Anda di halaman 1dari 8

BAB II

Kajian Teori/Tinjauan Pustaka

A. Menabung Sampah atau Bank Sampah


a. Apa itu Bank Sampah?
Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta
memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang
melainkan sampah. Warga yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki
buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan
sampah seharga uang yang dipinjam.Sampah yang ditabung ditimbang dan
dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual ke penjual barang bekas yang
sudah bekerja sama dengan sekolah.
b. Tujuan dan Manfaat Bank Sampah
Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya bukan bank sampah itu sendiri.
Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat
‘berkawan’ dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari
sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus
diintegrasikan dengan gerakan 3R sehingga manfaat langsung yang dirasakan
tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan
sehat.
Bank sampah juga dapat dijadikan solusi untuk mencapai pemukiman yang bersih
dan nyaman bagi warganya. Dengan pola ini maka warga selain menjadi disiplin
dalam mengelola sampah juga mendapatkan tambahan pemasukan dari sampah-
sampah yang mereka kumpulkan, dikelola biar bisa manfaat.
Pada pengelolaan sampah, terdapat penanganan sampah yang dilakukan salah
satunya yaitu melalui kegiatan pemilahan sampah. Kegiatan ini dilakukan melalui
pengelompokan sampah ke dalam beberapa jenis, diantaranya:
 Sampah yang mengandung B3 dan/atau Limbah B3
 Sampah yang mudah terurai oleh proses alam
 Sampah yang dapat diguna ulang
 Sampah yang dapat didaur ulang
Pengertian Bank Sampah Menurut Para Ahli
Adapun definisi bank sampah menurut para ahli, antara lain;
1. Narasihan (2008)
Bank sampah adalah bagian daripada adanya konsep pengumpulan sampah kering
dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan. Dimana dalam konsep
penerapannya setiap warga yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki
buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan
sampah seharga uang yang dipinjam.
Sejarah Bank Sampah
Bank sampah dalam sejarahnya berdiri karena keprihatinan masyarakat akan
lingkungan sekitar yang semakin lama dipenuhi dengan sampah baik sampah
organik maupun sampah anorganik. Semakin banyak sampah yang ada tentu akan
menimbulkan semakin banyak masalah sehingga diperlukan penanganan yang
tepat seperti membuat pengolahan sampah menjadi bahan yang lebih berguna.
Selain itu, bank sampah juga dapat mendorong masyarakat agar menciptakan
lingkungan yang sehat, bersih, dan rapi.  Bank sampah juga digunakan untuk
mengubah sampah yang biasanya mencemari lingkungan menjadi sesuatu yang
lebih berguna. Misalnya sebagai pupuk atau kerajinan yang memiliki nilai
ekonomis.
Pengelolaan sampah dengan sistem bank sampah diharapkan mampu membantu
penanganan sampah dengan lebih baik serta meningkatkan ekonomi masyarakat
sekitar. Sebab adanya bank sampah memiliki banyak manfaat bagi manusia dan
lingkungan sekitarnya,
Manfaat Bank Sampah
Manfaat adanya bank sampah di masyarakat. Antara lain;
1. Dapat membantu pengolahan sampah lokal
2. Menyadarkan masyarakat sekitar akan pentingnya kebersihan
3. Membuat lingkungan menjadi lebih bersih
4. Meningkatkan nilai ekonomis barang-barang yang telah dibuang
5. Meningkatkan ekonomi masyarakat
B. Mengenal Lingkungan Hidup
Pengertian Lingkungan
Definisi lingkungan dapat dijelaskan dalam beberapa pengertian, mulai dari arti
yang sederhana hingga spesifik seperti yang disampaikan oleh para ahli. Secara
garis besar pengertian lingkungan dapat dibagi dua, yaitu pengertian secara umum
dan pengertian menurut para ahli sebagai berikut:
1. Lingkungan Secara Umum
Secara umum lingkungan dapat diartikan sebagai kombinasi dari berbagai unsur
fisik meliputi sumber daya alam seperti flora dan fauna, air, tanah, mineral, serta
energi matahari.
Pengertian lain dari lingkungan secara umum adalah segala hal yang berada di
sekitar manusia yang tinggal secara bersama-sama dan kemudian saling
mempengaruhi satu sama lain terhadap kondisi kehidupan manusia.
Lingkungan terdiri atas dua komponen yang bersifat biotik dan abiotik.
Komponen biotik merupakan segala hal yang memiliki nyawa, seperti manusia,
hewan, tubuhan, serta mikroorganisme berupa bakteri dan virus. Sedangkan
komponen abiotik adalah segala hal yang tak bernyawa seperti air, udara, tanah,
cahaya, iklim, kelembaban, dan suara.
2. Lingkungan Menurut Para Ahli
Pengertian lingkungan menurut para ahli mencakup pendapat para pakar
lingkungan dan pengertian secara tertulis di dalam kamus dan perundang-
undangan. Berikut ini adalah berbagai pengertian lingkungan yang dikemukakan
oleh para ahli, yaitu:
a. Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997
Berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 1997, arti lingkungan hidup adalah
satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam suatu ruang dengan benda,
keadaan, daya, dan makhluk hidup. Termasuk juga di dalamnya adalah manusia
serta perilakunya yang berpengaruh terhadap kehidupan dan kesejahteraan
manusia itu sendiri serta makhluk hidup lainnya.
b. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, lingkungan adalah
daerah, kawasan, dan sebagainya yang ada di dalamnya, Lingkungan juga dapat
diartikan sebagai suatu bagian yang ada di dalam kelurahan dan menjadi
lingkungan kerja dari pelaksanaan pemerintahan desa.
c. Menurut Ensiklopedia Kehutanan
Sebagai objek kajian dari bidang kehutanan, dalam Ensiklopedia Kehutanan juga
terdapat pengertian singkat lingkungan. Di dalam Ensiklopedia tersebut
disebutkan bahwa lingkungan adalah jumlah total dari seluruh faktor non-genetik
yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi pohon.
d. Menurut S. J. McNaughton dan Larry L. Wolf
S. J. McNAughton dan Larry L. Wolf berpendapat bahwa definisi lingkungan
adalah seluruh faktor eksternal baik yang bersifat biologis ataupun fisika, dimana
faktor-faktor tersebut berpengaruh langsung terhadap kehidupan, pertumbuhan,
perkembangan, serta aktivitas reproduksi dari organisme.
e. Menurut Michael Allaby
Michael Allaby juga menyatakan pendapat mengenai pengertian lingkungan,
penjelasan tentang lingkungan hidup adalah lingkungan fisik, biotis, dan juga
kimiawi yang mengelilingi kehidupan organisme.
Jenis Lingkungan
Berbagai macam lingkungan yang ada di sekitar kehidupan manusia dapat dibagi
menjadi beberapa jenis sesuai dengan sudut pandangnya. Secara umum
lingkungan dibagi berdasarkan unsur pembangunnya, yaitu lingkungan biotik dan
lingkungan abiotik.
2. Lingkungan Berdasarkan Unsur Pembentuknya
Lingkungan juga dapat dilihat dari unsur-unsur pembentuknya, dalam hal ini
adalah komponen hidup seperti manusia dan tumbuhan serta komponen tidak
hidup seperti batu dan tanah. Jenis lingkungan menurut sudut pandang ini dibagi
menjadi dua, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.
a. Lingkungan Biotik
Lingkungan biotik juga disebut sebagai lingkungan organik, yaitu komponen
berupa makhluk hidup yang mendiami bumi. Komponen tersebut terdiri atas
makhluk hidup berupa manusia, hewan, dan tumbuhan, serta mikroorganisme
seperti bakteri dan virus. Contoh lingkungan biotik adalah manusia, hewan, dan
tumbuhan yang hidup dalam satu lingkungan.
Sesuai dengan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa unsur dari lingkungan
hidup biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa yang terdapat di atas muka
bumi atau terdapat dalam lingkungan tertentu. Unsur-unsur dalam lingkungan
biotik selanjutnya dibagi kembali menjadi tiga jenis, yaitu:
 Produsen, komponen yang berperan sebagai produsen dalam lingkungan biotik
adalah tumbuhan, karena makhluk ini mampu memproduksi bahan makanan
yang diperlukan oleh makhluk hidup yang lain.
 Konsumen, komponen yang berperan sebagai konsumen pada lingkungan
biotik adalah manusia dan hewan, karena kedua jenis makhluk hidup tersebut
memanfaatkan makhluk hidup lain untuk memenuhi kebutuhannya.
 Pengurai, komponen yang berperan menjadi pengurai dalam lingkungan biotik
adalah mikroorganisme seperti bakteri, cacing tanah, dan jamur. Mikroba
tersebut bertugas menghancurkan dan merombak sisa-sisa dari organisme yang
sudah mati.
b. Lingkungan Abiotik
Lingkungan abiotik atau juga disebut lingkungan anorganik adalah kondisi yang
ada di sekitar makhluk hidup dan bersifat anorganik atau benda mati seperti air,
udara, tanah, mineral, dan batu. Contoh-contoh tersebut sekaligus menjadi unsur
pembangun lingkungan abiotik.
Selain itu unsur dari lingkungan abiotik mempunyai fungsi pendukung, artinya
keberadaannya diperlukan untuk membantu terciptanya suatu lingkungan. Ada
empat unsur lingkungan abiotik yang bersifat vital bagi kelangsungan makhluk
hidup, yaitu matahari, air, udara, dan tanah.
 Matahari, unsur lingkungan abiotik yang bersifat fisik di mana cahaya matahari
diperlukan dalam proses fotosintesis tumbuhan sebagai unsur biotik dan juga
menjadi sumber energi bagi makhluk hidup lain seperti manusia.
 Air, unsur lingkungan yang paling bersifat vital bagi makhluk hidup adalah air.
Karena air dibutuhkan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan untuk bertahan
hidup. Tanpa air bencana kekeringan akan terjadi dan itu merugikan makhluk
hidup. Meski begitu kelebihan air juga dapat mengakibatkan bencana banjir.
 Udara, sama halnya dengan air udara juga memiliki peran sangat vital bagi
makhluk hidup. Karena semua yang bernyawa memerlukan udara untuk
berpanas atau respirasi. Udara sendiri terdiri atas beragam jenis gas seperti
oksigen yang dihirup oleh manusia dan hewan, serta karbondioksida yang
digunakan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis.
 Tanah, unsur abiotik berupa tanah juga sangat diperlukan bagi makhluk hidup.
Tumbuhan membutuhkan tanah untuk tubuh, lalu dimanfaatkan oleh manusia
dan hewan sebagai makanan. Kebanyakan mikroorgansime juga hidup di
dalam tanah. Serta yang paling penting tanah menjadi tempat seluruh makhluk
hidup berpijak.
C. Pengertian Reduce, Reuse, Recycle (3R)
Metode 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sebagai salah satu cara terbaik
dalam mengelola dan menangani sampah plastik dengan berbagai jenisnya.
Penerapan sistem ini juga sangat baik dalam mengelola sampah dari berbagai
jenis plastik baik dari sampah yang aman hingga sampah yang beracun.
Pengelolaan sampah dengan sistem 3R sendiri mampu dilakukan oleh hampir
semua orang serta tidak jarang hal-hal yang diproduksi dan mampu
menghasilkan nilai ekonomis. Berikut dibawah ini adalah konsep dan urutan
langkah untuk mengelola sampah dengan baik.
1. Reduce
Reduce adalah mengurangi sampah. Maksud dari langkah ini adalah
mengurangi penggunaan produk yang nantinya berpotensi menjadi sampah.
Langkah ini sendiri dapat dilakukan serta diterapkan untuk sampah atau
berbagai produk sekali pakai, seperti diantaranya pada kantong plastik belanja
yang sudah dilarang di berbagai lokasi seperti di Sekitar lingkungan sekolah.
Produk yang jadi target utama untuk reduce sendiri ialah produk-produk
dengan bahan dasar plastik.
Tahap ini juga menjadi yang pertama sekaligus menjadi prioritas karena akan
menjadi pengurangan produk sampah sekali pakai, maka tak perlu ke tahap
berikutnya yaitu reuse serta recycle. Penggunaan barang yang sulit didaur
ulang kerap menjadi masalah baru, sehingga tak heran jika reduce digadang-
gadang sebagai langkah awal yang tepat.
Contoh dari penerapan langkah reduce diantaranya membawa botol minum
serta alat makan sendiri, sehingga tak perlu menggunakan berbagai alat makan
serta alat minum sekali pakai, berbelanja menggunakan tas atau totebag, dan
sebagainya.
2. Reuse
Langkah atau tahap kedua dalam mengatasi sampah ialah reuse yang berarti
menggunakan kembali. Pada tahap ini, mengajak seseorang untuk
menggunakan kembali berbagai produk yang sudah terpakai. Dengan
menggunakannya kembali, maka sampah yang timbul dari produk-produk ini
akan berkurang.
Salah satu cara atau langkahnya diantaranya adalah pada penggunaan botol
bekas air minum sebagai pot tanaman kecil, penggunaan kaleng biskuit hingga
snack sebagai kotak penyimpanan di rumah, dan sebagainya. Bahkan, langkah
lain dari reuse bisa dilakukan pada botol atau shampo yang tidak dibuang dan
mengisinya dengan produk isi ulang.
3. Recycle
Tahap terakhir dari konsep 3R ialah recycle yaitu mendaur ulang. Langkah ini
sendiri paling banyak dilakukan mengingat sudah banyaknya sampah yang
tersebar di berbagai lokasi seperti tanah, laut, dan udara. Produk bekas ataupun
produk daur ulang sendiri sesungguhnya lebih fleksibel, bahkan kerap memiliki
nilai ekonomis.
Pemanfaatan sampah yang tak digunakan hingga memiliki nilai tanpa harus
mencemari lingkungan serta mampu mengurangi penyebaran sampah plastik.
Adapun produk yang didaur ulang memiliki desain yang unik serta sangat
berbeda dengan jenis produk baru, bahkan beberapa pihak juga membuat
aksesoris dari alat daur ulang yang dapat bermanfaat untuk mendongkrak
ekonomi lingkungan sekolah.
Tanggung jawab dalam melakukan konsep 3R juga dapat dilakukan oleh pihak
perusahaan, bagaimana cara melakukannya serta contoh apa yang dapat
diterapkan oleh perusahaan lainnya. Selain itu, tanggung jawab 3R juga harus
dilakukan oleh orang-orang rumah agar bisa berperan juga dalam mengatasi
masalah di dunia ini.
Referensi:
●     smartcity.jakarta.go.id/blog/419/cara-mudah-menabung-di-bank-sampah\\
●     bulelengkab.go.id/detail/artikel/apa-itu-bank-sampah-dan-apa-manfaatnya-59
●    popmama.com/life/health/fx-dimas-prasetyo/apa-itu-bank-sampah-manfaat-
dan-cara-kerjanya-untuk-kebersihan

Anda mungkin juga menyukai