Anda di halaman 1dari 4

NEGERI PARA BEDEBAH

(OLEH : YOHANES VERGI DARMAN)

“Tempat tergelap di neraka


dicadangkan bagi mereka
yang bersikap netral di saat
krisis moral ”._ Dante Alighieri

kutipan di atas merupakan salah satu dari karya seorang filsus terkenal
bernama Dante Alighieri. Perkataan Dante ini sendiri termaktub dalam sebuah
karya besar Dan Brawn yang berjudul Inverno.Tentu, kebanyakan orang sudah
mengenal penulis yang satu ini. Brawn adalah seorang penulis terkenal yang karya-
karyanya masih diminati oleh sebagian orang sampai sekarang. Salah satu karya
terkenalnya adalah davinci Code. Kembali pada kutipan di atas, sekiranya terbersit
sebuah pertanyaan di pikiran kita, mengapa Brawn mengutip kalimat ini dalam
bukunya?. Sejalan dengan kutipan di atas, Brawn sebenarnya ingin memberikan
kritikan dan tanggapan pada dunia sekarang. Namun, tanggapan dan kritikan itu
disampaikannya secara tersirat dalam cerita yang disajikannya dalam bentuk novel.
Ketika kita membaca cerita dalam novel tersebut, sedikit demi sedikit kita bisa
memahami makna atau maksud dibalik ceritanya. Baginya perkataan Dante di atas
masih realistis dengan keadaan dunia sekarang. Tak bisa dimungkiri bahwa dunia
yang kita tempati sekarang ini di isi oleh beragam persoalan yang dari waktu ke
waktu terus saja terjadi, dan tidak bisa disangkal pula bahwa dunia sekarang tak
lebih dari dunia yang penuh kelicikan, keserakahan dan ketidakadilan. Semakin
banyak orang yang bersikap apatis dan kabur dari rasa kepedulian, atau singkatnya,
dunia sekarang ini tidak lagi berprinsip pada rasa kemanusiaan.

Salah satu masalah pokok dunia yang tidak pernah tuntas kasusnya adalah
kemiskinan. Hampir di setiap negara, masalah kemiskinan ini terus saja terjadi, dan
merintangi kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga tidak heran jika
kemiskinan dijadikan sebagai patokan dalam menentukan keberhasilan suatu
negara. Apabila presentase kemiskinan di suatu negara kecil, maka negara tersebut
bisa dikatakan sebagai negara yang sukses dalam kehidupan pemerintahannya. Di
Indonesia sendiri, kemiskinan berada dalam tingkatan paling atas dalam kasus
masalah sosial yang terus terjadi. Masalah kemiskinan ini pun menimbulkan
persoalan-persoalan baru seperti gizi buruk, pengangguran, diskriminasi social dan
kriminalitas. Menurut data BPS, selama lima tahun terakhir ini, kasus kemiskinan
memiliki presentase yang cukup signifikan. Hal ini ingin membuktikan bahwa
tingkat keberhasilan pemerintah Indonesia dalam menuntaskan kemiskinan
sangatlah sedikit. Presentase yang berkurang dari tahun ke tahun tidak jauh dari
yang sebelumnya. Lantas apa yang di buat oleh pemerintah Indonesia selama ini?
Barangkali mereka sedang santai-santainya di luar sana tanpa paduli akan hal ini.

Jika kita mencermati baik-baik pola atau system politik sekarang ini,
sebetulnya ada sebuah sandiwara terselubung yang sedang dimainkan di negeri ini,
dan itu semua masih ada kaitannya dengan kasus kemiskinan. Bagi kita penduduk
Republik Indonesia, kemiskinan adalah adalah sebuah bencana yang
mengahantarkan kita kepada kehancuran. Namun, tidak dengan pemerintah. Bagi
mereka kemiskinan adalah suatu kesempatan. Menurut analisis pribadi saya,
pemerintah menganggap kemiskinan sebagai sebuah komoditi. Komoditi yang saya
maksudkan ini memiliki artian bahwa pemerintah menganggap bahwa kemiskinan
adalah aset paling berharga yang diperuntukan bagi kepentingan pemerintah
sendiri dalam meraup keuntungan yang besar. Contoh praktisnya seperti ini,
misalkan di sebuah lokasi tempat tinggal masyarakat ada sebuah potensi sumber
daya yang bisa di gunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Namun, yang bisa
melihat itu hanya pemerintah sendiri, sedangkan masyarakat kurang mengetahui
hal itu lantaran keterbatasan informasi dan teknologi. Di lain kesempatan,
pemerintah mengajak masyarakat sekalian agar mengolah potensi sumber daya itu
untuk kesejahteraan. Tanpa pikir panjang, masyarakat pasti akan mengiakannya.
Berbagai sarana prasarana disumbangkan permerintah untuk memperlancar
pembangunan sumber daya itu. Masyarakat akan menganggap bahwa pemerintah
itu baik, pemerintah itu perhatian pada rakyat kecil. Berbagai ucapan terima kasih
dan sembah pujian dilantunkan masyarakat kepada pemerintah. Namun, tidak ada
satu pun yang tahu bahwa ada intrik politik di balik semua ini. Masyarakat tidak
pernah tahu bahwa sebetulnya mereka sudah menjadi tumbal dari keserakahan
pemerintah. Sedikit demi sedikit keuntungan yang dihasilkan dari sumber daya itu
akan di ambil sebagiannya oleh pemerintah tanpa diketahui oleh masyarakat. Ada
tangan-tangan tak terlihat (invisible hand) di balik system yang sudah dimodifikasi
sedemikian rupa oleh pemerintah sendiri. Jikalau suatu hari nanti sumber daya
yang ada memberikan dampak buruk bagi masyarakat dan lingkungannya, maka
yang dirugikan itu adalah masyarakat sendiri, sedang pemerintah tenggelam dalam
kesenangannya dan berfoya-foya dengan keuntungan yang berhasil dirampasnya.
Barangkali juga mereka sudah menutup telinga dengan hal ini.

Mengutip kembali perkataan Dante tadi, “Tempat tergelap di neraka


dicadangkan bagi mereka yang bersikap netral disaat krisis moral”. Di luar sana
masih banyak persoalan-persoalan yang kurang di perhatikan oleh pemerintah, dan
bukan hanya pemerintah saja, kita pun jarang memperhatikannya. Ketika di tengah
krisis moral yang tengah terjadi sekarang ini kita hanya diam dan bungkam,
sesungguhnya kita sudah menyiapkan tempat untuk diri kita sendiri di neraka.
Perlu bagi kita menanamkan benih-benih kepedulian dalam diri kita masing-
masing. Ketika kita berhenti untuk peduli, saat itulah kita kehilangan rasa
kemanusiaan kita. Berhentilah bersikap apatis di tengah krisis yang sedang
melanda ini. Mari kita bangkit dari keterpurukan kita, mari kita bangkit dari
kebisuan kita. Inilah saat yang tepat untuk menyalurkan aspirasi kita. Kalau bukan
kita, siapa lagi?, kalau bukan sekarang, kapan lagi?.

Anda mungkin juga menyukai