Laporan
Yang dibina oleh Andik Wijayanto, S.Si, M.Si. dan Rahmi Masita, S.Si, M.Sc.
Disusun oleh:
Februari 2020
1. Anatomi dan Morfologi Akar “Rhizoid” Lumut Hati
Semua lumut hati, kerabat terdekat yang masih hidup, tanaman darat pertama,
menghasilkan rizoid uniseluler, kecuali Haplomitrium. Rizoid adalah uniseluler, tidak
bercabang dan berkembang sebagai perpanjangan sel epidermis bawah. Ada dua jenis:
(i) Rizoid berdinding halus,
(ii) Tuberkulosis rizoid (rizoid bersekat tidak sempurna).
Dalam rizoid berdinding halus baik lapisan dinding dalam dan luar sepenuhnya
terentang sedangkan pada rizoid TB muncul seperti titik-titik melingkar dalam tampilan
permukaan (Gbr. 1 F). Lapisan dinding bagian dalam berubah menjadi pasak seperti
dalam pertumbuhan yang memproyeksikan ke dalam lumen sel (Gbr. 1 H)[1].
http://www.biologydiscussion.com/botany/bryophytes/life-cycle-of-marchantia-with-diagram-
hepaticopsida/54044
Gambar 2 Struktur Morfologi Lumut Hati
http://www.biologydiscussion.com/bryophyta/quick-notes-on-riccia-with-diagrams-
biology/21387
Rizoid berdinding halus selnya lebih lebar dan dindingnya tipis, sedangkan pada
rizoid TB selnya sempit dan berdinding tebal. Rhizoid tidak berwarna atau terlihat
bening[2]. Fungsi utama rhizoid adalah untuk melabuhkan talus pada substratum dan
untuk menyerap air dan nutrisi mineral dari tanah. Ditambahkan pada tuberkulosis rizoid,
ia memanjang berjalan di sepanjang permukaan ventral untuk membentuk talus yang
sangat efisien sistem konduksi eksternal serta juga memberi kekuatan pada talus[3].
Gambar 3
http://www.buildingthepride.com/faculty/pgdavison/bryophytes.html
2. Anatomi dan Morfologi Akar “Rhizoid” Lumut Tanduk
Secara Morfologi
Struktur Lumut memiliki 2 bagian yang bentuknya berbeda satu sama lain. Bagian
pertama memilikik struktur seperti daun, yang melebar dan tipis. Setelah dilakukan irisan
melintang, nampak bentuk selnya seragam dengan ukuran berbeda, ada yang lebih kecil
dan ada yang besar, artinya kumpulan dari sel ini belum berdiferensiasi dengan jelas. Sel-
selnya memiliki kloroplas yang berada di tengah sel menyebabkan sel berwarna
kehijauan, sel-sel ini diduga kuat berfungsi sebagai sel fotosintetik. Sehingga
disimpulkan bahwa organ ini menyerupai daun (Filoid) karena sama-sama berperan
dalam proses fotosintesis. Bagian Kedua adalah serabut kecil di bagian ventral talus yang
sulit diamati di bawah mikroskop, namun, karena berperan dalam melekatkan diri ke
substrat, disimpulkan bahwa organ tersebut menyerupai akar (rhizoid).
Secara anatomis
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas[4]. Pada permukaan
ventral talus terdapat rizhoid dan sisik. Rizhoid tersebut berupa sel tunggal mirip benang,
terutama muncul dari daerah tulang tengah dan dapat menembus tanah sedalam 2 cm atau
lebih. Terdapat dua macam rizhoid yaitu rizhoid yang licin dengan dinding sama tebal
dan rhizoid yang berongga dengan dinding beberapa penelabalan mirip pasak yang
mencuat ke rongga dalam sel. Selain rhizoid terlihat juga sisik dibagian ventral talus.
Menurut Loveless (1989:61) sisik berupa lempengan-lempengan yang tumpang tindih
dari jaringan halus setebal satu sel. Sisik-sisik ini tersusun berbaris hampir di ujung
cabang, dan mungkin bertindak sebagi pelindung sel ujung yang rapuh terhadap
kekeringan dan luka. Sedangkan menurut Prasetyo dan Fatchur Rohman (1992:23) fungsi
sisik untuk menjaga kelembapan lingkungan di sekitar talus dengan cara menyerap air.
Barbara, J & Sharon, E. 2007. Morphology of Mosses (Phylum Bryophyta). Journal of the
Linnean Society.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Astitva, G. Life Cycle of Marchantia (With Diagram). Diakses pada 18 Maret 2020 dari
http://www.biologydiscussion.com/botany/bryophytes/life-cycle-of-marchantia-with-
diagram-hepaticopsida/54044
[4] Ibid., Visual Ilmu dan Pengetahuan Populer (Untuk Pelajar dan Umum)
[5] Barbara, J & Sharon, E. 2007. Morphology of Mosses (Phylum Bryophyta). Journal of the
Linnean Society.
[7] Gradstein, SR et al. 2001. Guide to the Bryophytes of Tropical America. New York: the
New York Botanical Garden Press.
[9] Gradstein, S.R. 2003. Ecology of Bryophyta. A Handout Lecture of Regional Training
Course On Biodeversity and Conservation of Bryophytes and Lichens. Bogor. Indonesia.
[10] Hasan, M. dan Ariyanti, N. S. 2004. Mengenal Bryophyta (Lumut) Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango Volume 1. Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,
Cibodas.
[13] Loveless, A.R., 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 2. Jakarta:
PT Gramedia (alih bahasa oleh Kustawa, Kartawinata, Sarkat Danimiharja, Usep Soetisna)
[14] Mishler et al. 2003. Morphology of Bryophyta. Guide to Bryophytes of Tropical America.
A Handout Lecture of Regional Training Course On Biodeversity and Conservation of
Bryophytes and Lichens. Bogor. Indonesia.
[15] Prasetyo, Triastono Imam dan Fatchurrahman. 1993. Botani Tumbuhan Lumut. Malang:
IKIP Malang