Anda di halaman 1dari 3

SISTEM UTILITAS

A. Pendahuluan
Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang konstruksi telah mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Bermacam-macam bangunan dengan struktur yang rumit dan desain arsitektur yang
indah telah berhasil dibangun dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu
contoh adalah gedung-gedung bertingkat tinggi yang banyak dibangun dengan menggunakan
sistem utilitas yang baik (Fahirah, 2010).
Suatu gedung dikatakan berhasil apabila dibangun tidak hanya untuk dinikmati
keindahannya saja akan tetapi dilengkapi juga dengan fasilitas yang menunjang kenyamanan dan
keamanan penghuninya (suyono, 2011). Utilitas bangunan merupakan suatu kelengkapan
fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur kenyamanan, kesehatan,
keselamatan, kemudahan komunikasi dan mobilitas dalam bangunan.
Dalam desain bangunan haruslah selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas
yang dikoordinasikan dengan desain yang lain seperti desain arsitektur, struktur, interior dan
desain lain. Dengan adanya prasarana dan sarana tersebut, segala sesuatu aktivitas yang
menggunakan bangunan gedung tersebut dapat terselenggara dengan baik (Fahirah, 2010).
Prasarana dan sarana bangunan yang melekat terhadap fungsi gedung disebut juga utilitas
bangunan. Utilitas bangunan suatu gedung terdiri dari beberapa komponen, di mana setiap
komponen saling mendukung fungsi gedung serta kenyamanan dan keselamatan orang-orang
yang menggunakan gedung tersebut. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut, maka segala
usaha dan penyelenggaraan utilitas bangunan harus sesuai dan memenuhi kriteria yang sudah
diatur di dalam Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan peraturan
pelaksanaannya, yaitu Peraturan Pemerintah No 36 Tahun 2005(suyono, 2011).
Sistem utilitas pada bangunan gedung terdiri atas sistem plambing dan sanitasi, pencegahan
kebakaran, pengudaraan atau penghawaan, penerangan atau pencahayaan, telepon, CCTV dan
sekuriti, penangkal petir, tata suara, transportasi dalam bangunan, landasan helikopter,
pembuangan sampah dan limbah cair, dan sistem alat pembersih bangunan (Fahirah, 2010).
Semua bagian tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya untuk tercapainya sistem
utilitas bangunan yang baik dan sesuai dengan standar aturan yang telah ditetapkan.
B. Tujuan Pelatihan
Diakhir pelatihan, peserta diharapkan memahami tentang :
1. Pengertian Sistem Utilitas
2. Komponen Sistem Utilitas
3. Konsep dasar masing-masing komponen Sistem Utilitas
4. Penerapan Sistem Utilitas
5. Maintenance dari masing-masing komponen Sistem Utilitas

C. Pengertian Sistem Utilitas Bangunan


Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, Kesehatan, keselamatan, kemudahan,
komunikasi dan mobilitas dalam bangunan. Sistem utilitas bangunan terdiri dari beberapa sistem
seperti, sistem plambing dan sanitasi, sistem pencegahan kebakaran, sistem tata udara
(penghawaan), sistem daya listrik dan penerangan atau pencahayaan, sistem komunikasi, sistem
pengamanan (CCTV dan Securitas), sistem penangkal petir dan landasan helicopter (helipad)
(Basuki, 2015).

D. Komponen Sistem Utilitas


1. Sistem plambing dan sanitasi
Sistem plambing adalah suatu system penyediaan atau pengeluaran air atau cairan ke
tempat-tempat yang dikehendaki tanpa adanya gangguan atau pencemaran terhadap daerah atau
jalur yang dilaluinya (Basuki, 2015). Mekanikal plambing secara umum merupakan suatu system
penyediaan air bersih dan penyaluran air buangan (air kotor) di dalam bangunan. Mekanikal
plambing juga dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
pemasangan perpipaan dan peralatan di dalam Gedung (Suhardiyanto, 2016).
Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan
gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan system plambing haruslah dilakukan
bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri,
dengan memperhatikan secara seksama hubungannya dengan bagian-bagian kontruksi gedung
serta dengan peralatan lainnya yang ada pada tersebut. Pada penggunaan jenis sistem plambing
sangat bergantung pada kebutuhan dan fungsi dari bangunan yang bersangkutan (Suhardiyanto,
2016).
Dalam system plambing memerlukan peralatan yang mendukung terbentuknya system
plambing yang baik. Jenis peralatan plambing meliputi, peralatan untuk menyediakan air bersih
atau air bersih untuk minum, peralatan untuk penyediaan air panas, peralatan untuk pembuangan
air buangan atau air kotor, dan peralatan saniter (plambing fixture). Adapun fungsi dari instalasi
plambing ini yaitu :
a) Menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan dan jumlah
aliran yang cukup
b) Membuang air buangan atau air kotor dari tempat-tempat tertentu yang menghasilkannya ke
tempat tertentu yang telah disiapkan tanpa mencemari bagian atau jalur yang dilaluinya
c) Memudahkan untuk mengontrol system pengaliran penyediaan air bersih dan pembuangan
air kotor

Anda mungkin juga menyukai