D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK :V
KELAS : XII-ISO
G.
KECAMATAN BADIRI
KABUPATEN TAPANULI TENGAH
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
limpahan karunianya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah kami yang
berjudul “Sistem Demokrasi Terpimpin Di Indonesia dan Sistem Pemerintahan
Orde Baru”.
Selain itu, kami pun mengucapkan terimakasih kepada para penulis yang
tulisannya kami kutip sebagai bahan rujukan. Tak lupa juga kami ucapkan maaf
yang sebesar-besarnya, jika ada kata dan pembahasan yang keliru dari kami. Kami
berharap kritik dan saran. Semoga makalah kami ini dapat menjadi pelajaran dan
menambah wawasan dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Sistem Demokrasi Terpimpin........................................................................
B. Sistem Pemerintahan Orde Baru....................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Anarki adalah pemerintahan yang kekuasaannya tidak jelas, tidak ada peraturan
yang benar-benar dapat dipatuhi. Setiap individu bebas menentukan kehendaknya
sendiri-sendiri tanpa aturan yang jelas.
Diktator ialah kekuasaan yang terpusat pada seseorang yang berkuasa mutlak
(otoriter), dan Demokrasi adalah kekuatan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan
dengan rakyat sebagai pemegang kedaulatannya. Dari beberapa bentuk pemerintahan
ini, demokrasi yang paling umum digunakan dalam suatu sistem pemerintahan termasuk
Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi, untuk
di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara yang paling terbaik menjalankan
demokrasinya, mungkin kita bisa merasa bangga dengan keadaan itu.
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
Pada masa Demokrasi Terpimpin, PKI muncul sebagai salah satu kekuatan
politik yang dominan. Di sisi lain, TNI-AD menjadi salah satu kelompok yang
berusaha menandingi dominasi PKI. Akibatnya, timbul konflik antara PKI dengan
TNI-AD. Puncak konflik antara PKI dengan TNI-AD terjadi pada bulan September
1965, ketika terjadi peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada
tanggal 30 September 1965 yang dikenal sebagai peristiwa G-30S/PKI.
G-30S/PKI adalah upaya PKI untuk merebut kekuasaan yang sah. Dalam
peristiwa tersebut, terjadi aksi penculikan dan pembunuhan terhadap 6 orang perwira
tinggi TNI-AD, yakni Letjen Ahmad Yani. Mayjen. S. Parman, Mayjen R. Soeprapto,
Mayjen MT. Haryono, Brigjen DI. Panjaitan, dan Brigjen Sutoyo Siswodiharjo, serta
satu orang perwira bernama Lettu Pierre Tendean. Ketujuh korban tersebut kemudian
dikuburkan di sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya, Jakarta. Upaya
pemberontakan yang dilakukan PKI dengan cepat dapat diatasi oleh TNI-AD.
Puncak aksi Gerakan mahasiswa terjadi pada bulan Februari 1966 ketika
seorang mahasiswa UI bernama Arif Rahman Hakim tewas tertembak. Kondisi
keamanan negara yang semakin kacau mengakibatkan Presiden Soekarno kemudian
mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) yang ditujukan kepada Menteri
Panglima Angkatan Darat, Letjen. Soeharto untuk mengambil tindakan pemulihan
keamanan dan ketertiban. Supersemar sendiri menjadi penanda berakhirnya
pemerintahan Demokrasi Terpimpin.
Surat Perintah Sebelas Maret hingga kini masih menjadi kontroversi, ini merupakan
salah satu salinan Supersemar yang tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia
(ANRI)
Sebagai tindak lanjut dari instruksi Presiden tersebut, Letjen Soeharto
mengambil berbagai kebijakan untuk memulihkan kembali kondisi negara, salah
satunya ialah pembubaran organisasi PKI dan ormas-ormasnya. Selain itu, beliau juga
membentuk Kabinet Ampera, suatu susunan kabinet yang berisikan anggota TNI dan
ekonom lulusan luar negeri, tujuannya ialah untuk menciptakan perbaikan ekonomi
dan stabilitas politik. Puncaknya, pada Sidang Istimewa MPRS tanggal 7-12 Maret
1967 di Jakarta, MPR secara resmi mengangkat Soeharto sebagai presiden Republik
Indonesia ke-2.
Era pemerintahan Orde Baru adalah yang terpanjang sejak Indonesia merdeka.
Masa pemerintahan yang cukup panjang tersebut turut memberikan kontribusi besar
terhadap pemantapan lembaga keimigrasian, walaupun dalam pelaksanaannya
mengalami beberapa kali penggantian induk organisasi. Stabilitas politik dan
pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi selama era Orde Baru mendorong lembaga
keimigrasian di Indonesia untuk semakin berkembang dan profesional dalam
melayani masyarakat. Pada era ini terjadi beberapa kali perubahan organisasi kabinet
dan pembagian tugas departemen, yang pada gilirannya membawa perubahan
terhadap organisasi jajaran imigrasi.
Beban kerja yang semakin meningkat dan kebutuhan akan akurasi data,
mendorong Direktorat Jenderal Imigrasi untuk segera menerapkan sistem
komputerisasi di bidang imigrasi. Pada awal tahun 1978 untuk pertama kalinya
dibangunlah sistem komputerisasi di Direktorat Jenderal Imigrasi, sedangkan
penggunaan komputer pada sistem informasi keimigrasian dimulai pada tanggal 1
Januari 1979.
Di masa Orde Baru ini yang tidak bisa dilupakan adalah lahirnya Undang-
Undang Keimigrasian baru yaitu Undang Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3474), yang disahkan oleh
DPR pada tangal 4 Maret 1992. Undang Undang Keimigrasian ini selain merupakan
hasil peninjauan kembali terhadap berbagai peraturan perundang-undangan
sebelumnya yang sebagian merupakan peninggalan dari Pemerintah Hindia Belanda,
juga menyatukan/mengkompilasi substansi peraturan perundang-undangan
keimigrasian yang tersebar dalam berbagai produk peraturan perundangan
keimigrasian sebelumnya hingga berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menyusun makalah ini, perkembangan demokrasi di
indonesia dimulai dari Demokrasi Liberal pada masa Orde Lama (1950
- 1959). Kemudian beralih ke Demokrasi Terpimpin yang juga pada
masa Orde Lama (1959 – 1966). Setelah demokrasi termpimpin beralih
lagi Demokrasi Pancasila pada Orde Baru (1966 – 1998).
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://taufiqabd.blogspot.co.id/2017/05/makalah-demokrasi-di-
indonesia.html
https://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-
tentang- demokrasi-indonesia/
http://robihartopurba.blogspot.co.id/2015/03/makalah-tentang-
demokrasi-di- indonesia.html
http://penulisbima.blogspot.co.id/2016/01/makalah-demokrasi-
indonesia.html