Anda di halaman 1dari 4

RESPIRASI DAN FERMENTASI SEL RAGI

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk membandingkan hasil respirasi dan fermentasi pada sel ragi atau
fermipan

Metode

1. 2 sdm Air, 1/8 sdm fermipan, dan 1/8 sdm gula pasir masing-masing dicampur ke dalam wadah
transparan
2. 2 sdm Air dan 1/8 gula pasir dicampur ke dalam wadah lain
3. Cairan dalam wadah 1, 2 dan 3 diaduk menggunakan sedotan
4. Wadah 1 dibiarkan terbuka, sedangkan wadah 2 dan 3 ditutup dan diberi selotip hingga rapat
5. Volume cairan pada masing-masing wadah diukur dengan alat bantu penggaris
6. Cairan pada wadah 1, 2 dan 3 diamati perubahan aroma dan volumenya
7. Data yang didapatkan dicatat pada tabel.
8. Perubahan data dibandingkan dan dianalisis

Pembahasan

Data praktikum yang didapatkan berupa perbandingan tabel perubahan aroma dan volume antara
cairan wadah 1, 2 dan 3. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa pada tabel 1 ditunjukkan
bahwa cairan control memiliki aroma yang netral sesaat setelah inokulasi, sedangkan cairan wadah
tertutup dan wadah terbuka memiliki aroma asam sesaat setelah inokulasi. Volume

Percobaan pada gelas perlakuan dilakukan dengan mencampurkan air, gula dan ragi atau fermipan
dalam keadaan anaerob dan pada mulut botol di rekatkan balon yang kempis . Mikroorganisme yang
digunakan di dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri dan fungi. Proses fermentasi
merupakan katabolisme yang dapat memecah gula menjadi etanol dan karbondioksida dengan
bantuan ragi. Karbondioksida inilah yang kemudian membentuk gelembung2 di permukaan
cairan sehingga semakin banyak gelembung yang terbentuk maka balon akan semakin
menggelembung.
Hal ini didukung dengan literatur yang mengatakan bahwa Beberapa mikroba hanya dapat
melangsungkan metabolisme dalam keadaan anaerob dan hasilnya adalah substrat yang
setengah terurai. Hasil penguraiannya adalah air, CO2, energi dan sejumlah asam organik
lainnya, seperti asam laktat, asam asetat, etanol serta bahan-bahan organik yang mudah
menguap. Perkembangan mikroba-mikroba dalam keadaan anaerob biasanya dicirikan sebagai
proses fermentasi (Muchtadi dkk 2011).

Balon yang dihubungkan dengan botol perlakuan menggelembung karena balon terisi dengan gas
CO2 yang merupakan hasil dari reaksi fermentasi selain alkohol. Reaksi yang berlangsung pada botol
perlakuan adalah sebagai berikut :
C6H12O6 + Zymase → 2C2H5OH + 2CO2 +2atp
Hal ini didukung literatur yang mengatakan bahwa Mekanisme fermentasi alkohol, Proses
fermentasi ini dimulai dengan glikosis yang menghasilkan asam piruvat. Reaksi ini tidak ada oksigen,
sehingga asam piruvat diubah menjadi asam laktat, yang mengakibatkan elektron tidak meneruskan
perjalanannya sehingga tidak lagi menerima elektron dari NADH dan FAD. Berarti NADH yang
diperlukan dalam siklus Krebs juga tidak terbentuk, akibatnya siklus krebs terhenti. Tetapi NADH di
luar mitokondria dapat dibentuk dari NADH melalui proses pembentukan asam laktat dari asam
piruvat. Asam laktat adalah zat kimia yang merugikan karena bersifat racun. Pada fermentasi
alkohol dihasilkan 2 ATP, 2NADH, 2 CO2dan 2 Alkohol/etanol.

Korelasi antara penambahan gula dengan besar gelembung balon adalah semakin banyak gula
yang dicampurkan maka akan semakin besar gelembung balon. Berdasarkan reaksi yang
berlangsung, dapat diketahui bahwa reaktannya adalah gula, dapat diketahui gula merupakan
bahan baku proses fermentasi, sehingga semakin banyak gula yang merupakan bahan baku utama
atau substrat, maka akan semakin banyak pula karbondioksida yang merupakan produk
. Dalam eksperimen yang telah dilakukan, tidak dipungkiri bahwa udara yang terdapat dalam ruang
kosong botol terdiri dari berbagai gas termasuk oksigen. Menurut saya kondisi anaerobic dalam tabung
fermentasi masih tercapai, hal ini didukung oleh literatur yang mengatakan bahwa ragi tergolong
dalam Anaerob fakultatif. Hal ini berarti dapat berfungsi tanpa oksigen. Tapi, mereka mampu
menggunakan oksigen, jika tersedia di media untuk menghasilkan lebih banyak energi daripada
respirasi anaerobik biasa. Pada akun tersebut, anaerob fakultatif dapat menggunakan ketiga metode
respirasi seluler: respirasi aerobik, respirasi anaerobik, dan fermentasi. Mikroorganisme yang
digunakan di dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri dan fungi, yaitu Rhizopus aspergillus,
Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula anomala, Lactobacillus, Acetobacter,
dan sebagainya.
Menurut saya yang terjadi apabila menggunakan konsentrasi gula yang lebih tinggi, maka alcohol
yang dihasilkan akan semakin banyak

Selain ph, suhu, udara Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan ragi, yaitu sebagai
berikut

1.      Nutrisi (zat gizi)

Dalam kegiatannya khamir memerlukan penambahan nutrisi untuk pertumbuhan dan


perkembangbiakannya, yaitu :

         Unsur C, ada faktor karbohidrat.

         Unsur N, dengan penambahan pupuk yang mengandung nitrogen. Misalnya ZA, urea,
amonia, dsb.

         Unsur P, dengan penambahan pupuk fosfat, misalnya NPK, TSP, DSP, dsb.
         Mineral-mineral.

         Vitamin-vitamin.

Pada percobaan tadi, kita mengetahui bahwa ragi yang dicampur dengan gula maupun yang tidak
bercampur dengan gula menjadi mengembang terutama yang komposisinya banyak.

Sebuah sel ragi mampu memfermentasi glukosa dengan massa yang sama dengan massa selnya sendiri
dalam jangka waktu satu jam. Ragi dapat bereproduksi secara aseksual dengan membentuk tunas
ataupun secara seksual dengan pembentukan ascospora. Selama proses reproduksi aseksual, sebuah
tunas baru tumbuh dari ragi dengan kondisi tertentu dan saat mencapai ukuran dewasa ia akan
melepaskan diri dari sel induknya (European Bioinformatics Institute, 1996).

Dalam pengertian yang luas, fermentasi adalah proses pemecahan gulagula sederhana (glukosa dan
fruktosa) menjadi etanol dan CO2 dengan melibatkan enzim yang dihasilkan pada ragi agar dapat
bekerja pada suhu optimum. Proses fermentasi tergantung pada banyak sedikitnya penambahan khamir
dalam bahan. Semakin banyak jumlah ragi yang diberikan berarti semakin banyak jumlah khamir yang
terlibat, sehingga kadar alkohol meningkat

Khamir memiliki sekumpulan enzim yang diketahui sebagai zymase yang berperanan pada fermentasi
senyawa gula, seperti glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan karbon dioksida. Proses fermentasi
alkohol hanya dapat terjadi apabila terdapat sel-sel khamir. Cepat lambatnya khamir juga dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah formulasi media yang digunakan sebagai proses
pengembangbiakan, inokulum, tahapan fermentasi dan ketersediaan substrat yang cukup (Buckle, 1987

).

Buckle, K.A., dkk, 1987. Ilmu Pangan, Universitas Indonesia (UI. Press), Jakarta

Muchtadi, Tien, Sugiyono, dan Fitriyono Ayustaningwarno. 2011. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.
Bandung: Alfabeta.

http://notechaca.blogspot.co.id/2013/09/laporan-praktikum-fermentasi-ragi.html

http://www.scribd.com/doc/112640299/Laporan-Biologi-Fermentasi-Alkohol
European Bioinformatics Institute. 1996. Eukaryotes Genomes – Saccharomyces
cerevisiae.http://www.emblebi.com/Saccharomyces_cerevisiae.htmlo98 [27 Februari 2013].

Anda mungkin juga menyukai