Anda di halaman 1dari 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyek

Proyek adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan waktu dan


sumber daya terbatas untuk mencapai hasil akhir yang ditentukan.Dalam
mencapai hasil akhir, kegiatan proyek dibatasi oleh anggaran, jadwal, dan
mutu, yang dikenal sebagai tiga kendala (triple constraint).

2.2 Konstruksi

Kata “Konstruksi” dapat didefinisikan sebagai tatanan/susunan dari


elemen-elemen suatu bangunan yang kedudukan setiap bagian-bagiannya
sesuai dengan fungsinya. Berbicara tentang konstruksi, maka yang
terbayangkan adalah gedung bertingkat, jembatan, bendungan, dam, jalan
raya, bangunan irigasi, lapangan terbang dan lain-lain. Secara umum,
konstruksi ada 2 (dua) macam yaitu:

1. Konstruksi Bangunan Gedung, terdiri atas: bangunan gedung,


perumahan, hotel dan lain-lain; dan
2. Konstruksi Bangunan Sipil, seperti jembatan, jalan, lapangan
terbang, terowongan, irigasi, bendungan dan lain-lain. Kedua macam
konstruksi ini memiliki ciri-ciri yang berbeda.

Juga dikenal ada 4 (empat) tipe konstruksi, yaitu:

1. Konstruksi pemukiman (Residental Construction) Termasuk dalam


konstruksi ini antara lain: hunian, rumah tinggal, komplek
pemukiman. Penataan yang diperlukan di sini adalah bagaimana
menata ruang (lingkungan) dengan mempertimbangkan
perkembangan pada masa yang akan datang (20 tahun mendatang),
penata sistem saluran pembuangan dan lain-lain. Adanya
permasalahan seperti terjadinya genangan air di dalam kompleks
pada hujan menandakan bahwa manajemen konstruksi pada
pembangunan kompleks itu tidak bagus.
2. Konstruksi gedung (Building Construction) Termasuk di sini gedung
perkantoran, gedung kuliah, gedung perbankan dan lain-lain.
Penataan yang diperlukan umumnya penataan fasilitas-fasilitas yang
disediakan, seperti hidrant, perlunya lift untuk gedung kuliah lebih
dari 2 lantai (biasanya yang menggunakan gedung kuliah bukan saja
mahasiswa, tetapi dosen yang umumnya berusia tua), sistem
pengamanan kebakaran dan lain-lain. Adanya gangguan suara ribut
dari atap pada saat angin kencang pada suatu gedung kuliah
menandakan bahwa manajemen konstruksi pada gedung tersebut juta
tidak bagus.
3. Konstruksi rekayasa berat (Heavy Engineering Construction)
Biasanya pada konstruksi ini, banyak bekerja alat-alat berat sehingga
memerlukan penataan sehingga tidak terjadi alat-alat terbengkalai di
lokasi karena tidak digunakan, sedangkan biaya sewa peralatan berat
umumnya mahal. Terjadinya pengangguran alat-alat berat dan lain-
lainnya menandakan manajemen konstruksinya tidak bagus.
4. Konstruksi industri (Industrial Construction) Termasuk dalam
konstruksi industri ini antara lain pabrikpabrik dan lain-lain.
Penataan yang diperlukan terutama terhadap pengaruh yang
ditimbulkannya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar seperti
limbah, polusi dan lain-lain. Untuk itu harus disediakan suatu
fasilitas yang dapat mengatasi pengaruh tersebut. Dan fasilitas-
fasilitas ini harus ditata sedemikian sehingga dapat berfungsi dengan
baik.
Proyek merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang bersifat sementara
yang dikerjakan untuk mencapai sebuah tujuan dengan melibatkan proses
perencanaan, desain, dan pengendalian (Ervianto, 2005). Salah satu dari
sebuah proyek adalah proyek konstruksi.Proyek konstruksi merupakan suatu
kegiatan yang terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, sistem
pengadaan, dan konstruksi.Produk yang dihasilkan dari proyek konstruksi
seperti pembangunan jembatan, jalan raya, gedung, dan lain-lain
(Dipohusodo, 1996). Proyek konstruksi semakin berkembang dan maju
karena melibatkan penggunaan sumber daya yang ada seperti: tenaga kerja,
material bahan baku, peralatan, dan penggunaan biaya yang jumlahnya
bertambah besar. Dalam sebuah proyekdapat dikatakan bahwa proyek
tersebut merupakan proyek konstruksi apabila mempunya ciri-ciri sebagai
berikut:

1. Memiliki awal dan akhir kegiatan dalam suatu rangkaian kegiatan.


2. Jangka waktu kegiatan terbatas.
3. Rangkaian kegiatan yang terjadi tidak terulang kembali, sehingga
menghasilkan sebuah proyek yang unik.
4. Memiliki tujuan yang spesifik produk akhir dan tujuan akhir.

Dalam pengembangannya, proyek konstruksi akan melalui beberapa


tahapan, diantaranya adalah:

1. Tahapan konsep dan studi kelayakan (feasibility study). Pada


tahapan ini akan dilakukan analisis kelayakan teknis, ekonomi, dan
laporan dampak lingkungan.
2. Tahapan rekayasa dan desain (engineering and design). Pada tahap
ini akan dilakukan proses konsensi arsitektur, evaluasi alternatif
teknologi, ukuran, dan kapasitas.
3. Tahap pengadaan (procurement). Pada tahap ini akan melibatkan
sistem borongan, dan subkontraktor untuk dapat mendapatkan bahan
material, dan peralatan yang diperlukan.
4. Tahap konstruksi (construction). Tahap ini merupakan tahap
mendesain struktur bangunan dan fasilitas fisik yang mendukung.
5. Tahapan pemulaian kerja dan penerapannya (startup and
implementation). Tahapan ini merupakan proses dimana proyek akan
dikerjakan, dan nantinya akan dievaluasi berdasarkan dengan
penerapan yang telah dikerjakan.
6. Tahap pengoperasian (operational). Tahap ini merupakan proses
dimulainya operasi pada saat struktur bangunan selesai.

2.3 Jalan Tol

(Denis Bramedio Herlambang, 2016) Jalan tol adalah jalan yang


dikhususkan untuk kendaraan bersumbu lebih dari dua (mobil, bus, truk),
selain itu bertujuan untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari satu
tempat ke tempat lain. Pengguna jalan tol diberikan kewajiban membayar
sesuai pada golongan kendaraan yang berlaku.

(Sumaryoto, 2010)Pembangunan infrastruktur jalan bebas hambatan


atau jalan tol dalam sebuah negara bisa dijadikan sebagai tolok ukur untuk
mengetahui sejauh mana kemajuan perekonomian sebuah negara, baik
secara makro maupun secara mikro.Selain itu, industri jalan tol bisa juga
dijadikan sebagai bukti dan kesiapan sebuah negara dalam menyongsong
sebuah peradaban yang serba mudah dan serba cepat dalam setiap
melakukan aktivitas.

Infrastruktur memiliki peran yang sangat penting dalam sistem


perekonomian.Semakin baik keadaan infrastruktur, semakin baik pula
pengaruhnya terhadap keadaan ekonomi.Di samping itu pembangunan jalan
tol di daerah perkotaan besar dan sekitarnya memang berpengaruh terhadap
industri yang banyak berada di sekitar daerah perkotaan.

Fungsi jalan tol adalah menghubungkan pusat produksi dengan pasar


global, oleh karena itu untuk memudahkan aktifitas bisnis jalan tol menjadi
alernatif untuk mempercepat arus keluar masuk barang.

Pengamat Kebijakan Publik Faisal Baasir mengatakan, melihat


kondisi saat ini, potensi industri jalan tol masih menjanjikan untuk lebih
dikembangkan, sesuai dengan perkembangan tingkat perekonomian bangsa
Indonesia saat ini. Sedangkan Analis Ekonomi UI Avilliani mengatakan
bahwa pembangunan infrastruktur melalui industri jalan tol akan berdampak
pada pembangunan ekonomi. Oleh karena itu menurutnya sebelum satu
daerah berkeinginan membangun jalan tol maka yang paling penting adalah
aktivitas ekonomi di daerah tersebut harus ditingkatkan agar bisa
memberikan kontribusi terhadap proyek jalan tol tersebut agar tidak rugi.

2.4 Sistem Manajemen K3

Setyoko (2017) Sistem Manajemen dan Kesehatan Kerja adalah


untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat
kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi, dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan, dan penyakit kerja, serta tercipta tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
OHSAS 18001 (2007) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
semua kondisi faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
Berdasarkan Kepmenker No.5 Tahun 1996, Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan bagian dari sistem
manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber
daya yang diperlukan untuk pengembangan penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian risiko, yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Jadi dapat disimpulkan, sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja merupakan rangkaian kegiatan yang teratur dan saling berhubungan
secara keseluruhan

2.5 Definisi (K3)

Sholihah dan kawan – kawan (2014) keselamatan dan kesehatan


kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja melalui
penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi
membahayakan para pekerja. Keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan
dapat menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan yang tinggi.
Somad (2013) keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang
penting bagi perusahaan, karena dampaknya tidak hanya merugikan
karyawan, tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar
menjaga keselamatan dan kesehatan karyawannya dengan membuat aturan
tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh
karyawan dan pimpinan perusahaan. Keselamatan dan kesehatan kerja
menjadi bagian penting dalam mengelola, mengatasi dan mengendalikan
bahaya yang dapat terjadi sehingga dapat menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan.

2.6 Fungsi Kerja Peralatan APD

Prosedur yang berkaitan dengan keamanan (Standars Operation


Procedure) wajib dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah penggunaan
peralatan keselamatan kerja. Fungsi utama dari peralatan kerja adalah
melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah akibat lebih lanjut
kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO (Intenational Labour Organizatinon)
menerangkan bahwa kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain:

a. Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin


timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja
b. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya
c. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial
para pekerja

Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai ole tenaga kerja adalah helm
(safety helmet), masker, kacamata, tergantung pada profesinya. Biasanya,
keselamatan merujuk kepada perlindungan tehadap kesejahteraan fisik.
Tujuan utama program keselamatan yang efektif dalam organisasi adalah
mencegah luka dan kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Tujuan
keamanan adalah melindungi karyawan dan fasilitas organisasional.
Keamanan dalam suatu pekerjaan ditandai dengan adanya kesempurnaan
dalam lingkungan kerja, alat kerja, dan bahan kerja yang dikendalikan oleh
sebua sistem manajemen yang baik.
2.7 Jenis Alat Pelindung Diri (APD) Pada Bidang Konstruksi

Alat Pelindung Diri yang digunakan khususnya dalam bidang


konstruksi yang dipakai sesuai dengan jenis pekejaannya adalah sebagai
berikut :

a. Perlindungan mata dan wajah


1. Kacamata pelindung atau pelindung wajah dgunakan pada setiap
pekejaan yang dapat menyebabkan benda asing masuk ke mata.
Sebagai contoh pada saat welding, pemotongan, grinding,
pemasangan paku ( atau ketika bekeja dengan beton dan /atau
bahan kimia bebahaya atau ketika teekspos dengan partikel yang
beterbangan) digunakan ketika terekspos dengan pajanan
elektrikal, termasuk bekerja pada sistem elektrik.
2. Pelindung mata dan wajah dipilih berdasarkan pajanan yang
diantisipasi
b. Perlindungan kaki
1. Pekerja konstruksi harus memakai sepatu atau boots kerja yang
slip resisten dan dengan alas yang resistan tusukan
2. Safety-toed footwear dipakai untuk mencegah ibu jari hancu
ketika bekerja disekitar alat berat atau benda yang jatuh
c. Perlindungan tangan
1. Sarung tangan yang dipakai harus pas dan nyaman ketika dipakai
2. Pekerja harus menggunakan sarung tangan yang tepat bagi
pekerjaannya (contoh: sarung tangan karet heavy duty untuk
pengerjaan beton, sarun tangan welding untuk welding, insulated
gloves dan lengan ketika bekerja dengan pajanan elektrik
d. Perlindungan kepala
1. Menggunakan topi keras (hard hats) ketika terdapat
kemungkinan potensial terjadi benda jatuh dari atas, benturan
pada kepala dari objek yang tidak begerak, atau kontak tidak
sengaja dengan pajanan elektrik
2. Hard hats secaa rutin diinspeksi dari penyok, retakan dan kondisi
buruk lainnya, ganti setelah bekontak dengan sengatan listrik
atau pukulan keras, pertahankan dalam kondisi buruk
e. Perlindungan pendengaran
Gunakan earplugs/earmuffs pada daerah kerja dengan pajanan bising
yang tinggal dimana gergaji, atau peralatan berat lainnya digunakan,
serta bersihkan dan ganti earplugs secara berkala

2.8 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang


dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

2.8.1 Observasi

Sugiyono (2016) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan untuk


mendapatkan informasi tentang sistematik fonemana – fenomena yang
diinginkan. Observasi merupakan cara yang penting mendapatkan informasi
yang pasti tentang orang, karena apa yang dikatakan orang belum tentu
sama dengan apa yang dikerjakan.

2.8.2 Kuesioner
Sugiyono (2013) mengatakan bahwa Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Sedangan menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2007) berpendapat
bahwa Kuisioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan
mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Berdasarkan
pengertian tersebut data disimpulkan kuisioner adalah daftar pertanyaan
yang harus dijawab dan dijadikan sarana untuk mendapatkan keterangan
dari responden.

Anda mungkin juga menyukai