Anda di halaman 1dari 10

30-Mar-21

PEMAKNAAN KEJAHATAN DAN


PENJAHAT DALAM KRIMINOLOGI

Muhammad Iftar Aryaputra

PENGANTAR
▪ Kejahatan ada sejak manusia menghuni bumi. Meski kejahatan telah
lama ada, akan tetapi perhatian mengenai kejahatan, penyebab, dan
penanggulangannya secara ilmiah tidak setua kejahatan (ketika
munculnya).
▪ Dulu orang bersalah hanya ada dua pilihan, dihukum (kalau terbukti)
atau bebas (tidak terbukti). Model penghukuman pada zaman
dahulu dilakukan secara irasonal/tidak masuk akal.
▪ Marc Ancel menyatakan, kejahatan merupakan masalah
kemanusiaan (humanity problem) sekaligus masalah sosial (social
problem).
▪ Menurut Benedict S. Alper, kejatahan merupakan the oldest sosial
problem.
▪ Saat ini, kejahatan sudah menjadi universal phenomenon.

1
30-Mar-21

PANDANGAN HP TENTANG KEJAHATAN


(TINDAK PIDANA)
▪ Dalam perspektif hukum pidana, kejahatan adalah bagian dari tindak
pidana, selain pelanggaran.
▪ KUHP (Hukum Pidana Positif) mengkualifikasikan tindak pidana
menjadi kejahatan dan pelangagaran
▪ Hukum pidana yang akan datang, tidak mengenal lagi kejahatan dan
pelanggaran.
▪ Dengan demikian, dalam hukum pidana yang akan datang, kejahatan
merujuk ke pemaknaan tindak pidana (kejahatan=tindak pidana).
▪ Tindak pidana (Kejahatan) menurut hukum pidana dimaknai sebagai
perbuatan yang dirumuskan dalam perundang-undangan, yang
diancam dengan sanksi pidana.
▪ Dengan demikian, suatu perbuatan dapat disebut sebagai tindak
pidana, HANYA apabila perbuatan itu dirumuskan dalam
KUHP/perundang-undangan.

PANDANGAN KRIMINOLOGI TERHADAP


KEJAHATAN
▪ Dalam kriminologi, belum ada kesatuan pandang utk mengistilahkan
kejahatan.
▪ Ada yang menggunakan istilah kejahatan, perbuatan menyimpang,
delinkuensi (biasa digunakan untuk anak), atau kelakuan jelek.
▪ Namun demikian, dalam kriminologi hendaknya kita sepakati, baik
istilah kejahatan/perbuatan menyimpang/kenakalan/kelakuan jelek,
memiliki pemaknaan yang sama.
▪ Untuk selanjutnya digunakan istilah kejahatan atau delinkuensi anak
(dalam kasus anak).
▪ Dalam pandangan masyarakat umum, kejahatan merujuk pada
pengertian sebagai tingkah laku/perbuatan yang mana setiap orang
dapat merasakan bahwa perbuatan itu adalah jahat/menyimpang.
▪ Kriminologi memiliki pandangan yang berbeda dengan hukum pidana
terkait dengan kejahatan.

2
30-Mar-21

DEFINISI KEJAHATAN (Yesmil Anwar dan Adang: 178-180)


▪ W.A Bonger: Perbuatan anti sosial yang secara sadar
mendapatkan reaksi dari negara berupa pemberian derita.
▪ Paul W. Tappan: an intentional act in violation of the criminal law,
committed without deffence or excuse, and penalized by the state
as a felony and misdemeanour.
▪ E. Sutherland: Perilaku yang dilarang oleh negara karena
merugikan, terhadapnya negara bereaksi denga hukuman sebagai
upaya untuk mencegah dan memberantasnya.
▪ Richard Quineney: Rumusan tentnag perilaku manusia yang
diciptakan oleh yang berwenang dalam suatu masyarakat yang
secara politis terorganisasi.

DEFINISI KEJAHATAN
▪ Paul Moedigdo Moliono: Pelanggaran norma hukum yang
ditafsirkan atau patut ditafsirkan sebagai perbuatan yang
merugikan, menjengkelkan dan tidak boleh dibiarkan.
▪ J. E Sahetapy dan B. Mardjono Reksidiputro: Perbuatan anti sosial,
suatu perkosaan terhadap nilai-nilai sosial dan/atau perasaan
hukum yang hidup dalam masyarakat sesuai dengan ruang dan
waktu
▪ Van Bemmelen: Setiap kelakuan yang menimbulkan kegoncangan
sedemikian besar dalam suatu masyarakat tertentu, sehingga
masyarakat itu berhak mencela dan mengadakan perlawanan
terhadap kelakuan tersebut dengan jalan menjatuhkan hukuman
terhadap pelaku perbuatan itu.

3
30-Mar-21

KESIMPULAN TENTANG KEJAHATAN


▪ aspek yuridis: kejahatan merupakan perbuatan yang melanggar
aturan atau perundang-undangan dan diancam dengan sanksi
pidana.
▪ aspek sosiologis: kejahatan merupakan salah satu perbuatan yang
anti sosial dan amoral, tidak dikehendaki masyarakat, merugikan,
menjengkelkan, sehingga tidak boleh dibiarkan dan secara sadar
harus ditentang.
▪ aspek psikologis: kejahatan adalah pencerminan perilaku manusia
di dalam masyarakat, berkaitan dengan kejiwaan individu yang
tidak selaras dengan sistem norma dalam masyarakat.
▪ aspek religius (spiritual): pengertian kejahatan bertolak dari
norma-norma agama yang mempertentangan antara kebaikan dan
kejahatan. Setiap kejahatan akan menimbulkan dosa, setiap dosa
akan dibalas di akhirat.

TIPOLOGI KEJAHATAN
Menurut Freda Adler:
▪ Kejahatan dengan kekerasan (pembunuhan, pemerkosaan,
penculikan, perampokan, dll)
▪ Kejahatan terhadap hak milik (pencurian, penipuan, penadahan,
dll)
▪ Kejahatan terorganisir (WCC, corporate crime, business crime,
economic crime)
▪ Kejahatan yang berhubungan dengan narkoba, alcohol, seksualitas
(penyalahgunaan narkotika, pornografi, prostitusi, perzinahan)

4
30-Mar-21

TIPOLOGI KEJAHATAN
Menurut Sue Titus Reid:
▪ Kejahatan dengan kekerasan secara umum (pembunuhan,
pemerkosaan, penculikan, perampokan, dll)
▪ Kejahatan dengan kekerasan domestic (KDRT, incest, pencurian
dalam keluarga, parenticide, marital rape)
▪ Kejahatan terhadap hak milik (pencurian, cyber crime)
▪ Kejahatan terorganisir

WHITE COLLAR CRIME


▪ Pertama kali dipakai oleh Sutherland tahun 1939;
▪ Konsep WCC merujuk pada kejahatan yang dilakukan oleh orang-
orang “terhormat” dalam melakukan pekerjaannya, misalnya
sebagai bankir, pengusaha, industriawan, atau kelompok profesi
lainnya;
▪ Dalam perkembangannya, istilah WCC dipakai juga untuk jenis
kejahatan yang dilakukan oleh suatu organisasi/korporasi;
▪ Kejahatan korporasi (corporate crime) merupakan bagian dari WCC.

10

5
30-Mar-21

WHITE COLLAR CRIME


▪ Edward Ross menuliskan bahwa pelaku WCC memiliki
“kekebalan”, atas dosa-dosanya karena mereka berpenampilan
“terhormat”, sehingga terlindung dari celaan masyarakat;
▪ Mereka memperoleh perlindungan karena memiliki hubungan
dengan penegak hukum, kelompok, atau organisasi tertentu.
▪ WCC dapat dibagi lagi menjadi:
1. Kejahatan yang dilakukan oleh kalangan profesi dalam
melakukan pekerjaanya seperti dokter, notaris, pengacara,
akuntan, dll;
2. Kejahatan yang dilakukan oleh pemerintah atau aparat
pemerintahan;
3. Corporate crime.

11

BLUE COLLAR CRIME VS WHITE COLLAR CRIME


Sudut Pandang BLUE COLLAR CRIME WHITE COLLAR CRIME

Pandangan ➢ Kejahatan kelas bawah ➢ Kejahatan kelas atas


Umum ➢ Mudah dideteksi ➢ Ada kesulitan dalam mendeteksi
kejahatan ini/jarang tersentuh hukum
Pelaku ➢ Mereka yang berstatus kelas ➢ Mereka yang berstatus kelas atas
bawah ➢ Individu/kelompok tertentu
➢ Individu
Pengaturan KUHP UU diluar KUHP
Kejahatan
Modus Dilakukan secara ➢ Dilakukan tanpa kekerasan;
sederhana/konvensional ➢ Menggunakan cara
modern/memanfaatkan teknologi
Motif Sederhana/Ekonomi Politik, Ekonomi, Kekuasaan

Korban Individu/kelompok tertentu Masyarakat luas/organisasi/negara

12

6
30-Mar-21

PENJAHAT
▪ Penjahat adalah pelaku kejahatan.
▪ Tidak terdapat rumusan baku tentang penjahat, hal ini tergantung
dari aspek mana kita melihatnya.
▪ Dari aspek yuridis/hukum pidana: penjahat adalah mereka yang
melakukan atau melanggar hukum pidana dan dinyatakan bersalah
oleh pengadilan melalui putusan yang memiliki kekuatan hukum
tetap (in kracht van gewijsde).
▪ Hukum pidana tidak menggunakan istilah penjahat. Apabila
merujuk pengertian penjahat di atas, istilah yang digunakan adalah
terpidana.
▪ Sutherland menyatakan bahwa penjahat adalah orang yang
melanggar undang-undang. Dengan demikian menurut pendapat
ini, seorang tersangka/terdakwa sudah dianggap sebagai penjahat.
▪ Jika menggunakan ukuran sosiologis ataupun psikologis, maka
definisi penjahat memiliki pemaknaan yang lebih luas.
13

PENJAHAT
▪ Menurut J.E Sahetapy dan Mardjono Reksodiputro, berdasarkan
penelitian kriminologi, masih banyak didapatkan penjahat yang
berkeliaran di luar penjara, mereka berlindung/terlindungi
dengan berbagai macam selubung, seperti kekuasaan kekuasaan,
selubung ekonomi, selubung politik, dll;
▪ Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana profil seorang
penjahat? Siapa yang dinamakan penjahat?
▪ Apakah bisa mengetahui profil seorang penjahat dari kaca mata
hukum pidana?

14

7
30-Mar-21

TIPE PENJAHAT MENURUT LOMBROSSO


▪ Terkenal dengan Teori “Born Criminal”;
▪ Sangat terkesan dengan penelitiannya terhadap mayat seorang
penjahat yang terkenal pada masanya di Italia, yang bernama Vilella;
▪ Dari pengamatannya terhadap mayat Vilella, Lombrosso menilai
bahwa penjahat adalah suatu makhluk atavistik yang memiliki naluri-
naluri yang kejam dari manusia primitif;
Tipe Penjahat menurut Cesare Lombrosso
a. Born Criminal → memiliki ciri-ciri fisik yang degenerative,
atavistic
b. Penjahat sinting → idiot, imbisil, psikosis
c. Penjahat karena hawa nafsu yang tidak dapat dikendalikan
d. Penjahat karena ada kesempatan
e. Kriminoloid → melakukan kejahatan karena adanya pegaruh
buruk

15

Lombrosso
▪ Banyak kritik terhadap teori dari Lombrosso, hal ini dikarenakan
Lombrosso hanya melihat dan menilai seorang penjahat dari
“kulit” luarnya saja;
▪ Sikap yang demikian sangat fatal. Hal ini dikarenakan profil
penjahat dewasa ini juga mereka yang berdasi, ber-jas,
menggunakan “kostum” branded, dan menjadi bagian dari
masyarakat dengan status sosial tinggi di masyarakat, berwajah
tampan/cantik, tetapi mereka sama jahatnya dengan seorang
pembunuh.
▪ Sehingga dalam perkembangannya, ditemukan pula tipe penjahat
kelas atas oleh E. Sutherland, yang dikenal dengan istilah “White
Collar Crime”

16

8
30-Mar-21

TIPE PENJAHAT
Menurut Enrico Ferri
▪ The born criminal → sama seperti pengertian dari Lombrosso
▪ The insane criminal → penjahat yang sakit mental
▪ The passion criminal → penjahat karena emosional yang panjang
dan kronis
▪ The occasional criminal → penjahat karena adanya problem
kondisi pada keluarga dan sosial
▪ The habitual criminal → penjahat karena kebiasaan dari
lingkungan
▪ The involuntary criminal → penjahat karena ketidaksengajaan

17

TIPE PENJAHAT
Menurut Ruth S Gavan
▪ The Causal Offender → penjahat yang melakukan pelanggaran
kecil
▪ The Occasional Criminal → penjahat yang melakukan kejahatan
ringan
▪ The Episodic Criminal → penjahat yang melakukan kejahatan
karena emosi yang hebat
▪ The Habitual Criminal → penjahat yang mengulang-ulangi
perbuatannya
▪ The Proffesional Criminal → penjahat karena mata pencahrian
▪ Organized Criminal → penjahat yang terorganisasi
▪ The Nonmalicious Criminal → seseorang yang melakukan
perbuatan oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai kejahatan
tetapi sebagian yang lain tidak menyatakan sebagai kejahatan
▪ White Collar Crime

18

9
30-Mar-21

19

10

Anda mungkin juga menyukai