Anda di halaman 1dari 3

Resume Jurnal

PENYAKIT METABOLISME PADA AYAM

Oleh
Siti Abidah Alfirdausy
062023143090

Gangguan metabolisme dapat diklasifikasikan sebagai penyakit yang berhubungan


dengan kegagalan salah satu hormon tubuh atau sistem enzim, penyakit ini berhubungan
dengan kurangnya metabolisme produk sekretori karena kurangnya produksi enzim tertentu,
atau kegagalan atau berkurangnya aktivitas beberapa enzim. Penyakit metabolik pada unggas
menurut penyebabnya dibagi menjadi 3 yaitu (1) penyakit metabolik akibat pertumbuhan
yang cepat, tinggi asupan nutrisi atau tingkat metabolisme yang tinggi, produksi telur yang
tinggi atau peningkatan produksi telur yang cepat, (2) Gangguan metabolisme akibat
kegagalan defisiensi produksi, sintesis, transportasi suatu enzim, hormon atau mekanisme
produk sektretori didalam tubuh, dan (3) Kondisi lain dapat diklasifikasikan sebagai
gangguan metabolisme yang berhubungan dengan kekurangan atau kelebihan gizi, agen
infeksius dan racun (toxin). Beberapa penyakit metabolisme yang sering menyerang unggas
menurut penyebabnya antara lain:
Penyakit Metabolik Akibat Pertumbuhan yang Cepat
1. Sudden Death Syndrome
Sudden Death Syndrome (SDS) atau kematian mendadak adalah suatu kondisi yang
menyerang ayam terutama ayam broiler yang mengalami laju pertumbuhan cepat. SDS
sering menyerang 1-5% dari suatu populasi, dan biasanya menyerang ayam broiler
berumur 21-35 hari. Kondisi ayam yang mati akibat SDS biasanya dalam posisi
telentang. Pemeriksaan patologis post-mortem dapat ditemukan bekuan darah pada
jantung, ventrikel kosong, paru-paru biasanya mengalami edema, namun tidak ada
perubahan spesifik pada jaringan. Kondisi SDS dipicu oleh laju pertumbuhan yang cepat
dan sebaiknya dapat dicegah dengan pembatasan tingkat nutrisi. SDS juga dapat
disebabkan oleh cekaman panas yang menyebabkan ayam menjadi stres karena terjadi
perubahan suhu yang mendadak, pada keadaan ini tubuh ayam mengalami asidosis
(bersifat asam) yang dapat berujung pada kematian mendadak. Oleh karena itu
dibutuhkan treatment pada air minum agar kondisi asidosis menjadi basa, sehingga asam
bertemu basa akan menjadi netral.
2. Ascites
Ascites bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu gangguan metabolisme yang
berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh dalam menyediakan oksigen yang cukup
akibat kebutuhan oksigen yang meningkat. Faktor pendukung utama kejadian asites
adalah kebutuhan oksigen yang tinggi untuk pertumbuhannya, sehingga memaksa tubuh
untuk meningkatkan aliran darah menuju paru-paru. Terbatasnya kapasitas paru-paru
dapat mengakibatkan akumulasi dan peningkatan tekanan di dalam kapiler paru-paru
(hipertensi pulmonum). Selanjutnya diikuti dengan gagal jantung (hipertropi dan dilatasi
ventrikel kanan), sehingga menimbulkan gangguan aliran darah balik yang menyebabkan
kongesti pada hati dan berakhir dengan asites. Pada ayam pedaging yang sedang tumbuh,
asites sering menyebabkan kematian akibat kegagalan jantung (ventrikel kanan) dan
umumnya disebabkan oleh sindrorn hipertensi pulmonum (pulmonary hypertension
syndrome/PHS). Kasus hipertropi ventrikel kanan dan kegagalan jantung meningkat pada
ayam broiler yang dipelihara di daerah dataran tinggi dengan temperatur rendah. Asites
juga dapat dijumpai pada itik pedaging, ayam petelur (layer) dan ayam pembibitan.
3. Skeletal Disorder
Berbagai kelainan kerangka sebagian besar mempengaruhi pertumbuhan daging
ayam, baik ayam pedaging maupun ayam petelur. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kelainan tulang antara lain genetik, nutrisi, jenis kelamin, dan tingkat
pertumbuhan. Tulang adalah cadangan mineral utama dalam tubuh dengan
kandungannya yaitu 99% kalsium, 88% fosfor, 80% bikarbonat, 50% magnesium, dan
35% dari total cadangan mineral di dalam tubuh. Rongga tulang juga merupakan tempat
utama penyimpanan lemak dalam tubuh. Sebagian besar masalah skeletal pada ayam
berhubungan dengan integritas tulang atau ligamen pada sendi aurtikularis, dan
khususnya ujung proksimal dan distal femur.
Gangguan Metabolisme Akibat Kegagalan Produksi Hormon dan Enzim
1. Fatty Liver Haemorrhagic Syndrome (FLHS)
FLHS atau dikenal dengan perlemakan hati adalah kondisi berlebihnya lemak dalam
hati pada ayam produktif. Asupan energi yang berlebihan dalam ransum dan tidak sesuai
kebutuhan merupakan faktor penyebab utama perlemakan hati pada ayam. Perbandingan
antara energi dengan protein yang tinggi menyebabkan tingginya pembentukan lemak.
Pada ayam layer yang menderita FLHS dapat ditemukan adanya kadar estradiol yang
tinggi di dalam plasma. Hal ini menunjukan adanya suatu interaksi antara hormon dan
energi, yang dapat mendukung adanya FLHS. Produksi estrogen yang berlebihan dapat
menyebabkan lipogenesis yang tidak bereaksi dengan proses umpan balik. Status tiroid
juga mempengaruhi deposisi lemak dalam hati. FLHS salah satu penyebab kematian
pada ayam layer selama siklus bertelur.
2. Fatty Liver and Kidney Syndrome
Sindrom ini sering menyerang pada ayam pedaging muda berumur 2-4 minggu yang
diberi pakan berbasis gandum. Gejala sindrom ini muncul dengan cepat diawali dengan
ayam menunjukkan kelesuan dan tidak mau bergerak. Mortilitas mencapai 5-20%.
Pemeriksaan post-mortem dapat dijumpai hati dan ginjal yang membengkak dan pucat,
terdapat akumulasi lemak yang meluas. Kematian terjadi diakibatkan oleh hipoglikemia
karena kegagalan glukoneogenesis hati yang dipicu oleh kurangnya kadar enzim piruvat
karboksilase. Faktor stres bisa menjadi pemicu timbulnya FLKS tersebut, stres dapat
menginduksi katabolisme yang diinduksi oleh epinefrin dari cadangan glikogen yang
sudah rendah.
Gangguan Metabolisme Akibat Kondisi Lain
1. Mineral and Vitamin Toxicities
Semua nutrisi yang ada di dalam kandungan pakan dapat mempengaruhi
metabolisme tubuh, tetapi mikronutrien aktif dalam sistem enzim dan hormon tergolong
cukup banyak sehingga penyakit yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan nutrisi
tertentu dapat digolongkan sebagai gangguan nutrisi, toksik, atau gangguan metabolisme.
Kekurangan vitamin D3 dapat menyebabkan rakhitis, toksisitas vitamin D juga dapat
bekerja melalui sistem endokrin. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan efek
spesifik pada tubuh yaitu mengurangi laju metabolisme. Penyakit akibat radikal bebas
dapat dikaitkan dengan kelebihan asam lemak tak jenuh, defisiensi vitamin E dan enzim
antioksidan selenium. Radikal bebas dapat merusak membran sel sehingga menyebabkan
kematian. Unggas yang kekurangan selenium atau vitamin E dapat menyebabkan miopati
di otot rangka, gizzard atau usus. Fosfor, seng, kromium, mangan, tembaga dan mineral
serta vitamin lainnya – terutama vitamin B kompleks – merupakan nutrisi yang
dibutuhkan untuk fungsi enzim. Agen infeksi seperti bakteri dapat mengakibatkan
gangguan pencernaan dan malabsorpsi. Kerusakan pada pankreas dan enterosit di usus
kecil dapat mengakibatkan kurangnya enzim pencernaan, berkurangnya penyerapan
nutrisi dan pertumbuhan yang buruk. Beberapa agen infeksi memanfaatkan nutrisi yang
dibutuhkan oleh unggas sehingga menyebabkan defisiensi nutrisi. Beberapa bahan pakan
unggas juga memiliki unsur toksin dan banyak mengandung anti-nutrisi salah satunya
adalah rapeseed yaitu sebutan dalam bahasa inggris bagi beberapa kelompok tumbuhan
marga Brassica yang dibudidayakan untuk diambill minyak dari bijinya.

Anda mungkin juga menyukai