Laporan Pendahuluan CHF
Laporan Pendahuluan CHF
NIM : P17240203041
TINGKAT : 3B
KEMENTRIAN KESEHATAN
Website : http:/www.poltekkes-malang.ac.id
Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
NIM : P17240203041
RUANG : BIMA
Kelas 4 Tidak dapat melakukan aktifitas fisik apapun tanpa merasa tidak nyaman
Sumber : (Aspiani,2016)
III. ETIOLOGI
1. Faktor predisposisi
a. Dapat diubah (dimodifikasi) : diet, merokok,
hiprtensi, obesitas, kurang aktivitas, diabetes
mellitus
b. Tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin, ras,
hereditas
2. Faktor pencetus
a. Emosi
b. Kerja fisik terlalu berat
c. Makan – makanan berlemak
d. Peningkatan tekanan darah dan peningkatan
kebutuhan oksigen
IV. MANIFESTASI KLINIS
berikut :
A. SKEMA
Kelas 2 Kelas 3
Kelas 1 Kelas 4
Merasa nyaman Merasa nyaman
Aktifitas fisik yang Gejala gagal jantung
Ketika Ketika
biasa tidak kongestif ditemukan
beristirahat, tetapi beristirahat, tetapi
menyebabkan bahkan pada saat
aktivitas biasa aktivitas yang
dispnea napas, istirahat dan
menimbulkan kurang dari biasa
palpitasi atau ketidaknyamanan
keletihan dan dapat
keletihan berlebihan semakin bertambah
palpitasi menimbulkan
Ketika melakukan
gejala
aktifitas fisik apapun
Tekanan
Forward Backward diastole
failure failure meningkat
Tekanan atrium
Suplai darah kanan
LEVD meningkat
jaringan
menurun
Lien
Tekanan vena
pulmonalis
Metabolisme meningkat
anarob Splenomegali
Tekanan
kapiler paru
Mendesak
Penimbunan asam meningkat
diagfragma
laktat dan ATP
Intolerasi
aktivitas Ronkhi basah
Pola nafas
tidak efektif
Gangguan
pertukaran gas
B. URAIAN
Gagal jantung disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor predisposisi dan faktor
pencetus. Faktor predisposisi meliputi diet, merokok, hipertensi, obesitas,
kurang aktivitas, Diabetes mellitus, selain itu juga dipengaruhi faktor usia,
jenis kelamin, ras dan hereditas. Sedangkan faktir pncetus berupa emosi,
kerja fisik berat, makanan berlemak, serta peningkatan tekanan darah dan
oksigen. Diama kedua faktor tersebut mengakibatkan penurunan curah
jantung sehingga terjadi kegagalan pompa ventrikel kiri yang di dalamnya
terbagi menjadi forward failure dan backward failure. Forward failure akan
mengakibatkan suplai darah jaringan akan menurun terjadi metabolisme
anaerob mengakibatkan penimbunan asam laktat dan ATP yang dapat
menimbulkan seseorang mengalami intoleransi aktivitas akibat adanya
penimbunan asam laktat.backward failure dapat mengakibatkan LEVD
yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan vena pulmonalis jika
tekanan vena meningkat dapat mengakibatkan adanya peningkatan kapiler
paru yang dapat mengakibatkan edema pada paru maka terjadilah suara
roncki pada paru disitulah dapat terjadi gangguan pertukaran gas.
Penurunan curah jantung sendiri dibagi menjadi 4 kelas, yang 1 yaitu tidak
ada batasan : aktifitas fisik yang biasa tidak menyebabkan dispnea nafas,
palpitasi atau keletihan berlebihan, kelas 2 gangguan aktifitas ringan :
merasa nyaman ketika beristirahat tetapi aktivitas bisa menimbulkan
kelelahan palpitasi, kelas 3 yaitu keterbatasan aktivitas fisik yang nyata
merasa nyaman ketika beristirahat tetapi aktivitas yang kurang biasa dapat
menimbukan gejala, kelas 4 tidak dapat melakukan aktifitas fisik apapun
tanpa merasa tidak nyaman.gejalanya dapat ditemukan saat istirahta dan
ketidaknyamanan semakin bertambah. Selain ventrikel kiri terdapat
kegagalan pompa ventrikel kanan yang mengakibatkan tekanan diastole
meningkat, terjadilah sebuah lien.yang dapat mengakibatkan splenomegali,
jika terus menerus dibiarkan akan mendesak diafragma yang dapat
mengakibatkan kesulitan bernafas sampai pada sesak nafas yang dapat
mengakibatkan adanya masalah keperawatan berupa pola nafas tidak
efektif.
Pengkajian Keperawatan
a. Identitas :
a) Identitas pasien :
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal
masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa
medik.
b) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
serta status hubungan dengan pasien.
b. Keluhan utama
a) Sesak saat bekerja, dipsnea nokturnal paroksimal, ortopnea
b) Lelah, pusing
c) Nyeri dada
d) Edema ektremitas bawah
e) Nafsu makan menurun, nausea, dietensi abdomen
f) Urine menurun
c. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan
pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Pengkajian yang
didapat dengan gejala-gejala kongesti vaskuler pulmonal, yakni
munculnya dispnea, ortopnea, batuk, dan edema pulmonal akut.
Tanyakan juga gajala-gejala lain yang mengganggu pasien.
d. Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu tanyakan kepada
pasien apakah pasien sebelumnya menderita nyeri dada khas
infark miokardium, hipertensi, DM, atau hiperlipidemia.
Tanyakan juga obat-obatan yang biasanya diminum oleh pasien
pada masa lalu, yang mungkin masih relevan. Tanyakan juga
alergi yang dimiliki pasien
e. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga pasien yang menderita penyakit jantung,
dan penyakit keteurunan lain seperti DM, Hipertensi.
f. Pengkajian data
a) Aktifitas dan istirahat : adanya kelelahan, insomnia, letargi,
kurang istirahat, sakit dada, dipsnea pada saat istirahat atau
saat beraktifitas.
b) Sirkulasi : riwayat hipertensi, anemia, syok septik, asites,
disaritmia, fibrilasi atrial,kontraksi ventrikel prematur,
peningkatan JVP, sianosis, pucat.
c) Respirasi : dipsnea pada waktu aktifitas, takipnea, riwayat
penyakit paru.
d) Pola makan dan cairan : hilang nafsu makan, mual dan
muntah.
e) Eliminasi : penurunan volume urine, urin yang pekat,
nokturia, diare atau konstipasi.
f) Neuorologi : pusing, penurunan kesadaran, disorientasi.
g) Interaksi sosial : aktifitas sosial berkurang
h) Rasa aman : perubahan status mental, gangguan pada
kulit/dermatitis
i) Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum : Kesadaran dan keadaan emosi,
kenyamanan, distress, sikap dan tingkah laku pasien.
2. Tanda-tanda Vital :
Tekanan Darah Nilai normalnya :
Nilai rata-rata sistolik : 110-140 mmHg
Nilai rata-rata diastolik : 80-90 mmHg
3. Nadi
Nilai normalnya : Frekuensi : 60-100x/menit
(bradikardi atau takikkardi)
4. Pernapasan
Nilai normalnya : Frekuensi : 16-20 x/menit
Pada pasien : respirasi meningkat, dipsnea pada saat
istirahat / aktivitas
5. Suhu Badan
Metabolisme menurun, suhu menurun
6. Head to toe examination :
1) Kepala : bentuk , kesimetrisan
2) Mata: konjungtiva: anemis, ikterik atau tidak ?
3) Mulut: apakah ada tanda infeksi?
4) Telinga : kotor atau tidak, ada serumen atau tidak,
kesimetrisan
5) Muka; ekspresi, pucat
6) Leher: apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan
limfe
7) Dada: gerakan dada, deformitas
8) Abdomen : Terdapat asites, hati teraba dibawah
arkus kosta kanan
9) Ekstremitas: lengan-tangan:reflex, warna dan
tekstur kulit, edema, clubbing, bandingakan arteri
radialis kiri dan kanan.
10) Pemeriksaan khusus jantung :
(1) Inspeksi : vena leher dengan JVP meningkat,
letak ictus cordis (normal : ICS ke5)
(2) Palpasi : PMI bergeser kekiri, inferior
karena dilatasi atau hepertrofi ventrikel
(3) Perkusi : batas jantung normal pada orang
dewasa Kanan atas : SIC II Linea Para
Sternalis Dextra Kanan bawah : SIC IV Linea
Para Sternalis Dextra Kiri atas : SIC II Linea
Para Sternalis sinistra
Kiri bawah : SIC IV Linea Medio Claviculari
Sinistra (4)Auskulatsi : bunyi jantung I dan II
BJ I : terjadi karena getaran menutupnya katup
atrioventrikular, yang terjadi pada saat
kontraksi isimetris dari bilik pada permulaan
systole
BJ II : terjadi akibat getaran menutupnya katup
aorta dan arteri pulmonalis pada dinding
toraks. Ini terjadi kira-kira pada permulaan
diastole.
(BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I)
X. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kriteria minor :
1) Subjektif : Pusing, penglihatan kabur
2) Objektif : Sianosis, diaforesis, gelisah,nafas cuping hidung, pola
nafas abnormal, warna kulit abnormal, kesadaran menurun.
Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif
b. Pola nafas tidak efektif (D.0005)
Definisi : inspirasi dan/atau ekprasi yang tidak memberikan
ventilasi adekuat
Penyebab : hambatan upaya nafas (mis: Nyeri saat bernafas) Batasan
karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektf : Dipsnea
2) Objektif : Penggunaan otot bantu pernafasan, fase ekspirasi
memanjang, pola nafas abnormal
Kriteria minor :
1) Subjektif : Ortopnea
2) Objektif : Pernafasan pursed, pernafasan cuping hidung,
diameter thoraks anterior-posterior meningkat, ventilasi semenit
menurun, kapasitas vital menurun, tekanan ekpirasi dan
inspirasi menurun, ekskrusi dada berubah.
Kondisi klinis terkait : Trauma Thorax
Subjektif Objektif
1.Perubahan irama 1. Perubahan irama
jantung jantung
1)Palpitasi 1)Brakikardia/
takikardia
2)Gambaran EKG aritmia atau
gangguan konduksi
2.Perubahan preload 2.perubahan
2)lelah preload
1).Edema
2)Distensi vena jugularis
3)Central Venous
Preasure
meningkat
atau menurun
4)Hepatomegali
3.perubahan afterload 3.perubahan
3)dispnea afterload
1)tekanan darah
meningkat atau
menurun
2)nadi perifer
teraba lemah
3)CRT > 3 detik
4)Oliguria 5 warna
kulit pucat /
sianosis
4.perubahan 4.Perubahan
kontraktilitas kontraktilitas
1)paroxysmal nokkturnal dispnea 1)Terdengar suara
(PND) jantung s3 dan s4
2)Ortophnea 2)EF meurun
3)Batuk
Subjektif Objektif
1. Perubahan preload 1.Perubahan preload
(tidak tersedia) 1)Mur-mur jantung
2)Berat badan bertambah
3)PAWP menurun
2.Perubahan afterpreload 2.perubahan afterpreload
(tidak tersedia) 1)Pulmunary vascular
resistance meingkat atau
menurun
2)Sistematic vaskula
resistance meningkat
atau menurun
3)Perubahan
kontraktilitas
4.Perubahan 4.perubahan
kontraktilitas kontraktilitas
(tidak tersedia) 1)cardiac indeks
menurun
2)left ventricular stroke
work index menurun
3)stroke volume index
menurun
3. Perilaku atau 1.Perilaku emosional
emosional (tidak tersedia)
1)Cemas
2)Gelisah
Penyebab : kelemahan
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Mengeluh lelah
2) Objektif : Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi
istirahat
Kriteria minor :
1) Subjektif : Dispnea saat/setelah beraktifitas, merasa
tidak nyaman setelah beraktifitas, merasa lemah
2) Objektif : Tekanan darah berubah >20% dari kondisi
istirahat, gambaran EKG menunjukkan aritmia
saat/setelah aktifitas, gambaran EKG menunjukkan
iskemia,sianosis
Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif
XI. INTERVENSI KEPERAWATAN
perawat didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai tujuan luaran
yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Diagnosa berdasarkan SIKI adalah