Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PAI ( AGAMA ISLAM )

MELONTAR

DISUSUN OLEH :

NAMA : RAISA PUTRI RURENSIA


KELAS : IX.10
ABSEN : 22

GURU PEMBIMBING :
IBU DRA. WARDAH, M.PD.I
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmarullahi Wabarakatuh

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat,taufik dan hidayah-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini.Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah menujukkan jalan kebaikan dan kebenaran di
dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Agama Islam dan juga sebagai
bahan penambah wawasan bagi pembaca dan pendengar, dalam penyusunan
makalah ini saya menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan, untuk itu kritik
dan saran sangat diperlukan dalam penyempurnaan makalah ini.

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Palembang, 20 September 2022

RAISA PUTRI RURENSIA


 APA YANG DIMAKSUD DARI MELONTAR

Melontar adalah sebuah kegiatan yang merupakan bagian dari ibadah haji
tahunan ke kota suci Mekkah, Arab Saudi. Para jemaah haji melemparkan batu-
batu kecil ke tiga tiang (jumrah) yang berada dalam satu tempat bernama
kompleks Jembatan Jumrah, di kota Mina yang terletak sebelah timur Mekkah.
Para jemaah mengumpulkan batu-batuan tersebut dari tanah di hamparan
Muzdalifah dan meleparkannya. Kegiatan ini adalah kegiatan kesembilan dalam
rangkaian kegiatan-kegiatan ritual yang harus dilakukan pada saat
melaksanakan ibadah haji, dan umumnya menarik jumlah peserta yang sangat
besar (atau mencapai lebih dari sejuta jemaah). Ini adalah pemeragaan simbolis
haji Nabi Ibrahim, dimana dia melemparkan batu ke tiga tiang yang
merepresentasikan godaan untuk tidak mematuhi Allah.

Melontar jumrah merupakan bagian dari rangkaian ibadah haji. Jamaah


melaksanakan kegiatan tersebut pada tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah. Lempar
jumrah adalah melemparkan batu kerikil pada waktu, tempat, dan jumlah yang
sudah ditentukan. Sebagaimana diketahui ada tiga tempat jumrah di mina.
1. Jumrah ula
Lempar jumrah ula adalah adalah lempar Jumrah pertama, lempar jumrah ini
disebut juga dengan lempar jumlah kecil. Jumrah ini terletak dekat dengan
masjid Khoif. Jarak antara jumrah wustho dan jumrah ula kurang lebih 156,5
meter.
2. Jumrah Wustho
Lempar jumrah wustha adalah lempar jumrah ke dua, lempar jumrah ini
disebut juga dengan lempar jumrah sedang. Jumrah ini terletak di tengah
antara jumrah ula dan jumrah aqabah. jaraknya antara jumrah ula dan jumrah
aqabah kurang lebih 117meter.
3. Jumrah Aqabah
Lempar jumrah aqabah adalah lempar jumrah ke tiga, lempar jumrah ini
disebut juga dengan lempar jumrah besar. Jumrah aqabah ini terletak paling
dekat dari Mekkah
 SEJARAH MELONTAR

Sejarah melempar jumrah sendiri sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim AS.
Pelemparan jumrah dilakukan karena iblis berusaha menghalang-halangi
Nabi Ibrahim AS ketika melaksanakan perintah Allah SWT untuk
menyembelih putranya, Ismail AS. Iblis menghalang-halangi Nabi Ibrahim
AS di al-Jamaraat sebanyak tiga kali. Nabi Ibrahim AS kemudian
melemparinya dengan kerikil setiap kali iblis mencoba menghalanginya. Hal
ini terus dilakukan hingga ia tiba di Jumrah yang terakhir.

Penyembelihan tersebut terjadi di tempat pelemparan kerikil. Sementara itu,


pendapat lain mengatakan, tempat terjadinya penyembelihan adalah di gurun
pasir yang terletak di Gunung Tsubeir (Tsabir) yang ada di Mina. Gangguan
iblis pertama kali yang dimaksud pada cerita ini adalah meminta Nabi
Ibrahim AS agar mengurungkan niatnya. Namun, Nabi Ibrahim AS
mengetahui bahwa upaya yang dilakukan iblis itu adalah agar dirinya
tergoda dan tidak menaati perintah-Nya.

Mengetahui hal tersebut, Nabi Ibrahim AS kemudian mengambil tujuh buah


batu dan melemparkannya kepada Iblis. Inilah yang saat ini dinamakan
jumrah ula (pertama).

Setelah upaya pertamanya gagal, iblis dalam wujud aslinya kemudian


membujuk Siti Hajar (istri Nabi Ibrahim AS) agar melarang suaminya untuk
menyembelih putra kesayangannya. Namun, Siti Hajar juga menolak dan
melemparinya dengan batu. Peristiwa ini terjadi di tempat yang sekarang
menjadi tempat melempar jumrah wustha (pertengahan).

 KENTENTUAN JUMLAH MELEMPAR BATU


Jumlah keseluruhan kerikil yang dibutuhkan adalah 70 kerikil atau 49
kerikil. Jika ia memilih nafar Tsani dia harus mengumpulkan sebanyak 70
batu kerikil. Tetapi, jika dia memilih naffar awal dia harus mengumpulkan
49 batu kerikil.
Rincinya yaitu 7 kerikil digunakan pada Jumrah Aqabah pada hari Nahar.
Kemudian 21 kerikil dilemparkan ketiga jumrah pada 11 Dzulhijjah, lalu 21
kerikil lagi dilemparkan kembali pada 12 Dzulhijjah, dan 21 lagi
dilemparkan pada 13 Dzulhijjah. Jika ditotalkan semuanya berjumlah 70
kerikil. Akan tetapi jika seseorang merasa cukup melempar jumrah selama 3
hari dan tidak melempar di tanggal 13 Dzulhijjah. Maka dari itu jumlah
kerikil yang dibutuhkan hanya 49 kerikil saja.
 CARA MELEMPAR JUMRAH
Tata cara melontar jumrah yaitu Kerikil mengena Marma (masuk lobang),
dengan kerikil satu persatu. Melontar dengan 7 (tujuh) kerikil sekaligus,
tetap dihitung satu kali lontaran, mjumrah dengan urutan yang benar yaitu
mulai dengan jumrah ‘ula eustha dan terakhir Aqabah, yang dipakai untuk
melontar adalah batu kerikil, selain itu tidak sah seperti sandal, payung atau
lainnya.

 WAKTU MELEMPAR JUMRAH


Waktu melontar Pada tanggal 10 Dzulhijjah yang dilontarkan jumrah
aqabah saja waktu afdhalnya setelah terbit matahari hari Nahr, waktu ikhtiar
(memilih) ba’da Dzuhur sampai terbenam matahari dan waktu Jawaz
(diperbolehkan) adalah mulai lewat tengah malam 10 Dzulhijjah sampai
dengan terbit fajar tanggal 12 Dzulhijjah. Pada hari Tasyrik (11, 12, dan 13
Dzulhijjah) melontar jumrah ‘ula wustha dan Aqabah dengan ketentuan
waktu yaitu;
a) Waktu afdhal (ulama) ba’da Zawal.
b) Waktu ikhtiar (memilih) sore sampai terbenam matahari.
c) Waktu Jawaz (diperbolehkan) yaitu selain waktu afdhal dan ikhtiar
dimulai dari terbit fajar hari yang bersangkutan. Bagi yang nafar awal
melontar tanggal 11dan 12 Dzulhijjah. Sedangkan yang nafar tsani
melontar tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

a. Hukum Melempar Jumrah


melempar jumrah hukumnya wajib haji, bukan rukun haji. Maka dari itu
jemaah yang tidak menjalankan lempar jumrah hajinya tetap terhitung
sah namun harus membayar denda (Dam).

b. Waktu Melempar Jumrah


Waktu untuk melempar jumrah ada tiga hari yaitu satu hari Nahar (10
Dzulhijjah), ditambah dua atau tiga hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah).
PENUTUP
A. Kesimpulan
KesimpulanJumrah berarti tempat pelemparan yang didirikan untuk
memperingati nabi Ibrahim as yang digoda oleh syetan agar tidak
melaksanakan perintah ALLAH untuk menyembelih putranya Ismail as.Tiga
kali beliau digoda dan tiga tempat pula beliau melemparkan batukepada
syetan sebagaimana yang diperintahkan dan dibibimbing langsungole
malaikat. Ditempat beliau melempar inilah yang kemudian tugu-tugudengan
nama jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah. Untuk memudahkan jamaah,
pemerintah Arab Saudi membangun jalan lebar dua lantai,sehingga ketiga
jumrah tersebut mudah dicapai.

Anda mungkin juga menyukai