Gangguan metabolisme dapat diklasifikasikan sebagai penyakit yang berhubungan
dengan kegagalan salah satu hormon tubuh atau sistem enzim, penyakit ini berhubungan dengan kurangnya metabolisme produk sekretori karena kurangnya produksi enzim tertentu, atau kegagalan atau berkurangnya aktivitas beberapa enzim. Penyakit metabolik pada unggas menurut penyebabnya dibagi menjadi 3 yaitu (1) penyakit metabolik akibat pertumbuhan yang cepat, tinggi asupan nutrisi atau tingkat metabolisme yang tinggi, produksi telur yang tinggi atau peningkatan produksi telur yang cepat, (2) Gangguan metabolisme akibat kegagalan defisiensi produksi, sintesis, transportasi suatu enzim, hormon atau mekanisme produk sektretori didalam tubuh, dan (3) Kondisi lain dapat diklasifikasikan sebagai gangguan metabolisme yang berhubungan dengan kekurangan atau kelebihan gizi, agen infeksius dan racun (toxin). Beberapa penyakit metabolisme yang sering menyerang unggas menurut penyebabnya antara lain: Penyakit Metabolik Akibat Pertumbuhan yang Cepat 1. Sudden Death Syndrome Sudden Death Syndrome (SDS) atau kematian mendadak adalah suatu kondisi yang menyerang ayam terutama ayam broiler yang mengalami laju pertumbuhan cepat. SDS sering menyerang 1-5% dari suatu populasi, dan biasanya menyerang ayam broiler berumur 21-35 hari. Kondisi ayam yang mati akibat SDS biasanya dalam posisi telentang. Pemeriksaan patologis post-mortem dapat ditemukan bekuan darah pada jantung, ventrikel kosong, paru-paru biasanya mengalami edema, namun tidak ada perubahan spesifik pada jaringan. Kondisi SDS dipicu oleh laju pertumbuhan yang cepat dan sebaiknya dapat dicegah dengan pembatasan tingkat nutrisi. SDS juga dapat disebabkan oleh cekaman panas yang menyebabkan ayam menjadi stres karena terjadi perubahan suhu yang mendadak, pada keadaan ini tubuh ayam mengalami asidosis (bersifat asam) yang dapat berujung pada kematian mendadak. Oleh karena itu dibutuhkan treatment pada air minum agar kondisi asidosis menjadi basa, sehingga asam bertemu basa akan menjadi netral. 2. Ascites Ascites bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu gangguan metabolisme yang berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh dalam menyediakan oksigen yang cukup akibat kebutuhan oksigen yang meningkat. Faktor pendukung utama kejadian asites adalah kebutuhan oksigen yang tinggi untuk pertumbuhannya, sehingga memaksa tubuh untuk meningkatkan aliran darah menuju paru-paru. Terbatasnya kapasitas paru-paru dapat mengakibatkan akumulasi dan peningkatan tekanan di dalam kapiler paru-paru (hipertensi pulmonum). Selanjutnya diikuti dengan gagal jantung (hipertropi dan dilatasi ventrikel kanan), sehingga menimbulkan gangguan aliran darah balik yang menyebabkan kongesti pada hati dan berakhir dengan asites. Pada ayam pedaging yang sedang tumbuh, asites sering menyebabkan kematian akibat kegagalan jantung (ventrikel kanan) dan umumnya disebabkan oleh sindrorn hipertensi pulmonum (pulmonary hypertension syndrome/PHS). Kasus hipertropi ventrikel kanan dan kegagalan jantung meningkat pada ayam broiler yang dipelihara di daerah dataran tinggi dengan temperatur rendah. Asites juga dapat dijumpai pada itik pedaging, ayam petelur (layer) dan ayam pembibitan. 3. Skeletal Disorder Berbagai kelainan kerangka sebagian besar mempengaruhi pertumbuhan daging ayam, baik ayam pedaging maupun ayam petelur. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelainan tulang antara lain genetik, nutrisi, jenis kelamin, dan tingkat pertumbuhan. Tulang adalah cadangan mineral utama dalam tubuh dengan kandungannya yaitu 99% kalsium, 88% fosfor, 80% bikarbonat, 50% magnesium, dan 35% dari total cadangan mineral di dalam tubuh. Rongga tulang juga merupakan tempat utama penyimpanan lemak dalam tubuh. Sebagian besar masalah skeletal pada ayam berhubungan dengan integritas tulang atau ligamen pada sendi aurtikularis, dan khususnya ujung proksimal dan distal femur. Gangguan Metabolisme Akibat Kegagalan Produksi Hormon dan Enzim 1. Fatty Liver Haemorrhagic Syndrome (FLHS) FLHS atau dikenal dengan perlemakan hati adalah kondisi berlebihnya lemak dalam hati pada ayam produktif. Asupan energi yang berlebihan dalam ransum dan tidak sesuai kebutuhan merupakan faktor penyebab utama perlemakan hati pada ayam. Perbandingan antara energi dengan protein yang tinggi menyebabkan tingginya pembentukan lemak. Pada ayam layer yang menderita FLHS dapat ditemukan adanya kadar estradiol yang tinggi di dalam plasma. Hal ini menunjukan adanya suatu interaksi antara hormon dan energi, yang dapat mendukung adanya FLHS. Produksi estrogen yang berlebihan dapat menyebabkan lipogenesis yang tidak bereaksi dengan proses umpan balik. Status tiroid juga mempengaruhi deposisi lemak dalam hati. FLHS salah satu penyebab kematian pada ayam layer selama siklus bertelur. 2. Fatty Liver and Kidney Syndrome Sindrom ini sering menyerang pada ayam pedaging muda berumur 2-4 minggu yang diberi pakan berbasis gandum. Gejala sindrom ini muncul dengan cepat diawali dengan ayam menunjukkan kelesuan dan tidak mau bergerak. Mortilitas mencapai 5-20%. Pemeriksaan post-mortem dapat dijumpai hati dan ginjal yang membengkak dan pucat, terdapat akumulasi lemak yang meluas. Kematian terjadi diakibatkan oleh hipoglikemia karena kegagalan glukoneogenesis hati yang dipicu oleh kurangnya kadar enzim piruvat karboksilase. Faktor stres bisa menjadi pemicu timbulnya FLKS tersebut, stres dapat menginduksi katabolisme yang diinduksi oleh epinefrin dari cadangan glikogen yang sudah rendah. Gangguan Metabolisme Akibat Kondisi Lain 1. Mineral and Vitamin Toxicities Semua nutrisi yang ada di dalam kandungan pakan dapat mempengaruhi metabolisme tubuh, tetapi mikronutrien aktif dalam sistem enzim dan hormon tergolong cukup banyak sehingga penyakit yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan nutrisi tertentu dapat digolongkan sebagai gangguan nutrisi, toksik, atau gangguan metabolisme. Kekurangan vitamin D3 dapat menyebabkan rakhitis, toksisitas vitamin D juga dapat bekerja melalui sistem endokrin. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan efek spesifik pada tubuh yaitu mengurangi laju metabolisme. Penyakit akibat radikal bebas dapat dikaitkan dengan kelebihan asam lemak tak jenuh, defisiensi vitamin E dan enzim antioksidan selenium. Radikal bebas dapat merusak membran sel sehingga menyebabkan kematian. Unggas yang kekurangan selenium atau vitamin E dapat menyebabkan miopati di otot rangka, gizzard atau usus. Fosfor, seng, kromium, mangan, tembaga dan mineral serta vitamin lainnya – terutama vitamin B kompleks – merupakan nutrisi yang dibutuhkan untuk fungsi enzim. Agen infeksi seperti bakteri dapat mengakibatkan gangguan pencernaan dan malabsorpsi. Kerusakan pada pankreas dan enterosit di usus kecil dapat mengakibatkan kurangnya enzim pencernaan, berkurangnya penyerapan nutrisi dan pertumbuhan yang buruk. Beberapa agen infeksi memanfaatkan nutrisi yang dibutuhkan oleh unggas sehingga menyebabkan defisiensi nutrisi. Beberapa bahan pakan unggas juga memiliki unsur toksin dan banyak mengandung anti-nutrisi salah satunya adalah rapeseed yaitu sebutan dalam bahasa inggris bagi beberapa kelompok tumbuhan marga Brassica yang dibudidayakan untuk diambill minyak dari bijinya.