Anda di halaman 1dari 4

Gambar 1.

Blechnum vulcanicum (Dokumen pribadi, 2022)

Klasifikasi:

Regnum: Plantae

Divisio: Tracheophyta

Classis: Polypodiopsida

Ordo: Polypodiales

Familia: Blechnaceae

Genus: Blechnum L.

Spesies: Blechnum vulcanicum (IT IS, 2022)

Deskripsi morfologi:

Akar.

Blechnum vulcanicum mempunyai akar berserabut yang memudahkan untuk hidup di selah-selah
batu ataupun tembok. Akar ini tembuk di bawah atau samping rhizoma yang berbentuk kecil, tipis,
tumbuh dangkal, dan berwarna kehitaman (Cobb et al., 2005).

Batang.

Batang pada B. vulcanicum dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu rhizoma dan spite. Rhizoma pada B.
vulcanicum memiliki bentuk seperti oval horizontal yang dimana secara morfologi pendek, tebal, dan
dikelilingi rambut-rambut akar. Rhizoma bersifat perennial yang dimana dapat hidup meskipun
tanaman pakunya telah mati. Sedangkan stipe pada B. vulcanicum berbentuk seperti batang
umumnya, tipis, berwarna hijau kecoklatan dan merupakan tempat munculnya tangkai daun (Cobb
et al., 2005).

Daun.
Daun pada B. vulcanicum mempunyai bentuk daun bipinnate yang dimana pada tangkainya terdapat
dua selembaran daun yang berdiri sendiri (Renner et al., 2021). Memiliki daun yang memanjang
dengan bentuk daun pada satu tangkai mengerucut memanjang (Galán et al., 2008).

Spora.

B. vulcanicum memiliki spora monolet dengan diselimuti perispora. Perisporanya memiliki bentuk
yang kecil dan tipis, dengan lapisan luar yang dapat terkelupas, yang nantinya akan meninggalkan
permukaan bagian dalam berupa granulosa (Galán et al., 2008).

Ciri-ciri khusus

Pada bagian daun fertil tumbuh memanjang menuju arah dasar lamina dengan panjang stipe sekitar
setengah panjang pelepah. Terdapat sisik pada bagian dasar stipe yang terbentuk dari membran
atau jaringan-jaringan tipis. Selain itu, terdapat bagian lamina fertil yang pada umumnya berukuran
lebih pendek (Carrick Chambers & Wilson, 2019).

Persebaran dan Ekolo/Habitat

Blechnum vulcanicum tersebar di wilayah Asia Tenggara dan sekitaran wilayah Australia dan
Oceania. Blechnum vulcanicum merupakan tumbuhan paku asli pulau Jawa yang dapat ditemukan
pada lingkungan yang lembab dan sejuk, di wilayah hutan, dan bahkan dapat ditemukan di wilayah
padang rumput (Carrick Chambers & Wilson, 2019).

Siklus hidup.

Dimulai dari fase gametofit, Di minggu pertama awal fase dimulai dari pembelahan sel yang
kemudian akan menghasilkan rizoid dan sel prothalial. Pada perkembangan gametofit, sel prothalial
primer dan rizoid tumbuh memanjang. Di minggu kedua sel-sel besar yang terbentuk membentuk
prothallus dari 4-5 sel, seiring dengan timbulnya rizoid. Di minggu ketiga terjadi pertumbuhan
laminar dimana mulainya pembelahan sel apikal secara longitudinal, menghasilkan spatula prothalli.
Kemudian, sel apikal tengah membelah untuk menghasilkan zona meristematik. Selanjutnya,
archegonia akan muncul di bagian pelepag, antara rizoid dan meristem. Masuk ke fase sporofit
dimana struktur daun dan akar mulai tumbuh. Pada daun tumbuh apeks dan lamina berkembang .
Pertumbuhan apeks dan lamina menghasilkan planlet yang berfungsi dalam percepatan
pertumbuhan akar. Dan rimpang tumbuh menguat serta ditumbuhi sisik-sisik di sekitarnya (Galán et
al., 2008).

Peranan tumbuhan paku.

Tumbuhan paku memiliki peran dalam keseimbangan ekosistem yang berfungsi dalam melindungi
tanah dari potensi terjadi erosi dan dapat menjadi humus bagi tanah. Selain itu, tumbuhan paku
dapat dimanfaatkan menjadi bahan kerajinan, tanaman hias, maupun sebagai bahan makanan (Atho
et al., 2020). Bukan hanya dapat menjadi bahan makanan, paku juga dapat dimanfaatkan menjadi
obat herbal yang dapat menyembuh berbegai jenis penyakit mulai dari batuk hingga kanker
(Nikmatullah et al., 2020).
Dapus

Cobb, B., Farnsworth, E., & Lowe, C. (2005). A Field Guide to Ferns and Their Related Families. New
York: Houghton Mifflin Company.

Atho, M. A., Akmal, M. A. S., Riza, R. E. N., Sinta, S. D. R., Fatim, S. F., Dian, D. N. M., & Lianah, L.
(2020). The diversity of fern species (Pteridophyta) and their potential use studies in the
Ulolanang Kecubung Nature Reserve. BIOEDUSCIENCE: Jurnal Pendidikan Biologi Dan Sains,
4(1), 73–81. https://doi.org/10.29405/j.bes/4173-814991
Carrick Chambers, T., & Wilson, P. G. (2019). A revision of Blechnum vulcanicum (Blume) Kuhn and
related taxa (Blechnaceae) in malesia and oceania. Telopea, 22(April), 41–59.
https://doi.org/10.7751/telopea13185
Galán, J. M. G., Passarelli, L. M., Prada, C., & Rolleri, C. H. (2008). Sporophyte morphology and
gametophyte development of the fern Blechnum sprucei (Pteridophyta: Blechnaceae). Revista
de Biologia Tropical, 56(4), 2027–2040. https://doi.org/10.15517/rbt.v56i4.5777
Nikmatullah, M., Renjana, E., Muhaimin, M., & Rahayu, M. (2020). Potensi Tumbuhan Paku ( Ferns &
Lycophytes ) Yang. 13(2), 278–287.
Renner, M. A. M., Foster, C. S. P., Miller, J. T., & Murphy, D. J. (2021). Phyllodes and bipinnate leaves
of Acacia exhibit contemporary continental-scale environmental correlation and evolutionary
transition-rate heterogeneity. Australian Systematic Botany, 34(6), 595–608.
https://doi.org/10.1071/SB21009

ITIS. (2022). Integrated Taxonomic Information System. , www.itis.gov, CC0


https://doi.org/10.5066/F7KH0KBK

Anda mungkin juga menyukai