Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. Erandra Surya Manunggal berdiri sejak tahun 2002 sejak itu juga

PT.Erandra Surya Manunggal cabang pekanbaru memproduksi pakaian anak-anak

yang di tujukan untuk anak berusia 0-3 bulan sampai dengan 14 tahun colours in

dengan merek berlisensi Baby snoopy dan Baby looney toon serta beberapa

merek sendiri yaitu colour in, little coolours in dan curly.produk ini memiliki

beberapa ke unggulan pakaian yang di produksi dari bahan katun dan ada juga

campuran katun dan poloster, mudah menyerap keringat, tidak mudah melar dan

sangat cocok untuk anak-anak yang aktif di luar ruangan. Selain itu juga produk

ini memiliki beberapa gambar yang banyak di sukai oleh anak-anak seperti

gambar animal, little poniy, ultramen dan masih banyak lagi. Dan sampai saat ini

PT.Erandra Surya Manunggal cabang pekanbaru terus meluncurkan desain dan

pola baju yang terbaru sehingga tetap menjaga stabilitas peminatnya.

Di jaman yang sangat dinamis dan di tandai penuh dengan perubahan lingkungan

kehidupan, maupun kondisi usaha yang berlangsung sangat cepat ini,menuntut

pelaku-pelaku bisnis harus kreatif. selain itu juga di tuntut selalu melakukan

inovasi-inovasi baru, agar usahanya dapat terus berkembang dan meningkat.

Pada dasarnya PT.Erandra Surya Manunggal Roda kehidupan terus

berputar. demikian pula dengan produk yang di hasilkan oleh suatu usaha. pasti
2

juga mengalami apa yang di sebut dengan life cycle Cabang Pekanbaru bergerak

di bidang Garment sebagai bisnis utamanya, sebelumnya PT. Erandra Surya

Manunggal dalam memasarkan produknya ke seluruh Indonesia termasuk di

pekanbaru sendiri, berdirinya cabang di pekanbaru menandakan perusahaan ini

mengalami kemajuan, namun bisnis tersebut mulai mengalami penurunan sejak

satu decade terakhir. penyebab utamanya strategi pemasaran yang tidak efesien

dan efektif serta memerlukan biaya yang cukup banyak, sementara pelaku usaha

lainya melakukan terobosan dalam memasarkan produknya antara lain dengan

mengunakan teknologi Mobile Telepon seluler, short message Services (SMS)

swerta penjualan berbasis Web. sehingga mengharuskan PT.Erandra Surya

Manunggal merubah strategi dalam mempromosikan produknya dengan

melunucrkan Belloaw The Line.

Data realisasi penjualan pada PT. Erandra Surya Manunggal cabang

pekanbaru tetap lebih tinggi di bandingkan pertumbuhan penjualan dan

pendapatan cabang lain yang ada di daerah lain secara nasional, sehingga pangsa

garment secara keseluruhan terhadap industry garmen nasional meningkat dari

4,61 % menjadi 4,93% selain itu, pertumbuhan asset tersebut tetap di ikuti

pelaksanaan fungsi intermediasi yang optimal. Hal ini tercermin pada trend

pertumbuhan dan nominal pembiayaan promosi yang lebih tinggi. pada akhir

2015 pembiayaan promosi tercatat sebesar Rp 180 juta.

Secara regional,perkembangan penjualan garment yang cukup menurun terjadi di

sejumblah daerah. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan kegiatan promosi

masih cukup rendah antara lain di beberapa provinsi khususnya di kawasan


3

Kalimantan dan jawa, Bali, Nusa Tenggara yang melebihi laju pertumbuhan

garmen secara nasional.Namun demikian sejumlah provinsi khususnya di

kawasan Sumatra menunjukan pertumbuhan yang relative tinggi di bandingkan di

daerah lain.Jumblah industri garment yang melakukan kegiatan usaha pada tahun

2016 bertambah seiring dengan beroprasinya sejumblah industry garmen baru.

jumblah industri tercatat bertambah dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 15

kantor, sedangkan tahun 2011 sebanyak 5 kantor sementara tahun 2014

mengalami peningkatan signifikan sebanyak 20 kantor.

Bertambahnya jumblah permintaan konsumen juga di ikuti dengan penambahan

kantor cabang yang pada priode laporan bertambah sebanyak 50 kantor .Dari

jumblah itu, 20 kantor merupakan kantor baru, dan satu kantor tersebut pada

sebagian besar dalam bentuk kantor cabang (20 kantor) PT.Erandra Surya

Manunggal cabang pekanbaru. Riau merupakan kantor cabang pembantu dalam

penjualan garment pada umumnya bertujuan membantu kantor pusat dalam

memenuhi kebutuhan konsumen di wilayah pekanbaru riau. PT.Ereandra Surya

Mnunggal cabang pekanbaru.Riau dalam kegiatan operasionalnya memasarkan

langsung produknya, melalui berbagai media komunikasi dalam mempromosikan

produk garment salah satunya melalui media cetak dan elektronik, untuk

mendongkrak penjualan dan pendapatan PT.Erandra Surya manunggal cabang

pekanbaru dari tahun 2016-2018 biaya promosi yang dikeluarkan, di mana tahun

2016 sebesar Rp 47.425.377 sedangkan 2017 sebesar Rp. 71.762.281 sedangkan

tahun 2018 sebesar Rp. 103.769.430


4

Berdasarkan data yang tertulis di simpulkan sementara dari tahun ke tahun di

mulai tahun 2016-2018 penjualan PT.Erandra Surya Mnunggal cabang pekanbaru

mengalami penurunan seperti pada data yang tertulis di bawa ini.

Tabel. 1.1
Data Biaya Promosi penjualan produk garment priode 2016-2018 PT.
Erandra Surya Manunggal cabang pekanbaru
Garment

No Tahun Penjualan Peningkatan Penurunan %

1 2016 Rp. 47.425.377 - -

2 2017 Rp.71.726.281 24.336.904 - 26,7 %

3 2018 Rp.103.769.430 32.007.149 - 42,6 %

Sumber: PT. Erandra Surya Manunggal cabang pekanbaru

Berdasarkan data yang tertulis di atas. Terlihat di tahun 2016 biaya promosi PT.

Erandra Surya Manunggal cabang pekanbaru sebesar Rp.17.045.308,- pada tahun

berikutnya 2017 biaya promosi sebesar Rp. 71.726.281,- dan mengalami

peningkatan biaya promosi sebesar Rp. 24.336.904,- dan pada tahun 2018 biaya

promosi penjualan produk garmen PT. Erandra Surya Manunggal cabang

pekanbaru, kembali mengalami peningkatan sebesar Rp. 32,007.149 dengan

jumblah biaya promosi yang di keluarkan sebesar Rp.103.769.430


5

Tabel. 2.1
Data Laba/Rugi penjualan prodauk garment
PT. Erandra Surya Manunggal Cabang pekanbaru
Garment

No Tahun Biaya Peningkatan Hasil penjualan Penurunan

propmosi Rp

1 2016 Rp.47.425.377 Rp.654.233.217

2 2017 Rp.71.762.281 Rp.24.336.904 Rp.492.188.270 Rp.162.044.947

3 2018 Rp.103.769.430 Rp.32.007.149 Rp.474.782.962 Rp. 17.405308

Sumber:PT.Erandra Surya Manunggal cabang pekanbaru

Berdasarkan Data yang di dapatkan volume penjualan PT.Erandra Surya cabang

pekanbaru dari tahun 2016 sebesar Rp654.233.217,- dan tahun 2017 sebesar

Mnunggal Rp.492.188.270,- sedangkan pada tahun 2018 sebesar

Rp.474.782.962,-

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Laba/Rugi Penjualan Produk Garment Pada

PT.Erandra Surya Mnunggal cabang pekanbaru”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah di uraikan di atas ,maka dapat di rumuskan

masalah sebagai berikut “Bagaimana analisis Laba/Rugi penjualan produk

garment Pada PT.Erandra Surya Mnunggal Cabang Pekanbaru”.


6

1.3. Tujuan dan Manfaat

A. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

“Untuk mengetahui Laba/Rugi penjualan produk garment pada PT.Erandra

Surya Manunggal cabang pekanbaru Riau”

B. Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang kajian ilmu

perbankan khususnya Laba/Rugi penjualan PT.Erandra Surya Manunggal

cabang pekanbaru.

2. Sebagai informasi bagi perusahaan untuk mengetahui tingkat Laba/Rugi guna

meningkatkan volume penjualan dan pendapatan pada PT.Erandra Surya

Mnaungal cabang pekanbaru Riau

3. Bagi pihak lain dapat di jadikan (refrensi) bahan rujukan,atau bahan peneliti

selanjutnya.

1.4 Metode Penelitian

 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakuakan pada PT.Erandra Surya Manunggal

cabang pekanbaru Riau.yang beralokasi di jalan papaya no 78.Mall plaza

citra pekanbaru lantai dasar.

 Jenis dan sumber data


7

1.4.1 Data primier

Menurut sugiyono (2010:193) sumber data premier adalah sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data

premier,yakni penuturan atau catatan para saksi mata.Data tersebut di

laporkan oleh pengamat atau partisipan yang benar-benar menyaksikan

suatu peristiwa.

Menurut Suharismi Arikunto (2013:172) data primer adalah data yang di

kumpulkan melalui pihak pertama, biasanya dapat melalui wawancara,

jejak atau lainya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sumber data primer

merupakan sumber data yang langsung memberikan data langsung dari

pihak pertama kepada pengumpul data yang biasanya melalui wawancara.

1.4.2 Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2010:193) sumber data skunder adalah data yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Misalanya lewat

orang lain atau lewat dokumen perusahaan.

Menurut Ulber Silalahi (2012:289) sumber data skunder adalah data yang

dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah

tersedia sebelum penelitian dilakukan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa data skunder

merupakan suatu cara membaca, mempelajari dan memahami dengan

tersedianya sumber-sumber lainya sebelum penelitian dilakukan. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan sumber data primer dan skunder.


8

Dimana sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung

yang dikumpulkan melalui surfey langsung ke PT. Erandra Surya

Manunggal cabang pekanbaru melalui bagian laporan penjualan pada

setiap tahunya dan data-data hasil wawancara tersebut berupa data

penjualan pada tahun 2016-2018. Sedangkan sumber data skunder adalah

data yang di peroleh secara tidak langsung atau melalui sumber lain yang

sudah tersedia sebelum penulis melakukan penelitian, yaitu melalui buku-

buku mengenai laporan keuangan dan lainya.

1. Teknik Pengumpulan Data

Usaha yang penulis lakukan dalam rangka mengumpulkan data yang di

perlukan adalah dengan metode sebagai berikut:

a. Observasi

Merupakan suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

fisikologis dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan

dan ingatan Sutrisno hadi Sugiono (2013:145).

Menurut Supriyati (2011:46) menurutnya observasi adalah suatu cara

untuk mengumpulkan data penelitian dengan mempunyai sifat dasar

naturalistic yang berlangsung dalam konteks natural, pelakunya

berpartipasi secara wajar dalam interaksi.

b. Analisis Data

 Menurut Ardahna 12 dalam Lexy J. Moeleong menjelaskan bahwa

analisis data adalah proses mengatur urutan data adalah proses mengatur
9

urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan

satuan uraian dasar

 Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain( Bogdan (Sugiono 2013:244).

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam karya ilmiah ini agar dapat memberikan hasil

laporan dari penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

BAB 1 : Pendahuluan

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang rumusan

masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB 11 : Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini berisikan tentang yang berkaitan dengan topik

dalam penelitian ini, yaitu menjelaskan tentang pengertian

analisis Laba/Rugi penjualan produk garment.

BAB 111 : Gambaran umum PT. Erandra Surya Manunggal Cabang

Pekanbaru

Dalam bab ini berisikan tentang sejarah singkat perusahaan

struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab serta aktivitas

perusahaan.
10

BAB 1V : Pembahasan

Dalam bab ini berisikan tentang penyampaian hasil temuan dari

peneliti yang telah di lakukan, temuan-temuan tersebut

mencakup tentang analisis data yang di dapat dari PT. Erandra

Surya Manunggal Cabang pekanbaru.

BAB V : Penutup

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian

serta saran yang di sampaikan penulis dari hasil penelitian.


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Laba Dan Rugi

2.1.1 . Pengertian Laba

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba

secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang di realisasikan

yang timbul dari transaksi dari satu priode dengan biaya yang berkaitan dengan

biaya tersebut.

Menurut Mahmud M. Hanafi (2010:32), menyatakan bahwa laba “ Laba

merupakan ukuran keseluruhan prestasi perusahaan, yang di defenisikan sebagai

berikut : Laba = penjualan – Biaya”

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia melalui Penyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No.25 Tahun 2004 adalah laba seringkali digunakan sebagai

ukuran kinerja sebagai dasar bagi ukuran lain seperti investasi (Return on

Investment) atau penghasilan per saham (Earning per share). Unsur yang

berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan

beban.

Menurut Dewi martini (2012:113) menyatakan bahwa pengertian laba

adalah: laba merupakan pendapatan yang diperoleh apabila jumlah finansial

(uang) dari asset neto pada akhir (diluar dari distribusi dan kontribusi pemilik

perusahaan) melebihi asset neto pada awal priode.


12

2.2.2 Jenis- jenis Laba

Salah satunya ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan adalah mencari

perolehan laba, karena laba pada dasarnya hanya sebagai ukuran efesiensi seuatu

perusahaan.

Menurut kasmir (2011:303) menyatakan bahwa:

1. Laba kotor (gross profit) artinya laba yang di peroleh sebelum di

kurangi biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan . artinya laba

keseluruhan yang pertama kali perusahaan peroleh.

2. Laba bersih (Net profit) merupakan laba yang telah di kurangi biaya-

biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu priode tertentu

termasuk pajak.

Menurut Jumingan (2006;165) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi perubahan laba bersih (net profit), Faktor-faktor

tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Naik turunnya jumlah unit yang dijual dan harga per unit.

2. Naik turunnya harga pokok penjualan, perubahan harga pokok

penjualan ini

dipengaruhi oleh jumlah unit yang dibeli atau diproduksi atau

dijual dari harga per unit atau harga pokok per unit.
13

2.2.3 Permasalahan Laba

Salah satu tujuan umum akutansi adalah untuk memberikan informasi

yang dapat di gunakan untuk memperedisi kejadian-kejadian massa mendatang.

Adapun kriteria nilai prediksi secara umum adalah suatu probalitas hubungan

antara kejadian ekonomi yang penting bagi pengambil keputusan dan variable

prediktor yang relevan dalam informasi akutansi. Kecendrungan untuk

meramalkan atau menduga suatu pristiwa secara lebih tepat khususnya dalam

bidang ekonomi akan memberi dasar yang lebih baik untuk perencanan.

Prediksi atau peramalan dapat di gunakan untuk mengetahui keadaan

perusahaan di massa mendatang. peramalan dilakukan atas dasar data yang di

dapat dari priode sebelumnya. Ramalan laba menjadi penting berhubungan

dengan fungsi efsiensi pasar modal, Sehingga ramalan ini di anggap menjadi

berguna bagi pemakai informasi akutansi. Peramalan laba yang relevan

melibatkan analisis komponen laba dan penilaian akan massa depan perusahaan

tersebut.informasi laba dapat di gunakan oleh pihak internal maupun pihak

eksternal perusahaan untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam

memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada. ukuran yang sering kali di pakai

untuk menilai sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang di

peroleh perusahaan. Peramalan harus menggunakan seluruh informasi yang

tersedia secara efektif, termasuk laba priode sebelumnya. Dalam meramalkan laba

harus menambahkan harapan massa depan dalam pemahaman masa lalu.


14

2.2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Laba

Berdasarkan factor yang mempengaruhi laba ketetapan prediksi perubahan

laba menurut muliyadi (2001:513 ) antara lain sebagai berikut:

1. Biaya

Biaya dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan

mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.

2. Harga jual

Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume

penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.

3. Volume penjualan dan produksi

Besarnya volume penjualan berpengaruh pada volume produksi

produk/jasa tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi

besar kecilnya biaya produksi.

Peningkatan dan penurunan laba dapat dilihat dari pertumbuhan laba.

Pertumbuhan laba adalah peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh

perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun pertumbuhan

laba yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba bersih.

Menurut Warsidi dan pramuka (2000:45) pertumbuhan laba di hitung

dengan cara menghitung mengurangkan laba priode sekarang dengan laba

priode sebelumnya kemudian di bagi dengan laba pada priode sebelumnya.

Pertumbuhan laba di pengaruhi beberapa komponen dalam laporan

keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan,


15

perubahan beban operasi, perubahan beban bunga, perubahan pajak

penghasilan, adanya perubahan pada pos-pos luar biasa dan lain-lain.

2.3 Cara Menentukan Laba

2.3.1 Mencatat Seluruh Biaya Produksi

Dalam melakaukan proses produksi, anda memerlukan bahan – bahan

demi kelangsunganya. Oleh sebab itu, langkah awal sebagai cara menghitung laba

bersih adalah dengan mencatat seluruh biaya yang anda keluarkan untuk

menghasilkan produk. Identifikasi semuanya secara detail dan jangan sampai ada

yang terlewatkan. Jika tidak, maka perhitungan usaha anda akan menjadi tidak

valid sehingga laba yang anda hasilkan bukan laba yang sebenarnya. Biaya

produksi terbagi menjadi dua , yakni biaya produksi tetap dan biaya variable.

Biaya tetap yaitu biaya yang jumblahnya tidak tergantung dari banyak atau

sedikitnya barang yang di produksi. Contoh biaya produksi tetap adalah biaya

sewa gedung dan gaji kariawan. Sebaliknya, biaya variable tergantung dari jumlah

banyaknya unit produksi yang di buat.

2.3.2 Menyusun Laporan Rugi Laba

Cara menghitung laba bersih selanjutnya, setelah menghitung jumlah

seluruh biaya yang anda perlukan selama proses produksi, kini saatnya anda

menghitung laporan Rugi Laba. Rumus laba adalah dengan mengurangi seluruh

jumblah pendapatan dengan biaya produksi maupun dengan biaya oprasional dan

non oprasional. Contoh biaya oprasional terdiri dari biaya listrik, air dan telepon.
16

Sedangkan untuk biaya non oprasional misalnya biaya penyusutsn kendaraan

ataupun mesin produksi. Biaya non oprasional inilah yang sering terlewatkan

ketika menghitung laba rugi. Akibatnya, perhitungan usaha yang di dapat pun

kurang tepat . hal ini berimpas pada hargga penjualan yang akan anda tentukan

kemudian. Jadi pastikan semua biaya anda catat dalam menyusun laporan laba

rugi.

2.3.3 Menghitung Pokok Dan Menentukan Harga Jual

Harga pokok penjualan merupakan besarnya biaya yang diperlukan untuk

mendapatkan suatu barang produksi. Ia berbeda dengan harga jual karna harga

jual di peroleh dari harga pokok yang sudah di tambah dengan biaya lainya serta

keuntungan yang anda inginkan dari bisnis. Harga pokok sifatnya “ Mutlak”

karena kalau lebih rendah dari itu , tentunya bisnis anda akan mengalami

kerugian. Sedangkan harga jual sifatnya fleksibel. Tetapi ingat, dalam

menentukan anda harus melihat kondisi pasar dan daya beli konsumen anda.

Jangan sampai tergiur keuntungan lebih, anda mematokan harga jual yang terlalu

mahal melebihi daya beli konsumen anda.

2.3.4 Menghitung Total Penjualan Bersih

Selanjutnya, anda harus menghitung total penjualan. Rumus pendapatan

bersih adalah seluruh hasil pendapatan di kurangi retur penjualan, potongan

penjualan, dan pengurangan harga (Diskon). Jika jumblah penjualan yang anda

dapatkan dari perhitungan masih belum di kurangkan dengan potongan penjualan

maupun pengurangan harga, maka itu masih belum di sebut penjualan bersih
17

tetapi masih di sebut penjualan bruto. Jadi, jangan sampai salah karena yang anda

jadikan pendoman dalam menghitung laba bersih adalah penjualan bruto, maka

hasil perhitungan laba yang anda peroleh pun juga bukan yang sebenarnya.

2.5 Peranan Analisis Laba

Analisis laba dapat di jadikan sebagai salah alat menetapkan harga Jual .

dimana setelah di analisis selisih laba kotornya, maka di temukan selisih – selisih

yang tidak mnguntungkan yang menyebabkan laba kotor menurun dari yang di

anggarkan, terutama selisih yang di akibatkan oleh hargga jual.

Kemudian selisih – selisih tersebut di analisis lebih lanjut dan di cari

sebab penyimpanganya. kemudian perusahaan dapat mengambil tindakan atas

penyimpangan untuk dicari pecahanya sehingga dapat meminimalkan

penyimpangan yang terjadi, yaitu dengan melakukan analisis lebih lanjut

terhadap bagian atau biaya apa yang menyebabkan terjadinya selisih, dan siapa

pihak yang bertangguan jawab terhadap penyimpangan tersebut sehingga dapat di

lakukan perbaiakn di masa mendatang.

2.6. Pengertian Rugi

Rugi adalah loss yaitu (Krugian) jumlah pengeluaran atau biaya yang lebih

besar di bandingkan dengan pendapatan yang di terima, dalam asuransi dapat

pula di artikan sebagai besarnya pembayaran yang harus di berikan oleh

penangguang kepada tertangung atas terjadinya hal yang di asuransikan.


18

Menurut Ismaya, sujana (2005:192) mengemukakan bahwa Rugi adalah

berkurangnya aktiva atau sumber-sumber ekonomi perusahaan yang bukan karena

pengambilan pemilik dan atas pengurangan aktiva atau sumber tersebut tidak ada

manfaat yang diperoleh oleh perusahaan.

2.6.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi kerugian

a.Tidak mampu menangkap kebutuhan konsumen

Sebuah perusahaan harus mampu menangkap kebutuhan konsumen agar layanan

atau produk yang di berikan diterima pasar. Namun, jika hal itu di abaikan apa

yang di hadirkan perusahaan akan sia – sia karena tidak dapat diserap konsumen

akibat tidak sesuai kebutuhan mereka.

b. Terlalu Fokus pada pengembangan produk

Fokus terhadap pengembangan produk merupakan hal yang baik dan harus di

pertahankan. Namun, apa jadinya jika terlalu fokus terhadap hal stersebut, Selain

merupakan kebutuhan konsumen, perusahaan yang terlalu focus terhadap

pengembangan produk akan kehilangan kepekaan terhadap apa yang terjadi

dalam perusahaan, situasi di luar dan lain-lain.

c. Berhenti melakukan inovasi

Kasus bangkrutnya Kodak bisa menjadi pelajaran bagaimana penting sebuah

inovasi dalam berbisnis. Inovsi merupakan hal yang wajib di lakukan oleh setiap

pengusaha. Tanpa inovasi, produk-produk yang dijual lama kelamaan akan

membosankan bagi masyarakat yang menjadi target pasar.


19

d. Kurang mengamati pergerakan competitor

Kurang mengamati pergerakan competitor akan meyebabkan sebuah perusahaan

kalah bersaing dan tertinggal jauh di belakang . sebuah perusahaan harus tetap

memperhatikan langkah-langkah yang dilakukan competitor.

e. Harga jual terlalu mahal

Beberapa orang percaya bahwa harga mahal akan membuat produk sebuah

perusahaan tampak lebih bagus dan lebih mewa dari aslinya Namun, apa jadinya

jika ada perusahan baru yang mengeluarkan produk mirip dengan produk buatan

perusahaan anda dan menjualnya jauh lebih murah kemungkinan akan di tinggal

konsumen sangat besar.

f. Penyebab lainya

 Terlilit utang

 Ekspansi berlebihan

 Penipuan dilakukan CEO

 Kesalahan manajemen perusahaan

 Pengeluaran tidak terkendali

2.6.2 Cara Menghitung Laba/ Rugi

Berikut adalah cara menghitung laba/rugi dalam suatu usaha

 Laba Bersih = Laba kotor – Beban usaha


 Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga pokok penjualan
 Penjualan Bersih = Penjualan – Retur Penjualan dan pengurangan
harga – potongan penjualan
20

Konsep Laba/Rugi

1. Jika biaya lebih kecil dari penerimaan , maka akan lahir konsep LABA

2. Jika biaya lebih besar dari dari penerimaan , maka akan lahir konsep

RUGI

3. Jika biaya sama dengan peneriman, maka akan lahir konsep impas

( Break Event Point )

Rumus

L : TR – TC

 Keterangan :

L : Laba/ Rugi

TR : Penerimaan Total

TC : Pengeluaran ( Biaya Total )

 Jika L negative berarti Rugi

 Jika L positif berarti Laba

 Jika L= 0 berarti impas

2.7 Perkembangan Laba/Rugi priode 2016-2018 pada PT. Erandra Surya

Manunggal cabang pekanbaru

a. Pada tahun 2016 PT. Erandra Surya Manunggal cabang pekanbaru

menghasilkan penjualan atau laba sebesar Rp. 654,233,217,-


21

b. Pada tahun 2017 PT. Erandra Surya Manunggal cabang pekanbaru

menghasilkan penjualan sebesarRp.492,188,270 dan mengalami

penurunan sebesar Rp. 162,044,947,-

c. Pada tahun 2018 PT. Erandra Surya Manunggal cabang pekanbaru

menghasilkan penjualan sebesar Rp.474.782.962,763,967,- dan

mengalami penurunan sebesar Rp. 17.405.308,-

2.8 Pengertian Penjualan

Penjualan adalah aktivitas atau bisnis menjual produk atau jasa, dalam proses

penjualanya penjual atau penyedia barang dan jasa memberikan kepemilikan

suatu komoditas kepada pembeli untuk suatu harga tertentu, penjualan dapat

di lakukan melalui penjualan langsung maupun melalui agen penjualan.

 Menurut( Rudianto, 2009:104), penjualan merupakan sebuah aktivitas

yang mengakibatkan arus barang keluar perusahaan sehingga perusahaan

memperoleh penerimaan uang dari pelanggan.

 Menurut Basu Swastha dalam irawan Sahaja (2014:246), Penjualan adalah

suatu proses pertukaran barang atau jasa antar penjual dan pembeli, jadi dapat

di simpulkan bahwa penjualan adalah usaha yang dilakukan manusia untuk

menyamoaikan barang kebutuhan yang telah dihasilkan kepada mereka yang

membutuhkan yang telah di tentukan atas tujuan bersama.

 Menurut Thamrin Abdullah dan Francis Tantri (2016:3), penjualan adalah

bagian dari promosi dan promosih adalah salah satu bagian dari keseluruhan

system pemasaran.
22

 Menurut Ahli, Westwood (2011:4), mengukakan bahwa penjualan adalah

konsep lugas yang diantaranya berupa usaha membujuk pelanggan untuk

membeli sebuah produk.

2.8.1 Penjualan Secara Tunai

Menurut (Mulyadi, 2016), ada beberapa fungsi yang terkait dalam system

penjualan tunai adalah sebagai berikut:

a. Fungsi penjualan

Fungsi penjualan mempunyai tanggung jawab sebagai penerima pesanan

dari pembeli dan mengisi faktur penjualan tunai dan menyelesaikan faktur

penjualan tunai tersebut kepada pembeli sebagai kepentingan pembayaran

ke fungsi kas’

b. Fungsi Kas

Fungsi kas ini mempunyai tangung jawab untuk menerima kas dari

pembeli.

c. Fungsi Gudang

Fungsi gudang mempunyai tanggung jawab sebagai penyimpanan barang

yang di order dari pembeli dan menyerahkan barang kepada pembeli

tersebut ke fungsi pengiriman.

d. Fungsi pengiriman

Fungsi pengiriman bertanggung jawab sebagai pengepak barang dan

memberikan barang yang sudah di bayar kepada pembeli.


23

e. Fungsi Akutansi

Fungsi akutansi ini bertanggung jawab sebagai pencatatan transaksi pada

penjualan dan penerimaan kas serta membuat laporan penjualan yang

terjadi.

2.9 Laporan Keuangan

2.9.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatn

akutansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

terjadi selam priode tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan ini di buat oleh

bagian akutansi untuk di pertanggung jawabkan kepada pihak manajemen dan

kepada pihak perusahaan. Di samping itu laporan keuangan dapat juga di gunakan

untuk tujuan lain yaitu sebagai laporan pada pihak eksteren- eksteren perusahaan.

Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akutansi Indonesia dalam Standar

Akutansi Keuangan (SAK) (2015:2) :

Laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan

keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat di sajikan

dalam berbagai cara, sebagai contoh sebagai laporan arus kas/laporan arus dana),

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral

dari laporan keuangan.

 Menurut Baridwan (2008:17), pengertian laporan keuangan adalah:

Ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari

transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan,


24

Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

 Menurut Munawir (2010:5), laporan keuangan adalah Suatu bentuk pelaporan

yang terdiri neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan ekuitas.

Neraca menunjukan atau menggambarkan jumblah asset, kewajiban dan

ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan

(laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah di capai oleh

perusahaan serta beban yang terjadi selama priode tertentu, dan laporan

perubahan ekuitas menjunjukan sumber dan pengguanaan atau alas an-alasan

yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat di ketahui bahwa laporan keuangan pada

umumnya meliputi neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan

arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut

merupakan suatu bentuk laporan yang menggambarkan kondisi keuangan,

perkembangan perusahaan dan hasil usaha suatu perusahaan pada jangka waktu

tertentu.

2.9.2 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Sangat berperan penting dalam perusahaan untuk mengetahui

hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan dan juga dapat

memberikan informasi sehubungan dengan posisi keuangan perusahaan. Data

keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan


25

apabila data keuangan tersebut di perbandingkan antara priode, sehinga dapat

diketahui perkembangan kondisi keuangan suatu perusahaan.

Menurut IAI (2009:2) Tujuan laporan keuangan adalah:

Laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan,

kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan

pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta

menunjukan pertanggung jawaban atas penggunaan sumber-sumber daya yang di

percayakan kepada mereka.

Menurut kasmir (2016:10) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan yaitu:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumblah aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis jumlah kewajiban dan modal yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi jenis dan jumlah pendapatan yang di peroleh pada

suatu priode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang di

keluarkan perusahaan dalam suatu priode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan pada suatu

priode tertentu.

6. Memberikan informasi tentang catatan-catatan laporan keuangan.

7. Informasi lainya.

Berdasarkan tujuan di atas, dapat diketahui bahwa dengan disusunya

laporan keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui kondisi keuangan


26

perusahaan secarah menyeluruh, laporan keuangan yang dibuat oleh

perusahaan akan sangat berguna bagi pihak internal maupun pihak

eksternal karena, laporan tersebut akan memberikan informasi yang

berhubungan dengan posisi keuangan suatu perusahaan.

2.10 Analisis Laporan Keuangan

2.10.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Dalam melakukan analisis laporan keuangan sebaiknya terlebih dahulu

mengetahui pengertian dan tujuan laporan keuangan.

Menurut munawir (2010:35) pengertian analisi laporan keuangan adalah:

Analisis laporan keuangan terdiri penelahan atau mempelajari dari pada

hubungan-hubungan atau kecendrungan untuk menentukan posisi keuangan dan

oprasi serta perkembangan usaha yang bersangkutan. Dengan diadakanya

analisis laporan keuangan ini diharapkan dapat dihasilkan informasi yang

bergiuna bagi pihak yang berkepentingan.

Pengertian rasio keuangan menurut James C. Van Home yang dikutip oleh

kasmir (2016:104) adalah indeks yang menghubungkan dua angka akutansi dan

diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainya. Dari pengertian

tersebut dapat diketahui bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu

proses analisis terhadap laporan keuangan atau kegiatan suatu perusahaan untuk

dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan dari perusahaan yang

bersangkutan.
27

2.10.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat sangat penting untuk memperoleh

informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah

dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan

lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut di

perbandingkan untuk dua priode atau lebih, dan dianalisis lebih lanjut

sehingga dapat mendukung keputusan yang akan di ambil.

Menurut Kasmir (2016:68) tujuan dari analisis laporan keuangan adalah:

1. Untuk mengetahui posisi laporan keuangan perusahaan dalam suatu

priode tertentu, baik asset, kewajiban, ekuitas maupun hasil usaha yang

telah dicapai untuk beberapa priode.

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apasaja yang menjadi

kekurangan perusahaan

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu

dilakukan kedepan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apa perlu

penyegeraan atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal

5. Dapat juga digunakan pembandingan dengan perusahaan sejenis tentang

hasil yang mereka capai.

Sedangkan menurut Munawir (2010:31) adalah sebagai berikut:

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk

memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil


28

yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan

tersebut akan lebih bearti bagi pihak-pihak yang berkepentingan, apabila

data tersebut di perbandingkan untuk dua priode atau lebih, dan di analisis

lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan mendukung

keputusan yang akan diambil.

Faktor utama yang mendapat perhatian oleh penganalisis adalah:

1. Likuiditas, Menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuanganya harus segerah dipenuhi, atau

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan saat di

tagih.

2. Solvabilitas, Menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

keuangan apabila perusahaan tersebut dilikuiditas, baik kewajiban

keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Rentabilitas atau profitabilitas, menunjukan kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba selama priode tertentu.

4. Stabilitas usaha, menunjukan kemampuan perusahaan untuk

melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan

mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-

hutang serta beban bunganya.

Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan

dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secarah menyeluruh.

Kemudian laporan keuangan tidak hanya sekedar cukup dibaca saja.

Tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan


29

perusahaan saat ini. Caranya dengan melakukan analisis keuangan

melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan.

2.10.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Tujuan dari setiap metode dan analisis adalah untuk menyedarhanakan

data setiap penganalisa laporan keuangan, menurut munawir (2010:36)

metodeh analisis terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Analisis Horizontal adalah analisis dengan megadakan perbandingan

laporan keuangan untuk beberapa priode atau beberapa saat, sehingga

akan diketahui perkembanganya metode horizontal ini biasa disebut

juga dengan analisis dinamis.

2. Analisis Vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang akan di analisa

hanya meliputi beberapa priode atau satu saat saja, yaitu dengan

membandingkan antara pos tersebut bila diperbandingkan dengan

laporan keuangan dari beberapa priode untuk satu perusahaan tertentu.

2.10.4 Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau

program dalam mewujudkan Visi dan Misi, tujuan dan sasaran organisasi.

Menurut Mulyadi (2008:363) kinerja keuangan merupakan keberhasilan

personal dalam mewujudkan sasaran strategi diempat persepektif meliputi

keuangan, coustumer, proses serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Menurut Rudianto (2013:189) kinerja keuangan merupakan hasil atau


30

prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam

menjalankan fungsinya mengelola asset perusahaan secara efektif selama

priode tertentu.

Menurut Munawir (2010:31) pengukuran kinerja keuangan memiliki

beberapa tujuan diantaranya:

a) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan

dalam memenuhikewajiban keuangan yang harus dipenuhi pada

saat di tagih.

b) Untuk mengetahui tingkat Solvabilitas, yaitu kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban perusahaan apabila di

likuidasi.

c) Untuk mengetahui profabilitas dan rentabilitas, yaitu kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba selam priode tertentu yang di

bandingkan dengan penggunaan asset ekuitas secara produktifi.

d) Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan

perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya

agar tetap stabil, yang di ukur dari kemampuan perusahaan dalam

membayar pokok dan beban bunga tepat waktu, serta pembayaran

deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa

mengalami kesulitan atau kerisis keuangan.

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa kinerja keuangan adalah hasil yang

dicapai oleh perusahaan dalam mengelola asset perusahaan secara efektif dan

usaha yang telah dilakukan perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan


31

perusahaan dalam menghasilkan laba , sehingga dapat melihat prospek ,

pertumbuhan dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan

sumberdaya yang ada.

2.11 Rasio Keuangan

2.11.1 Pengertian Rasio Keuang

Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan

dalam satu priode tertentu. Agar laporan keuangan dapat memberikan informasih

yang lebih luas dan mendalam, perlu dilakukan analisis laporan keuangan yang

salah satu caranya adalah dengan menggunakan rasio keuangan.

Menurut kasmir (2016:104) rasio keuangan merupakan kegiatan

membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara

membagi satu angka dengan angka lainya. Perbandingan dapat dilakukan antara

satu komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada

diantara laporan keuangan

Menurut Harahap (2010:297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh

dari hasil perbandingkan dengan pos lainya yang mempunyai hubungan yang

relevant dan sugnifikan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat diketahui bahwa rasio

keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan dengan cara

membandingkan angka-angka, membagi satu angka dengan angka lainya sehingga

didapat hubungan yang relevan atas angka tersebut untuk mengetahui kondisi
32

keuangan perusahaan yang tetap sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran

pemegam saham dapat dicapai.

2.11.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan

rasio-rasio keuangan dapat dilakukan dengan beberapa rasio. Setiap rasio

keuangan memiliki tujuan, kegunaan dan arti tertentu. Kemudian setiap hasil dari

rasio yang di ukur di intrerprestasika

Sehingga menjadi berarti bagi pengambil keputusan. Berikut adalah

bentuk-bentuk rasio keuangan menurut beberapa para ahli keuangan:

Menurut Weston dalam kasmir (2016:106) bentuk-bentuk rasio keuangan adalah

sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas (Liquiditiy Ratio)

-Rasio lancer (current Ratio)

-Rasio Sangat Lancar (Quik Ratio atau Acid Test Ratio)

2. Rasio Solvabilitas

-Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang (Dept

Ratio)

-Jumblah kali perolehan bunga (Times Interest Erned)

- Lingkup biaya tetap (fixed Carge Covarge)

-Lingkup Arus Kas (Cash Flow Coverage)

3. Ratio Aktivity (Aktivity Ratio)

-Perputaran Sediaan (Inventory Trun Over)


33

-Rata-rata jangka waktu penagihan /perputaran piutang (Average

Collection Period)

-Perputaran aktiva tetap ( Fixed Asset Trun Over)

-Perputaran aktiva tetap( Total Asset Trun Over)

4. Rasio Probafilitas (Profability Ratio)

-Margin Laba penjualan (Profit margin of sales)

-Daya laba dasar ( Basic Earning power)

-Hasil pengambilan total aktiva (Retrun On Total Asset)

-Hasil pengembangan Ekuitas (Retrun on total Equity)

2.12 Arus Kas

2.12.1 Pengertian Arus Kas

Arus kas merupakan sejumlah uang kas yang terdiri dari aliran kas masuk dalam

perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta dilaporkan berapa saldonya

setiap priode sebagai akibat dari aktivitas perusahaan.

Menurut Harahap (2011:257) menyatakan bahwa arus kas adalah merupakan

suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan

pengeluaran arus kas suatu perusahaan pada sustu priode tertentu dengan

mengklarifikasikan transaksi pada kegiatan operasi, pembiayayan dan investasi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas merupakan laporan

yang menginformasikan arus kas masuk dan keluar yang dihasilkan dari aktivitas

operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan atau pembiayaan.


34

2.12.2 Tujuan Pelaporan Arus Kas

Menurut Harahap (2010:257) menyatakan bahwa tujuan menyajikan

laporan arus kas adalah sebagai berikut:

Tujuan menyajikan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi yang

relevant tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu

perusahaan pada suatu priode tertentu. Laporan ini akan membantu para investor,

kereditur dan pemakai lainya.

1. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukan kas di massa yang

akan datang

2. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

membayar deviden dan keperluan dana kegiatan eksterent.

3. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersi dan dikaitkan

dengan penerimaan dan pengeluaran kas serta

4. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi

keuangan lainya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu

priode tertentu.

Dapat disimpulkan, diperlukan laporan arus kas sebagai suatu acuan untuk analisa

mengenai perkembangan perusahaan dalam hal pemenuhan kebutuhan dan

pengalokasian kas agar perusahaan tetap terjaga tingkat likuiditasnya. Untuk

oihak interen perusahaan, laporan arus kas ini sangat berguna untuk menentukan

kebijakan-kebijakan perusahan dalam menjalankan kegiatan oprasionalnya.

Sedangkan untuk pihak eksteren berguna sebagai alternative analisa dalam

pengalokasian modal mereka.


35

2.12.3 Klasifikasi Arus Kas

Menurut IAI dalam PSAK No. 2 (2013:57) klasifikasi arus kas, sebagai

berikut:

“ Arus kas meliputi aktivitas operasi, aktivitas investasi”

a) Aktifitas operasi

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indicator

yang menentukan apakah dari operasinya dapat menghasilkan arus kas

yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi

perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa

mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar, beberapa contoh arus kas

dari aktivitas operasi sebagai berikut:

 Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.

 Penerimaan kas dari royaly, fess, komisi dan pendapatan lain.

 Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.

 Pembayaran kas kepada kariyawan.

 Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi

sehubungan dengan klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainya.

 Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan

untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

b) Aktivitas investasi

Aktivitas asuransi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang

serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas, serta mencerminkan
36

penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang

bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan harus kas masa depan.

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah

sebagai berikut:

a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak

berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya

pengembangan yang di kapitalisasi dan aktiva tetap yang di

bangun sendiri.

b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan,

aktiva tak berwujut dan aktiva jangka panjang lainya.

c. Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain

d. Uang muka dan pinjaman yang di berikan kepada pihak lain

serta pelunasanya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga

keuangan)

e. Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward

contracs, 0ption contras dan swap contracts kecuali apabila

pembayaran diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

c) Aktivitas pendanaan

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan

dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.

Pengungkapan arus kas yang timbul dari transaksi ini berguna untuk

memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok
37

modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas

pendanaan adalah sebagai berikut:

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainya

b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik

atau menebus saham perusahaan.

c. Penerimaan kas daro emisi obligasi, pinjaman lainya.

d. Pelunasan pinjaman.

e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk

mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna

usaha pembiayaan (finance lease).

Anda mungkin juga menyukai