Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

NAMA : SUCI ANING TYAS

NIM : P17240203041

TINGKAT : 3B

KEMENTRIAN KESEHATAN

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

Website : http:/www.poltekkes-malang.ac.id

Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id

2022
LAPORAN PENDAHULUAN

NAMA MAHASISWA : SUCI ANING TYAS

NIM : P17240203041

RUANG : BIMA

MASALAH KESEHATAN : AREA KEPERAWATAN

CHF (Congestive Heart Failure) (........) Masalah system Pernafasan

(  ) Masalah system Cardiovaskuler

(........) Masalah system Pencernaan

(........) Masalah system Perkemihan

(......) Masalah system Persyarafan

(......) Masalah Neonatus

(.......) Masalah system Muskuloskeletal

(.......) Masalah system Endokrin

(.......) Masalah system Integumen

(.......) Masalah system Imunitas

(……) Masalah Maternitas


I. DEFINISI KASUS :

Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung


gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun
tekanan pengisian cukup (Ongkowijaya & Wantania, 2016).

Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan


gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat
aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung.
Gagal jantung disebabkan oleh gangguan yang menghabiskan terjadinya
pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan atau
kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik) (Sudoyo Aru,dkk 2009)
didalam (nurarif, a.h 2015).

Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak


mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi
kebutuhan sirkulasi tubuh untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh
pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan pengisian kedalam jantung
masih cukup tinggi (Aspani, 2016).
II. KLASIFIKASI

Klasifikasi Fungsional gagal jantung menurut New


York Heart Association (NYHA), sebagai berikut :
Tabel 2.1 : Klasifikasi Fungsional gagal jantung

Kelas 1 Tidak ada batasan

Kelas 2 Gangguan aktivitas ringan

Kelas 3 Keterbatasan aktifitas fisik yang nyata

Kelas 4 Tidak dapat melakukan aktifitas fisik apapun tanpa merasa tidak nyaman

Sumber : (Aspiani,2016)

III. ETIOLOGI

1. Faktor predisposisi
a. Dapat diubah (dimodifikasi) : diet, merokok,
hiprtensi, obesitas, kurang aktivitas, diabetes
mellitus
b. Tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin, ras,
hereditas
2. Faktor pencetus
a. Emosi
b. Kerja fisik terlalu berat
c. Makan – makanan berlemak
d. Peningkatan tekanan darah dan peningkatan
kebutuhan oksigen
IV. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi jantung menurut klasifikasinya adalah sebagai

berikut :

Kelas 1 Tidak ada batasan :

Aktivitas fisik yang biasa tidak menyebabkan dispnea


napas, palpitasi atau keletihan belebihan

Kelas 2 Gangguan aktivitas ringan :

Merasa nyaman Ketika beristiahat, tetapi aktivitas biasa


menimbulkan keletihan dan palpitasi

Kelas 3 Keterbatasan aktifitas fisik yang nyata

Merasa nyaman Ketika berisitirahat, tetapi aktivitas yang


kurang dari biasa dapat menimbulkan gejala

Kelas 4 Tidak ada melakukan aktifitas apapun tanpa merasa tidak


nyaman :

Gejala gagal jantung kongestif ditemukan bahkan pada saat


istirahat dan ketidaknyamanan semakin bertambah Ketika
melakukan aktifitas apapun
V. PATOFISIOLOGI

A. SKEMA

Faktor predisposisi : Faktor pencetus :


1. Dapat diubah : diet, merokok, 1. Emosi
hipertensi, obesitas, Diabetes mellitus 2. Kerja fisik terlalu berat
2. Tidak dapat diubah : usia, jenis 3. Makan – makanan berlemak
kelamin, ras, hereditas 4. Peningkatan tekanan darah dan
oksigen

Kelas 2 Kelas 3
Kelas 1 Kelas 4
Merasa nyaman Merasa nyaman
Aktifitas fisik yang Gejala gagal jantung
Ketika Ketika
biasa tidak kongestif ditemukan
beristirahat, tetapi beristirahat, tetapi
menyebabkan bahkan pada saat
aktivitas biasa aktivitas yang
dispnea napas, istirahat dan
menimbulkan kurang dari biasa
palpitasi atau ketidaknyamanan
keletihan dan dapat
keletihan berlebihan semakin bertambah
palpitasi menimbulkan
Ketika melakukan
gejala
aktifitas fisik apapun

Gagal jantung (CHF)

Gagal pompa ventrikel Penurunan curah Gagal pompa


kiri jantung ventrikel kanan

Tekanan
Forward Backward diastole
failure failure meningkat

Tekanan atrium
Suplai darah kanan
LEVD meningkat
jaringan
menurun
Lien
Tekanan vena
pulmonalis
Metabolisme meningkat
anarob Splenomegali

Tekanan
kapiler paru
Mendesak
Penimbunan asam meningkat
diagfragma
laktat dan ATP

Edema paru Sesak nafas

Intolerasi
aktivitas Ronkhi basah
Pola nafas
tidak efektif
Gangguan
pertukaran gas
B. URAIAN

Gagal jantung disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor predisposisi dan faktor
pencetus. Faktor predisposisi meliputi diet, merokok, hipertensi, obesitas,
kurang aktivitas, Diabetes mellitus, selain itu juga dipengaruhi faktor usia,
jenis kelamin, ras dan hereditas. Sedangkan faktir pncetus berupa emosi,
kerja fisik berat, makanan berlemak, serta peningkatan tekanan darah dan
oksigen. Diama kedua faktor tersebut mengakibatkan penurunan curah
jantung sehingga terjadi kegagalan pompa ventrikel kiri yang di dalamnya
terbagi menjadi forward failure dan backward failure. Forward failure akan
mengakibatkan suplai darah jaringan akan menurun terjadi metabolisme
anaerob mengakibatkan penimbunan asam laktat dan ATP yang dapat
menimbulkan seseorang mengalami intoleransi aktivitas akibat adanya
penimbunan asam laktat.backward failure dapat mengakibatkan LEVD
yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan vena pulmonalis jika
tekanan vena meningkat dapat mengakibatkan adanya peningkatan kapiler
paru yang dapat mengakibatkan edema pada paru maka terjadilah suara
roncki pada paru disitulah dapat terjadi gangguan pertukaran gas.
Penurunan curah jantung sendiri dibagi menjadi 4 kelas, yang 1 yaitu tidak
ada batasan : aktifitas fisik yang biasa tidak menyebabkan dispnea nafas,
palpitasi atau keletihan berlebihan, kelas 2 gangguan aktifitas ringan :
merasa nyaman ketika beristirahat tetapi aktivitas bisa menimbulkan
kelelahan palpitasi, kelas 3 yaitu keterbatasan aktivitas fisik yang nyata
merasa nyaman ketika beristirahat tetapi aktivitas yang kurang biasa dapat
menimbukan gejala, kelas 4 tidak dapat melakukan aktifitas fisik apapun
tanpa merasa tidak nyaman.gejalanya dapat ditemukan saat istirahta dan
ketidaknyamanan semakin bertambah. Selain ventrikel kiri terdapat
kegagalan pompa ventrikel kanan yang mengakibatkan tekanan diastole
meningkat, terjadilah sebuah lien.yang dapat mengakibatkan splenomegali,
jika terus menerus dibiarkan akan mendesak diafragma yang dapat
mengakibatkan kesulitan bernafas sampai pada sesak nafas yang dapat
mengakibatkan adanya masalah keperawatan berupa pola nafas tidak
efektif.

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan


kasus gagal jantung kongestive di antaranya sebagai berikut :
1. Elektrokardiogram : Hiperatropi atrial atau ventrikuler, penyimpangan
aksis, iskemia, disaritmia, takikardia, fibrilasi atrial.
2. Uji stress : Merupakan pemeriksaan non-invasif yang bertujuan untuk
menentukan kemungkinan iskemia atau infeksi yang terjadi
sebelummnya.
3. Ekokardiografi
1) Ekokardiografi model M (berguna untuk mengevaluasi volume
balik dan kelainan regional, model M paling sering diapakai dan
ditanyakan bersama EKG)
2) Ekokardiografi dua dimensi (CT scan)
3) Ekokardiografi dopoler (memberikan pencitraan dan pendekatan
transesofageal terhadap jantung)
4. Katerisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan
membantu membedakan gagal jantung kanan dan kiri dan stenosis
katup atau insufisiensi
5. Radiografi dada : Dapat menunjukkan pembesaran jantung.
Bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertropi bilik, atau perubahan
dalam pembuluh darah abnorma.
6. Elektrolit : Mungkin beruban karena perpindahan cairan/penurunan
fungsi ginjal terapi diuretic
7. Oksimetrinadi : Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal
jantung kongestif akut menjadi kronis.
8. Analisa gas darah : Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis
respiratory ringan (dini) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2
(akhir)
9. Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin : Peningkatan BUN
menunjukkan penurunan fungsi ginjal. Kenaikan baik BUN dan
kreatinin merupakan indikasi
10. Pemeriksaan tiroid : Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan
hiperaktifitas tiroid sebagai pencetus gagal jantung

VII. PEMERIKSAAN FOKUS KEPERAWATAN

Pengkajian Keperawatan
a. Identitas :
a) Identitas pasien :
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal
masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa
medik.
b) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
serta status hubungan dengan pasien.
b. Keluhan utama
a) Sesak saat bekerja, dipsnea nokturnal paroksimal, ortopnea
b) Lelah, pusing
c) Nyeri dada
d) Edema ektremitas bawah
e) Nafsu makan menurun, nausea, dietensi abdomen
f) Urine menurun
c. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan
pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Pengkajian yang
didapat dengan gejala-gejala kongesti vaskuler pulmonal, yakni
munculnya dispnea, ortopnea, batuk, dan edema pulmonal akut.
Tanyakan juga gajala-gejala lain yang mengganggu pasien.
d. Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu tanyakan kepada
pasien apakah pasien sebelumnya menderita nyeri dada khas
infark miokardium, hipertensi, DM, atau hiperlipidemia.
Tanyakan juga obat-obatan yang biasanya diminum oleh pasien
pada masa lalu, yang mungkin masih relevan. Tanyakan juga
alergi yang dimiliki pasien
e. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga pasien yang menderita penyakit jantung,
dan penyakit keteurunan lain seperti DM, Hipertensi.
f. Pengkajian data
a) Aktifitas dan istirahat : adanya kelelahan, insomnia, letargi,
kurang istirahat, sakit dada, dipsnea pada saat istirahat atau
saat beraktifitas.
b) Sirkulasi : riwayat hipertensi, anemia, syok septik, asites,
disaritmia, fibrilasi atrial,kontraksi ventrikel prematur,
peningkatan JVP, sianosis, pucat.
c) Respirasi : dipsnea pada waktu aktifitas, takipnea, riwayat
penyakit paru.
d) Pola makan dan cairan : hilang nafsu makan, mual dan
muntah.
e) Eliminasi : penurunan volume urine, urin yang pekat,
nokturia, diare atau konstipasi.
f) Neuorologi : pusing, penurunan kesadaran, disorientasi.
g) Interaksi sosial : aktifitas sosial berkurang
h) Rasa aman : perubahan status mental, gangguan pada
kulit/dermatitis
i) Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum : Kesadaran dan keadaan emosi,
kenyamanan, distress, sikap dan tingkah laku pasien.
2. Tanda-tanda Vital :
Tekanan Darah Nilai normalnya :
Nilai rata-rata sistolik : 110-140 mmHg
Nilai rata-rata diastolik : 80-90 mmHg
3. Nadi
Nilai normalnya : Frekuensi : 60-100x/menit
(bradikardi atau takikkardi)
4. Pernapasan
Nilai normalnya : Frekuensi : 16-20 x/menit
Pada pasien : respirasi meningkat, dipsnea pada saat
istirahat / aktivitas
5. Suhu Badan
Metabolisme menurun, suhu menurun
6. Head to toe examination :
1) Kepala : bentuk , kesimetrisan
2) Mata: konjungtiva: anemis, ikterik atau tidak ?
3) Mulut: apakah ada tanda infeksi?
4) Telinga : kotor atau tidak, ada serumen atau tidak,
kesimetrisan
5) Muka; ekspresi, pucat
6) Leher: apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan
limfe
7) Dada: gerakan dada, deformitas
8) Abdomen : Terdapat asites, hati teraba dibawah
arkus kosta kanan
9) Ekstremitas: lengan-tangan:reflex, warna dan
tekstur kulit, edema, clubbing, bandingakan arteri
radialis kiri dan kanan.
10) Pemeriksaan khusus jantung :
(1) Inspeksi : vena leher dengan JVP meningkat,
letak ictus cordis (normal : ICS ke5)
(2) Palpasi : PMI bergeser kekiri, inferior
karena dilatasi atau hepertrofi ventrikel
(3) Perkusi : batas jantung normal pada orang
dewasa Kanan atas : SIC II Linea Para
Sternalis Dextra Kanan bawah : SIC IV Linea
Para Sternalis Dextra Kiri atas : SIC II Linea
Para Sternalis sinistra
Kiri bawah : SIC IV Linea Medio Claviculari
Sinistra (4)Auskulatsi : bunyi jantung I dan II
BJ I : terjadi karena getaran menutupnya katup
atrioventrikular, yang terjadi pada saat
kontraksi isimetris dari bilik pada permulaan
systole
BJ II : terjadi akibat getaran menutupnya katup
aorta dan arteri pulmonalis pada dinding
toraks. Ini terjadi kira-kira pada permulaan
diastole.
(BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I)

VIII. MASALAH KEPERAWATAN


1. Penurunan curah jantung
2. Intoleransi aktivitas
3. Gangguan pertukaran gas
4. Pola nafas tidak efektif

IX. MASALAH KOLABORATIF


Pada gagal jantung kanan akan timbul masalah seperti : edema,
anorexia, mual, dan sakit didaerah perut. Sementara itu gagal jantung kiri
menimbulkan gejala cepat lelah, berdebar-debar, sesak nafas, batuk, dan
penurunan fungsi ginjal. Bila jantung bagian kanan dan kiri sama-sama
mengalami keadaan gagal akibat gangguan aliran darah dan adanya
bendungan, maka akan tampak gejala gagal jantung pada sirkulasi sitemik
dan sirkulasi paru (Aspani, 2016).

X. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis


mengenai respon pasien terhadap masalah kesehatan (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Diagnosa berdasarkan SDKI
adalah :
a. Gangguan pertukaran gas (D.0003)
Definisi : kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau
eliminasi karbondioksida pada membran alveolus kapiler
Penyebab : Perubahan membran alveolus-kapiler Batasan
karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Dispnea
2) Objektif :PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun, takikardia, pH
arteri meningkat/menurun, bunyi nafas tambahan

Kriteria minor :
1) Subjektif : Pusing, penglihatan kabur
2) Objektif : Sianosis, diaforesis, gelisah,nafas cuping hidung, pola
nafas abnormal, warna kulit abnormal, kesadaran menurun.
Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif
b. Pola nafas tidak efektif (D.0005)
Definisi : inspirasi dan/atau ekprasi yang tidak memberikan
ventilasi adekuat
Penyebab : hambatan upaya nafas (mis: Nyeri saat bernafas) Batasan
karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektf : Dipsnea
2) Objektif : Penggunaan otot bantu pernafasan, fase ekspirasi
memanjang, pola nafas abnormal
Kriteria minor :
1) Subjektif : Ortopnea
2) Objektif : Pernafasan pursed, pernafasan cuping hidung,
diameter thoraks anterior-posterior meningkat, ventilasi semenit
menurun, kapasitas vital menurun, tekanan ekpirasi dan
inspirasi menurun, ekskrusi dada berubah.
Kondisi klinis terkait : Trauma Thorax

c. Penurunan curah jantung (D.0008)


Definisi : ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh
Penyebab : perubahan preload, perubahan afterload dan/atau
perubahan kontraktilitas
Batasan karakteristik :

Gejala dan tanda mayor

Subjektif Objektif
1.Perubahan irama 1. Perubahan irama
jantung jantung
1)Palpitasi 1)Brakikardia/
takikardia
2)Gambaran EKG aritmia atau
gangguan konduksi
2.Perubahan preload 2.perubahan
2)lelah preload
1).Edema
2)Distensi vena jugularis
3)Central Venous
Preasure
meningkat
atau menurun
4)Hepatomegali
3.perubahan afterload 3.perubahan
3)dispnea afterload
1)tekanan darah
meningkat atau
menurun
2)nadi perifer
teraba lemah
3)CRT > 3 detik
4)Oliguria 5 warna
kulit pucat /
sianosis
4.perubahan 4.Perubahan
kontraktilitas kontraktilitas
1)paroxysmal nokkturnal dispnea 1)Terdengar suara
(PND) jantung s3 dan s4
2)Ortophnea 2)EF meurun
3)Batuk

Gejala dan tanda minor

Subjektif Objektif
1. Perubahan preload 1.Perubahan preload
(tidak tersedia) 1)Mur-mur jantung
2)Berat badan bertambah
3)PAWP menurun
2.Perubahan afterpreload 2.perubahan afterpreload
(tidak tersedia) 1)Pulmunary vascular
resistance meingkat atau
menurun
2)Sistematic vaskula
resistance meningkat
atau menurun
3)Perubahan
kontraktilitas
4.Perubahan 4.perubahan
kontraktilitas kontraktilitas
(tidak tersedia) 1)cardiac indeks
menurun
2)left ventricular stroke
work index menurun
3)stroke volume index
menurun
3. Perilaku atau 1.Perilaku emosional
emosional (tidak tersedia)
1)Cemas
2)Gelisah

d. Intoleransi aktivitas (D.0056)

Definisi : ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-


hari

Penyebab : kelemahan

Batasan karakteristik :

Kriteria mayor :
1) Subjektif : Mengeluh lelah
2) Objektif : Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi
istirahat
Kriteria minor :
1) Subjektif : Dispnea saat/setelah beraktifitas, merasa
tidak nyaman setelah beraktifitas, merasa lemah
2) Objektif : Tekanan darah berubah >20% dari kondisi
istirahat, gambaran EKG menunjukkan aritmia
saat/setelah aktifitas, gambaran EKG menunjukkan
iskemia,sianosis
Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif
XI. INTERVENSI KEPERAWATAN

Intervensi keperawatan adalah segala bentuk treatment yang dikerjakan oleh

perawat didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai tujuan luaran

yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Diagnosa berdasarkan SIKI adalah

Tabel : 2.2 intervensi keperawatan

Dx. keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi

1. Gangguan Tujuan : (Pemantauan Respirasi I.01014)


pertukaran gas b.d Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam 1. Monitor frekuensi irama,
perubahan keperawatan diharapkan pertukaran kedalaman dan upaya nafas
membran alveolus- gas meningkat. 2. Monitor pola nafas
kapiler 3. Monitor kemampuan batuk efektif
Kriterian hasil : (Pertukaran 4. Monitor nilai AGD
gas L.01003) 5. Monitor saturasi oksigen
1. Dipsnea menurun 6. Auskultasi bunyi nafas
2. Bunyi nafas 7. Dokumentasikan hasil pemantauan
tambahan menurun 8. Jelaskan tujuan dan prosedur
3. Pola nafas membaik pemantauan
4. PCO2 dan O2 9. Informasikan hasil pemantauan, jika
membaik perlu
10. Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktifitas dan/atau tidur
2. Pola nafas tidak Tujuan : (Manajemen jalan nafas I.01011)
efektif b.d Setelah dilakukan tindakan 2x24 1. Monitor pola nafas (frekuensi,
hambatan upaya jam keperawatan diharapkan pola kedalaman, usaha nafas)
nafas (mis: nyeri nafas membaik. 2. Monitor bunyi nafas tambahan
saat bernafas) (mis: gagling, mengi, Wheezing,
Kriteria hasil : ronkhi)
(pola nafas L.01004) 3. Monitor sputum (jumlah, warna,
1. Frekuensi nafas dalam rentang aroma)
normal 4. Posisikan semi fowler atau fowler
2. Tidak ada pengguanaan otot bantu 5. Ajarkan teknik batuk efektif
pernafasan 6. Kolaborasi pemberian
3. Pasien tidak menunjukkan tanda bronkodilato, ekspetoran, mukolitik,
dipsnea jika perlu.
3. Penurunan curah Tujuan : (Perawatan jantung I.02075)
jantung b.d setelah dilakukan tindakan 2x24 jam 1. Identifikasi tanda/gejala primer
perubahan keperawatan diharapkan curah jantung penurunan curah jantung
preload / meningkat. 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder
perubahan penurunan curah jantung
afterload / Kriteria hasil : (curah jantung 3. Monitor intake dan output cairan
perubahan L.02008) 4. Monitor keluhan nyeri dada
kontraktilitas 1. Tanda vital dalam rentang normal 5. Berikan terapi terapi relaksasi untuk
2. Kekuatan nadi perifer meningkat mengurangi strees, jika perlu
3. Tidak ada edema 6. Anjurkan beraktifitas fisik sesuai
toleransi
7. Anjurkan berakitifitas fisik secara
bertahap
8. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika
perlu
4. Intoleransi Tujuan : (Manajemen energi I.050178)
aktifitas b.d setelah dilakukan tindakan 2x24 jam 1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
kelemahan keperawatan diharapkan toleransi 2. Monitor pola dan jam tidur
aktifitas meningkat. 3. Sediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus (mis: cahaya, suara
Kriteria hasil : Toleransi aktivitas , kunjungan)
(L.05047) 4. Berikan aktifitas distraksi yang
1. Kemampuan melakukan aktifitas Menenangkan
sehari - hari meningkat 5. Anjurkan tirah baring
2. Pasien Mampu berpindah dengan 6. Anjurkan melakukan aktifitas secara
atau tanpa bantuan Bertahap
3. Pasien mangatakan dipsnea saat 7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
dan/atau setelah aktifitas menurun cara meningkatkan asupan makanan
XII. DAFTAR PUSTAKA

Ananda Putra, R. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di Bangsal Jantung
RSUP Dr.Djamil Padang. Retrieved From
Http://Pustaka.Poltekkespdg.Ac.Id/Index.Php?P=Show
Detail&Id= 5245&Keywords=

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta.

Aspaiani,RY. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada pasien


Gangguan Kardiovaskuler : aplikasi nic&noc. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.

PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran


Keperawatan Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai