Gasal
PERTEMUAN
Oleh: 01
Tim Dosen Perpajakan
Penghasilan Kena Pajak (PKP) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
PKP = Penghasilan Neto
PKP = Penghasilan Bruto – Biaya untuk Mendapatkan, Menagih, dan Memelihara
Penghasilan (3M)
Tarif pajak Badan dan Bentuk Usaha Tetap berdasarkan UU No. 7 Tahun 2021 Bab
III pasal 17 yang mulai berlaku untuk tahun pajak 2022:
Wajib Pajak Tarif
Badan secara umum, selain perusahaan masuk bursa yang memenuhi 22%
syarat pengurangan tarif pajak (pasal 17 ayat 2b)
perusahaan masuk bursa yang memenuhi syarat pengurangan tarif 19%
pajak (pasal 17 ayat 2b)
Link:
1-8
Contoh 1:
Tahun 2022 PT ABC yang sahamnya tidak dijual di bursa efek
memiliki penghasilan bruto sebesar 2.000.000.345
Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara Penghasilan 1.500.000.000
Maka besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) dan Pajak Terutang dapat dihitung
sebagai berikut:
PKP = Penghasilan Bruto – Biaya untuk 3M Penghasilan
= 2.000.000.567 – 1.500.000.000
= 500.000.567
= 500.000.000
Catatan: UU No. 7 Tahun 2021 bab III pasal 17 ayat 4
Penghasilan Kena Pajak dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah
penuh.
Contoh 2:
Tahun 2022 PT ABC yang sahamnya tidak dijual di bursa efek
memiliki penghasilan bruto sebesar 2.000.000.000
Biaya yang diperkenankan UU PPh sebesar 1.500.000.000
Tahun 2021 PT ABC mengalami kerugian 100.000.000
Maka besarnya PKP dan Pajak Terutang dapat dihitung sebagai berikut:
2-8
2. WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
Penghasilan Kena Pajak (PKP) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
PKP = penghasilan neto – Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
PKP = penghasilan neto – zakat – PTKP
PKP = penghasilan neto – zakat – kompensasi rugi – PTKP
PTKP sesuai UU No.7 tahun 2021 bab III pasal 7 ayat 1 adalah sebagai berikut:
a. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) sebesar Rp54.000.000,00
b. WP yang sudah menikah, mendapat tambahan sebesar Rp4.500.000,00
c. Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan
suami Rp54.000.000,00
d. Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda
dalam garis keturunan lurus, termasuk anak angkat sebesar Rp4.500.000,00
yang mana maksimal 3 orang dalam setiap keluarga.
Tarif pajak dalam UU No.7 tahun 2021 bab III pasal 17 ayat 1a adalah sebagai
berikut:
a. 5% untuk PKP sampai dengan Rp60.000.000,00 per tahun
b. 15% untuk PKP di atas Rp60.000.000,00 sampai dengan Rp250.000.000,00
per tahun
c. 25% untuk PKP di atas Rp250.000.000,00 sampai dengan Rp500.000.000,00
per tahun
d. 30% untuk PKP di atas Rp500.000.000,00 sampai dengan Rp5.000.000.000,00
per tahun
e. 35% untuk PKP di atas Rp5.000.000.000,00 per tahun
Link:
UU No. 7 Tahun 2021
https://jdih.kemenkeu.go.id/download/a9faab97-aca7-4f87-9fdc-
faa8123d1454/7TAHUN2021UU.pdf
3-8
Contoh 3:
Penentuan Penghasilan Kena Pajak (PKP) berdasarkan lapisan tarif pajak.
Misalnya
a. PKP 128.000.000
b. PKP 270.000.000
c. PKP 800.000.000
Contoh 4:
Tahun 2022 WP Andi memiliki penghasilan bruto sebesar 500.000.000.
Biaya untuk untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara Penghasilan sebesar
300.000.000
Status Andi adalah kawin dengan 4 orang anak.
Istri Andi tidak bekerja.
4-8
Perhitungan PKP dan Pajak Terutang Andi adalah sebagai berikut:
Penghasilan Bruto 500.000.000
Biaya untuk 3M Penghasilan (300.000.000)
PTKP (K/3)
a. Untuk Wajib Pajak Sendiri 54.000.000
b. Tambahan WP Kawin 4.500.000
c. Tambahan (maksimal 3 anak) 3 x 4.500.000 13.500.000
Jumlah PTKP (72.000.000 )
PKP 128.000.000
Link:
SURAT EDARAN NOMOR SE-50/PJ/2020:
https://www.ssas.co.id/wp-content/uploads/2021/01/SE-50-PJ-2020.pdf
KEP-321/PJ/2012:
https://www.pajak.go.id/id/perubahan-atas-keputusan-direktur-jenderal-pajak-
nomor-kep-233pj2012-tentang-klasifikasi-lapangan
PER-17/PJ/2015:
https://pajak.go.id/id/peraturan-direktur-jenderal-pajak-nomor-17pj2015
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2018:
https://www.pajak.go.id/sites/default/files/2019-
05/PP%20Nomor%2023%20Tahun%202018.pdf
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020:
https://pajak.go.id/index.php/id/cipta-kerja-klaster-kemudahan-berusaha-bidang-
perpajakan
UU No. 36 tahun 2008 pasal 14 ayat 2 meyatakan bahwa Wajib pajak yang
diperbolehkan menghitung Penghasilan Neto dengan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto (NPPN) adalah Wajib Pajak Orang Pribadi:
1. Memiliki Peredaran bruto/ penghasilan bruto kurang dari Rp4.800.000.000,00 per
tahun
2. Mengajukan permohonan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun
buku
3. Menyelenggarakan pencatatan
6-8
PER-17/PJ/2015 Pasal 4
ayat (1)
a. Daftar Persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto dikelompokkan
menurut wilayah sebagai berikut:10 (sepuluh) ibukota propinsi yaitu Medan,
Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar,
Manado,Makassar, dan Pontianak;
b. ibukota propinsi lainnya;
c. daerah lainnya.
Contoh 5:
Budi bertempat tinggal di Yogyakarta, statusnya kawin dengan 2 anak. Penghasilan
Brutonya sebagai berikut:
Usaha Angkutan Bus Pariwisata sebesar 2.000.000.000
Jasa Konsultan Pajak sebesar 1.000.000.000
Penghasilan neto:
a. Usaha Angkutan Bus Pariwisata (KLU 49222 Yogyakarta 15%)
15% x 2.000.000.000 300.000.000
b. Jasa Konsultan Pajak (KLU 69200 Yogyakarta 50%)
50% x 1.000.000.000 500.000.000
Jumlah 800.000.000
PTKP (K/2)
a. Untuk Wajib Pajak Sendiri 54.000.000
b. Tambahan WP Kawin 4.500.000
c. Tambahan 2 x 4.500.000 9.000.000
Jumlah PTKP (67.500.000)
PKP 732.500.000
7-8
Besarnya pajak terutang sebesar:
732.500.000
Lapis 1: Lapis 2: Lapis 3: Lapis 4:
60.000.000 Tarif 190.000.000 250.000.000 232.500.000
5% Tarif 15% Tarif 25% Tarif 30%
8-8