Anda di halaman 1dari 9

Ada 3 pihak yang dapat juga dapat disebut sbg

lembaga yang mengajukan norma-norma mereka kpd


kita, yaitu masyarakat, agama dan negara.
1. Masyarakat, yaitu semua orang dan lembaga yang
berpengaruh dalam hidup kita, seperti keluarga,
orang tua, sekolah, dll. Karena dari merekalah kita
untuk pertamakalinya, belajar apa yang boleh dan
apa yang tidak boleh kita lakukan, apa yang baik
dan apa yang tidak baik, bagaimana harus bergaul
dengan orang lain, dsb.nya. Kita juga belajar
untuk tidak boleh bohong, dan kita harus
membantu orang yang menderita, tidak boleh
curang dalam ujian dan ulangan, dll.
 2. Agama, menuntut kepercayaan, tindakan –
tindakan tertentu dan sikap-sikap yang amat
dasariah dari kita.
 3. Negara, menetapkan norma-norma hukum dan
peraturan yang wajib kita taati.
 Contoh kasus: Bambang adalah penduduk suatu
negara sosialis di Antah barantah, yang dikuasai
oleh suatu rezim yang mempunyai ideologi resmi
yang menuntut kepercayaan tanpa syarat kepada
pemerintahnya demi penciptaan masyarakat baru
yang lebih bahagia. Sebagai wartawan muda yang
sedang menapak karir, Bambang bekerja dengan
idealismenya yang tinggi di sebuah harian di
negara itu.
 Suatu ketika Bambang sampai pada suatu daerah
terpencil untuk membuat reportase. Ternyata
daerah tersebut terancam oleh kelaparan yang
akut: persediaan pangan sudah habis sama sekali,
anak-anak di desa sudah mulai mati kelaparan.
Tetapi yang sangat mengejutkan nurani Bambang,
adalah para pimpinan politik setempat mencoba
menutup-nutupi malapetaka itu, padahal mereka
sendiri hidup dengan berfoya-foya. Waktu
laporannya diserahkan kepada PemRed, dikatakan
bahwa malapetaka itu tidak boleh diberitakan.
Waktu Bambang mendesak terus agar diambil
tindakan bantuan, ia malah diancam, kalau masih
berani terus mencampuri urusan itu.
 Tetapi Bambang tidak dapat melupakan orang-
orang sebangsa yang sedang mati kelaparan,
yang dikorbankan oleh sebuah elite politik
yang sudah terlalu korup. Ia masih melihat
satu celah, yaitu dengan mengirim laporannya
keluar negeri. Di sana laporannya pasti akan
dipublikasikan. Publikasi itu akan memaksa
pemerintahnya untuk berbuat sesuatu, karena
pemerintahnya sedang merundingkan
pinjaman luar negeri yang tidak akan
diperolehnya kalau bencana kelaparan itu
terus dibiarkan saja.
 Dalam konflik batin, Bambang menyadari,
bahwa secara moral, ia akhirnya mandiri.
Kesadaran yang menyatakan diri itu, kita sebut
“ Suara Hati”
 Suara hati adalah kesadaran moral kita dalam
situasi konkret.
 Dalam situasi itu, suara hati menyatakan diri.
Kesadaran bahwa kita sendirilah yang
akhirnya harus memutuskan apa yang menjadi
kewajiban kita, dan bahwa kita wajib untuk
melaksanakannya bersifat langsung.
 Menurut Filsuf Kant, tuntutan suara hati
bersifat “Mutlak”.
 PERTANYAAN :
 1.Bagaimana Bambang menyikapi masalah ini?
 2.Kalau saudara menjadi Bambang, tindakan
apa yang akan saudara lakukan ?
 3. Apakah ber Etika jika masalah dalam negeri
di ekspose di LN ? Jelaskan.
 Bermoralkah tindakan para penguasa dengan
mengatas namakan perjuangan rakyat untuk
menuju hidup yang lebih baik ?
 Apa yang dimaksud dengan suara hati dan
bagaimana suara hati menyatakan diri ?
 Bagaimana Suara Hati Anda menyikapi kasus
ini secara keseluruhan ?
 Kant membedakan antara Moralitas dan
Legalitas.
 Kecenderungan manusia menilai orang lain,
biasanya bertolak dari kelakuannya yang dapat
kita lihat atau dari hasil perbuatannya.
Misalnya, selalu tepat waktu dalam bekerja,
bersikap sopan dan hormat terhadap rekan
sejawat,atau seorang pengusaha yang berulang
kali memberi bantuan dan sumbangan kepada
rumah sakit. Semua itu baik, tetapi apakah ada
motivasi lain dibalik semua itu?
 Kalau ia mengharapkan pujian atau berharap
cepat naik pangkat atas apa yang dilakukannya
maka kita sebut ada pamrihnya.
 Apakah salah tindakan itu ? TIDAK
 Inilah yang disebut” KANT” Legalitas ( dari
kata “Lex” hukum), hanya menegaskan
kesesuaian lahiriah tindakan dengan suatu aturan.
Tindakan tersebut secara obyektif tidak salah,
barangkali baik dan sesuai dengan pandangan-
pandangan moral,hukum dan nilai budaya
masyarakat. Tetapi secara moral kesesuaian itu
belum mengijinkan untuk menarik suatu
kesimpulan, karena kita tidak tahu motivasi atau
maksud apa yang mendasarinya.
 Sedang sikap moral yang sebenarnya disebut
“Moralitas”
 Moralitas adalah sikap hati orang yang
terungkap dalam tindakan lahiriah (mengingat
bahwa “Tindakan” merupakan ungkapan
sepenuhnya dari sikap hati). Moralitas terdapat
apabila orang mengambil sikap yang baik,
karena ia sadar akan kewajiban dan tanggung
jawabnya, dan bukan karena untuk mencari
untung.
 Moralitas adalah sikap dan perbiatan baik
yang betul-betul tanpa pamrih.
 Hanya Moralitaslah yang bernilai secara moral.

Anda mungkin juga menyukai