pendaftaran secara elektronik Perseroan Perorangan melalui Menteri Hukum dan HAM RI

 Mengurus NPWP Perseroan Perorangan

 Mengurus NIB dan Izin usaha Perseroan Perorangan

6. Syarat Pendirian Perseroan Perorangan :

 KTP Pendiri

 NPWP Pendiri

 Alamat Perseroan Perorangan (Jika alamat di Jakarta, maka harus memenuhi syarat zonasi sesuai dengan

Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Rencana Detail Tata

Ruang Dan Peraturan Zonasi


39
7. Surat Pernyataan Pendirian Perseroan Perorangan

Surat Pernyataan Pendirian perseroan perorangan tersebut didaftarkan secara elektronik kepada

Menteri. Adapun format isian pernyataan pendirian Perseroan perseroangan adalah sebagai berikut :

 Nama dan tempat kedudukan Perseroan perorangan;

 Jangka waktu berdirinya Perseroan perorangan;

 Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan perorangan;

 Jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor;

 Nilai nominal dan jumlah saham;

 Alamat Perseroan perorangan; dan

 Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, nomor induk kependudukan, dan

nomor pokok wajib pajak dari pendiri sekaligus direktur dan pemegang saham Perseroan perorangan.

4
BAB XI

PENUTUP

Pelatihan kerja merupakan sarana bagi setiap warga binaan untuk

mengembangkan segala potensi dan bakat yang dimiliki oleh warga binaan yang

dimana dapat dijadikan sebagai bekal kedepan ketika proses reintegrasi sosial

dilaksanakan sehingga warga binaan ini bisa menjadi pribadi yang mandiri dan

produktif. Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Kerja ini diharapkan dapat dapat

dikembangkan secara berkelanjutan guna mewujudkan warga binaan yang mandiri,

kreatif dan produktif.

Pelaksanaan kegiatan pelatihan kerja narapidana sangat memerlukan

dukungan dan partisipasi aktif dari semua pihak yang terlibat, baik panitia

pelaksana, pejabat terkait, maupun narapidana yang bersangkutan. Kesadaran dan

kesediaan semua pihak untuk menjalankan peran masing-masing secara optimal

merupakan kontribusi penting yang dapat turut menyukseskan pelaksanaan

asesmen.

Oleh karena itu, dengan tersedianya pedoman ini, diharapkan setiap informasi

penting terkait teknis pelaksanaan kegiatan pelatihan kerja ini dapat tersampaikan

dengan baik. Dengan demikian, setiap pemangku kepentingan dapat memahami

dengan baik tugas dan peran yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya, atas

kekurangsempurnaan pedoman ini kami mengharapkan masukan dan saran dari

semua pihak. Semoga melalui peran serta setiap pihak, cita-cita mewujudkan

narapidana sebagai manusia mandiri dapat terwujud.

4
LAMPIRAN

ALUR PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN


PELATIHAN KETERAMPILAN
LANGKAH
0 PESERTA REGISTRASI DAN VERIFIKASI DATA, PEMBERIAN ALAT TULIS SERTA
KIT PELATIHAN DAN KESELAMATAN KERJ, SERTA PENJELASAN TEKNIS
PELATIHAN OLEH PENITIA

LANGKAH
02

LANGKAH
0
PELAKSANAAN EVALUASI KEGIATAN PELATIHAN OLEH TENAGA PENGAJAR
BERSAMA PANITIA PELAKSANA UNTUK MEMASTIKAN PESERTA TELAH MEMILIKI
PENGETAHUAN BAIK TEORI MAUPUN TERKAIT KEGIATAN PELATIHAN YANG
DILAKSANAKAN SEBELUM MEMASUKI UJIAN SERTIFIKASI PELATIHAN

LANGKAH
04

LANGKAH
05 PERMBERISAN SERTIFIKAT PELATIHAN KERJA KEPAOA PESERTA YANG TELAH
MENGIKUTI KEGIATAN PELATIHAN DAN TELAH MEMENUHI KOMPETENSI
PELATIHAN KERJA.

2
Tanggal Pembuat an
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh Kepala Lapas Kelas I Medan

KEME NTERIAN HUKUM DAN HA M REPUBLIK INDONESIA


KANTOR W ILAYAH SUMATRA UTARA
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS I MEDAN Maju A Siburian
NIP.
NAMA S OP SOP PERSIAPAN PELAKSANAAN PELATIHAN
KERJA NARAPIDANA
Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :
1 UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pem asyarakat an 1 Memahami Keputusan Direktur Jenderal Pem asyarakatan Nom or
E.22.PR.08.03. Tahun 2001 tentang Prosedur Tetap Pelaksanaan
Keputusan Menteri K ehakiman Republik Indonesia Nom or : M.02-PK,04,10 TAHUN 1990
2 Tugas Pemasyarakatan;
Tentang Pembinaan Narapidana/Tahanan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
2 Lat ar belakang pendidikan minimal SLTA
3 PP No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan P embimbingan W arga Binaan Memahami ketentuan-ketentuan mengenai t ata cara penilaian
3
Pem asyarakat an pelaksanaan pekerjaan
4 PP No. 32 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PP No. 99 4 Latar belakang pendidikan minimal SLTA
Tahun 2012 t entang Syarat dan Tata Cara P elaksanaan Hak W arga Binaan 5 Masa kerja minimal 2 Tahun
Pem asyarakat an

Keterkait an : Peralat an/kelengkapan :


1 SOP Pelaksanaan Pelatihan 1 Komputer
2 SOP Pengaw asan Kerja 2 Print er
3 ATK

Peringatan : Penc atat an dan P endat aan :


Apabila SOP ini tidak dilaksanakan maka P enilaian Pelaksanaan pekerja tidak akan berjalan
Laporan Hasil Penilaian Kinerja Narapidana
dengan baik dan profesional
STANDARD OPERATING PROCEDURE
PERSIAPAN PELAKSANAAN PELATIHAN KERJA NARAPIDANA

Pelaksana Mutu Baku


No Kegiatan Tenaga Ket
Panitia Peserta (WBP) Ka. Lapas Kelengkapan Waktu Output
Pengajar
Menetapkan Panitia Pelaksana - Komputer/ Laptop
1 Panitia Pelaksana
Kegiatan Pelatihan Kerja - ATK 30 Menit
Kegiatan Pelatihan
- Alat Tulis
Menetapkan Jenis-Jenis Kegiatan Jenis-Jenis Kegiatan
2 - Komputer/ Laptop 30 Menit
Pelatihan Kerja Pelatihan Kerja

Menyediakan Sarana dan Prasarana - Ruangan Ruang & Fasilitas


3
Pelatihan Kerja - Fasilitas Penunjang 30 Menit Penunjang Kegiatan
Kegiatan Pelatihan Pelatihan Kerja
Menyusun Rencana Anggaran
4
Kegiatan Pelatihan - Komputer/ Laptop 60 Menit Rencana Anggaran

Menetapkan Peserta Pelatihan


5 Peserta Pelatihan
Kerja - Komputer 60 Menit
Kegiatan Kerja
Melakukan Kordinasi dengan
Instansi Pemerintah, Swasta, - Handphone
6 Tenaga Pengajar
Maupun Perongan untuk Tenaga 180 Menit
Kegiatan Pelatihan
Pengajar Pelatihan Kerja - Kendaraan
Membuat Jadwal Kegiatan
7 - Komputer 90 Menit Jadwal Kegiatan
Pelatihan
- Printer Pelatihan Kerja

Total Waktu 480 Menit

Medan,
Tanggal Pembuat an
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh Kepala Lapas Kelas I Medan

KEME NTERIAN HUKUM DAN HA M REPUBLIK INDONESIA


KANTOR W ILAYAH SUMATRA UTARA
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS I MEDAN Maju A Siburian
NIP.
NAMA S OP SOP PELAKSANAAN PELATIHAN KE RJA
NARAPIDANA
Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :
1 UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pem asyarakat an 1 Memahami Keputusan Direktur Jenderal Pem asyarakatan Nom or
E.22.PR.08.03. Tahun 2001 tentang Prosedur Tetap Pelaksanaan
Keputusan Menteri K ehakiman Republik Indonesia Nom or : M.02-PK,04,10 TAHUN 1990
2 Tugas Pemasyarakatan;
Tentang Pembinaan Narapidana/Tahanan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
2 Lat ar belakang pendidikan minimal SLTA
3 PP No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan P embimbingan W arga Binaan Memahami ketentuan-ketentuan mengenai t ata cara penilaian
3
Pem asyarakat an pelaksanaan pekerjaan
4 PP No. 32 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PP No. 99 4 Latar belakang pendidikan minimal SLTA
Tahun 2012 t entang Syarat dan Tata Cara P elaksanaan Hak W arga Binaan 5 Masa kerja minimal 2 Tahun
Pem asyarakat an

Keterkait an : Peralat an/kelengkapan :


1 SOP Pelaksanaan Pelatihan 1 Komputer
2 SOP Pengaw asan Kerja 2 Print er
3 ATK

Peringatan : Penc atat an dan P endat aan :


Apabila SOP ini tidak dilaksanakan maka P enilaian Pelaksanaan pekerja tidak akan berjalan
Laporan Hasil Penilaian Kinerja Narapidana
dengan baik dan profesional
STANDARD OPERATING PROCEDURE
PELAKSANAAN PELATIHAN KERJA NARAPIDANA

Pelaksana Mutu Baku


No Kegiatan Tenaga Ket
Panitia Peserta (WBP) Ka. Lapas Kelengkapan Waktu Output
Pengajar
- Komputer/ Laptop
1 Peserta Melakukan Registrasi dan - ATK Peserta Menerima ATK,
Verifikasi Identitas dan Pemberian - Alat Tulis 20 Menit Kit Pelatihan dan Modul
ATK dan Alat Kit Pelatihan Kerja - Alat Kit Pelatihan Pelatihan
- Modul Pelatihan
- Ruangan
2
Pembukaan dan Pelaksanaan - Komputer
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Pelatihan dengan Bahan - ATK 360 Menit
Pelatihan kerja
Ajar/ Silabus yang Telah Ditetapkan - Bahan Ajar Dukung
Lainnya
Pelaksanaan Evaluasi Kegiatan - Ruangan
3 45 Menit Nilai Post Test Peserta
Pelatihan - Bahan Post Test

Pelaksanaan Ujian Sertifikasi - Ruangan


4 Nilai Uji Sertifikasi
Pelatihan Kerja 120 Menit
- Bahan Uji Sertifikasi Peserta

Penutupan Kegiatan Pelatihan dan


Pemberian Sertifikat Pelatihan Sertifikat Kegiatan
5 - Komputer 60 Menit
Kerja Pelatihan Kerja

Total Waktu 605 Menit


Tanggal Pembuat an
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh Kepala Lapas Kelas I Medan

KEME NTERIAN HUKUM DAN HA M REPUBLIK INDONESIA


KANTOR W ILAYAH SUMATRA UTARA
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS I MEDAN Maju A Siburian
NIP.
NAMA S OP SOP PERAN DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA
PENGAJAR
Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :
1 UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pem asyarakat an 1 Memahami Keputusan Direktur Jenderal Pem asyarakatan Nom or
E.22.PR.08.03. Tahun 2001 tentang Prosedur Tetap Pelaksanaan
Keputusan Menteri K ehakiman Republik Indonesia Nom or : M.02-PK,04,10 TAHUN 1990
2 Tugas Pemasyarakatan;
Tentang Pembinaan Narapidana/Tahanan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
2 Lat ar belakang pendidikan minimal SLTA
3 PP No. 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan P embimbingan W arga Binaan 3 Memahami ketentuan-ketentuan mengenai t ata cara penilaian
Pem asyarakat an pelaksanaan pekerjaan
4 PP No. 32 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PP No. 99 4 Latar belakang pendidikan minimal SLTA
Tahun 2012 t entang Syarat dan Tata Cara P elaksanaan Hak W arga Binaan 5 Masa kerja minimal 2 Tahun
Pem asyarakat an

Keterkait an : Peralat an/kelengkapan :


1 SOP Pelaksanaan Pelatihan 1 Komputer
2 SOP Pengaw asan Kerja 2 Print er
3 ATK

Peringatan : Penc atat an dan P endat aan :


Apabila SOP ini tidak dilaksanakan maka P enilaian Pelaksanaan pekerja tidak akan berjalan
Laporan Hasil Penilaian Kinerja Narapidana
dengan baik dan profesional
STANDARD OPERATING PROCEDURE
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA PENGAJAR

Pelaksana Mutu Baku


No Kegiatan Peserta Tenaga Ket
Menyiapkan Bahan Ajar/ Silabus Panitia Ka. Lapas Kelengkapan Waktu Output
1 (WBP) Pengajar 1 Minggu Bahan Ajar Pelatihan
Kegiatan Pelatihan Kerja
Materi/ Bahan Ajar
2 Pelatihan Kerja Sesuai
Memberikan Teori dan Praktik - Ruangan Jadwal
Pelaksanaan Kegiatan
Pelatihan Kerja - Komputer Pelatihan
Pelatihan kerja
- ATK Kerja yang
- Bahan Ajar Dukung Telah

3 Melakukan Evaluasi Kegiatan


Pelatihan Kerja 60 Menit Hasil Evaluasi Pelaihan
- Ruangan
- Bahan Evaluasi
Melaksanakan Uji Sertifikasi
4 Nilai Uji Sertifikasi
Kompetensi Pelatihan Kerja - Ruangan 120 Menit
Peserta
- Bahan Uji Sertifikasi
Menerbitkan Sertfikat dan
5 Memberikan Kepada Peserta Sertifikat Kegiatan
- Ruangan 60 Menit
Pelatihan Pelatihan Kerja
- Sertifikat Pelatihan
Kerja
-
S .:.:Y
mm
r:i1llllllll HUKUM
:::am

Anda mungkin juga menyukai