TUGAS
Udang Merupakan Salah satu produk eksport terbesar Indonesia hal ini sesaui dengan data
statistik kementerian kelautan perikanan pada tahun 2016- 2020 Tahun 2020, neraca
perdagangan hasil perikanan Indonesia mencapai surplus USD 4,777 Miliar. Surplus ini
merupakan yang tertinggi pada periode 2016-2020, sedangkan yang terendah pada tahun
2016 dengan surplus sebesar USD 3,789 Miliar.
Neraca perdagangan Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun, dari 2016-2020 naik
sebesar 6,00% per tahun. Ekspor hasil perikanan Indonesia pada tahun 2020 mencapai USD
5,205 Miliar. Nilai ekspor hasil perikanan menunjukkan tren positif dengan kenaikan sebesar
5,72% per tahun dalam periode 2016-2020.
Komoditas ekspor hasil perikanan yang utama pada tahun 2020 meliputi Udang, Tuna-
Tongkol-Cakalang, Rumput Laut, Cumi-Sotong-Gurita, dan Rajungan-Kepiting. Udang
merupakan komoditas ekspor yang paling tinggi baik secara volume maupun nilai pada
tahun 2020 dengan volume sebesar 239.282.011 kilogram, dan nilai sebesar USD
2.040.184.255.
Pada kurun waktu 5 tahun terakhir, Udang mengalami kenaikan volume ekspor rata-rata
sebesar 8,70%, Berdasarkan nilai ekspor periode 2016-2020, Udang mengalami kenaikan
rata-rata sebesar 7,12%.
2. Keringkan tambak hingga benar-benar kering atau sampai tidak ada air yang tersisa pada
tambak.
3. Biarkan tambak dalam keadaan kering selama 1 minggu agar bibit penyakit, bakteri
pathogen, dan mikroorganisme merugikan lainnya menghilang.
4. Lakukan pembalikan tanah dengan cara dibajak agar mikroorganisme bermanfaat yang
ada di dalam tanah dapat berkembang biak dan hidup dengan baik.
8. Setelah semua langkah selesai dilakukan, maka tambak siap untuk dilakukan penebaran
bibit udang.
B. Jenis Tambak
Saat hendak membuat tambak udang, perlu dilakukan pemilihan jenis tambak yang sesuai
dengan budget dan tujuan pembuatan. Terdapat 4 jenis tambak dengan teknologi yang
berbeda yaitu tambak ekstensif/tradisional, semi intensif, intensif dan super intensif
C. Suplai Oksigen Terlarut
Selain air, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO) merupakan faktor penting yang
mempengaruhi kehidupan udang. DO di dalam tambak digunakan untuk proses respirasi dan
mendegradasi bahan organik juga sisa pakan. Rendahnya kadar DO dalam tambak
meningkatkan toksisitas yang berujung pada kematian massal. Suplay DO pada tambak
dapat menggunakan aerator, kincir dan nanobubble. Menurut Bagas, petambak udang
intensif, penggunaan teknologi nanobubble dapat meningkatkan DO hingga 10-12 ppm
D. Asal Benur
Pemilihan benur menjadi hal yang perlu diperhatikan selanjutnya. Benur yang dipilih harus
dalam keadaan sehat dan tidak terkena penyakit sebelum di tebar. Virus dan penyakit yang
menyerang benur akan menulari benur yang lain dalam tambak sehingga kemungkinan
dapat menyebabkan mortalitas massal.