Anda di halaman 1dari 31

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

BUDIDAYA SAPI PERAH


DI KPSBU LEMBANG

LAPORAN

OLEH:

AMELIA AGUSTIN

(3042127275)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PETERNAKAN NEGERI LEMBANG


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN

PERAKTEK KERJA LAPAGAN (PKL)


BUDIDAYA SAPI PERAH
DI KPSBU LEMBANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT
TAHUN 2022

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing,

ANISA NURULBAITI, S.Pt.


NIP.199102022019032015

diketahui oleh:

Kepala SMK Peternakan Negeri Lembang

EDI GUNAWAN.,S.Pd.,M.Pd
NIP. 197209282005011004

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Prakerin yang berlokasi di KPSBU JABAR
Selama pelaksanaan Prakerin sampai penyusunan laporan, penulis mendapat banyak
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
prakerin ini tepat pada waktu yang telah ditentukan, proses penyelesaian laporan ini tidak
terlepas dari bantuan dan doa dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Edi gunawan.,S.,Pd.,M.Pd. selaku Kepala SMK Peternakan Negeri Lembang.
2. Bapak Asep Dany R,S.Pt., S.Pd. Layla Rafika, S.Pt selaku ketua panitia pelaksana
Prakerin.
3. Ibu Anisa nurul baiti, S.Pt. selaku pembimbing internal.
4. Bapak Darojat, selaku kepala bagian personali
5. Bapak Yayat Sasmita, selaku pembimbing eksternal di bagian pembibitan sapi perah
KPSBU Lembang.
6. Bapak Wawan , selaku pembimbing eksternal di bagian makanan ternak.
7. Bapak Adi Mulyadi, selaku pembimbing eksternal di bagian produksi.
8. Orang tua yang telah memberikan motivasi dan bantuan moral dan materil serta doa.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Semoga laporan Prakerin ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan
khususnya bagi penulis serta umumnya bagi pembaca.

3
4
I. PRAPELAKSAANAAN

A. Persiapan
Prapelaksaan merupakan persiapan yang harus di tempuh sebelum keberangkat
Prakerin.hal yang harus di persiapkan adalah sebagai berikut.
- Mengetahui lokasi prakerin di KPSBU lembang diberi tahu oleh ketua prodi ruminansia
- Survei ke lokasi tempat prakerin dilakukan oleh pembimbing intern
- Pembentukaan kelompok sesuai dengan minat masing – masing sebagai berikut siswa
siswi yang di tempatkan di KPSBU lembang :
- Wina Dilah .Y (3048506216)
- Aisyah Pauziah ()
- Amelia Agustin (3042127275)
- Rena Sopiyanti ()
- Rendi Sopiyandi ()
- Rohmat Hidayat ()
- Irgan M Rizal ()
- Mohammad Yusuf. A ()
- Muhamad Nurdiyana ()
- Noval Gustiana ()
- Willy Juliano.D ()
- Pembekalan umum dan pembekalan teknis komoditi
- Omat Ram, S.Pt., dengan pemateri dasar hokum,pelaturan,administrasi dan
disiplin.Sebagai berikut : kerja keras, disiplin.
- Asep Dany R,S.Pt., S.Pd., dengan materi teknik pelaksanaan pkl,sebagai berikut :
sopan santun,tepat waktu,jujur,dan jangan banyak ngeluh.

- Yani Nuraeni, S.Pd., dengan pemateri penulisan laporan pkl, sebagai berikut :
penulisan

cover(halaman judul), lembar pengesahan,kata pengantar,daftar


isi,pendahuluan,pralaksana,pelaksanaan.

- Menyiapkan akomodasi untuk pemberangkatan ke lokasi PKL

- Menyiapkan akomodasi untuk pemberangkatan ke lokasi

5
prakeriberupakendaraan pribadi
- Menyiapkan sarana prasarana yang diperlukan selama PKL.
Sarana dan prasarana yang diperlukan selama prakerin yaitu wearpack, sepatu boot,
dan topi praktek.
B. Rencana Kegiatan PKL
1. Orientasi tugas-tugas kegiatan diunit usaha setempat.
2. .Pelaksanaan kegiatan kerja pengalaman (KP) di unit usaha ternak sapi perah meliputi:
2.1 Teknik Produksi/Jasa:
a. Populasi
b. Sanitasi kandang
c. Pemberian pakan
a) Hijauan
b) Konsentrat atau makanan penguat lainnya
d. Pemerahan susu
e. Perkandangan
f. Kebun rumput
g. Pengawetan rumput

2.2 Teknik Penguasaan/Pengolahan Hasil


a. Persiapan peralatan pemerahan
b. Test berat jenis/bj pengujian kemurnian susu
c. Test Gun pengujian susu sapi pecah atau tidak
d. Pengumpulan dan penakaran air susu
e. Pencatatan distribusi air susu:
a) Rata-rata produksi per ekor/ hari
b) Untuk pedet
c) Dijual
d) Rusak/pecah
e) Total produksi
2.3 Teknik Pemasaran Hasil
a. Pengumpulan informasi tentang:
a) Harga susu
b. Konsumen susu/tempat penjualan
a) Mata rantai pemasaran susu

6
c. Penjualan produksi air susu yang:
a) Dijual di tempat produksi dengan menggunakan kemasan
b) Dijual keluar dengan menggunakan transportasi
c) Bentuk produk air susu yang dijual
d)Penjualan hasil pasca panen dari susu.
d.Analisis tata niaga

3. Diskusi hasil KP: Teknik produksi, teknik penguasaan hasil dan teknik pemasaran hasil
dengan membahas :

a. Kesamaan dan perbedaan antara pengalaman di sekolah (teori) dengan kenyataan di


lapangan/nyata.
b. Penyebab terjadinya perbedaan ulasan hasil analisis berdasarkan bahan bahan bacaan
dan kesimpulan hasil
3. Penyusunan laporan kerja lapangan (KP) dan hasil diskusi secara rinci serta hasil
kegiatan IPM.

C. Tujuan Pelaksanaan

1. Mengetahui manajemen budidaya ternak sampai pemasaran hasil, sehingga siswa


memiliki jiwa dan semangat berwirausaha dan mampu mengelola suatu usaha di bidang
peternakan secara profesional dengan memperhatikan situasi, kondisi, dan potensi
wilayah.
2. Mengembangkan wawasan dan keterampilan siswa dalam usaha peternakan yang
berorientasi pada agribisnis dengan dilandasi sikap mental, disiplin, kerjasama, dan
bertanggung jawab.
3. Melatih siswa menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan masyarakat dan dunia industri
peternakan agar menjadi mitra kerja yang mampu menyebarkan teknologi peternakan.

II.PELAKSANAAN
A. Waktu dan Lokasi
Waktu pelaksanaan : Pada Tanggal 3 Agustus Sampai Dengan 3 Oktober
2022.

7
Lokasi prakerin : KPSBU Lembang
Alamat farm/Perusahaan : Jalan Kayu Ambon No.38, Lembang,
Kabupaten Bandung Barat 40391

B. Profil Singkat Perusahaan


KPSBU (Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara) terletak di kecamatan lembang,
15 km sebelah utara kota bandung, KPSBU berdiri pada tanggal 8 agustus 1971 dan pada
saat itu masih memiliki 35 orang peternak, di KPSBU lembang memiliki jumlah anggota
sekitar 7293 orang, nama awalnya masih KPSBU tetapi semenjak lembang memiliki
nilai jual yang cukup tinggi maka pada umumnya masyarakat mengenal sebagai KPSBU
lembang sampai saat ini.

C. Potensi Wilayah
1. Batas wilayah
a. Sebelah Utara : De’Ranch
b. Sebelah Selatan : Kp. Cijeruk
c. Sebelah Timur : BIB Lembang
d. Sebelah Barat : Pasar Cermat Panorama Lembang
2. Curah Hujan
1.500 – 3.500 mm/tahun
3. Ketinggian tempat
1.312 – 2.084 (mdpl)
4. Jenis tanah
Andosol (tanah gembur)
5. Temperatur
17°C - 27°C
6. Kelembaban
70 - 88 %
7. Potensi Ekonomi Daerah
a. Petani

8
b. Pedagang
c. Peternak
d. Buruh

D.Kegiatan-Kegiatan

1.Kerja Pengalaman (KP)

A.Teknik Produksi Kandang Pembibitan (Manoko)


Kegiatan produksi yang dilaksanakan di KPSBU Lembang adalah:
a).Populasi
Populasi awal sapi perah di KPSBU sebanyak 44 ekor yang meliputi 2 ekor pedet
jantan (0,75 ST), 6 ekor pedet betina (0,75 ST), 1 ekor sapi darbun (0,75 ST), dan 35
ekor sapi laktasi (35 ST). sedangkan populasi akhir sapi perah di kandang pembibitan
KPSBU Lembang (Manoko) pada bulan November 2021 yaitu sebanyak 43 ekor yang
meliputi 2 ekor pedet jantan (0,75 ST), 2 ekor pedet betina (0,75 ST), dan 39 ekor sapi
laktasi (39 ST). Dinamika populasi ternak di kandang pembibitan KPSBU Lembang
dapat dilihat pada lampiran 2 di halaman 34.
Populasi sapi perah KPSBU Lembang dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2016, KPSBU Lembang memiliki populasi sapi sebanyak
19.580 ekor yang meliputi 564 ekor sapi jantan, 4.202 ekor pedet, 3.251 ekor sapi dara,
dan 11.563 sapi laktasi. Pada 2017, populasi sapi perah KPSBU Lembang menjadi
21.361 ekor yang meliputi 981 ekor sapi jantan, 4.977 ekor pedet, 3.468 ekor sapi dara,
dan 11.935 ekor sapi laktasi. Populasi sapi perah KPSBU Lembang pada 2018 yaitu
sebanyak 22.246 ekor yang meliputi 976 ekor sapi jantan, 5.438 ekor pedet, 3.577 ekor
sapi dara, dan 12.255 ekor sapi laktasi. Grafik populasi KPSBU Lembang dapat dilihat
pada lampiran 3 di halaman 35.

b.)Sanitasi Kandang

Sanitasi merupakan sebuah program kebersihan yang bertujuan mencegah masuk


dan perpindahan bibit penyakit yang menyerang ternak
Sanitasi kandang dilakukan 3 kali setiap harinya, yaitu pada pukul 05.00WIB, pukul
12.00 dan pukul 14.30WIB.
Kegiatan sanitasi kendang meliputi :

9
- Membersikan lantai kandang dengan cara membersihkan feces dengan skop,
menyikat dan menyiram karpet dengan air
- Membersihkan feces yang ada di parit dengan skop kemudian disiram
menggunakan air
- Memandikan ternak sikat dan air
- membersihkan sisa pakan dengan slaber didalam bak pakan
- membersihkan dan membereskan peralatan yang digunakan saat sanitasi
kandang seperti : sikat,sprayer,ember,slaber,dan skop

c.)Pemberian pakan

1. Hijauan
- Jenis : Rumput gajah (pennisetum purpureum)
- Jumlah : 36 kg/ekor/hari
- Frekuensi pemberian : 3 kali/hari
2. Konsentrat
- Jenis : Ampas tahu dan Mako
- Jumlah : Ampas tahu 15 kg/ekor/hari dan Mako
6 kg/ekor/hari
- Frekuensi pemberian : 2 kali/hari
d.)Pemerahan susu
Pemeraha dilakukan setiap hari setelah sanitasi kendang dan ternak selesai dilakukan
yaitu pada pukul 04.30 WIB dan pukul 15.00 WIB.
Pemerahan susu dilakukan menggunakan mesin perah portable dan secara manual
menggunakan tangan dengan metode whole hand dan strip method
Prosedur pemerahan dilakukan dengan cara :
a. Sebelum pemerahan
- Sanitasi kendang
- Sanitasi ternak
- Menyiapkan peralatan dan bahan yaitu :
- Milk can
- Lap ambing
- Ember

10
- Air hangat
- Mesin perah

b. Pemerahan

Proses pemerahan terbagi menjadi 2 cara yaitu

1. Pemerahan dengan cara manual

- Siapkan peralatan pemerahan yang terdiri dari ember, air hangat, kain,

- Membersihkan bagian ambing dan puting sapi yang akan di perah dengan air
hangat menggunakan lap bersih. Tujuan untuk merangsang hormon oxyitocin
- Melakukan pemerahan secara manual dengan metode whole hand sampai dengan
selesai
- Bersihkan kembali ambing dan puting yang sudah diperah menggunakan air
- Pemberian iodine povidone pada puting sapi.
2. Pemerahan dengan cara mesin perah portable
- Siapkan peralatan pemerahan terdiri dari mesin perah portable,air hangat,kain
lap,dan iodine povidone
- Lap ambing dan puting sapi menggunakan air hangat.
- Pasangkan pemerah susu yang sudah steril pada keempat puting sapi.
- Lepaskan alat pemerah dari puting sapi setelah air susu sapi sudah tidak
nampak keluar.
- Berikan iodine povidone dengan cara menyelupkannya pada puting sapi

c) Pasca pemerahan

- Menyaring susu, penakaran susu/milk can

- Pengumpulan susu ke tempat penampungan susu

- Mencuci peralatan dengan air,spons,sabun.

e).Perkandangan

a. Jumlah kandang

Jumlah kandang induk di pembibitan sapi perah KPSBU Lembang berjumlah 2


bangunan kandang sapi. Bangunan 1 berkapasitas 12 ekor sapi dan bangunan 2

11
berkapasitas 30 ekor sapi (termasuk dengan kandang karantina). Sedangkan untuk
kandang pedet terdapat 1 bangunan kandang yang terdiri dari 15 unit kandang.

b.Sistem perkandangan

Kandang yang digunakan dalam pemeliharaan sapi perah di dalam bangunan 1


adalah model kandang konvensional dengan jenis one row plan serta kandang model
free stall yaitu kandang gabungan antara kandang model konvensional dengan
kandang model loose housing (kandang bebas). Tempat pakan pada kandang
konvensional dan kandang free stall saling berhadapan. Denah kandang pembibitan
bangunan 1 dapat dilihat pada lampiran 5 di halaman 39.
Kandang pada bangunan 2, kandang bermodelkan kandang konvensional dengan
jenis tail to tail dan one row plan. Pada bangunan 2 terdapat 3 unit kandang
karantina yang saat ini diisi oleh sapi yang sehat dan normal karena ketersediaan
kandang untuk menempatkan sapi kurang. Denah kandang pembibitan bangunan 2
dapat dilihat pada lampiran 6 di halaman 39.
Pada kandang pedet, kandang bermodelkan kandang panggung tunggal atau
kandang 1 baris. Berdasarkan jumlah populasi, kandang pedet berjenis kandang
individu. Bentuk dan ukuran kandang pedet dapat dilihat pada lampiran 7 di
halaman 40.
b. Ukuran kandang
Ukuran kandang induk per ekornya yaitu 1,8 m x 1,2 m. Ukuran kandang pedet
per ekor yaitu 1,6 m x 1 m. Ukuran kandang pembibitan bangunan 1 dapat dilihat
pada lampiran 8 di halaman 41. Sedangkan ukuran kandang pembibitan bangunan 2
dapat dilihat pada lampiran 9 di halaman 41.

f.Kebun rumput

Kebun rumput di kandang pembibitan (Manoko)


a) Luas kebun : 2,5 Ha
b) Jenis hijauan : Rumput gajah (Pennisetum purpureum)
dengan produksi rata-rata 298,62 ton/Ha/tahun

g.Carrying Capacity (Daya tampung)

12
Carrying capacity adalah daya tampung suatu padang pengembalaan untuk
mencukupi kebutuhan pakan hijauan yang dihitung dalam satuan ternak (ST)

Berikut ini adalah perhitungan Carrying Capacity ternak di kandang pembibitan


KPSBU Lembang.
Diketahui :
a) Jenis rumput : Rumput gajah (Pennisetum purpureum)
b) Luas lahan : 2,5 Ha
c) Produksi : 298,62 ton/Ha/tahun
d) Konsumsi ternak : 36 kg/ekor/hari
e) Satuan ternak :1ST (laktasi), 0,75 ST (dara), 0,25 ST(pedet)
f) Populasi : 43 ekor (39,5 ST) yang terdiri dari pedet 3
ekor (0,75 ST) dara 1 ekor (0,75 ST) laktasi
38 ekor (38 ST)
Pembahasan :
Rumus carrying capacity = Produksi total
Konsumsi total
- Produksi total = Luas lahan x Produksi
= 2,5 Ha x 298,62 ton/Ha/tahun
= 746,55 ton/ha/tahun = 746.550 kg/tahun
- Konsumsi total = Konsumsi ternak x Jumlah hari dalam
setahun
= 36 kg x 365 hari
= 13.140 kg/ekor/tahun
Carrying Capacity = Produksi total
Konsumsi total = 746.550 kg/tahun = 56,8 ST
13.140 kg
Kesimpulannya adalah kebun rumput KPSBU seluas 2,5 hektar sudah cukup
memenuhi kebutuhan ternak sebanyak 43 ekor (39,75 ST)

i.Perawatan pedet

13
Merawat anak sapi ( pedet ) sangatlah penting dalam beternak sapi, karena kematian
sapi tertinngi masa pedet sejak lahir sampai umur 3 bulan ( prasapih ) mencapai 20%.
Agar kematian pedet dapat berkurang dan pedet tumbuh menjadi sapi yang berkualitas
baik.
Tahapan pemeliharaan pedet :
a) Persiapan kandang untuk pedet pasca lahir
Kandang untuk pedet dipersipkan dengan memberikan jerami kering pada lantai
kandang. Lantai kandang harus dalam keadaan kering dan tidak lembab sehingga
pedet merasa nyaman. Pedet yang baru lahir dikandangkan di kandang induvidu.
b) Penanganan pedet pasca lahir
- Pindahkan pedet ke tempat yang aman yang sudah diberi bedding dari jerami
kering yang bersih
- Bersihkan lendir yang ada di mulut dan hidung pedet.
- Apabila pedet masih kesulitan untuk bernafas, dapat dibantu dengan nafas buatan
yaitu dengan menekan bingkai dada berkali-kali atau
menggerak-gerakan/mengangkat kaki depan pedet tersebut.
- Setelah pedet bernafas, oleskan/masukan larutan iodine pada potongan tali pusar
agar tubuh pedet tidak terserang bibit penyakit yang masuk melalui tali pusar.
- Usahakan pedet dapat berdiri sendiri 30 - 60 menit pasca lahir.
c) Pemberian kolostrum untuk pedet
Pemberian colostrum diberikan teratur selama 1 minggu setelah pedet lahir.
Pemberian colostrum pada pedet dilakukan dengan melatih pedet meminum
kolostrum menggunakan jari tangan selama 2 hari hingga pedet dapat minum sendiri
dengan baik. Pedet yang baru lahir diberikan kolostrum sebanyak 3 liter/satu kali
pemberian selama 2 kali pemberian dalam satu hari, dari pemerahan pertama setelah
induk melahirkan. Pemberian kolostrum setengah jam atau paling lambat 1 jam
setelah pedet lahir.
Pada pemberian berikutnya 5-6 hari, pedet diberikan kolostrum secara teratur
sebanyak 3 kali sehari dengan jumlah 1,5 - 2 liter/pemberian.
d) Pemberian air susu induk
Setelah kolostrum induk habis pakan pedet berganti dengan air susu. Air susu
diberikan sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore hari dengan jumlah 2-3
liter/pemberian. Air susu diberikan pada pedet umur 1 minggu hingga pedet umur 2
atau paling lambat 2,5 bulan.

14
e) Pemberian hijauan dan konsentrat
Pedet diatas umur 2,5 bulan sudah berganti pakan dari air susu menjadi hijauan
dan konsentrat. Pedet di kandang pembibitan KPSBU Lembang diberikan hijauan
berupa rumput lapang dan rumput gajah sebanyak 8-10 kg/ekor/hari dengan
frekuensi pemberian 3 kali/hari. Sedangkan untuk konsentrat diberikan ampas tahu
dan mako sebanyak 1-2 kg/hari dengan frekuensi pemberian 2 kali/hari.
j.Pengawetan rumput
Pengawetan rumput yang dilakukan yaitu dengan membuat silase dari rumput
gajah/pakchong berupa daun dan batang yang telah dilakukan pencacahan menggunakan
mesin chopper kemudian disimpan di tempat khusus silase dalam keadaan anaerob.
Berikut langkah-langkah pembuatan silase rumput gajah/pakchong.
- Siapkan peralatan dan bahan yang digunakan dalam pembuatan silase yaitu mesin chopper,
sabit, plastik UV, terpal dan rumput gajah/pakcong.
- Lepaskan dan buang ikatan pada rumput gajah/pakchong menggunakan sabit.
- Lakukan proses pencacahan rumput gajah/pakchong menggunakan mesin chopper.
- Letakkan rumput gajah/pakchong yang telah dilakukan proses pencahahan pada plastic uv.
- Jika plastic uv telah terisi oleh seluruh potongan rumput gajah/pakchong padatkan
seluruh potongan rumput gajah/pakcong tersebut hingga hampa udara.,dan lalu di ikat
oleh karet ban.

k. Proses kelahiran

Kelahiran adalah proses fisiologis dimana uterus yang bunting/membesar


mengeluarkan anak dan plasenta melalui saluran kelahiran. Proses kelahiran anak
ditunjang oleh perejanan kuat dari urat daging uterus, perut, dan diafragma. Sebelum
kelahiran terjadi maka ada beberapa tanda-tanda ternak akan melahirkan, yaitu :
- Ambing turun dan puting mengeras bila diraba.
- Kolostrum mudah keluar dari puting sapi.
- Keluar lendir dari vulva.
- Sapi tampak gelisah.
Adapun tahap-tahap kelahiran pada sapi, yaitu :
a. Tahap permulaan atau persiapan.

15
b. Tahap pengeluaran fetus dan plasenta atau disebut tahap perejanan yang dibagi 3,
yaitu
- Tahap persiapan perejanan atau kontraksi pada uterus.
- Tahap perejanan kuat untuk mengeluarkan fetus.
- Tahap perejanan untuk mengeluarkan plasenta

Sistem perkandangan

a)
Pedet pra-sapih dikandangkan secara khusus pada kandang individu dan dibuat 2
barisan dengan model head to head. Pada pedet lepas sapih, kandang bertipe
kandang koloni (loose housing). Sedangkan pada seluruh kandang lainnya
bermodelkan kandang free stall, hanya saja pada kandang sapi laktasi dan kandang
dara jajaran sebelah kiri diberi sekat berupa pintu antara tempat istirahat dengan
tempat makan.
b) Ukuran kandang
Ukuran bedding induk sapi per ekor yaitu 1,8 m x 1,15 m. Ukuran kandang
(palang leher) induk sapi dapat dilihat pada lampiran 15 di halaman 43. Ukuran
kandang (palang leher) pedet dapat dilihat pada lampiran 15 di halaman 46.
- Konsumsi total = Konsumsi ternak x Jumlah hari dalam
setahun
= 30 kg x 365 hari
= 10.950 kg/ekor/tahun
Carrying Capacity = Produksi total
Konsumsi total = 1.020.000 kg/tahun = 93,1ST
10.950 kg
Kesimpulannya adalah kapasitas banker 1.020 ton sudah dapat memenuhi kebutuhan
ternak sebanyak 110 ekor (87.5 ST).

Pengawetan Rumput

16
Pengawetan rumput yang dilakukan di Dairy Village yaitu dengan membuat silase
dari limbah pertanian jagung berupa daun dan batang jagung atau jerami jagung yang
telah dilakukan pencacahan menggunakan mesin chopper kemudian disimpan di tempat
khusus silase dalam keadaan anaerob. Berikut langkah-langkah pembuatan silase jagung.
- Siapkan peralatan dan bahan yang digunakan dalam pembuatan silase yaitu mesin chopper,
golok, plastik silo, ban mobil, dan jerami jagung.
- Lepaskan dan buang ikatan pada jerami jagung menggunakan golok.
- Lakukan proses pencacahan jerami jagung menggunakan mesin chopper.
- Letakkan jerami jagung yang telah dilakukan proses pencahahan pada silage bank.
- Jika silage bank telah terisi oleh seluruh potongan jerami jagung, padatkan seluruh
potongan jerami tersebut hingga hampa udara.
- Tumpukan kemudian ditutup rapat dengan menggunakan plastik silo sebanyak tiga
lapisan lalu diberikan beban diatasnya dengan menggunakan ban mobil.

B.Teknik Pengolahan Hasil

1) Persiapan peralatan pemerahan


Peralatan yang perlu dipersiapkan untuk pemerahan secara manual, yaitu :
- Milk can
- Saringan
- Lap ambing
- Ember dan air hangat
- Iodine povidone
Adapun peralatan yang perlu dipersiapkan untuk pemerahan menggunakan mesin perah,
yaitu :
- Milk can
- Ember dan air hangat
- Saringan
- Lap ambing
- Mesin perah
- Iodine povidone

17
2) Pengujian air susu
Dilakukan dengan cara melakukan striping 1-3 pancaran pertama ai susu dari putting
yang akan di perah
3) Test berat jenis
Test berat jenis dilakukan dengan menggunakan alat pengukur berat jenis susu yaitu
laktodensimeter. Test berat jenis pada susu dilakukan dengan cara memasukkan
laktodensimeter pada wadah yang berisi susu, kemudian baca skala pada
laktodensimeter. Skala berat jenis susu yang normal pada pagi antara 22 – 23 dan sore 21
– 22, jika berat jenis susu dibawah 21 berarti adanya campuran lain pada susu
4) Uji alkohol
Pengujian alkohol pada susu dilakukan dengan cara pengambilan sampel
menggunakan test gun. Susu tersebut akan mengalir pada tabung kaca pada test gun dan
langsung tercampur pada alkohol jika adanya pemalsuan susu terlihat adanya bercak
bercak putih menggumpal pada tabung kaca test gun tersebut.
5)Pengumpulan dan penakaran air susu
Pengumpulan susu dilakukan dengan mendatangi Tempat penampungan susu di
daerah-daerah menggunakan mobil penampung susu pada pagi dan sore hari setelah
peternak selesai melakukan pemerahan.
Sebelum susu dari milk can dimasukan kedalam tangki, susu tersebut di takar terlebih
dahulu menggunakan literan susu.tujuanya untuk mengetahui jumlah susu yang di
setorkan dari masing masing peternak.
6)Pencatatan distribusi air susu
Berikut ini adalah produksi susu sapi perah di kandang pembibitan KPSBU Lembang
(Manoko)
a. Rata-rata produksi : 15liter/ekor/ hari
b. Untuk pedet : 12 liter/hari
c. Dijual : 573 liter/hari
d. Rusak/pecah :-
e. Total produksi : 585 liter/hari
Adapun produksi susu sapi perah di Dairy Village :
a. Rata- rata produksi : 16 liter/ekor/hari
b. Untuk pedet : 66 liter/hari
c. Dijual : 878liter/hari

18
d. Rusak/pecah :-
e. Total produksi : 960liter/hari

C.Teknik Pemasaran Hasil

1.)Harga susu KPSBU Lembang

a) Peternak : Rp. 5.500/liter


b) Industri pengolah susu : Rp. 6.000/liter
c) Konsumen langsung : Rp. 8.000/liter
2.)Konsumen susu/tempat penjualan

Susu hasil pemerahan peternak ditampung oleh KPSBU lalu susu tersebut dijual di tempat
penjualan produk susu KPSBU kepada konsumen langsung dan juga agen berupa susu
murni. Sebagian susu hasil penampungan di produksi langsung oleh KPSBU berupa
olahan produk susu untuk dijual di tempat penjualan produk susu KPSBU. Sebagian susu
juga didistribusikan ke industri pengolah susu seperti PT. Diamond Cold Storage dan PT.
Frisian Flag Indonesia.

E.Permasalahan Pelaksanaan

Permasalahan yang dialami pada saat pelaksanaan Prakerin adalah sebagai berikut.
1. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk peserta magang di tempat
pembibitan KPSBU Lembang.
2. Kurangnya pengawasan dan bimbingan dari pembimbing eksternal (pegawai yang
bersangkutan pada saat berlangsungnya kegiatan Prakerin).
3. Tidak sedikit peternak yang masih kurang pengetahuannya di bidang peternakan.
4. Kurangnya APD (alat perlindungan diri) saat pencampuran pakan ternak
F.Pemecahan Permasalahan
Pemecahan atas permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut.
1. Menambah sarana dan prasarana yang sehat dan nyaman untuk digunakan atau
memperbaiki fasilitas yang ada.
2. Melakukan inisiatif sendiri dengan banyak bertanya di bidang peternakan.
3. Melakukan penyuluhan dan bimbingan kepada peternak yang masih kurang
pengetahuannya dalam bidang peternakan.

19
4. Memberikan APD (alat perlindungan diri) yang lengkap untuk para pekerja
pencampur pakan

I. SIMPULAN DAN SARAN


SIMPULAN
Setelah melaksanakan pkl di KPSBU saya dapat :

- Bertambahnya ilmu di bidang peternakan khususnya yang tidak di pelajari di


sekolah.
- Dapat menyesuaikan diri dan berkomunikasi dengan masyarakat khususnya
peternak yang di kunjungi dengan baik.
- Mampu melakukan kegiatan di unit usaha sapi perah.
a. Saran untuk sekolah

- Penggunaan mesin saat pemerahan agar memanfaatkan waktu lebih efisieen


- Lebih di perhatikan lagi dalam peralatan yang sudah tidak layak pakai
- Penggunaan kendang panggung untuk pedet bisa jadi alternative
Supaya pedet tidak terlalu di mandikan karena kendang panngung
Pedet tidak terkena feces secara langsung.

Lampiran 1

Struktur organisasi KPSBU Lembang

20
Lampiran 2
Dinamika populasi kandang pembibitan (Manoko)

Populas
Berkurang Bertambah Populasi
i
Status
Mat
Awal Jual Mutasi Beli Lahir Mutasi Akhir
i

Pedet jantan - - - - - - - -
Pedet betina 1 - - - - 3 - 4
Dara 1 - - - - - - 0
Laktasi 38 - - - 5 - 5   43
Total 40 - - - 5 3 5 53

Lampiran 3
Grafik populasi KPSBU Lembang

GRAFIK POPULASI SAPI PERAH KPSBU LEMBANG


Jantan Dewasa Pedet Dara Laktasi

976
2021 5438
3577
12255
981
2020 4977
3468
11935
564
2019 4202
3251
11563

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000

Lampiran 4
Denah lokasi pembibitan (Manoko)

21
Keterangan :
1. Kantor
2. Mess/tempat tinggal pegawai
3. Lantai 1 garasi, lantai 2 mess
4. Dapur
5. Tempat penyimpanan silase
6. Tempat penyimpanan pakan konsentrat dan hijauan
7. Kandang induk (free stall)
8. Kandang karantina
9. Kandang induk (individu)
10. Kandang pedet

Lampiran 5
Denah kandang pembibitan (Bangunan 1)

22
Lampiran 6
Denah kandang pembibitan (Bangunan 2)

Lampiran 7
Bentuk kandang pedet
Bentuk dan ukuran kandang pedet dari depan (pembibitan)

Bentuk dan ukuran kandang pedet dari samping (pembibitan)

23
Lampiran 8
Bentuk dan ukuran kandang pembibitan (Bangunan 1)

Lampiran 9

24
Bentuk dan ukuran kandang pembibitan (Bangunan 2)

Lampiran 10
Alur pelayanan IB - KESWAN

Sistem pelaporan kasus darurat/malam

Sistem pelaporan kasus reproduksi

25
Sistem pelaporan kasus sakit kepada Dokter Hewan

Sistem pelayanan antibiotik/colostrum

Sistem pelaporan potong kuku

26
Lampiran 11
Mata rantai produksi susu KPSBU Lembang

DAFTAR GAMBAR

1.pemerahan susu dengan cara manual

27
2.pemberian pakan konsentrat

3.pemberian pakan hijauan

28
4.pemberian susu untuk pedet.

5.sanitasi kandang

29
6.chopper rumput dan pembuatan silase

7.pemerahan susu dengan cara modern ( menggunakan mesin)

8.menurunkan pakan konsentrat dari truk

30
31

Anda mungkin juga menyukai