Anda di halaman 1dari 2

TUGAS REVIEW TESIS:

PERDAGANGAN LOKAL DI KERAJAAN MAJAPAHIT ABAD VIII-XV MASEHI


(Ririet Surjandari)

Nama : Dania Ardila Pramesti


NPM : 1906286651
MK : Epigrafi dan Sejarah Kuno

Menurut Ririet Surjandari (2004), pengertian perdagangan yang di dalam tesisnya


dapat disimpulkan sebagai transaksi jual beli barang kebutuhan sehari-hari dan barang-barang
hasil produksi kelompok pengrajin yang dilakukan di dalam wilayah kerajaan Majapahit.
Dalam tesis ini menjelaskan bahwa penggunaan berupa emas dan perak telah dilakukan pada
abad ke VIII Masehi yang ditunjukkan oleh prasasti-prasasti masa Jawa Kuno. Kemudian
istilah mengenai perdagangan telah muncul sejak masa pemerintahan Kayuwangi yang
dibuktikan oleh prasasti masa Jawa Kuno. Dalam mengurus kelancaran perdagangan, pihak
kerajaan mengutus petugas dalam kelompok mangilala drwya haji yang berperan sebagai
perpanjangan tangan pemerintah untuk menjamin proses perdagangan berjalan dengan lancar.

Jenis Komoditi yang diperjual belikan di kerajaan Majapahit terbagi menjadi tiga
yaitu hasil bumi, ternak, dan produksi. Komoditi dari hasil bumi diantaranya adalah beras,
sayuran berupa bayam, buah-buahan berupa pisang dan delima, bermacam-macam labu,
kacang hijau, cabai, pandan, kapulaga, serta bawang merah dan bawang putih. Selanjutnya
komoditi ternak yang diperjual belikan adalah sapi, itik, kerbau, babi, kambing, ayam, dan
burung puyuh. Sedangkan komoditi industri meliputi industri logam dan bukan logam.
Industri logam dihasilkan oleh para kelompok pandai berupa alat rumah tangga, alat
pertanian, alat pertukangan, senjata, dan perhiasan. Contoh komoditi industri bukan logam
diantaranya adalah pakaian, jala, payung, barang-barang dari tanah liat, barang-barang
anyaman, dan tempat tidur. Selain itu, terdapat beberapa sistem produksi di kerajaan
Majapahit pada masa itu, yaitu sektor pertanian, peternakan, perikanan, serta industri logam
dan bukan logam.

Mengenai proses pendistribusian barang-barang perdagangan dilakukan dengan


melalui jalan darat dan sungai. Apabila jumlah barang tidak terlalu banyak dilakukan dengan
cara dipikul atau diangkut dengan kuda. Tetapi jika jumlah barang cukup banyak maka
dilakukan dengan cara diangkut menggunakan gerobak dan ditarik oleh sapi atau kerbau.
Pendistribusian melalui sungai dilakukan dengan cara menggunakan perahu. Di dalam tesis
ini penulis tidak menemukan data prasasti yang menyebutkan dengan tepat tentang
konsumen, tetapi bila perdagangan dilakukan dalam skala kecil maka para konsumennya
adalah orang yang tidak dapat menghasilkan sendiri barang-barang yang dibutuhkan.
Sedangkan untuk sarana penunjang perdagangan yang ada pada masa itu terdapat pasar,
transportasi, alat tukar dan alat ukur.

Dibalik dari semua kegiatan perdagangan yang dilakukan, terdapat pungutan pajak
yang dilakukan oleh pemerintah kepada rakyatnya yang sifatnya memaksa dan jelas
jumlahnya. Pungutan pajak tersebut merupakan salah satu sumber pendapatan raja yang
diantaranya berfungsi untuk menunjang kelangsungan hidup raja dan keluarganya, beserta
orang-orang yang hidup di sekeliling raja. Pungutan pajak pada masa Majapahit ada
bermacam-macam, yaitu pajak hasil bumi, pajak perdagangan, dan usaha kerajinan.

Anda mungkin juga menyukai