Anda di halaman 1dari 105

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA


PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BEI

SKRIPSI

RAHMAWATI
NIM: 105731110517

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA

JUDUL PENELITIAN

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)


TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN BUMN
YANG TERDAFTAR DI BEI

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan


oleh: RAHMAWATI
NIM: 105731110517

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Kebaikan tidak sama dengan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu


dengan cara yang lebih baik, sehingga yang memusuhimu
akan seperti teman yang setia
(Q.S Fusshilat : 34)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunia-Nya


sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.
Alhamdulillah Rabbil’ alamin

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta, orang-

orang yang saya sayang dan almamaterku

iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat

Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan

kepada hamba-Nya, Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan

kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta pada keluarga, sahabat

dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala

penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Good Corporate

Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan

BUMN yang Terdaftar di BEI”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat

dalam menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima

kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Ibrahim dan Ibu Becce

Tang yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih

sayang dan doa tulus. Dan saudara-saudaraku tercinta yang

senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi

ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta

dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah

diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga

apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan

cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan

vii
terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.

Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih

banyak yang disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an., S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA. CSP, selaku Ketua

Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA , selaku Pembimbing I yang

senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan

penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Linda Arisanty Razak, SE., M.Si, Ak , selaku Pembimbing II

yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi

hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak

menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program

Studi Akuntansi Angkatan 2017 yang selalu belajar bersama yang

tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi

penulis.

viii
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis

satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran,

motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat meramungkan

penulisan Skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini

masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada

semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis

senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan

Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Nashrun min Allahu wa Fathun Karien, Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul
Khairat,

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Makassar, 17 Juli 2021

Penulis,

RAHMAWATI

ix
ABSTRAK

RAHMAWATI, 2021. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap


Kinerja Keuangan pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI.
Skripsi,Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibiming oleh Mahmud Nuhung dan Linda Arisanty
Razak.
Tujuan penelitian ini merupakan jenis penelitian bersifat eksplanatori
dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh Good Corporate
Governance (GCG) yang diproksikan Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris
Independen dan Komite Audit terhadap kinerja keuangan yang diproksi oleh
Return On Equity (ROE) pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI. Sampel
pada penelitian ini yaitu seluruh perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016 – 2020. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah data sekunder yang bersumber dari dokumentasi publikasi perusahaan
yang berupa Annual Report masing-masing perusahaan. Metode pengumpulan
dilakukan dengan studi pustaka. Jenis analisis sata yang digunakan yaitu analisis
statistic deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan data dengan menggunakan perhitungan
statistik melalui aplikasi Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi
25 mengenai pengaruh implementasi Good Corporate Governance (GCG)
terhadap kinerja keuangan yang di proksi oleh Return On Equity (ROE) pada
perusahaan BUMN yang terdaftar diBEI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengaruh Good Corporate Governance yang diproksikan dengan komite audit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset, karena komite
audit yang memiliki peran dan tanggungjawab untuk menjaga atau mengawasi
audit eksternal, mengawasi laporan keuangan serta mengontrol sistem
pengendalian internal yang didalamnya audit internal yang dapat meminimalisir
sifaf manajemen yang melakukan manajemen laba. Sedangkan kepemilikan
istitusional dan dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.

Kata Kunci: Good Corporate Governance (GCG), Kepemilikan Institusional,


Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kinerja Keuangan, Return On
Equity (GCG)

x
ABSTRACT

RAHMAWATI, 2021. Influence of Good Corporate Governance (GCG) on


Financial Performance in State-Owned Enterprises Listed on the IDX. Thesis,
Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, University of
Muhammadiyah Makassar. Guided by Mahmud Nuhung and Linda Arisanty
Razak.
The purpose of this study is an explanatory type of research with the aim
of research to determine the effect of the of Good Corporate Governance (GCG)
as proxied by Institutional Ownership, Independent Board of Commissioners and
the Audit Committee on financial performance as proxied by Return On Equity
(ROE) in listed BUMN companies. on the IDX. The sample in this study is all
state-owned companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period
2016 – 2020. The type of data used in this study is secondary data sourced from
company publication documentation in the form of each company's Annual
Report. The method of collection is done by literature study. The type of sata
analysis used is descriptive statistical analysis, classical assumption test and
hypothesis testing.
The results of the study show data using statistical calculations through
the application of the Statistical Package for the Social Science (SPSS) version
25 regarding the effect of the Influence of Good Corporate Governance (GCG) on
financial performance as proxy by Return On Equity (ROE) in state-owned
companies listed on the BEI. The results of this study indicate that the
implementation of Good Corporate Governance as proxied by the audit
committee has a positive and significant effect on Return On Assets, because the
audit committee has roles and responsibilities to maintain or supervise external
audits, oversee financial reports and control the internal control system in which
internal audits which can minimize the nature of management who perform
earnings management. Meanwhile, institutional ownership and independent
board of commissioners have no effect on financial performance.

Keywords: Good Corporate Governance (GCG), Institutional Ownership,


Independent Board of Commissioners, Audit Committee, Financial Performance,
Return On Equity (GCG)

xi
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ........................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
SURAT PERNYATAAN................................................................................. vi
KATA PENGANTAR........................................................................................vii
ABSTRAK ...................................................................................................... x
ABSTRACT.................................................................................................... xi
DAFTAR ISI.....................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xv
DAFTAR GRAFIK...................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian................................................................................10
D. Manfaat Penelitian..............................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................12
A. Tinjauan Teori.....................................................................................12
Teori Agensi........................................................................................12
B. Good Corporate Governance (GCG)..................................................14
1. Pengertian Good Corporate Governance.......................................14
2. Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance.........................15
3. Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance.......................16
4. Proksi Pengukuran Good Corporate Governance..........................17
C. Laporan Keuangan.............................................................................20
D. Tinjauan Empiris.................................................................................26
E. Kerangka Pemikiran............................................................................31
F. Hipotesis.............................................................................................31

xii
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................36
A. Jenis Penelitian...................................................................................36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................36
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian.............................................37
D. Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................41
E. Jenis dan Sumber Data.......................................................................42
F. Teknik Pengumpulan Data..................................................................43
G. Teknik Analisis Data...........................................................................43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................47
A. Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................................47
B. Hasil Penelitian.....................................................................................50
C. Pembahasan.........................................................................................61
BAB V PENUTUP............................................................................................67
A. Simpulan...............................................................................................67
B. Saran....................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................70
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR

Nomor Judul Halaman


Table 1.1 Data Variabel ROE Perusahaan BUMN ....................................... 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.........................................................................26
Tabel 3.1 Pengukuran Variabel........................................................................38
Tabel 3.2 Proses Penyeleksian Kriteria Sampel...............................................41
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Variabel......................................................51
Tabel 4.2 Hasil Uji Autokorelasi........................................................................56
Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi Sederhana.....................................................57
Tabel 4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi.........................................................58
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik t.............................................................................59

x
DAFTAR

Nomor Judul Halaman


Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian...................................................31
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BUMN............................................................49
Gambar 4.2 Uji Normalitas................................................................................53
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas.........................................................55

x
DAFTAR

Nomor Judul Halaman


Grafik 1.1 Data Variabel ROE Perusahaan BUMN ......................... 7

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Good Corporate Governance merupakan tata kelola yang baik dan

merupakan prinsip-prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan

perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta

kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada

stakeholder. Dan merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk

tumbuh dan menguntungkan dalam jangka pajang sekaligus memenangkan

persaingan bisnis global. Perusahaan BUMN telah menerapkan GCG yang

dapat penopang sektor rill yang telah menerapkan GCG

Proksi yang digunakan untuk mengukur Good Corporate Governance

(GCG) yaitu ukuran kepemilikan institusional, dewan komisaris independen

dan ukuran komite audit. Dewan komisaris sebagai pengawas dalam suatu

perusahaan, Kepemilikan institusional adalah saham yang dimiliki oleh

negara, badan hukum, lembaga asing, lembaga keuangan, dana perwalian,

dan lembaga lainnya pada akhir tahun. Sedangkan komite audit bertugas

untuk mengawasi jalannya perusahaan. (Arwanda Ronni, 2019)

BUMN saat ini menjadi sorotan publik karena beberapa anak

perusahaan BUMN memiliki reputasi yang tidak baik, diantara

perusahaannya yaitu PT Garuda Indonesia dan Krakatau Steel. PT Garuda

Indonesia dua komisarisnya menolak laporan keuangan maskapai dengan

alasan ada unsur menyesatkan (misleading). Pemeriksaan pun dilaksanakan

badan pemeriksa keuangan (BPK), otoritas jasa keuangan (OJK) dan bursa

1
2

efek Indonesia (BEI). Keputusannya adalah garuda bersalah karena

memanipulasi lapuran keuangan dan harus memperbaiki laporan keuangan

yang terkuat rugi 2,4 triliun sepanjang 2018. (kompas.com 2021)

Kinerja keuangan Krakatau Steel pada semester 1 2019 masih

terpuruk, tercatat perndapatan perseroan turun sebesar 17,82% menjadi

702,05 juta. Sumber masalahnya berada pada impor baja yang masih tinggi,

belum lagi masalah utang Krakatau steel yang besar, sekitar 35-40 triliun.

(kompas.com 2021)

Berdasarkan kasus tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan belum

menerapkan prinsip good corporate governance secara menyeluruh Karena,

keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan

keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai

perusahaan belum diterapkan secara keseluruhan. Meskipun sebenarnya

perusahaan tersebut telah menerapkan Good Corporate Governance.

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. 117 Juli 2002 /

MMBU / Keputusan tahun 2002 tentang penerapan GCG pada BUMN

menyatakan bahwa tata kelola perusahaan adalah proses dan struktur yang

digunakan untuk memastikan keberhasilan bisnis dan meningkatkan

tanggung jawab perusahaan oleh badan-badan BUMN dan untuk mencapai

nilai pemegang saham jangka panjang berdasarkan peraturan pertimbangan

pemangku kepentingan lainnya, berlandaskan peraturan perundang-

undangan. (Basri Hasan, 2019)

Good corporate governance muncul sebagai pilihan sebuah sistem

atau prosedur nilai yang sangat mempengaruhi dan meningkatkan nilai

perusahaan. Dalam melakukan implementasi good corporate governance


3

berdasarkan pada lima pokok dasar. Pertama transparansi (transparency)

untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis. Kedua, akuntabilitas

(accountability) terkait dengan prinsip kuntabilitas, perusahaan harus dapat

mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Ketiga,

responsibilitas (responsibility) perusahaan harus mematuhi peraturan

perundang- undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap

masyarakat dan lingkungan sehingga mendapat pengakuan sebagai good

corporate citizen. Keempat independensi (independency) perusahaan harus

dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan

tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

Kelima, kewajaran dan kesetaraan (fairness) dalam melaksanakan

kegiatannya. (Christian Chandra, 2016)

Aspek keuangan perusahaan dapat diukur dengan menganalisis

rasio-rasio laporan keuangannya. Kinerja keuangan perusahaan

mencerminkan kemampuan operasional perusahaan baik dalam bidang

penghimpunan dana penyaluran dana dan teknologi serta sumber daya

manusia

Penerapan Good Corporate Governance terkait dengan adanya

pemilihan fungsi dalam teori agensi antara investor dengan pihak

pengelolah. Dengan adnya GCG maka dapat mencegah terjadinya

manipulasi laporan keuangan, atau dengan kata lain mempercantik laporan

keuangan oleh pengelolah perusahaan.

Michael C. Jensen dan William H. Meckling (1976). Dalam teori

keagenan, hubungan keagenan terjadi ketika pemilik modal (principal)

meminta orang lain (agent) untuk memberikan jasa dan mendelegasikan


4

tanggung jawab atas keputusan operasional kepada agen sesuai dengan

kontrak kerja yang disepakati. (Dewi Sri, 2019).

Corporate goverance diajukan demi meningkatkan kinerja

perusahaan melalui suvervise dan monitoring kinerja manajemen dan

menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan

mendasarkan pada kerangka peraturan. Konsep corporate goverance

diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih teransparansi

bagi semua pengguna laporan keuangan perusahaan. (Misnadiarly,. 2008,

2008)

Pada penelitian ini kinerja keuangan yang digunakan untuk

menghitung proksi Good Corporate Governance adalah Return On Equity.

Alasan mengapa kinerja keuangan dipenelitian ini hanya menggunaka

pengukuran Return On Equity karena beberapa riset sebelumnya

mengatakan bahwa perhitungan kinerja yang paling mempengaruhi pada

proksi pengukuran Good Corporate Governanance adalah dengan

menggunakan pengukuran Return On Equity

Good corporate governance diterapkan karena adanya konflik

kepentingan antara stakeholder dengan pemilik perusahaan sedangkan

stakeholder menanamkan modalnya dengan harapan lebih terhadap

perusahaan dan konsep Good corporate governance yang akan membantu

stakeholder dalam menentukan keperusahaan mana yang baik untuk

menanamkan modalnya. Karena jika perusahaan telah menerapkan Good

corporate governance dengan baik maka stakeholder akan memiliki

kepercayaan lebih untuk menanamkan modalnya keperusahaan tersebut.


5

salah satu kinerja keuangan yang tepat dalam melihat laba yang

dihasil oleh perusahaan dari modal yang diberikan seberapa besar hasilnya

yaitu kinerja keuangan return on equity tapi tidak menutup kemungkinan

bahwa Good corporate governance juga bisa dipengaruhi oleh rasio-rasio

lain

Peneliti (Surya dan Yustiavandana, 2008: 70) mengatakan bahwa

return on equity memiliki kaitan yang erat dengan kepentingan pemegang

saham adalah untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Pemegang

saham memiliki kemampuan manajemen yang terbatas, sehingga salah satu

cara untuk mendapatkan keuntungan (profit) sebesar-besarnya adalah

melalui tata kelola perusahaan yang baik. Oleh karena itu, manajemen

(direksi) harus menerapkan prinsip transparansi dalam melaporkan seluruh

harus menerapkan prinsip transparansi dalam melaporkan seluruh kegiatan

perusahaan. (Angrum Pratiwi, 2016)

Dalam hal ini penulis menyajikan perbandingan kinerja keuangan dari

tahun ke tahun setelah penerapan GCG. Data ini di ambil dari Annual Report

masing-masing perusahaan mulai tahun 2016 sampai dengan 2020.

Tabel 1.1
Data Variabel ROE (Return On Equity) Perusahaan BUMN yangTerdaftar di
BEI

Nama
Perusahaan ROE

2016 2017 2018 2019 2020

BBNI 15.5% 15.6% 16.1% 14.0% 2.9%

BBRI 23.08% 20.03% 20.49% 19.41% 11.05%


6

BBTN 13.69% 13.98% 9.62% 1.00% 10.02%

BMRI 11.12% 14.53% (8.79) 15.08% 9.36%

INAF 3.29 0.5 (8.79)% (4.10)% (0.01)%

KAEF 12.36% 11.79% 13.25% (0.22)% 0.24%

PGAS 9.60% 4.57% 9.53% 2.09% (8.96)%

KRAS (9.82)% (103.59)% (20.36)% (141.96)% 5.04%

ADHI 6.5% 9.6% 11.4% 10.7% 0.5%

PTPP 13.05% 14.78% 14.50% 6.98% 1.94%

WIKA 9.50% 9.27% 12.04% 13.63% 1.97%

WSKT 22.42% 18.46% 15.99% 9.21% (48.43)%

ANTM 0.35% 0.74% 9.19% 1.02% 6.18%

PTBA 41.71% 61.64% 52.52% 41.31% 26.96%

TINS 8% 4% 0.9% (3.0)% (2.3)%

SMBR 8% 4% 2% 1% 0.3%

SMGR 15.57% 5.68 9.87 10.17% 2.02%

JSMR 11.56% 11.97% 10.90% 9.52% 2.02%

GIAA 0.93% (23.69)% (35.77)% 0.90% (127.46)%

TLKM 27.6% 29.2% 23.0% 23.53 24.46%

Sumber: data diolah peneliti 2021


7

Grafik 1.1
Data Variabel ROE (Return On Equity) Perusahaan BUMN yang terdaftar di
BEI

ROE
0.1
0.08
0.06 2016
0.04 2017
0.02 2018
0 2019
Hasil

2020
N

P
B
I

RI

HI
F
BBT

INA

KAE
F

S
PGA

KRA

PTP
BM

AD
BRI
BBN

Sumber: data diolah peneliti 2021

Bersadasarkan grafik 1.1 diatas menunjukkan bahwa perusahaan

BUMN mengalami nilai yang tidak stabil. Hasil pengolahan data diatas

menunjukkan bahwa rata- rata variabel kinerja perusahaan yang diukur

dengan ROE mengalami perbedaan kinerja keuangan pada tahun 2016-

2020. Hal ini menunjukkan bahwa ROE berpengaruh secara signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian Good Corporate Governance dan kinerja perusahaan

secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Hasil lain ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Verial (2016) hasil penelitian menunjukkan bahwa Good Corporate

Governance berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan, Good

Corporate Governance berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

dan kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

(Ferial,. Suhadak,. and Handayani, 2016)


8

Menurut (Sofyan 2013) Rasio profitabilitas adalah suatu rasio yang

memaparkan kekuatan perusahaan dalam memperoleh laba melalui semua

kekuatan, dan seluruh sumber yang ada contohnya penjualan, kas, aset,

jumlah karyawan, jumlah cabang dan lain sebagainya. Gambaran

profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan berbagai rumus salah

satunya dapat diukur dengan Return On Equity (ROE). Dan leih lanjut lagi

menurut (Hery 2017) ROE merupakan rasio yang menunjukkan seberapa

besar peran ekuitas dalam memperoleh laba bersih. (Situmorang and

Simanjuntak, 2019)

Menurut (Hery 2015) salah satu dampak tinggi rendahnya Return On

Equity (ROE) yaitu tata pengelolaan perusahaan atau biasa disebut dengan

Good Corporate Governance (GCG) yang diproksi dengan kepemilikan

institusional, dewan komisaris independen dan komite audit. (Christina

Verawaty Situmorong,. and Arthur Simanjuntak, 2019)

Titi Purwantini (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh

mekanisme good corporate governance terhadap nilai perusahaan dan

kinerja keuangan perusahaan dengan indikator independensi dewan

komisaris, kepemilikan institusional, dan komite audit. Secara empiris,

menyatakan bahwa penerapan good corporate governance berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan dan kinerja keungan perusahaan.

Penelitian ini mengambil populasi laporan keuangan tahunan perusahaan

yang terdaftar di BEI selama periode 2005 sampai 2007. (Febriyanto

Danang, 2013)

Tanpa adanya pengaruh good corporate governance yang efektif

maka suatu perusahaan akan kesulitan untuk dapat mempertahankan


9

posisinya, meningkatkan jaringannya dan membuktikan hasil kinerja yang

lebih baik. Kepentingan perusahaan terkait good corporate governance

sangat serius beriringan dengan meluasnya permasalaahn yang dihadapi.

Yang dimana permasahaan ini akan menguras tenaga perusahaan dalam

menerima berbagai tantangan dalam waktu jangka panjang. pengaruh

penerapan good corporate governance dapat disimpulkan bahwa sebuh

perusahaan adalah kepercayaan yang tidak dapat lagi ternilai sebegitu

ternilainya dan penerapan good corporate governance dengan baik dan

menaati lima prinsip pokok GCG maka perusahaan akan dapat menampilkan

kinerja perusahaan yang lebih baik. (Basri Hasan, 2019)

Sehubungan dengan berbagai kasus dalam dunia perusahaan, maka

untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan juga agar perusahaan

melakukan prinsip kehatian-hatian. Dengan kata lain bahwa perusahaan

harus mampu menggagas suatu strategi dengan baik pada setiap lini agar

mampu tetap survive sebagai mana diungkapkan Joel Roses dalam Wilson

Arafat (2006) bahwa “tanpa strategi, sebuah organisasi seperti sebuah kapal

tanpa kemudi, berputar putar dalam lingkaran. Organisasi yang demikian

seperti pengembara tanpa tujuan tertentu.” Oleh karena itu, salah satu hal

yang paling mendasar adalah perusahaan harus dapat menunjukkan kinerja

keuangan yang baik.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan yaitu Return On Equity (ROE) pada

perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI


1

2. Apakah Dewan Komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan yaitu Return On Equity (ROE) pada

perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI

3. Apakah Komite Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan yaitu Return On Equity (ROE) pada perusahaan BUMN yang

terdaftar di BEI

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja keuangan yaitu Return On Equity (ROE)

pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI

2. Untuk mengetahui apakah Dewan Komisaris independen berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yaitu Return On Equity

(ROE) pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI

3. Untuk mengetahui apakah Komite Audit berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan yaitu, Return On Equity (ROE) pada

perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diruskan oleh penelitian bagi siapa

saja yang ingin mengembangan teori untuk pembelajaran dalam

penelitian selanjutnya khususnya dibidang perusahaan BUMN dan

keuangan
1

2. Manfaat Praktis

Penelitian hendaknya disebutkan secara tercatat agar bermanfaat bagi

siapa saja yang meberikan apresiasi yang baik terkait bagaimana cara

menganalisa pengaruh good corporate governance (gcg) dan

pengaruhnya terhadap kinerja keuangan pada perusahaan BUMN yang

terdaftar di BEI.
BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi atau yang biasa juga disebut contracting theory,

merupakan salah satu aliran riset akuntansi terpenting dewasa ini. Penelitian

atas teori agensi biasa bersifat dedukatif atau induktif dan merupakan kusus

khusus riset perilaku, meskipun teori agensi berakar pada bidang keuangan

dan ekonomika, bukannya psikologi dan sosiologi. Asumsinya adalah

individu bertindak demi kepentingan sendiri. Asumsi lainnya menyebutkan

bahwa entitas merupakan tempat atau titik pertemuan bagi berbagi jenis

hubungan kontraktual yang terjadi diantara manajemen, pemilik, kreditor,

dan pemerintah. Oleh karena itu, teori agensi berfokus pada biaya-biaya

pemantauan dan penyelenggaraan hubungan antara berbagai pihak (Indra

Bastian., 2006)

Menurut Bukhori (2012:12) teori keagenan mulai berlaku ketika terjadi

hubungan kontraktual antara pemilik modal (principal) dan agent. Principal

yang tidak mampu mengelola perusahaannya sendiri menyerahkan

tanggung jawab operasional perusahaannya kepada agent sesuai dengan

kontrak kerja. Pihak manajemen sebagai agent bertanggung jawab secara

moral dan professional menjalankan perusahaan sebaik mungkin untuk

mengoptimalkan operasi dan laba perusahaan. Sebagai imbalannya,

manajer sebagai agen akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak

yang ada. Sementara pihak principal melakukan kontrol terhadap kinerja

agen untuk memastikan modal yang dimiliki dikelola dengan baik. Motifnya

12
1

tentu saja agar modal yang telah ditanam berkembang dengan optimal.

(Supriantna Nono,. Kusuma Anggina Ma’arifah, 2005)

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan

untuk memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976)

menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara

manajer (agent) dengan investor (principal). Konflik kepentingan antara

pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat

sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan.

(Ujiyantho And Agus Pramuka, 2007)

Pemilik perusahaan dan manajer mempunyai kebutuhan informasi

yang berbeda. Dimana pemilik perusahaan seharusnya memperoleh

informasi untuk mengukur kinerja manajemen namun belum disajikan

seluruhnya, sedangkan manajer lebih paham mengenai prospek perusahaan

untuk kedepannya. Oleh karena itu, dalam satu perusahaan ada dua

kepentingan yang bertentangan, yakni kepentingan memaksimalkan

keuntungan pemilik perusahaan dan kepentingan memaksimalkan

keuantungan manajer. (Islami Nungky Wanodyatama, 2018)

Menurut Brigham dan Houston (2006: 26-31) para manajer diberi

kekuasaaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk

membuat keputusan, dimana hal ini menciptakan potensi konflik kepentingan

yang dikenal sebagai teori keagenan (agency theory). Hubungan keagenan

(agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu, yang disebut

sebagai prinsipal menyewa individu atau organisasi lain, yang disebut

sebagai agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan


1

kewenangan untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. (Retno And

Priantinah, 2012)

B. Good Corporate Governance

1. Pengertian Good Corporate Governance

Dalam keputusan Menteri BUMN (KEP-117/MBU/2002) tentang

Good Corporate Governance ditetapkan, yang dimaksud dengan

Corporate Governance adalah suatu peruses dan struktur yang

digunakan pleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha

dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham

dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan

stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai

etika. Organ adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan milik

modal, Dewan Pengawas dan Direksi untuk Perusahaan Umum (PERUM)

dan Perusahaan Jawatan (PERJAN). BUMN wajib menerapkan Good

Corporate Governance secara konsisten dan menjadikan Good Corporate

Governance sebagai landasan operasionalnya. (Ii and Pustaka, 2002)

Defenisi Good Corporate Governance adalah perturan dan hukum

standar dan organisasi yang mendorong kinerja perusahaan di bidang

ekonomi yang mengatur perilaku pemilik perusahaan. (Sharah and

Haridhi, 2019)

Berkaitan dengan good governance, Mardiasmo (Tangkilisan,

2005) mengemukakan bahwa orientasi pembangunan sektor publik

adalah untuk menciptakan good governance, dimana pengertian

dasarnya adalah (Tikawati, 2008) pemerintahan yang baik. Kondisi ini


1

berupaya untuk menciptakan suatu penyelenggaraan pembangunan yang

solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi, efesiensi,

pencegahan korups. (Efendi Ruslan, 2021)

Good Corporate Governance bukanlah semata persoalan

membentuk organ-organ perusahaan seperti komisaris independen dan

komite audit, tetapi GCG adalah bagaimana menciptakan pengelolaan

perusahaan yang professional melalui penerapan sistem akunting dan

keuangan yang memenuhi standar serta bagaimana manajmen

dilengkapi dengan sistem teknologi invormasi yang mendukung

operasional perusahaan .

Dari bebrapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa Good

Corporate Governance (GCG) adalah suatu sistem yang mengelola dan

mengawasi proses pengendalian usaha yang berjalan secara

berkesinambungan untuk menaikkan nilai saham yang akhirnya akan

meningkatkan nilai perusahaan dan sebagai bentuk pertanggungjawaban

kepada shareholders tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders yang

meliputi karyawan, kreditur dan masyarakat. (Franita Riska, 2018)

2. Tujuan Dan Manfaat Good Corporate Governance

Good Corporate Governance mempunyai 5 tujuan utama yaitu:

1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham

2. Melindungi hak dan kepentingan stakeholders lainnya

3. Meningkatkan nilai saham dan perushaaan

4. Meningkatkan kinerja dewan komisaris dan manajemen

5. Meningkatkan mutu hubungan dewan komisaris dan manajemen.


1

Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), pengaruh

Good Corporate Governance dalam rangka pemenuhan kebutuhan

atau karena adanya kebutuhan atau memanfaatkan pelajaran yang

ada, dapat member manfaat bagi perusahaan yaitu:

1. Mempertahankan going concern perusahaan

2. Meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan pasar

3. Mengurangi agency cost dan cost of capital

4. meningkatkan kinerja, efesiensi dan pelayanan kepada stakeholders

5. Melindungi organ dari intervensi politik dan tuntutan hukum

6. Membantu terwujudnya good corporate citizen. (Ii and Pustaka, 2002)

3. Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance (GCG)

Prinsip-prinsip utama yang perlu diperhatikan untuk

terselenggaranya Corporate Governance yang baik adalah sebagai

berikut (Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep 117/M MBU/2002) :

1. Transparansi (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam

melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan

dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai

perusahaan.

2. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan

pertanggung jawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan

perusahaan terlaksana secara efektif.

3. Responsibilitas (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian

(kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip

korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.


1

4. Independensi (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana

perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan

dan pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai

dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-

prinsip korporasi yang sehat.

5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan

setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul

berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.

(Sari, 2009)

4. Proksi Pengukuran Good Corporate Governance

1. Kepemilikan Institusional

jensen dan meckling (1976) menemukan bahwa kepemilikan

institusional memainkan peran penting dalam meminimalkan konflik

pengambilan keputusan antara manajemen dan pemegang saham. Ini

karena investor institusional terlibat dalam pengambilan keputusan

strategis dan manajer tidak dapat mengambil langkah – langkah

manajemen pendapatan.

Kepemilikan institusional salah satu variabel yang dapat

memengaruhi kinerja keuangan karena kepemilikan institusional akan

meningkatkan pengawasan yang baik terhadap kemampuan

manajemen, karena kepemilikan saham merupakan sumber utama

yang sangat berpengaruh yang dapat digunakan untuk menopang

atau sebaliknya terhadap kemampuan manajemen. Investor

institusional dapat mengkonfirmasi bahwa pemilik bisnis telah


1

membuat keputusan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang

saham mereka.

Kepemilikan isntitusional mempunyai kekuatan yaitu

membimbing pihak menejeme melalui proses pemantauan secara

efektif yang dapat meminimalisir menejemen laba. Keuntungan

saham tertentu yang dimiliki oleh institusi yang dapat memengaruhi

proses pencatatan laporan keuangan yang tidak dapat dipungkiri

bahwa terdapat akrualisasi sesui harapan pihak manajemen.

Kepemilikan institusional diproksikan dengan skala pengukuran

rasio sebagai beriku:

KEPINS= Σ saham yang dimiliki institusi


Σ saham yang beredar

2. Dewan Komisaris Independen

Komisaris menurut Komite Nasional Good Corporate

Governance (KNGCG) adalah KNGCG mengeluarkan pedoman

tentang komisaris independen yang ada diperusahaan publik. Bagian

ll. Dua dari pedoman tersebut menyebutkan bahwa pada prinsipnya,

komisaris bertanggungjawab dan berwenang untuk mengawasi

kebijakan dan tindakan direksi, serta memberikan nasihat kepada

direksi jika diperlukan. Untuk membantu komisaris dalam

menjalankan tugasnya, berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan,

maka seorang komisaris dapat meminta nasihat dari pihak ketiga

dan/atau membentuk komite khusus setiap anggota komisaris harus

berwatak amanah serta mempunyai pengalaman dan kecakapan

yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya. (Arwanda Ronni, 2019)


1

Komisaris independen diproksikan dengan skala pengukuran

rasio sebagai berikut:

KOMIN= Σ Dewan Komisaris Independen


Σ Anggota Dewan Komisaris

3. Komite Audit

Menurut Tugiman (1995) dalam Novi (2010) pengertian komite

audit adalah sekelompok orang dipilih oleh kelompok yang lebih besar

untuk memperjuangkan pekerjaan tertentu atau untuk mengerjakan

tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris

perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor

dalam mempertahankan independinya dari manajemen.

Dalam keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep-103/MBU/2002

menyatakan bahwa pengertian komite audit adalah suatu badan yang

berada dibawah komisaris yang sekurang-kurangnya minimal satu

orang anggota komisaris dan dua orang ahli yang bukan merupakan

pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat mandiri baik dalam

melaksanakan tugasnya meupun pelaporannya dan tanggungjawab

langsung kepada komisaris dewan pengawas. Hal tersebut senada

dengan keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003 yang

menyatakan bahwa komite audit adalah komite yang dibentuk oleh

dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan

fungsinya. (Sarafina dan Saifi, 2011)

Komite audit diproksikan dengan skala pengukuran rasio

sebagai berikut:

KOMAU= Σ Anggota Komite Audit


Σ Anggota Dewan Komisaris
2

C. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut (Kasmir 2010:6) laporan keuangan adalah laporan yang

menunjukkan kondisi dan keadaan perusahaan saat sekarang ini. Kondisi

yang dimaksud adalah kondisi atau keadaan perusahaan pada tanggal

dan periode tertentu. Secara umum laporan keuangan yaitu gambaran

yang menampilkan posisi keuangan suatu perusahaan, arus kas dan

perubahan ekuitas serta hasil usaha dalam periode waktu tertentu.

Laporan keuangan perusahaan pada hakikatnya adalah hasil dari

proses pencatatan akuntansi yang dapat digunakan sebagai instrument

untuk mendiskusikan data keuangan sebuah perusahaan atau tindakan

perusahaan pada pihak-pihak yang memiliki kepentingan.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan individual laporan keuangan menurut APB Statement No 4

adalah mengatakan bahwa posisi keuangan, perubahan posisi keuangan

dan hasil usaha sesuai dengan prinsip-prinsip akunatansi yang berlaku

secara umum (GAAP)

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 dalam

buku teori akuntansi mengatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi yang berkaitan dengan kinerja, posisi keuangan

dan perubahan posisi keuangan pada suatu perusahaan yang memiliki

manfaat terhadap banyak orang pengguna dalam pemungutan keputusan

untuk kemajuan perusahaan

3. Komponen-Komponen Laporan Keuangan

Ada beberapa komponen pada laporan keuangan sebagai berikut:


2

1. Laporan posisi keuangan

Laporan posisi keuangan merupakan suatu laporan yang

menerangkan secara sistematis tetang keadaan aset, beban dan

modal suatu perusahaan pertanggal tertentu. Adapun tujuan dari

neraca yaitu untuk memanifestasikan posisi keuangan perusahaan

Neraca merupakan laporan terstruktur terkait asset, liabilitas,

owners’ equit dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu.

2. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang

sistematis terkait pendapatan dan beban-beban perusahaan untuk

satu periode tertentu. Laporan laba rugi merupakan sebuh

laporanyang menerangkan informasi terkait pendapatan, beban dan

labarugi yang diperoleh suatu perusahaan atau sebuah organisasi

selama waktu satu periode tertentu.

3. Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan keuangan yang

membahas tentang pengaruh labarugi tahun berjalan serta

penggunaannya dan penambahan atau pengurangan terhadapekiutas

pemilik. Laporan ekuitas owner (statement of owner equity)

merupakan seuatu laporan yang memaparkan ikhtisar perubahan

dalam ekuitas pemilik perusahaan untuk waktu satu periode tertentu

4. Laporan arus kas

Laporan keuangan (statement of cash flows) merupakan suatu

laporan yang memaparkan arus kas masuk dan arus kas keluar

secara mendetail dari masing-masing kegiatan operasional, kegiatan


2

investasi sampai kegiatan pendanaan atau pembiayaan untuk waktu

periode tertentu.

Laporan arus kas (statement of cash flows) melaporkan arus

kas masuk dan arus kas keluar dari suatu institusi dalam waktu

periode tertentu. Laporan arus kas berisi informasi yang sangat

bermanfaat karena dapat memaparkan kemampuan sebuah

perusahaan dalam menghasilkan laba dari kegiatan yang

dilakukannya, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan

perusahaan, melengkapi kewajiban keuangannya dan membayar

deviden

5. Catatan atas laporan keuangan

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang

menyajikan informasi yang berkaitan dengan penjelasan laporan

keuangan. Yang artinya kadangkala ada suatu bagian atau nilai yang

tercantum dalam laporan keuangan yang membutuhkan sebuah

penjelesan yang dapat menghasilkan penjelasan yang lebih jelas lagi.

Hal ini sangat dibutuhkan dalam sebuah laporan agar pihak yang

memiliki kepentingan tidak salah dalam mengartikannnya.

4. Kinerja Keuangan

1. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan secara keseluruhan merupakan pemaparan

prestasi yang diperoleh suatu perusahaan dalam operasional yang

baik yang berkaitan dengan aspek keuangan, pemasaran,

penghimpunan dan penyaluran dana, teknhnologi maupun sember

daya manusia (SDM).


2

Kinerja keuangan hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan

operasional suatu perusahan yang dipaparkan dalam bentuk angka-

angka keuangan. Hasil kegiatan suatu institusi pada periode sekarang

harus diabandingkan dengan beberapa perbandingan, diantaranya:

1. Kinerja keuangan pada periode sebelumnya

2. Anggaran laporan keuangan dan labarugi

3. Rata-rata kinerja keuangan pada instansi yang sama.

Hasil dari perbandingan diatas dapat memperlihatkan hasil

hasil yang menyimpang yang dapat member keuntungan atau

kerugian terhadap pihak-pihak instansi. Kinerja keuangan

perusahaan merupakan suatu yang dapat dihasilkan oleh suatu

perusahaan dalam waktu periode tertentu yang berkaitan dengan

tujuan suatu institusi. Suatu perusahaan yang mempunyai kinerja

keuangan yang baik adalah perusahaan yang hasil kerjanya

meningkat dan melambung perusahaan pesaingnya atau dapat

melebihi rata-rata perusahaan sejenisnya.

2. Analisis Rasio Keuangan

1. Analisi laporan keuangan

Analisis laporan keuangan adalah kegiatan membandingkan

kinerja keuangan suatau perusahaan dalam bentuk angka-angka

dengan perusahaan sejenisnnya atau angka-angka keungan

periode waktu sebelumnya. Tujuan utama dilakukannya analisis

laporan keuangan yaitu agar dapat mengetahui keadaan atau

kondisi keuangan saat ini. Dan kemudian setelah dilakukan

analisis laporan keuangan dengan mendalam maka akan terlihat


2

apakah perusahaan tersebut telah mencapai target yang telah

disusun atau direncanakan sebelumnya atau malah sebaliknya.

Analisis laporan keuangan dilakukan agar dapat

menganalisa antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan

dan dapat juga dilakukan antara satu laporan dengan laporan lain.

Hal tersebut meimiliki tujuan agar kita dapat lebih tepat dalam

menilai kemajuan dan kinerja manajemen dari periode yang akan

dating.

Ada beberapa tujuan dan manfaat dari berbagai pihak yang

memiliki kepentingan bagi pihak perusahaan dengan adanya

analisis laporan keungan. Ada beberapa tujuan dan manfaat

analisis laporan keuangan antara lain:

1. Agar kita dapat mengetahui posisi keuangan suatu

perusahaan dalam periode tertentu baik asset, aktiva, akuitas

maupun hasil usaha yang telah dicapai perusahaan dalam

periode waktu tertentu.

2. Untuk mengetahui apa-apa saja yang menjadi kelemahan

perusahaan

3. Untuk mengetahui apa-apa saja yang menjadi kekuatan

perusahaan

4. Untuk mengetahui langka apa saja dalam perbaikan untuk

memperkuatan kondisi atau posisi keuangan

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepennya,

apakah perlu pembaharuan atau tidak karena sudah dianggap

telah mencapai target atau sebaliknya


2

6. Sebagai alat untuk membandingkan dengan perusahan yang

sama jenis terkait hasil yang mereka telah capai.

Analisi keuangan adalah kegiatan yang membandingkan

angka dalam laporan keuangan dengan membagi satu angka

dengan angka lainnya. Dapat dibandingka antar komponen yang

ada antara komponen pelaporan keuangan atau antar laporan

keuangan.

Rasio keuangan merupakan alat ukur yang mengevaluasi

posisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan dengan

menghitung rasio tersebut menggunakan laporan keuangan.

Rasio keuangan adalah ukuran yang diperoleh dengan

membandingkan satu item dalam laporan keuangan dengan yang

lain yang memiliki hubungan yang relevan dan material.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis

rasio keuangan merupakan salah satu analisis yang dilakukan

oleh suatu perusahaan untuk mengkonfirmasi kondisi keuangan

dan kinerja perusahaan dengan membandingkan angka-angka

yang terdapat dalam laporan keuangan yang meningkat.

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam

penelitian ini menjelaskan masing-masing variabel yang

digunakan dalam penelitian dengan indikator-indikator yang

membentuknya. Berikut defenisi operasional pada penelitian ini

yaitu:

1. Return On Equity (ROE)


2

Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan

manajemen perusahaan dalam mengelola modal yang

tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:


Laba Barih
ROE= X 100%
Ekuitas

D. Tunjauan Empiris

Tinjauan empiris adalah penelitian yang dilakukan terdahulu, dalam hal ini

penelitian mengrnai impelementasi good corporate governance yang diproksikan

dengan kepemilikan indtitusional, dewan komisaris independe dan komite audit

terhadap kinerja keuangan

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Nama Jenis Hasil Penelitian


No Judul peneliti
penulis Penelitian

1. Rida Analisis Hasil penelitian ini menunjukkan


perwita sari Perbedaan Deskriptif bahwa penerapan GCG
Jurnal Riset Kinerja Kuantitatif memberikan manfaat pengaruh
Ekonomi Keuangan signifikansi terhadap kinerja
dan Bisnis Sebelum Dan keuangan perusahaan diukur
Vol.9 No.2 Sesudah dengan rasio likuiditas, leverage,
September Penerapan aktivitas, dan pasar. Namun
2009 Prinsip Good penerapan GCG tidak
Corporate berpengaruh signifikan terhadap
Governance kinerja keuangan perusahaan
Pada Pt. yang diukur dengan rasio
Petrokimia profitabilitas
Gresik
2. Diah Pengaruh Hasil penelitian ini menunjukkan
Nurriza Penerapan Deskriptif bahwa:
Indah Good Corporate Kuantitatif 1. Tingkat kinerja keuangan
Permata, Governance PT.Astra International Tbk
Fariyana (GCG) ditinjau dari rasio Likuiditas
Kusumawat Terhadap menggunakan rumus Current
i, Rindah F. Kinerja Rasio dan Quick Ratio dapat
Suryawati Keuangan dikatakan bahwa kondisi
Program Perusahaan keuangan perusahaan kurang
Jurnal baik karena jumlah rata-rata
Infestasi rasio yang diperoleh untuk
2

Vol. 8 No. 2 Current Ratio selama tahun


Desember 2017-2019 sebesar 1,215 ≤
2012 Hal. 200 standar ratio begitupun
171 – 178 pada Quick Ratio sebesar
(Diah 1,02 ≤ 150 standar industry
Nurriza perusahaan sejenis yang
Indah telah ditetapkan.
Permata,. 2. Ditinjau dari rasio solvabilitas
Fariyana menggunakan rumus Debt To
Kusumawat Asset Ratio jumlah rata-rata
i,. and rasio selama tiga tahun yaitu
Rindah F 0,478 ≥ 35% dan Debt To
Suryawati, Equity Ratio sebesar 0,917 ≥
2012) 80% sehingga dapat
dikatakan bahwa kondisi
perusahaan cukup baik.
3. Sedangkan ditinjau dari rasio
rentabilitas menggunakan
rumus GPM jumlah rata-rata
internal selama tiga tahun
yaitu 2017-2019 diperoleh
jumlah rasio 20,98 ≤ 30%,
NPM untuk tahun 2017-2019
sebesar 11,91 ≤ 20%, ROA
sebesar 7,77 ≤ 20%, ROE
15,25 ≤ 40%, dapat dikatakan
kurang baik karena belum
mencapai rata-rata industry
perusahaan sejenisnya
3. Reny Dyah Pengaruh good Hasil penelitian menunjukkan 1)
Retno M. corporate Deskriptif GCG berpengaruh positif
Denies governance dan Kuantitatif terhadap Nilai Perus- ahaan
Priantinah pengungkapan dengan variabel kontrol Size dan
M.Si., Ak. corporate social Leverage pada perusahaan yang
Jurnal responsibility terdaftar di BEI periode 2007-
Nominal/ terhadap nilai 2010 2) Pengungkapan CSR
Volume 1 perusahaan berpengaruh positif dan tidak
No 1/ (studi empiris signifikan terhadap Nilai Perus-
Tahun pada ahaan dengan variabel kontrol
2012. perusahaan Size, Jenis industri, Profitabilitas,
yang terdaftar di dan Leverage pada perusahaan
bursa efek yang terdaftar di BEI periode
indonesia 2007-2010 3) GCG dan
periode 2007- Pengungkapan CSR berpengaruh
2010) positif terhadap Nilai Perusahaan
pada perusahaan yang terdaftar di
BEI periode 2007-2010.

4. Yunita Pengaruh Hasil penelitian ini menunjukkan


Kurnia komite audit Path komite audit berpengaruh
Shanti terhadap kinerja analysisf langsung dan signifikan terhadap
Jurnal Keuangan kinerja keuangan perusahaan.
Ilmiah perusahaan Kedua komite audit tersebut
Ekonomi dengan dewan memiliki pengaruh tidak langsung
Kita komisaris dan signifikan terhadap kinerja
2

Desember sebagai variabel keuangan perusahaan dengan


2020, intervening dewan komisaris sebagai variabel
Vol.9, No.2. intervening. Hal ini menunjukkan
147-158. bahwa perhitungan koefisien beta
langsung lebih besar dari pada
koefisien beta tidak langsung yaitu
0,230> 0,05552. Hasil ini berarti
variabel Dewan Komisaris tidak
dapat menjadi variabel intervening
komite audit terhadap kinerja
keuangan, karena fungsi
pengawasan yang efektif dalam
mengevaluasi hasil audit internal
dan eksternal atas penyajian
laporan keuangan menjadi peran
komite audit.
5. Diah Pengaruh Hasil penelitian
Nurriza Penerapan Deskriptif menunjukkan penerapan GCG
Jurnal Good Corporate Kuantitatif memberikan pengaruh signifikan
InFestasi Governance pada kinerja keuangan yang
Vol. 8 No.2 terhadap Kinerja diukur dengan rasio likuiditas,
Desember Keuangan leverage, aktivitas, dan pasar.
2012 Perusahaan Tetapi pada rasio profitabilitas,
Hal. 171 – GCG tidak meberikan pengaruh
178. signifikan

6. Renny Analisis Hasil penelitian ini menunjukkan


Sharah dan Perbandingan Deskriptif bahwa tidak terdapat perbedaan
Musfiari Penerapan Kuantitatif yang signifikan penerapan Good
Haridhi Good Corporate Corporate Governance di Bank
Jurnal Governance Aceh Syariah selama tahun
Ilmiah Sebelum Dan penelitian ini. Mekanisme dan
Mahasiswa Sesudah perangkat penerapan Good
Ekonomi Konversi Pada Corporate Governance yang
Akuntansi Bank Aceh efektif relatif sama. Terdapat
(JIMEKA) Syariah penambahan struktur organisasi
Vol. 4, setelah adanya cut off dalam
No.4, penerapan Good Corporate
(2019) Governance dengan
Halaman pembentukan Dewan Pengawas
662-676. Syariah yang bertugas
mengawasi kegiatan usaha bank
agar sesuai dengan Fatwa Dewan
Syariah Nasional
7. Christina Pengaruh Good Hasil penelitian ini secara parsial
Verawaty Corporate regresi menunjukkan bahwa persentase
Situmorang Governance linier kepemilikan institusional,
dan Arthur Terhadap berganda komposisi dewan direksi, dan
Simanjunta Kinerja komposisi komisaris independen
k. Jurnal Keuangan tidak berpengaruh signifikan
Akuntansi Perusahaan dengan arah koefisien negatif
dan Bisnis: Perbankan terhadap ROE. sedangkan secara
Jurnal Yang Terdaftar simultan persentase kepemilikan
Program Di Bursa Efek institusional, komposisi dewan
Studi Indonesia direksi dan komposisi komisaris
2

Akuntansi, independen berpengaruh


5 (2) signifikan terhadap ROE dengan
November arah koefisien positif. Kata Kunci :
2019. Tata Kelola Perusahaan, Kinerja
Keuangan, Sektor Perbankan.
8. Angrum Pengaruh 1. Kualitas penerapan GCG
Pratiwi, Al- Kualitas Eksplanatif sesuai hasil pengamatan
Tijary jurnal Penerapan asosiatif memiliki rata-rata nilai
Ekonomi Good Corporate komposit sebesar 1.55-2.20
Dan Bisnis Goverance yang masuk kedalam kategori
Islam 2016, (GCG) terhadap “Baik” atau peringkat kedua.
Vol. 2, No. Kinerja Artinya kualitas penerapan
1, Hal. 55- Keuangan pada GCG pada BUS telah sesuai
76. Bank Umum dengan 11 indikator yang
Syariah di telah ditetapkan Bank
Indonesia Indonesia melalui peraturan
(Periode 2010- No. 11/33/PBI/2009 mengenai
2015) pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum
Syariah.
2. Secara parsial pengaruh
kualitas GCG terhadap kinerja
keuangan. Di simpulkan
sebagai berikut:
a. Kualitas penerapan GCG
berpengaruh positif
signifikan terhadap CAR.
b. Kualitas penerapan GCG
berpengaruh positif
signifikan terhadap NPF.
c. Kualitas penerapan GCG
berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROA.
d. Kualitas penerapan GCG
berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROE
e. Kualitas penerapan GCG
tidak berpengaruh
terhadap NIM.
f. Kualitas penerapan GCG
tidak berpengaruh
terhadap FDR.
g. Kualitas penerapan GCG
berpengaruh positif
signifikan terhadap
BOPO.
9. Haifa Najib Sharia Hasil penelitian ini menunjukkan
dan Rini compliance, Regresi bahwa kepatuhan syariah dengan
Jurnal islamic berganda profit sharing rasio sebagai proksi,
Akuntansi corporate berpengaruh negatif signifikan
dan Governance dan terhadap penipuan bank syariah
Keuangan fraud pada bank sedangkan Islamic income rasio,
Islam Vol. syariah rasio investasi syariah dan tata
4, No. 2 kelola perusahaan syariah tidak
(2016). berpengaruh terhadap fraud
3

dibank syariah. (Haifa Najib,. and


Rini, 2019)

10 Adolpino Pengaruh Hasil penelitian ini bertolak


Nainggolan praktek Good Penelitian belakang dengan penelitian yang
Prosiding Corporate kausal dilakukan oleh Gabriela Cyntya
Seminar Governance (sebab- Windah yang menunjukkan bahwa
Nasional terhadap kinerja akibat) tidak adanya pengaruh signifikan
Teknologi – keuangan antara variabel independen GCG
SNITek perusahaan terhadap kinerja keuangan
2017 yang masuk perusahaan. Namun, hasil
Jakarta, 18 dalam penelitian ini sejalan dengan hasil
Mei 2017. pemeringkatan penelitian yang dilakukan oleh
corporate Carina Hermanda dan Like
governance Monisa Wati yang menyatakan
perception index bahwa praktek GCG memberikan
(CGPI) pengaruh kepada kinerja
keuangan perusahaan sesuai
dengan teori yang ada. Maka
dapat disimpulkan bahwa dengan
diterapkannya prinsip-prinsip
GCG dalam perusahaan, maka
pihak-pihak yang terkait di
perusahaan memiliki tanggung
jawab yang jelas sesuai dengan
peraturan yang berlaku, sehingga
dapat mendorong pengelolaan
yang lebih demokratis (karena
melibatkan partisipasi banyak
kepentingan), lebih accountable
(karena ada sistem yang kana
meminta pertanggungjawabkan
atas setiap tindakan), lebih
transparan serta akan
meningkatkan keyakinan bahwa
perusahaan dan organisasi
lainnya dapat menyumbangkan
manfaat tersebut dalam jangka
panjang, dalam hal ini, tentu saja
kinerja keuangan perusahaan
yaitu Return of Equity (ROE) dan
Net Profit Margin (NPM) akan
meningkat seiring dengan
berjalannya kegiatan perusahaan.

Sumber: Data diolah 2021


3

E. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Pemikiran

Variabel Independen (X)


Variabel Dependen (Y)
Good INSTITUSIONAL
KEPEMILIKAN Corporate (X1)

DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN


(X2) Return On Equity (ROA)
KOMITE AUDIT
(X3)

Sumber: Data diolah 2021

F. Hipotesis `

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka

pemikiran, landasan teori dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah

dikemukakan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

1. Pengukuran Kepemilikan Institusional terhadap Return On Equity (ROE)

Kepemilikan Institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh

institusi pendiri perushaan, bukan institusi pemegang saham publik yang

diukur dengan presentase jumlah saham yang dimiliki oleh investor

institusi intern. Dalam kepemilikan institusional ini, stakeholder juga

bertanggung jawab atas kemajuan perusahaan itu. Keberadaan investor

institusional mampu menjadi mekanisme monitoring efektif dalam setiap

keputusan yang diambil oleh manajer. Penerapan kepemilikan

insitusional mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Semakin besar


3

tanggung jawab lembaga maka akan semakin besar pula dorongan

lembaga untuk mengawasi hak suara dan pengelolaannya, serta

semakin besar dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan untuk

meningkatkan kinerjanya. (Agatha Bella Riantiarti,. Nurlaela Siti,. and

Samrotun Yuli Chomsatu, 2020)

H1: Ukuran Kepemilikan Institusional berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Return On Equity (ROE)

2. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Return On Equity

(ROE)

Penelitian sebelumnya (Resky Arifani 2016) komisaris independen

merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar

tercipta perusahaan yang good corporate governance. Semakin besar

jumlah komisaris independen maka keputusan yang dibuat dewan

komisaris lebih mengutamakan kepada kepentingan perusahaan,

sehingga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. (Situmorang dan

Simanjuntak, 2019)

Variable ROE sebagai salah satu kinerja keuangan untuk

mengukur pengembalian atas ekuitas saham biasa atau tingkat

pengembalian atas investasi pemegang saham, ROE dihitung dengan

membagi laba usaha setelah pajak dengan ekuitas dikalikan seratus

persen. Rata-rata ekuitas diperoleh dari ekuitas awal periode ditambah

akihir periode dibagi dua. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa

besar kembalian yang diberikan oleh perusahan untuk setiap rupiah

modal dari pemilik


3

Menurut (Hery 2015) semakin tinggi tingkat pengembalian akuitas,

semakin tinggi pula pendapatan bersih dari setiap rupiah dana yang

dimasukkan ke dalam ekuitas. Sebaliknya, semakin rendah

pengembalian ekuitas, semakin rendah laba bersih. Salah satu faktor

yang mempengaruhi tingginya return on equity dan rendanya ROE

adalah good corporate governance yang dinyatakan dalam persentase

komposisi kepemilikan komisaris independen. (Situmorang dan

Simanjuntak, 2019)

Agen independen sangat ideal untuk bertindak sebagai supervisor

untuk menciptakan perusahaan dengan tata kelola perusahaan yang

baik. Hal ini berdampak pada kinerja perusahaan seiring dengan

bertambahnya jumlah agen independen, karena keputusan agen lebih

diutamakan daripada kepentingan perusahaan. (Rizky Arifani 2016).

Hasil penelitian sebelumnya mengatakan bahwa keberadaan komisaris

idependen berpengaruh signifikan terhadap kinrtja perusahaan.

(Situmorang dan Simanjuntak, 2019)

tujuan dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, sehingga

dapat meminimalkan kerugian yang mungkin akan muncul. Selain itu

dapat membantu perusahaan menghindari ancaman-ancaman dari luar,

sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih, yang

nantinya dapat meningkatkan kinerja keuangan. Penetilian itu sama

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widyati (2013) dan Arosa et

al., (2012) dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja keuangan. Hal ini mendukung pernyataan bahwa

dewan komisaris independen dapat meningkatkan kinerja perusahaan.


3

Dewan komisaris independen diharapkan bisa meningkatkan

pengawasan dalam menciptakan lingkungan usaha yang sesuai dengan

tata kelola perushaan yang baik. (Agatha Bella Riantiarti,. Nurlaela Siti,.

and Samrotun Yuli Chomsatu, 2020)

H2: Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Return On Equity (ROE)

3. Pengukuran Komite Audit terhadap Return On Equity (ROE)

ROE adalah rasio yang memberikan informasi pada para investor

tentang seberapa besar tingkat pengembalian modal dari perusahaan

yang berasal dari kinerja per- usahaan menghasilkan laba. Semakin

besar nilai ROE maka tingkat pengembalian yang diharapkan investor

juga besar. Semakin besar nilai ROE maka perusahaan dianggap

semakin menguntungkan oleh sebab itu investor kemungkinan akan

mencari saham ini sehingga menyebabkan permintaan bertambah dan

harga penawaran di pasar sekunder terdorong naik. (Deitiana Tita,

2013)

Komite audit memiliki peranan yang penting dan strategis dalam

hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan,

seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan

yang memadai serta dilaksanakannya good corporate governance.

Dengan berjalannya fungsi komite audit secara efektif, maka control

terhadap perusahaan akan lebih baik, sehingga konflik keagenan yang

terjadi akibat keinginan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan

dirinya sendiri dapat diminimalisasi. Hal tersebut didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Aprianingsih dan Yushita (2016) yang


3

membuktikan bahwa komite audit berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja keuangan. (Dewi Hanifia Ratna, 2019)

Penelitian yang dilakukan (Angrum Pratiwi, 2016) mengemukakan

bahwa penerapan good corporate governance berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan Return On Equity (ROE)

H3: Ukuran Komite Audit berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Return On Equity (ROE)


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori. Menurut

Singarimbun dan Effendy (1995 : 4) penelitian eksplanatori (explanatory

research) adalah penelitian penjelasan yang mengamati hubungan kausal

antara variable-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya. Penelitian eksplanatori merupakan suatu penelitian

yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen

dengan variabel dependen.

Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh bukti empiris, menguji dan

menjelaskan pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap

kinerja keuangan. Dimana variabel independen (X) adalah Good Corporate

Governance. Kepemilikan Institusional (X1), Dewan Komisaris Independen

(X2), Komite Audit (X3) dan variabel dependen (Y) adalah Return On Equity

(Y)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian ini akan dilakukan pada seluruh perusahaan BUMN

yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Data yang dibutuhkan dapat

dilihat atau diakses melalui websit http://idx.com.id. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana good corporate governance

berpengaruh terhadap kinerja keuangan

2. Waktu penelitian dilakukan 2 bulan yang terhitung pada bulan Juli

sampai Agustus 2021

36
3

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

1. Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini antara lain variabel independen

(variabel bebas) yaitu good corporate governance (GCG) dengan

proksi pengukuran terdiri dewan komisaris independen, dewan direksi

dan komite audit dan variabel dependen (variabel terkait) terdiri atas

return on equity (ROE) perusahaan.

a. Variabel Independen

1. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Institusional digukanakan untuk seberapa efektif

Kepemilikan Institusional dalam kinerja perusahaan. Menurut

(Nadya Ayu Saputri,. Rochmi Widayanti,. and Ratna

Damayanti, 2019)

KEPINS= Σ saham yang dimiliki institusi


Σ saham yang beredar

2. Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris digunakan untuk mengukur seberapa

efektif dewan komisaris dalam mengawasi kinerja perusahaan.

Perhitungan dewan komisaris. Menurut Rahmawati et al. (2017)

Σ Dewan Komisaris Independen


KOMIN= Σ Anggota Dewan Komisaris

3. Komite Audit

Variabel komite audit adalah komite audit yang digunakan

untuk mengukur seberapa efektif komite audit dalam

mengawasi kinerja perusahaan melalui laporan keuangan.

Indikatir variabel komite audit. Menurut (Rahmawati 2017)


3

Σ Anggota Komite Audit


KOMAU=
Σ Anggota Dewan Komisaris

b. Variabel Dependen

Return On Equity (ROE)

Rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah

pajak dengan modal sendiri. ROE mengukur pengembalian atas

ekuitas saham biasa, atau tingkat pengembalian atas investasi

emegang saham.

2. Pengukuran Variabel

Tabel 3.1

Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Menurut (Putra
Kepemilikan dan Roekhudin,
Institusional 2016)
(X1) kepemilikan
institusinal
proporsi
pemegang
saham dari
pihak
manajemen
secara aktif ikut
dalam
pengambilan
keputusan Σ saham yang dimiliki institusi
perusahaan KEPINS= Rasio
(direktur dan Σ saham yang beredar
komisaris)
3

Variabel Definisi Indikator Skala

Menurut
Dewan Karaibrahimoglu
Komisaris (2013),
Independen independensi
(X2) dewan
merupakan
proporsi jumlah
dewan direksi
independen dan
komisaris
independen
terhadap jumlah
anggota dalam
dewan direksi Σ Dewan Komisaris Independen
pada setiap
KOMIN= Rasio
Σ Anggota Dewan Komisaris
sampel
perusahaan dan
biasanya tertera
di laporan
tahunan. Skala
pengukuran
variabel
independensi
dewan adalah
skala rasio.
(Oliver, 2019)

Anggota
Komit perusahaan
yang memiliki
Audit (X3) tugas
dan
tanggungjawab
melakukan.
pengawasan
keuangan
perusahaan. Σ Anggota Komite Audit
(Nadya Ayu KOMAU= Rasio
Σ Anggota Dewan Komisaris
Saputri,.
Rochmi
Widayanti,. and
Ratna
Damayanti,
2019)
4

Variabel Definisi Indikator Skala

Return On
ROE (Y) Asset Menurut
Brigham &
Houston
(2010:133) :
”rasio yang
paling penting
adalah
pengembalian
atas
ekuitas (return
on equity), yang
merupakan laba
bersih bagi
pemegang
saham dibagi
dengan total
ekuitas
pemegang
saham.
Pemegang
saham pastinya
ingin
Laba Barih
mendapatkan Rasio
tingkat ROE= X 100%
Ekuitas
pengembalian
yang tinggi atas
modal yang
mereka
investasikan,
dan ROE
menunjukkan
tingkat yang
mereka peroleh.
(Mobilala Ajidio,
2012)

Sumber: data diolah 2021


4

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan BUMN

yang terdaftar di BEI periode 2016-2020. Metode pemilihan sampel yang

digunakan dslam penelitian ini yaitu metode purposive sampling yaitu

pengambilan sampel berdasarkan petmbangan tertentu. Sampel-sampel

yang harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan milik Negara atau biasa disebut Badan Usaha Milik

Negara (BUMN)

2. Perusahaan BUMN yang menerbitkan annual report selama 5 tahun

berturut-turut, yaitu 2016-2020 pada website resmi masing-masing

perusahaan.

3. Perusahaan BUMN yang menerapkan Good Corporate Governance

4. Perusahaan BUMN yang mengungkapkan komposisi saham institusi

Atas dasar kriteria tersebut diperoleh sampel, berikut daftar

nama perusahaan perbankan BUMN terdapat dalam website resmi

otoritas jasa keuangan.

Tabel 3.2
Proses Penyeleksian Kriteria Sampel

Annuall Pengungkapan
Penerapan
No Perusahaan BUMN Report Pemegang
GCG
2016-2020 Saham
PT. Bank Negara
1. Indonesia YA YA YA
PT. Bank Rakyat
2. YA YA YA
Indonesia
PT. Bank Tabungan
3. Negara YA YA YA

4. PT. Bank Mandiri YA YA YA

5. PT. Indofarma YA YA YA

6. PT. Kimia Farma YA YA YA


PT. Perusahaan Gas
7. YA YA
Negara -
4

Annuall Pengungkapan
Penerapan
No Perusahaan BUMN Report Pemegang
2016-2020 GCG Saham
.8. PT. Krakatau Steel YA YA YA

9. PT. Adhi Karya YA YA YA


PT. Pembangunan
10. YA YA YA
Perumahan
11. PT. Wijaya Karya YA YA YA

12. PT. Waskita Karya YA YA YA

13. PT. Aneka Tambang YA YA YA

14. PT. Bukit Asam YA YA YA

15. PT. Timah YA YA YA

16. PT. Semen Baturaja YA YA YA

17. PT. Semen Gresik YA YA YA

18. PT. Jasa Marga YA YA YA

19. PT. Garuda Indonesia YA YA YA


PT. Telekomunikasi
20. Indonesia YA YA YA

Jumlah 20 20 19

Sumber: Data diolah 2021

Setelah adanya proses penentuan sampel dengan tiga kriteria di atas,

maka diperoleh sampel sebanyak 19 perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI.

Data diperoleh dengan mengakses website www.idx.co.id dan website

masing-masing perusahaan

E. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan berupa data

sekunder, Data sekunder merupakan sumber data yang tidak

memberikan data secara langsung. Sumber data dalam penelitian ini

adalah berupa data laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh

website perusahaan masing-masing selama periode 2016-2020.


4

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu teknik dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui

data-data tertulis yang mengandung keterangan, penjelasan dan

pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan

masalah penelitian seperti jurnal-jurnal dan website. Pada data-data

tersebut terdapat nilai dari rasio keuangan yang akan diukur dalam

penelitian ini. Data yang digunakan adalah periode 2016 sampai dengan

2020. Untuk data analisis digunakan dalam penelitian ini akan digunakan

data laporan keuangan setelah penerapan GCG Good Corporate

Governance (GCG) digunakan periode keuangan tahun 2016-2020.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai

rata-rata, minimun, maksimum dan standar deviasi dari variabel-

variabel yang diteliti. (Muhammad Arief Ujiyantho,. Bambang Agus

Pramuka, 2007)

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk memenuhi persyaratan pengujian model regresi dengan

hipotesis maka harus memenuhi beberapa asumsi yang disebut

asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk menghindari perolehan yang

biasa. Berikut pengujian asumsi klasik data yang perlu dilakukan

sebelum melakukan pengujian analisis regresi sederhana.


4

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas ini bertujuan untuk mengetahui sebaran data

untuk variabel - variabel yang akan digunakan dalam penelitian.

Uji Normalitas yang akan digunakan dalam penelitian ini agar

dapat mengetahui apakah data sampel berdistribusi normal atau

data sampel tidak berdistribusi normal. Jika nilai Signifikan (Sig)

> 0,05 maka data berdistribusi normal namun jika nilai Signifikan

(Sig) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Heterokedasitas

Uji heteroskedastisitas berfungsi untuk menguji apakah

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

pengamatan ke satu pengamatan yang lain (Ghozali Imam,

2011). Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas menggunakan

grafik Scatter-Plot dan Uji Glejser. Pada pengujian dengan

menggunakan scatter-plot jika titik pada grafik menyebar secara

acak (random) diatas maupun di bawah nol pada sumbu Y,

berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada pengujian dengan

menggunakan uji glejser jika nilai sig > 0,05, berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homokedastisitas atau tidak terjadinya heteroskedastisitas

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji agar mengetahui

apakah ada korelasi antara variabel – variabel yang ada didalam

model prediksi dengan perubahan waktu. Dalam penelitian ini


4

untuk menguji autokorelasi menggunakan metode uji Durbin

Watson

3. Uji Hipotesis

a. Uji Regresi Berganda

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Analisis Regresi Berganda dengan mengolah data

menggunakan program SPSS (Statistical package for social

science) 23. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara

variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dipergunakan analisis

regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ɛ

Keterangan:

Y : Return On Equity

α : Konstanta

β : Koefisien Regresi Model

X1 : Kepemilikan Institusional

X2 : Dewan Komisaris Independen

X3 : Komite Audit

ɛ : Standar error

b. Koefisien Determinasi

Menurut (Ghozali Imam, 2011), koefisien determinasi (R2)

merupakan alat untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan atau satu (1).

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel


4

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen

amat terbatas. Dan sebaliknya jika nilai yang mendekati 1

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-

variabel dependen.

c. Uji Statistik T

Dalam penelitian (Lestari Anci, 2018) Uji signifikansi t

digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh masing-masing

variabel independen dan variabel dependen pada model regresi.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05

(α= 5%) . hipotesis diterima atau ditolak menurut kriteria sebagai

berikut:

1. H0 ditolak jika p-value (significant- t) < 0,05 dan koefisien

regresi sesuai dengan yang diprediksi.

2. H0 gagal ditolak jika p-value (significant- t) > 0,05 dan

koefisien regresi tidak sesuai dengan yang diprediksi


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Organisasi Pemerintah yang memiliki tugas pokok dan fungsi

melaksanakan pembinaan terhadap perusahaan negara / Badan

Usaha Milik Negara di Republik Indonesia telah ada sejak tahun 1973.

Awalnya, organisasi ini merupakan bagian dari unit kerja di lingkungan

Departemen Keuangan Republik Indonesia. Selanjutnya, organisasi

tersebut mengalami beberapa kali perubhan dan perkembangan.

1. Unit Eselon II Tahun 1974

Dari tahun 1973 hingga 1993, unit-unit yang terlibat dalam

pengembangan BUMN setingkat unit Echeron II. Unit organisasi

tersebut disebut Direktorat Jenderal Persero dan PKPN

(Pengelolaan Keuangan Perusahaan Negara). Setelah itu, nama

perusahaan diubah menjadi Persero dan manajemen BUN. Setelah

itu, organisasi ini berubah menjadi Biro Pembinaan BUMN (Badan

Usaha Milik Negara) hingga tahun 1993.

2. Unit Eselon I

Dalam periode 1993 sampai dengan 1998, organisasi yang

awalnya hanya setingkat Direktorat/Eselon II, ditingkatkan menjadi

setaraf Direktorat Jenderal/Eselon I, dengan nama Direktorat

Jenderal Pembinaan Badan Usaha Negara (DJ-PBUN). Dalam

47
4

kurun waktu 1993-1998 tercatat 2 (dua) orang Direktur Jenderal

Pembinaan BUMN, yakni Bapak Martiono Hadianto dan Bapak

Bacelius Ruru.

3. Kementerian BUMN

Tahun 1998, pemerintah Republik Indonesia mengubah

bentuk organisasi pembina dan pengelola BUMN menjadi setingkat

Kementerian, dengan nama Kementerian Negara Pendayagunaan

BUMN/Kepala Badan Pembinaan BUMN. Pada tahun 2000 sampai

dengan tahun 2001, struktur organisasi Kementerian ini sempat

dihapuskan dan dikembalikan lagi menjadi setingkat eselon I di

lingkungan Departemen Keuangan. Namun, di tahun 2001, ketika

terjadi suksesi pucuk kepemimpinan Republik Indonesia,

organisasi pembina BUMN tersebut dikembalikan lagi fungsinya

menjadi setingkat Kementerian sampai dengan sekarang.

2. Tugas Dan Fungsi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

1. Tugas Pokok BUMN

Kami mempunyai tugas menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang BUMN, untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara. Pembinaan badan

usaha milik negara tersebut termasuk pembinaan entitas yang

dikendalikan oleh BUMN baik secara langsung maupun tidak

langsung sesuai ketentuan.

2. Fungsi BUMN

a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang penyusunan

inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi,


4

penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan,

restrukturisasi, pengembangan usaha, serta peningkatan

kapasitas infrastruktur bisnis BUMN

b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang

penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan

sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan

berkelanjutan, restrukturisasi, pengembangan usaha, serta

peningkatan kapasitas infrastruktur bisnis BUMN

c. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian

dukungan administrasi di lingkungan kami

d. pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab

kami

e. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan kami.

3. Visi dan Misi BUMN

a. Visi Menjadi JDIH yang terdepan, inovatif dan handal

b. Misi menyediakan kemudahan akses informasi peraturan

perundang-undangan secara online bagi seluruh pemangku

kepentingan

4. Struktur Organisasi BUMN

Gambar 4.1
Struktur Organisasi BUMN
5

B. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini terdapat 19 perusahaan BUMN yang telah

memenuhi kriteria pengambilan sampel. Yang dimana metode

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive

sampling yang artinya pengambikan sampel berdasarkan pertimbangan

tertentu. Sehingga dapat mengambil sampel yaitu perusahaan BUMN

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan annual report

lima tahun berturut-turut yaitu tahun 2016 wampai 2020. Serta pada

annual report perusahaan tersebut mengungkapkan komposisi pemegang

sahamnya.

Hasil penelitian ini berupa informasi untuk menguji apakah

indikator-indikator dari kepemilikan institusional, dewan komisaris


5

independen, komite audit sebagai proksi dari Good Corporate

Governance (GCG) berpengaruh secara signifikan terhadap ROE

perusahaan BUMN. Berdasarkan penjelasan permasalahan dan metode

yang telah dikemukakan, serta untuk melakukan pengujian hipotesis

maka metode analisis dalam penelitian yaitu dengan menggunakana

analisis statistik dengan program SPSS versi 25. Berikut ini adalah hasil

analisis data pada penelitian ini:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Berikut ini adalah hasil uji statistik deskriptif pada variabel

kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, komite audit

dan ROE pada perusahaan BUMN periode tahun 2016-2020:

Tabel 4.1
Hasil Statistik Deskriptif Variabel

Descriptive Statistics
N Minimum Maximu Mean Std.
m Deviation
KEPEMILIKAN 14 .75 1.21 .9564 .13932
INSTITUSIONAL
DEWAN KOMISARIS 14 .48 1.48 .8907 .33575
INDEPENDEN
KOMITE AUDIT 14 .90 1.72 1.2371 .27210
ROE 14 -.01 .26 .0964 .07207
Valid N (listwise) 14
Sumber: Output SPSS yang diolah, 2021

Jumlah data yang dapat diolah sesuai dengan kriteria

purposive sampling yang ditetapkan adalah 19 data. Akan tetapi, pada

saat dilakukan uji normalitas terhadap penelitian ini, hasilnya

menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi secara normal. Maka dari


5

itu, dilakukan metode outlier agar dapat berdistribusi normal yang

menyebabkan data menjadi 42 data. Berdasarkan hasil analisis

statistik deskriptif pada tabel 4.1 diatas maka dapat disimpulkan yaitu

sebagai berikut:

a. Kepemilikan Institusional

Variabel independen pada penelitian ini yaitu good corporate

governance yang diukur dengan proksi kepemilikan institusional.

Dari analisis data pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa kepemilikan

institusional pada sampel perusahaan BUMN memiliki nilai rata-

rata (mean) sebesar 0,9564 sedangkan nilai standar deviasi atau

simpangan baku sebesar 0,13932 dan lebih kecil dari nilai mean,

yang berarti bahwa tingkat sebaran kepemilikan Institusional

memiliki variasi yang kecil

b. Dewan Komisaris Independen

Dari analisis data pada tabel 4.1 yaitu variabel Dewan

komisaris independen memiliki nilai rata-rata sebesar 0,8907

sedangkan nilai standar deviasi atau simpangan baku sebesar

0,33575 dan lebih kecil dari nilai mean, yang berarti bahwa tingkat

sebaran dewan komisaris indpenden memiliki variasi yang kecil at

c. Komite Audit

Dari analisis data pada tabel 4.1 yaitu variabel komite audit

memiliki nilai rata-rata sebesar 1,2371 sedangkan nilai standar

deviasi atau simpangan baku sebesar 0,27210 dan lebih kecil dari

nilai mean, yang berarti bahwa tingkat sebaran komite audit

memiliki variasi yang kecil


5

d. Return On Equity (ROE)

Variabel dependen pada penelitian ini yaitu return on equity

(ROE) sebagai proksi dari kinerja keuangan. Roe dalam penelitian

ini diukur dengan menggunakan rumus laba bersih dibagi dengan

total ekuitas yang terdapat pada annual report perusahaan BUMN.

Dari hasil analisis data pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa roe

pada sampel perusahaan BUMN memiliki nilai rata-rata (mean)

sebesar 0,0964 sedangkan nilai standar deviasi atau simpangan

baku sebesar 0,07207 dan lebih kecil dari nilai mean yang berarti

bahwa tingkat sebaran ROE memiliki variasi yang kecil

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengkaji dalam model

regresi variabel terkait dan variabel bebas memiliki distribusi data

normal atau tidak. Model regresi yang baik yaitu model regresi

yang memiliki distribusi data normal. Pada penelitian ini dalam

melakukan uji normalitas menggunakan analisis histogram dan uji

kolmogorov-smirnov. Hasil pengujian kolmogorov-smirnov dapat

dilihat secara lengkap pada lampiran 7 yang menunjukkan nilai

probability yaitu 0,200 > 0,05 yang manyimpulkan bahwa data

berdistribusi secara normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada

gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2
Uji
Normalitas
5

Sumber: Output SPSS yang diolah 2021

Berdasarkan grafik histogram pada gambar 4.2

menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal dan

berbentuk simetri. Dan pada grafik normal probility plots titik-titik

menyebar mendekati atau berhimpit di sekitar diagonal dan hal ini

menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari


5

residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka

dapat dikatakan heteroskedastisitas. Pada penelitian ini uji

heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji

Scatterplots. Pada gambar berikut ini disajikan hasil uji

Scatterplots.

Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Output SPSS yang diolah, 2021

Dari gambar 4.3 menunjukkan grafik scatterplots terlihat titik-

titik menyebar secara acak atau random baik diatas maupun

dibawah nol pada sumbu Y. Maka dari itu, dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini,

sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Return

On Equity (ROE) berdasarkan masukan variabel independen good

corporate governance (GCG) yang diproksikan dengan kepemilikan

istitusional, komisaris independen dan komite audit

c. Uji Autokorelasi
5

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah ada

korelasi variabel yang terdapat di dalam model prediksi dengan

perubahan waktu. Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi

dilakukan dengan menggunakan metode uji Durbin Watson. Model

regresi yang baik yaitu model regresi yang bebas dari gejala

autokorelasi. Pada pengujian autokorelasi pada penelitian ini, nilai

k adalah 3 (jumlah variabel independen) dan n (jumlah sampel)

yaitu 14. Dengan menggunakan data tersebut maka diperoleh nilai

dU= 1,7788 dan dL= 0,7667. Pada tabel 4.2 dengan

menggunakan uji Durbin-Watson diperoleh angka Durbin-Watson

sebesar 1,311 yang lebih kecil dari dL sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi

Tabel 4.2
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Mode R R Adjusted R Std. Error of Durbin-
l Square Square the Estimate Watson
1 .726a
.527 .385 .05654 1.311
a. Predictors: (Constant), KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DEWAN
KOMISARIS INDEPENDEN
b. Dependent Variable: ROE
Sumber: Output SPSS yang diolah, 2021

3. Uji Hipotesis

a. Uji Regresi Sederhana

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian

adalah analisis regresi sederhana (Simpel Regression Analyze)

dengan mengolah data dengan program SPSS (Statistical Package

Y = – 0,294 + 0,175 - 0,012 + 0,189X


5

for Social Science) 25. Dari tabel 4.3 dihasilkan perhitungan

konstanta dan koefisien regresi model (beta) masing-masing

variabel sehingga dapat dibuat persamaan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana tersebut diatas

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Angka konstan dan unstandardized coefficients dalam

penelitian ini sebesara -0,294 yang menunjukkan bahwa jika

variabel independen yaitu kepemilikan institusional (X1),

komisaris independen (X2), dan komite audit (X3) diasumsikan

tidak mengalami perubahan (konstan) maka nilai Y (ROE)

adalah sebesar -0,294 satuan.

2. Koefisien variabel kepemilikan institusional (X1) sebesar 0,175

yang berarti jika setiap kenaikan variabel kepemilikan

institusional sebesar 1 satuan, maka ROE akan meningkat

sebesar 0,175.

3. Koefisien variabel komisaris independen (X2) sebesar 0,012

yang berarti jika setiap kenaikan variabel komisaris independen

sebesar 1 satuan, maka ROE akan meningkat sebesar 0,012

4. Koefisien komite audit (X3) sebesar 0,189 yang berarti jika

setiap kenaikan variabel komite audit sebesar 1 satuan, maka

ROE akan meningkat sebesar 0,189

Tabel 4.3
Hasil Analisis Regresi Sederhana
5

Model Unstandardized Standardiz t Sig.


Coefficients ed
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.294 .138 -2.127 .059
KEPEMILIKAN .175 .114 .338 1.531 .157
INSTITUSIONAL
DEWAN -.012 .063 -.056 -.191 .852
KOMISARIS
INDEPENDEN
KOMITE AUDIT .189 .078 .713 2.419 .036
a. Dependent Variable: ROE
Sumber: Output SPSS yang diolah, 2021

b. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk menguji agar

mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel independen

(variabel bebas) terhadap variabel dependen (variabel terkait) dan

uji koefisien determinasi ini dapat dilihat seberapa besar variabel

independen yang digunakan dalam penelitian mampu menjelaskan

variabel dependen. Uji koefisien determinasi dapat dilihat dari R2

terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1)

Tabel 4.4
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Mode R R Adjusted R Std. Error of Durbin-


l Square Square the Estimate Watson
1 .726a
.527 .385 .05654 1.311
a. Predictors: (Constant), KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DEWAN
KOMISARIS INDEPENDEN
b. Dependent Variable: ROE
Sumber: Output SPSS yang diolah, 2021
5

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil pengujian

regresi diperoleh koefisien korelasi (R) sebesar 0,726 dan koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,527 yang berarti bahwa secara statistic

variabel independen yaitu GCG yang diproksikan dengan

kepemilikan institusional, dewan komisaris independen dan komite

audit mampu menjelaskan variabel dependen ROE sebesar 52,7%

dengan demikian 47,3% di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini.

c. Uji Statistik t

Pengujian hipotesis dengan uji statistik t digunakan untuk

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas

(independen) secara individual dalam menerangkan variabel terkait

(dependen). Maka digunakan uji t, dengan df = n – k, n = 14, k = 4

maka df = 10. Sehingga ttabel 1,81246. Taraf signifikansi yang

digunakan pada penelitian ini adalah 5% (p < 0,05). Pada tabel

4.5 dibawah ini menyajikan hasil pengujian hipotesis dengan

menggunakan SPSS yang menunjukkan sebagai berikut:

Tabel 4.5
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
Ket
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.294 .138 -2.127 .059
KEPEMILIKAN .175 .114 .338 1.531 .157 H1
INSTITUSIONAL ditolak
DEWAN KOMISARIS -.012 .063 -.056 -.191 .852 H2
INDEPENDEN ditolak
6

KOMITE AUDIT .189 .078 .713 2.419 .036 H3


diterima
a. Dependent Variable: ROE
Sumber: Output SPSS yang diolah, 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan

perusahaan

Pada tabel 4.5 diatas diperoleh nilai t hitung untuk variabel

kepemilikan institusional terhadap return on asset menunjukkan

1,531. Yang berarti thitung < ttabel (1,531 < 1,81246) artinya H0

ditolak. Dan p-value (significant- t) 0,157 yang lebih besar dari

0,05 maka dapat dikatakan bahwa kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap ROE

2. Pengaruh dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan

perusahaan

Pada tabel 4.5 diatas diperoleh nilai t hitung untuk variabel dewan

komisaris independen terhadap return on asset menunjukkan -0,191.

Yang berarti thitung < ttabel (0,191 < 1,81246) artinya H0 ditolak.

Dan p-value (significant- t) 0,852 yang lebih besar dari 0,05 maka

dapat dikatakan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh

terhadap ROE

3. Pengaruh komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan

Pada tabel 4.5 diatas diperoleh nilai t hitung untuk variabel komite

audit terhadap return on asset menunjukkan 2,419 yang berarti

thitung > ttabel ( 2,419 > 1,72913 ) artinya H0 diterima. Dan p-

value (significant- t) 0,036 yang lebih kecil dari 0,05. Maka dapat
6

dikatakan bahwa komite audit berpengaruh positif dan signifikan

terhadap ROE.

C. Pembahasan

Penelitian ini dapat ditemukan bukti empiris mengenai Kepemilikan

Intitusional, Dewan Komisaris Independen, dan komite Audit, terhadap

kinerja keuangan yang diproksikan dengan return on equity perusahaan

dengan obyek penelitian adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI

pada tahun 2016-2020. Hasil dari pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa dari tiga variabel independen, hanya ada variabel yang

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan BUMN yaitu variabel

komite audit.

Hasil koefisien determinasi (R2) pada penelitian ini yaitu

sebesar 0,527 yang bearti bahwa secara statistik variabel independen

yaitu good corporate governance yang diproksikan dengan

kepemilikan sinstitusional, dewan komisaris independen dan komite

audit mampu menjelaskan variabel dependen return on equity sebesar

52,7% sedangkan 47,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini.

1. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan

Hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif

kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan perusahaan dan

hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dapat

dilihat dari hasil uji t menunjukkan nilai t hitung untuk variabel


6

kepemilikan institusional terhadap ROE menunjukkan 1,531 yang

berarti thitung < ttabel (1,531 < 1,81246). Dan p-value (significant- t)

0,157 yang lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa hipotesis

pertama ditolak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh (Widyaningsih dan Utomo, 2013) yang mengatakan bahwa

struktur kepemilikan baik institusional maupun manajerial tidak

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini mungkin

didasarkan adanya konflik kepentingan atau conflict of interenst

antara manjemen perusahaan dengan stockholder. Stockholder

menghendaki pola pengelolaan perusahaan untuk dapat memberi

kontribusi yang besar bagi dana yang diinvestasikannya ke dalam

perusahaan. Keuntungan yang diperoleh perusahaan diarahkan pada

investasi yang menghasilkan present value yang positif. Sedangkan

disisi lain manajemen berusaha untuk mengelola perusahaan sebaik

mungkin untuk memperoleh bonus yang besar

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri dewi

(2019) yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh negatif

kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan perusahaan dan

hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pengaruh

negatif ini mungkin disebabkan karena adanya konflik kepentingan

antara pihak pemegang saham dengan para manajemen perusahaan,

karena pada saat kepemilikan institusional meningkat sedangkan

jumlah saham yang beredar tetap (menurun) hal tersebut akan di


6

respon negatif oleh pasar, karena kepemilikan institusional akan

memantau secara profesional perkembangan investasi yang

ditanamkan pada perusahaan dan memiliki tingkat pengendalian yang

tinggi terhadap tindakan manajemen. Hal ini memperkecil potensi

manajemen untuk melakukan kecurangan, dengan demikian dapat

menyelaraskan kepentingan manajemen dan kepentingan stakeholder

lainnya.

2. Pengaruh dewan komisaris independen terhadap kinerja

keuangan

Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif

dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dewan komisaris independen

tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini

dapat dilihat dari hasi uji t yang menunjukkan nilai t hitung untuk

variabel dewan komisaris independen terhadap ROE menunjukkan -

0,191 yang berarti thitung< ttabel (0,191 < 1,81246). Dan p-value

(significant- t) 0,852 yang lebih besar dari 0,05. yang berarti bahwa

hipotesis kedua ditolak.

Hasi penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh (Sinye Polani Thoomaszen, 2017) yang menunjukkan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara dewan komisaris

dengan kinerja keuangan. Penelitian ini menjelaskan bahwa dewan

komisaris independen sebagai mekanisme pengendalian internal

tertinggi yang bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan

pengawasan dan memberi masukan kepada direksi dalam mengelola


6

sumber daya perusahaan belum mampu menegakkan good corporate

governance di dalam perusahaan. Hal ini juga menunjukkan bahwa

banyak ataupun sedikit anggota dewan komisaris tidak dapat

memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja keuangan

perusahaan, karena dewan komisaris dalam hal mengawasi jalannya

perusahaan belum mampu mengawasi secara objektif, terlebih

pengawasan dalam proses pembuatan laporan keuangan serta dalam

proses berlangsungnya pemeriksaan atau audit terhadap laporan

keuangan. Jika pengawasan dewan komisaris terhadap perusahaan

kurang objektif maka dapat menimbulkan celah untuk melakukan

kecurangan dalam laporan keuangan, dan hal tersebut dapat

berdampak buruk terhadap kinerja keuangan perusahaan

Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan teori keagenan

yaitu komisaris independen berperan dalam meminimalisir

permasalahan agensi yang timbul antara dewan direksi dengan

pemegang saham. Oleh karena itu dewan komisaris seharusnya

dapat mengawasi kinerja pihak manajemen sehingga kinerja yang

dihasilkan sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Komisaris

independen memegang peranan penting dalam mengarahkan strategi

dan mengawasi jalannya perusahaan serta memastikan bahwa para

manajer benar-benar meningkatkan kinerja keuangan perusahaan

sebagai bagian dari pada pencapaian tujuan perusahaan.

Kondisi ini juga ditegaskan dari hasil survei Asian Development

Bank dalam Gideon (2005) yang menyatakan bahwa kuatnya kendali

pendiri perusahaan dan kepemilikan saham mayoritas menjadikan


6

dewan komisaris tidak independen. Fungsi pengawasan yang

seharusnya menjadi tanggung jawab anggota dewan menjadi tidak

efektif. Keberadaan komisaris independen ini tidak dapat

meningkatkan efektifitas monitoring yang dijalankan oleh komisaris.

3. Pengaruh komite audit terhadap kinerja keuangan

Hipotesis ketiga menyimpulkan bahwa keberadaan komite audit

secara signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perusahaan dan hasil penelitian menunjukkan bahwa komite audit

berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini

dapat dililihat dari hasil uji t yang menunjukkan nilai t hitung untuk

variabel komite audit terhadap ROE menunjukkan 2,419 yang berarti

thitung > ttabel (2,419 > 1,81246). Dan p-value (significant- t) 0,036

yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini yang berarti bahwa hipotesis ketiga

di terima atau komite audit mempengaruhi kinerja keuangan

perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori keagenan, yang

menyatakan bahwa adanya komite audit akan dapat mengurangi

konflik keagenan yang terjadi antara pemegang saham dan

manajemen. Dengan adanya komite audit yang bertanggung jawab

untuk mengawasi audit eksternal, mengawasi laporan keuangan, dan

mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit internal)

dapat mengurangi sifat manajemen yang melakukan manajemen laba

(earnings management) dan hal-hal lain yang dapat merugikan

perusahaan dengan cara mengawasi laporan keuangan dan

melakukan pengawasan pada audit eksternal.


6

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan (Janeiro

Doriode, 2018) yang menyatakan bahwa komite audit tidak

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Yang mungkin

di sebabkan oleh keterbatasan tugas dan wewenang dari komite

audit. Tugas dari komite audit adalah membantu dewan komisaris

untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan secara

wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara

umum, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan

dengan baik, pelaksanaan audit baik internal maupun eksternal dapat

dilakukan sesuai standar audit yang berlaku dan memastikan

manajemen melakukan tindak lanjut hasil dari temuan audit. Namun,

semua kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan

berada di tangan dewan direksi sehingga peningkatan kinerja

keuangan perusahaan juga dipengaruhi oleh kebijakan operasional

yang diambil dan dijalankan oleh dewan direksi


BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN:

1. Hipotesis pertama “kepemilikan institusional berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Return On Equity” ditolak. Yang artinya

kepemilikan institusional tidak mempengaruh Return On Equity

perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI tahun 2016 – 2020. Hal ini

dikarenakan adanya perbedaan kepentingan antara pihak manajerial

dengan pihak institusional (stakeholder) sehingga kebijakan yang

seharusnya diterapkan tidak dihiraukan dalam proses pengelolaan

kinerja perusahaan.

2. Hipotesis kedua “dewan komisaris independen berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Return On Equity” ditolak. Yang artinya dewan

komisaris independen tidak mempengaruhi Return On Equity

perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI tahun 2016 – 2020. Hal ini

dikarenakan pengangkatan komisaris independen oleh pihak

perusahaan hanya dilakukan memenuhi regilasi tetapi tidak

dimkasudkan untuk menerapkan good corporate governance

3. Hipotesis ketiga “komite audit berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Return On Equity” diterima. Yang artinya komite audit

mempengaruhi Return On Equity perusahaan BUMN yang terdaftar di

BEI tahun 2016 – 2020. Hal ini dikarenakan adanya komite audit yang

memiliki kewajiban untuk mengawasi audit eksternal, mengawasi

laporan keuangan, dan memeriksa sistem pengendalian internal

(termasuk audit internal) dapat membatasi sifat manajemen yang

67
6

melakukan manajemen laba (earnings management) dan hal-hal lain

yang dapat merugikan perusahaan dengan cara mengawasi laporan

keuangan dan melakukan pengawasan pada audit eksternal.

B. SARAN

Berdasarkan hasil dari analisis pembahasan serta beberapa

simpulan, adapun saran yang dapat diberikan melalui hasil dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Saran Teoritis

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya menggunakan kinerja

keuangan Return On Asset karena beberapa penelitian

sebelumnya mengatakan bahwa jika penerapan good corporate

governance meningkat maka kinerja keuangan ROA juga ikut

meningkat karena stakeholder dapat menanamkan modalnya

dengan harapan lebih dengan melihat aset-aset yang dimiliki

perusahaan tersebut. Variabel independen yang digunakan pada

penelitian ini hanya satu variabel. Sehingga disarankan bagi

peneliti selanjutnya untuk menambahkan variabel-variabel

independen lain yang secara teoritis berpengaruh positif terhadap

kinerka keuangan, Pada penelitian ini juga memiliki keterbatasan-

keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan yang

dapat dijadikan bahan perimbangan bagi penelitin berikutnya agar

memperoleh hasil yang lebih baik. Keterbatasan tersebut antara

lain dalam penelitian ini (R2) menjelaskan bahwa masih ada

47,3% faktor lain atau variabel lain diluar model yang dapat
6

menjelaskan kinerja keuangan selain kepemeilikan

institusional, dewan komisaris independen dan komite audit.

2. Saran Praktis

Pada penelitian ini, penerapan good corporate governance

belum sepenuhnya diterapkan dengan baik, maka diharapkan

perusahaan yang telah menerapkan GCG diterapkan sesuai

dengan prinsip GCG seutuhnya


DAFTAR PUSTAKA

Agatha Bella Riantiarti,. Nurlaela Siti,. and Samrotun Yuli Chomsatu, 2020.
Kepemilikan Manajerial, Institusional, Dewan Komisaris Independen, Komite
Audit dan Kinerja Keuangan Perusahaan Food and Beverage. E-Jurnal
Akuntansi, 30(7), 1811. https://doi.org/10.24843/eja.2020.v30.i07.p15

Agung Setya Putra,. and Roekhudin, . 2016. Pengaruh Corporate Governance


Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ( Studi pada Perusahaan Perbankan
yang Go-Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 ). Jurnal Ilmu
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis (JIMFEB), 2(2), 1–13.

Angrum Pratiwi, . 2016. Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate Governance


(GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia
(Periode 2010-2015). In Al-Tijary (Vol. 2, Issue 1, pp. 55–76).
https://doi.org/10.21093/at.v2i1.610

Arwanda Ronni, 2019. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja


Keuangan Perusahaan Sektor Pertanian Yang Terdaftar Di Index Saham
Syariah Indonesia (Issi) Periode Tahun 2013-2017 Skripsi. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Basri Hasan, . 2019.. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah
Penerapan Good Corporate Governance ( Gcg ) Pada Bank Syariah Mandiri.

Christian Chandra, . 2016. Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance


Pada Rumah Sakit. Agora, 4(2), 394–398.

Christina Verawaty Situmorong,. and Arthur Simanjuntak, . 2019. Pengaruh Good


Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis : Jurnal
Program Studi Akuntansi, 5(2), 160. https://doi.org/10.31289/jab.v5i2.2694

Deitiana Tita, 2013. Pengaruh Current Ratio , Return on Equity Dan Total Asset Turn
Over Terhadap Devidend Payout Ratio Dan Implikasi Pada Harga Saham
Perusahaan LQ 45. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 15(1), 82–88.
http://www.tsm.ac.id/JBA

Dewi Hanifia Ratna, . 2019. Pengaruh Komisaris Independen, Dewan Direksi, dan
Komite Audit Terhadap Kinerja Keuangan. Skripsi, 1–19.

Dewi Sri, . 2019. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis,
8(5), 55.

Diah Nurriza Indah Permata,. Fariyana Kusumawati,. and Rindah F Suryawati, . 2012.
Pengaruh Penerapan Good Corporate Governanace Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan. Jurnal InFestasi, 8(2), 171–178.

Efendi Ruslan, . 2021. Pengaruh Good Governance Terhadap Kinerja Keuangan


Pemerintah Daerah (Studi Penelitian Pada Badan Keuangan Dan Aset Daerah
(Bkad) Provinsi Sulawesi Selatan) (p. 6).

Febriyanto Danang, . 2013. Analisis Penerapan Good Corporate Governance (GCG)


Terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

70
7

Ferial,. Suhadak,. and Handayani, 2016. Pengaruh Good Corporate Governance


Terhadap Kinerja Keuangan Dan Efeknya Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Pada Badan Usaha Milik Negara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2014). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 33(1),
146–153.

Franita Riska, 2018. mekanisme good corporate governance dan nilai perusahaan.
malang : UB Pres.

Ghozali Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Unoversitas Diponegoro.

Haifa Najib,. and Rini, . 2019. Sharia Compliance, Islamic Corporate Governance Dan
Fraud Pada Bank Syariah. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Islam, 4(2), 131–
146. https://doi.org/10.35836/jakis.v4i2.23

Indra Bastian., 2006. (2006). Akuntansi Pendidikan ( yati S. suryadi Saat. (ed.)).
Yogyakarta., Pt gelora aksara pratama., Erlangga.

Islami Nungky Wanodyatama, . 2018. Pengaruh Corporate Governance Terhadap


Profitabilitas Perusahaan. Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia, 12(1), 54–58.
https://doi.org/10.32812/jibeka.v12i1.15

Janeiro Doriode, . 2018. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja


Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Makanan Dan Minuman Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016). 21, 1–9.

Lestari Anci, . 2018. Analisis Pengaruh Icsr ( Islamic Corporate Social Responsibility )
Dan Zakat Terhadap Reputasi Dan Profitabilitas Perusahaan : Studi Empiris
Pada Bank Syariah Di Indonesia.

Misnadiarly,. 2008. Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Penerapan Good


Corporate Governance pada Pt. Bank Negara Indonesia Tbk. Dengan Rasio
Return On Asset, Return On Equity, Net Profit Margin, dan Capital Adequancy
Ratio. 5–26.

Mobilala Ajidio, . 2012. Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah


Penerapan Good Corporate Governance. Ilmiah Mahasiswa FEB, 0910220054,
1–19.

Muhammad Arief Ujiyantho,. Bambang Agus Pramuka, . 2007. Mekanisme Corporate


Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (studi pada perusahaan
go publik sektor manufaktur). Simposium Nasional Akuntansi X, Juli, 1–26.

Nadya Ayu Saputri,. Rochmi Widayanti,. and Ratna Damayanti, . 2019. Analisis
Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada
Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-
2017 Edunomika – Vol. 03, No. 02 (Agustus 2019). Edumonika, 03(02),
352–
363.

Reny Dyah Retno,. and Denies Priantinah, . 2012. Pengaruh Good Corporate
Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2007-2010). Nominal, Barometer Riset Akuntansi Dan
Manajemen, 1(2). https://doi.org/10.21831/nominal.v1i2.1000
7

Sarafina, S., & Muhammad Syaifi, 2011. Pengaruh Penerapan Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009). In
Jurnal Administrasi Bisnis (Vol. 50, Issue 3).

Sari, R. P. (2009). Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah


Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Pada PT. Petrokimia Gresik. In
Riset Ekonomi dan Bisnis (Vol. 9, Issue 2, pp. 118–137).
rida_perwita@yahoo.com

Sharah, R., & Haridhi, M. (2019). Analisis Perbandingan Penerapan Good Corporate
Governance Sebelum Dan Sesudah Konversi Pada Bank Aceh Syariah. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, 4(4), 662–676.
https://doi.org/10.24815/jimeka.v4i4.15334

Sinye Polani Thoomaszen, . 2017. Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan


Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012-2015).
Resources Policy, 7(1), 1–10.

Supriantna Nono,. Kusuma Anggina Ma’arifah, . 2005. Pengaruh Good Corporate


Governance Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan
Yang Termasukllalam Indeks LQ 45). ]Urnal Akuntansi Riset, Prodi Akuntansi
UPI. http://lib.unnes.ac.id/29995/

Tikawati, . 2008. Implementasi Good Corporate Governance Pada Lembaga


Keuangan Syariah (Perbankan Syariah) Oleh: Tikawati. 1(2), 118–126.

Widyaningsih, F., & Utomo. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance Dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2010-2011). Assets:
Jurnal Akuntansi Dan Pendidikan, 2(2), 98.
https://doi.org/10.25273/jap.v2i2.1202
LAMPIRAN
LAMPIRAN
DAFTAR SAMPEL DALAM PENELITIAN

Annuall Pengungkapan
Penerapan
No Perusahaan BUMN Report Pemegang
2016-2020 GCG Saham
PT. Bank Negara
1. Indonesia YA YA YA
PT. Bank Rakyat
2. YA YA YA
Indonesia
PT. Bank Tabungan
3. Negara YA YA YA

4. PT. Bank Mandiri YA YA YA

5. PT. Indofarma YA YA YA

6. PT. Kimia Farma YA YA YA


PT. Perusahaan Gas
7. YA YA -
Negara
.8. PT. Krakatau Steel YA YA YA

9. PT. Adhi Karya YA YA YA


PT. Pembangunan
10. Perumahan YA YA YA

11. PT. Wijaya Karya YA YA YA

12. PT. Waskita Karya YA YA YA

13. PT. Aneka Tambang YA YA YA

14. PT. Bukit Asam YA YA YA

15. PT. Timah YA YA YA

16. PT. Semen Baturaja YA YA YA

17. PT. Semen Gresik YA YA YA

18. PT. Jasa Marga YA YA YA

19. PT. Garuda Indonesia YA YA YA


PT. Telekomunikasi
20. YA YA YA
Indonesia
Jumlah 20 20 19
LAMPIRAN
DATA PERHITUNGAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL

Kode Kepemilikan Institusional Rata-


No
Emiten 2016 2017 2018 2019 2020 Rata
1 BBNI 1,01 1,00 1,00 0,99 0,94 0,99
2 BBRI 0,21 0,93 0,99 0,99 0,98 0,82
3 BBTN 0,98 0,99 0,98 0,96 0,90 0,96
4 BMRI 1,00 2,00 1,00 1,00 1,01 1,20
5 INAF 0,12 0,18 0,99 0,98 0,97 0,65
6 KAEF 0,06 0,97 0,94 0,96 1,00 0,79
7 KRAS 1,11 0,89 0,89 0,89 0,88 0,93
8 ADHI 0,82 0,85 0,86 0,82 0,75 0,82
9 PTPP 1,23 1,44 0,90 0,71 1,00 1,06
10 WIKA 1,39 0,90 0,90 0,94 0,93 1,01
11 WSKT 0,79 1,61 0,90 0,93 0,77 1,00
12 ANTM 0,84 0,81 0,77 0,60 0,72 0,75
13 PTBA 0,98 0,85 0,98 1,00 0,90 0,94
14 TINS 0,91 0,88 0,88 0,88 0,87 0,88
15 SMBR 0,99 0,34 0,98 0,95 0,95 0,84
16 SMGR 1,64 0,99 0,99 0,99 1,43 1,21
17 JSMR 0,71 0,99 0,97 0,98 0,85 0,90
18 GIAA 0,94 0,94 0,94 0,96 0,94 0,95
19 TLKM 0,98 0,98 0,97 0,99 0,98 0,98
Rata-rata 0,88 0,98 0,94 0,92 0,94 0,93
LAMPIRAN
DATA PERHITUNGAN DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN

Kode Dewan Komisaris Independen Rata-


No
Emiten 2016 2017 2018 2019 2020 Rata
1 BBNI 1,25 1,33 1,67 1,67 1,50 1,48
2 BBRI 1,25 1,25 1,67 1,67 1,50 1,47
3 BBTN 0,75 1,67 1,25 1,00 1,00 1,13
4 BMRI 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
5 INAF 0,50 0,50 0,50 0,50 2,00 0,80
6 KAEF 0,67 0,67 0,67 0,67 0,33 0,60
7 KRAS 0,67 0,50 0,50 0,50 0,50 0,53
8 ADHI 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
9 PTPP 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
10 WIKA 0,50 0,50 0,75 0,75 0,75 0,65
11 WSKT 0,50 2,00 0,75 0,75 1,33 1,07
12 ANTM 0,50 0,50 0,50 0,50 0,40 0,48
13 PTBA 0,50 0,60 1,00 0,50 0,50 0,62
14 TINS 1,00 0,67 0,67 1,00 1,50 0,97
15 SMBR 1,50 0,25 0,67 0,67 1,00 0,82
16 SMGR 1,50 0,40 0,40 0,40 0,75 0,69
17 JSMR 0,50 0,50 0,50 0,50 0,67 0,53
18 GIAA 0,50 0,50 0,75 0,67 1,33 0,75
19 TLKM 0,75 1,33 1,00 1,00 1,33 1,08
Rata-rata 0,78 0,80 0,80 0,78 0,97 0,82
LAMPIRAN
DATA PERHITUNGAN KOMITE AUDIT

Kode Komita Audit Rata-


No
Emiten 2016 2017 2018 2019 2020 Rata
1 BBNI 1,00 0,67 1,33 1,67 1,25 1,18
2 BBRI 1,00 1,50 2,00 2,33 1,75 1,72
3 BBTN 1,75 2,00 1,50 1,33 1,33 1,58
4 BMRI 1,50 1,50 1,50 1,50 1,40 1,48
5 INAF 1,00 1,50 1,50 1,50 3,00 1,70
6 KAEF 1,33 1,33 1,33 1,33 1,33 1,33
7 KRAS 1,33 1,00 0,75 0,75 1,00 0,97
8 ADHI 0,75 1,25 1,00 0,75 0,75 0,90
9 PTPP 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 0,90
10 WIKA 1,00 1,00 1,25 1,50 1,00 1,15
11 WSKT 1,00 2,00 1,25 0,75 0,67 1,13
12 ANTM 1,00 1,25 1,00 1,00 0,60 0,97
13 PTBA 0,75 0,80 0,67 1,00 1,00 0,84
14 TINS 1,33 1,33 1,00 0,75 2,00 1,28
15 SMBR 1,50 0,75 1,00 1,00 0,67 0,98
16 SMGR 1,50 0,80 0,80 0,80 0,75 0,93
17 JSMR 0,75 0,75 1,25 1,25 1,33 1,07
18 GIAA 0,75 1,25 1,00 1,33 1,67 1,20
19 TLKM 0,75 2,33 1,67 1,67 1,67 1,62
Rata-rata 1,11 1,26 1,20 1,21 1,26 1,21
LAMPIRAN
DATA PERHITUNGAN RETURN ON EQITY

Kode ROE Rata-


No
Emiten 2016 2017 2018 2019 2020 Rata
1 BBNI 0,16 0,16 0,16 0,14 0,03 0,13
2 BBRI 0,23 0,20 0,20 0,19 0,11 0,19
3 BBTN 0,18 0,18 0,15 0,01 0,10 0,12
4 BMRI 0,11 0,15 0,16 0,15 0,09 0,13
5 INAF 0,03 0,01 -0,09 -0,04 0,00 -0,02
6 KAEF 0,12 0,12 0,13 0,00 0,00 0,07
7 KRAS -0,10 -0,05 -0,04 -1,46 0,05 -0,32
8 ADHI 0,07 0,10 0,11 -1,54 0,01 -0,25
9 PTPP 0,13 0,15 0,15 0,07 0,02 0,10
10 WIKA 0,11 0,11 0,14 0,16 0,02 0,11
11 WSKT 0,22 0,18 0,16 0,09 -0,48 0,04
12 ANTM 0,00 0,01 0,09 0,01 0,06 0,03
13 PTBA 0,42 0,62 0,53 0,41 0,27 0,45
14 TINS 0,00 0,00 0,01 -0,03 -0,02 -0,01
15 SMBR 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
16 SMGR 0,12 0,12 0,11 0,10 0,02 0,09
17 JSMR 0,12 0,12 0,11 0,10 0,02 0,09
18 GIAA 0,01 -0,23 -0,36 -0,08 -1,27 -0,39
19 TLKM 0,28 0,29 0,23 0,24 0,25 0,26
Rata-rata 0,12 0,12 0,10 -0,08 -0,04 0,04
LAMPIRAN
HASIL STATISTIK DESKRIPTIF VARIABEL

Descriptive Statistics
N Minimum Maximu Mean Std.
m Deviation
KEPEMILIKAN 14 .75 1.21 .9564 .13932
INSTITUSIONAL
DEWAN KOMISARIS 14 .48 1.48 .8907 .33575
INDEPENDEN
KOMITE AUDIT 14 .90 1.72 1.2371 .27210
ROE 14 -.01 .26 .0964 .07207
Valid N (listwise) 14
LAMPIRAN
UJI NORMALITAS – HISTOGRAM
LAMPIRAN

UJI NORMALITAS - KOLMOGOROV-SMIRNOV

a. Uji Normalitas Sebelum Outliers

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 19
Normal Mean .0000000
Paramet Std. Deviation .18132193
a,b
ers
Most Absolute .203
Extreme Positive .176
Differenc Negative -.203
es
Test Statistic .203
Asymp. Sig. (2-tailed) .038c
Monte Sig. .363d
Carlo 99% Confidence Interval Lower Bound .350
Sig. (2- Upper Bound .375
tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.
b. Uji Normalitas Setelah Outliers

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 14
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
Std. .04958497
Deviation
Most Extreme Differences Absolute .120
Positive .108
Negative -.120
Test Statistic .120
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
LAMPIRAN 9
UJI HETEROSKEDASTISITAS
LAMPIRAN
UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb
Mode R R Adjusted R Std. Error of Durbin-
l Square Square the Estimate Watson
1 .726a
.527 .385 .05654 1.311
a. Predictors: (Constant), KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DEWAN
KOMISARIS INDEPENDEN
b. Dependent Variable: ROE
LAMPIRAN
UJI HIPOTESIS

a) Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardi t Sig. Collinearity
Coefficients zed Statistics
Coefficie
nts
B Std. Beta Tole VIF
Error ranc
e
1 (Constant) -.294 .138 -2.127 .059
KEPEMILIKAN .175 .114 .338 1.531 .157 .969 1.032
INSTITUSIONAL
DEWAN -.012 .063 -.056 -.191 .852 .548 1.824
KOMISARIS
INDEPENDEN
KOMITE AUDIT .189 .078 .713 2.419 .036 .545 1.834
a. Dependent Variable: ROE

ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regression .036 3 .012 3.708 .050b
Residual .032 10 .003
Total .068 13
a. Dependent Variable: ROE
b. Predictors: (Constant), KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DEWAN
KOMISARIS INDEPENDEN
b) Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Mode R R Adjusted R Std. Error of Durbin-
l Square Square the Estimate Watson
1 .726a
.527 .385 .05654 1.311
a. Predictors: (Constant), KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DEWAN
KOMISARIS INDEPENDEN
b. Dependent Variable: ROE

c) Uji Statistik t

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.294 .138 -2.127 .059
KEPEMILIKAN .175 .114 .338 1.531 .157
INSTITUSIONAL
DEWAN -.012 .063 -.056 -.191 .852
KOMISARIS
INDEPENDEN
KOMITE AUDIT .189 .078 .713 2.419 .036
a. Dependent Variable: ROE
Rahmawati. Panggilan Rahma lahir di Makassar pada

tanggal 14 November 1998 dari pasangan suami istri Bapak

Ismail DG Nambung dan ibu Ati DG Ngona. Peniliti adalah

anak kedelapan dari 9 barsaudara. Peneliti sekarang

bertempat tinggal di Kapasaraya Bontojai Kecamatan

Tamalanrea Kota Makasssar, Sulawesi Selatan.

Pendidikan yang ditempuh oleh peneliti yaitu SD Negeri 177 Topisi lulus tahun

2011, MTs Al – Hidayah Batulappa lulus 2014, MA. Bulukunyi lulus tahun 2017,

dan mulai tahun 2017 menikuti Program S1 Fakultas Okonomi Bisnis Program

Studi Akuntansi Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan

sekarang. Samapai dengan penulisan skripsi ini peniliti masih terdaftar sabagai

mahasiswa Program S1 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Anda mungkin juga menyukai