kita, yaitu masyarakat, agama dan negara. 1. Masyarakat, yaitu semua orang dan lembaga yang berpengaruh dalam hidup kita, seperti keluarga, orang tua, sekolah, dll. Karena dari merekalah kita untuk pertamakalinya, belajar apa yang boleh dan apa yang tidak boleh kita lakukan, apa yang baik dan apa yang tidak baik, bagaimana harus bergaul dengan orang lain, dsb.nya. Kita juga belajar untuk tidak boleh bohong, dan kita harus membantu orang yang menderita, tidak boleh curang dalam ujian dan ulangan, dll. 2. Agama, menuntut kepercayaan, tindakan – tindakan tertentu dan sikap-sikap yang amat dasariah dari kita. 3. Negara, menetapkan norma-norma hukum dan peraturan yang wajib kita taati. Contoh kasus: Bambang adalah penduduk suatu negara sosialis di Antah barantah, yang dikuasai oleh suatu rezim yang mempunyai ideologi resmi yang menuntut kepercayaan tanpa syarat kepada pemerintahnya demi penciptaan masyarakat baru yang lebih bahagia. Sebagai wartawan muda yang sedang menapak karir, Bambang bekerja dengan idealismenya yang tinggi di sebuah harian di negara itu. Suatu ketika Bambang sampai pada suatu daerah terpencil untuk membuat reportase. Ternyata daerah tersebut terancam oleh kelaparan yang akut: persediaan pangan sudah habis sama sekali, anak-anak di desa sudah mulai mati kelaparan. Tetapi yang sangat mengejutkan nurani Bambang, adalah para pimpinan politik setempat mencoba menutup-nutupi malapetaka itu, padahal mereka sendiri hidup dengan berfoya-foya. Waktu laporannya diserahkan kepada PemRed, dikatakan bahwa malapetaka itu tidak boleh diberitakan. Waktu Bambang mendesak terus agar diambil tindakan bantuan, ia malah diancam, kalau masih berani terus mencampuri urusan itu. Tetapi Bambang tidak dapat melupakan orang- orang sebangsa yang sedang mati kelaparan, yang dikorbankan oleh sebuah elite politik yang sudah terlalu korup. Ia masih melihat satu celah, yaitu dengan mengirim laporannya keluar negeri. Di sana laporannya pasti akan dipublikasikan. Publikasi itu akan memaksa pemerintahnya untuk berbuat sesuatu, karena pemerintahnya sedang merundingkan pinjaman luar negeri yang tidak akan diperolehnya kalau bencana kelaparan itu terus dibiarkan saja. Dalam konflik batin, Bambang menyadari, bahwa secara moral, ia akhirnya mandiri. Kesadaran yang menyatakan diri itu, kita sebut “ Suara Hati” Suara hati adalah kesadaran moral kita dalam situasi konkret. Dalam situasi itu, suara hati menyatakan diri. Kesadaran bahwa kita sendirilah yang akhirnya harus memutuskan apa yang menjadi kewajiban kita, dan bahwa kita wajib untuk melaksanakannya bersifat langsung. Menurut Filsuf Kant, tuntutan suara hati bersifat “Mutlak”. PERTANYAAN : 1.Bagaimana Bambang menyikapi masalah ini? 2.Kalau saudara menjadi Bambang, tindakan apa yang akan saudara lakukan ? 3. Apakah ber Etika jika masalah dalam negeri di ekspose di LN ? Jelaskan. Bermoralkah tindakan para penguasa dengan mengatas namakan perjuangan rakyat untuk menuju hidup yang lebih baik ? Apa yang dimaksud dengan suara hati dan bagaimana suara hati menyatakan diri ? Bagaimana Suara Hati Anda menyikapi kasus ini secara keseluruhan ? Kant membedakan antara Moralitas dan Legalitas. Kecenderungan manusia menilai orang lain, biasanya bertolak dari kelakuannya yang dapat kita lihat atau dari hasil perbuatannya. Misalnya, selalu tepat waktu dalam bekerja, bersikap sopan dan hormat terhadap rekan sejawat,atau seorang pengusaha yang berulang kali memberi bantuan dan sumbangan kepada rumah sakit. Semua itu baik, tetapi apakah ada motivasi lain dibalik semua itu? Kalau ia mengharapkan pujian atau berharap cepat naik pangkat atas apa yang dilakukannya maka kita sebut ada pamrihnya. Apakah salah tindakan itu ? TIDAK Inilah yang disebut” KANT” Legalitas ( dari kata “Lex” hukum), hanya menegaskan kesesuaian lahiriah tindakan dengan suatu aturan. Tindakan tersebut secara obyektif tidak salah, barangkali baik dan sesuai dengan pandangan- pandangan moral,hukum dan nilai budaya masyarakat. Tetapi secara moral kesesuaian itu belum mengijinkan untuk menarik suatu kesimpulan, karena kita tidak tahu motivasi atau maksud apa yang mendasarinya. Sedang sikap moral yang sebenarnya disebut “Moralitas” Moralitas adalah sikap hati orang yang terungkap dalam tindakan lahiriah (mengingat bahwa “Tindakan” merupakan ungkapan sepenuhnya dari sikap hati). Moralitas terdapat apabila orang mengambil sikap yang baik, karena ia sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya, dan bukan karena untuk mencari untung. Moralitas adalah sikap dan perbiatan baik yang betul-betul tanpa pamrih. Hanya Moralitaslah yang bernilai secara moral.