id 10
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pertanyaan
Pertanyaan memiliki beberapa pengertian. Beberapa ahli mengemukakan
pendapatnya mengenai pengertian pertanyaan. Menurut Harimurti
Kridalaksana (2008: 191) pertanyaan adalah makna ujaran yang meminta
jawaban (konsep semantis). Ujaran sendiri adalah kalimat atau bagian kalimat
yang dilisankan. Semantik (semantics) adalah bagian struktur bahasa yang
berhubungan dengan makna ungkapan dan juga struktur makna suatu wicara.
Konsep semantis ini harus dibedakan dari interogatif yang merupakan konsep
gramatikal (tata bahasa). Interogatif adalah bentuk verba atau tipe kalimat yang
dipergunakan untuk mengungkapkan pertanyaan. Kalimat interogatif adalah
kalimat yang mengandung intonasi interogatif dan pada umumnya
mengandung makna pertanyaan, dalam ragam tulis biasanya ditandai oleh
tanda tanya (?).
Pertanyaan menurut Rasyid (dalam Buchari Alma, 2010: 32) adalah
setiap pernyataan yang menuju atau menumbuhkan pengetahuan dalam diri
siswa dan menekan pada menguji pengetahuan seperti mengingat kembali,
memahami, atau mengaplikasikan sesuatu, serta menumbuhkan pengetahuan
seperti menganalisis, sintesis, atau evaluasi. Sebuah pertanyaan menurut
Cotton (2001: 2) adalah setiap kalimat yang memiliki bentuk interogatif atau
function. Dalam konteks kelas, pertanyaan guru didefinisikan sebagai isyarat
instruksional atau rangsangan yang disampaikan kepada siswa untuk dipelajari,
petunjuk untuk apa yang mereka lakukan, dan bagaimana mereka
melakukannya. Dari pengertian-pengertian pertanyaan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pertanyaan oleh guru adalah ucapan yang memiliki bentuk
interogatif ataupun isyarat instruksional yang disampaikan guna meminta
commit to user
jawaban siswa. Jadi, pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya.
10
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
menjadi suatu pola struktur atau bentuk baru. Secara rinci jenjang kognitif ini
terdiri dari kemampuan untuk menemukan bilangan, dan kemampuan untuk
menyusun pembuktian. Suatu pembuktian haruslah disusun secara logic dan
sistematik berdasarka teorema-teorema, konsep-konsep, atau definisi-definisi
yang telah dipahami. Biasanya pembuktian disusun dari hal yang diketahui
menuju kepada hal yang harus dibuktikan, tetapi bisa pula dengan mengerjakan
salah satu ruasnya hingga sama dengan ruas lainnya. Perlu diketahui bahwa
pembuktian bukan berarti memberi contoh. Jadi membuktikan tidak boleh
melalui contoh, pembuktian matematika sifatnya harus berlaku umum
(deduktif formal) setelah itu untuk memperjelas bisa diberikan contoh.
Evauasi yang disimbolkan dengan C.6 merupakan kemampuan seseorang
untuk dapat memberikan pertimbangan (judgment) terhadap suatu situasi, ide,
metode berdasarkan suatu patokan atau kriteria. Setelah pertimbangan
dilaksanakan dengan matang maka kesimpulan diambil berupa suatu
keputusan. Jenjang kognitif ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kemampuan
untuk mengkritik pembuktian dimana hal ini dapat berupa kemampuan siswa
untuk memberi komentar, mengupas, menambah, mengurangi, atau menyusun
kembali suatu pembuktian matematika yang telah dipelajarinya, dan
kemampuan untuk merumuskan dan memvalidasi generalisasi diman tahap ini
sejalan dengan analisis, tetapi lebih kompleks. Dalam tahap ini siswa dituntut
untuk merumuskan dan memvalidasi suatu hubungan. Dalam hal ini, ia bisa
diminta menemukan dan membuktikan pernyataan (statement) matematika atau
menentukan suatu alogaritma (formula) dan membuktikannya.
Pada tingkatan pengetahuan, guru bertanya seputar apa yang telah
diajarkan pada siswa. Guru hanya ingin mengetahui lebih banyak tentang
seberapa jauh pelajaran tersebut menambah pengetahuan siswa. Bentuk
pertanyaan yang dibuat guru pada tingkatan ini biasanya merupakan
pertanyaan apa, siapa, mengapa, kapan, dimana, dan bagaimana. Pada
tingkatan pemahaman, guru bertanya seputar apa yang telah siswa pelajari dan
memahaminya lebih jauh. Biasanya guru pada tingkatan ini menanyakan
pengertian, maksud dan tujuan,commit to user
kegunaan, perbedaan dan persamaan, dan lain-
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
lain. Pada tahapan aplikasi, guru bertanya seputar bagaimana cara menerapkan
suatu pelajaran yang telah siswa dapat ke kehidupan nyata. Biasanya guru
bertanya tentang cara, langkah-langkah, contoh, akibat, dan lain-lain. Pada
tingkatan analisis, pertanyaan guru mengarah pada pendapat siswa tentang
suatu pelajaran. Pada tingkatan sintesis, guru bertanya tentang bagaimana
menghubungkan beberapa informasi dan pengetahuan yang telah siswa dapat
untuk menyelesaikan suatu masalah atau untuk menciptakan pengetahuan yang
baru. Pada tingkatan evaluasi, pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan guru
merupakan evaluasi hasil belajar siswa di kelas.
Menurut Erman Suherman (1993: 43) setiap tahap kognitif di atasnya
inklusif pada tahap kognitif di bawahnya. Ini berarti bahwa untuk mencapai
tahap berpikir lanjut diperlukan tahap berpikir yang lebih simpel. Erman
Suherman (2003: 229-232) merinci masing-masing tingkatan Taksonomi
Bloom ke dalam empat objek matematika yaitu keterampilan, konsep, prinsip,
dan fakta.
Dari uraian mengenai jenis-jenis pertanyaan tersebut, dapat diartikan
bahwa jenis-jenis pertanyaan berdasarkan maksud merupakan jenis pertanyaan
yang didasarkan dari makna diajukannya pertanyaan tersebut, sedangkan jenis-
jenis pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom merupakan jenis pertanyaan
yang didasarkan pada tingkatan kognitif Taksonomi Bloom yang ingin digali
dari diajukannya pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini jenis-jenis
pertanyaan berdasarkan maksud terdiri dari pertanyaan permintaan, pertanyaan
retoris, pertanyaan mengarahkan atau menuntun, dan pertanyaan menggali,
sedangkan jenis-jenis pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom terdiri dari
pertanyaan pengetahuan, pertanyaan pemahaman, pertanyaan penerapan,
pertanyaan analisis, pertanyaan sintesis, dan pertanyaan evaluasi.
3. Tujuan Pertanyaan Guru di Kelas
Pertanyaan diajukan guru dengan beberapa tujuan. Tujuan diajukannya
sebuah pertanyaan tergantung kepada guru sebagai pemberi pertanyaan.
Menurut Cotton (2001, 5), tujuan dari pertanyaan guru di kelas adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
4) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
b. Kegiatan inti
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan inti dilakukan secara sistematis dan sistemik
melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan inti
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar lain;
c) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
e) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
atau lapangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentuyang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
c) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pikir
Analisis
Display Data
Data
Penarikan kesimpulan
Validasi Data
commit to user