Anda di halaman 1dari 30

PROJECT REPORT

MODUL PELAYANAN PRIMER 1

PUSKESMAS UMBULHARJO II

Disusun Oleh :

Hanna Safira

20214020004

Dosen Pembimbing :

drg. M. Zuvan Wisdawanto

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PROJECT REPORT

MODUL PELAYANAN PRIMER 1

Yogyakarta, 01 Oktober 2022

Mahasiswa

Hanna Safira

Pembimbing PJ Modul PHC 1

drg. M. Zuvan Wisdawanto drg. Sri Utami


BAB I

KAJIAN DATA SEKUNDER

Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta merupakan salah satu dari dua puskesmas

yang terdapat di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.Terletak di jalan Hibrida No. 194

Miliran, Kelurahan Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo. Puskesmas Umbulharjo II memiliki

visi menjadi  pendukung dan penggerak terwujudnya masyarakat sehat dan mandiri dengan

salah satu misinya yaitu mengembangkan kerja sama di bidang kesehatan dengan seluruh

elemen masyarakat.

Wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta meliputi tiga kelurahan

yaitu Kelurahan Semaki, Kelurahan Muja Muju dan Kelurahan Tahunan. Terdapat beberapa

macam pelayanan kesehatan yang tersedia di Puskesmas ini, salah satunya yaitu pelayanan

kesehatan gigi dan mulut. Diperoleh hasil data sekunder pada 3 bulan terakhir pada tahun

2022, terdapat 10 besar masalah kesehatan gigi dan mulut yang terdata oleh puskesmas

Umbulharjo II, diantaranya :

No. Masalah / Penyakit Jumlah


1. Necrosis of pulp 164

2. Retained dental root 50

3. Disturbance in tooth eruption 49

4. Pulpitis 45

5. Caries of dentine 43

6. Other periodontal diseases 41

7. Impacted teeth 33

8. Periapical abscess without sinus 31

9. Chronic gingivitis 22
10. Acute apical periodontitis of 18
pulpa

Tabel 1.1 Data 10 besar masalah gigi dan mulut di Puskesmas Umbulharjo II

pada bulan Juni – Agustus 2022

Berdasarkan data yang sudah di dapatkan dan mempertimbangkan banyaknya kasus

dalam 10 besar penyakit gigi dan mulut serta berdasarkan hasil observasi selama di poli gigi

puskesmas Umbulharjo II, maka kasus yang di pilih adalah “Penyakit Jaringan Periodontal”.

Kasus tersebut kemudian akan dijadikan bahan untuk menentukan daftar penyebab masalah,

menentukan prioritas masalah, menentukan prioritas jalan keluar. Prioritas masalah akan

ditentukan dengan metode hanlon. Penentuan prioritas jalan keluar akan ditentukan dengan

diagram fishbone (tulang ikan). Hasil akhir diharapkan akan terlaksananya program yang

dapat memberikan manfaat kepada masyarakat.

BAB II
TEKNIK SAMPLING DAN PENENTUAN SAMPLING

Populasi adalah subyek yang di tentukan pada wilayah dan waktu dengan memiliki

kualitas tertentu yang nantinya akan di amati atau di teliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut di sebut sampel. Jika kita memiliki keterbatasan dana, tenaga serta waktu maka kita

dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi yang sifatnya representatif.

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan, diperlukan teknik pengambilan

sampling ada 2 macam teknik pengambilan sampling yaitu probability sampling dan non

probability sampling.

Teknik probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang akan memberikan

peluang yang sama bagi setiap anggota dari populasi yang di pilih menjadi anggota sampe

teknik probability sampling meliputi :

- Simple random sampling

- Stratified random sampling

- Sistematic sampling

- Cluster sampling

Teknik yang ke dua yaitu, nonprobability sampling teknik pengambilan sampel ini tidak

memberikan peluang yang sama bagi anggota populasi untuk di pilih menjadi anggota

sampel. Teknik sampe ini meliputi

- Sampling incidental

- Sampling kuota

- Sampling bola salju (snowball sampling)


- Sampling bertujuan

Teknik yang akan digunakan disini adalah teknik simple random sampling adalah teknik

pengambulan sampel secara acak atau random, maka setiap kasus atau elemen yang ada di

populasi memiliki kemungkinan besar untuk terpilih sebagai sampel penelitian.

Kelebihannya adalah:

1. Teknik yang paling sederhana sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan

2. Sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi

3. Dapat dilaksanakan dengan cepat karena keterbatasan waktu penelitian.

Adapun populasinya adalah anak-anak kelas V SD Negeri Golo yang mengikuti.

Hasil analisa observasi di puskesmas maka identifikasi faktor risiko selanjutnya

menggunakan diagram fishbone.


BAB III
ANALISIS SITUASI DAN IDENTIFIKASI

FAKTOR RISIKO

A. Kondisi Geografis

Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta merupakan salah satu dari dua puskesmas

yang terdapat di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.Terletak di jalan Hibrida No. 194

Miliran, Kelurahan Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo.Wilayah kerja Puskesmas

Umbulharjo II Kota Yogyakarta meliputi tiga kelurahan yaitu Kelurahan Semaki, Kelurahan

Muja Muju dan Kelurahan Tahunan.

Jarak  Wilayah :

 Jarak Puskesmas UH 2 dengan Kantor Kecamatan sekitar 1 Km.

 Jarak Puskesmas UH 2 dengan Kantor Kelurahan Tahunan sekitar 1,2 Km.

 Jarak Puskesmas UH 2 dengan Kantor Kelurahan Muja Muju sekitar 600 M.

 Jarak Puskesmas UH 2 dengan Kantor Kelurahan Semaki sekitar 800 M

Batas Wilayah :

 Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mergangsan dan Pakualaman.

 Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Umbulharjo I dan Kecamatan

Banguntapan Bantul.

 Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Banguntapan Bantul dan Kota Gede.

 Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Gondokusuman.

B. Kondisi Demografis
Kelurahan Penduduk

L P L+P

Semaki 2.510 2.663 5.173

Muja-muju 5.427 5.600 11.027

Tahunan 4.530 4.689 9.219

Warungbroto 4.506 4.815 9.321

Pandeyan 6.040 6.260 12.300

Sorosutan 7.696 8.073 15.769

Giwangan 3.950 4.070 8.020

Jumlah 34.659 36.170 70.829

Tabel 2.2 Data jumlah penduduk kecamatan Umbulharjo

Puskesmas Umbulharjo II wilayah kerjanya mencangkup tiga kelurahan yaitu semaki, muja-

muju dan tahunan. Menurut data yang di tampilkan dinas kependudukan Yogyakarta data

terakhir yaitu pada tahun 2021, jumlah penduduk di kelurahan semaki berjumlah 5.173 orang,

jumlah penduduk muja-muju berjumlah 11.027, dan jumlah kelurahan tahunan berjumlah

9.219.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah


1. Tidak sekolah 12.564

2. Belum tamat SD 7.025

3. Tamat SD 6.953

4. SMP 7.831

5. SMA 18.731

6. Diploma I/II 521


7. Diploma III 3.402

8. Diploma IV / Strata I 12.145

9. Strata II 1.646

10. Strata III 194

Jumlah 71.012

Data jumlah kependudukan kecamatan umbulharjo menurut jenjang pendidikan

Dari data di atas dapat dilihat tingkat pendidikan masyarakat di kecamatan Umbulharjo

terbanyak adalah dengan status tidak sekolah dengan jumlah 12. 564 orang, kemudian di ikuti

dengan diploma IV/ strata 1 dengan jumlah 12.145 orang.

Kelurahan Pekerjaan
Mengurus PNS TNI Swasta Wiraswasta
Rumah
Tangga
Semaki 686 164 6 1.095 713
Muja-muju 1.409 363 10 2.412 1.299
Tahunan 1.190 353 11 1.934 1.151
Warungbroto 1.226 312 14 1.885 1.270
Pandeyan 1.507 355 11 2.451 1.871
Sorosutan 2.008 493 15 3.000 2.292
Giwangan 1.008 266 21 1.403 1.067
Jumlah 9.034 2.306 88 14.180 9.663

Data pekerjaan penduduk di kecamatan Umbulharjo

Dari data yang ditampilkan di atas di dapatkan pekerjaan dengan jumlah tertinggi yaitu

14.180 orang yang bekerja sebagai karyawan swasta diikuti oleh pekerjaan wiraswasta

dengan jumlah 9.663. Paling sedikit yang bekerja sebagai anggota TNI yaitu berjumlah 88.
C. Identifikasi Faktor Risiko

Berdasarkan data yang telah di dapatkan jumlah kunjungan di poli gigi selama 3 bulan

terakhir pada tahun 2022 di Puskesmas Umbulharjo II adalah sebanyak 1.196. Berdasarkan

hasil pertimbangan data dan hasil observasi kasus 10 besar tersering yang di temukan pada 3

bulan terakhir adalah salah satunya chronic gingivitis . Saat ini terdapat beberapa perubahan

pada setiap tindakan di puskesmas Umbulharjo II dikarenakan dampak dari adanya pandemi

covid 19 salah satu contohnya adalah poli gigi puskesmas Umbulharjo II masih belum

melakukan tindakan aerosol selain dikarenakan pandemi, juga pada poli gigi di Puskesmas

Umbulharjo hanya memiliki alat aerosol suction yang terbatas.

Faktor risiko lain yang didapatkan berdasarkan observasi adalah kurangnya pengetahuan

dan edukasi kepada pasien dikarenakan waktu perawatan selama di poli gigi yang terbatas,

selain itu kurangnya pengetahuan pasien terhadap waktu dan cara menyikat gigi yang kurang

tepat, menurut keterangan beberapa pasien yang berkonsultasi di puskesmas mereka

mengatakan tidak mengetahui cara menyikat gigi yang benar, sehingga kebanyakan mereka

cenderung menyikat gigi sembarang dan mengatakan menyikat gigi hanya di waktu mandi

saja. Faktor risiko lainnya adalah ketidaktahuan pasien terhadap bagian-bagian gigi dan

rongga mulut, kurangnya pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan akibat yang akan di

timbulkan dari kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut, tingginya konsumsi makan dan

minuman manis, tidak rutin ke dokter gigi, masih banyak pasien yang memiliki paradigma

sakit, sehingga pasien akan datang ke dokter gigi jika memiliki keluhan sakit pada gigi

maupun rongga mulutnya.


Gingivitis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada gingiva biasanya

menunjukan tanda dan gejala klinis seperti adanya pembengkakan, kemerahan dan

pembesaran gingiva. Gingivitis adalah salah satu penyakit pada jaringan periodontal yang

sering terjadi pada siapapun baik dewasa maupun anak-anak. Hubungan kebersihan gigi dan

mulut dan kejadian gingivitis di tunjukan dari hasil pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut

pada anak penelitian yang dilakukan oleh Hadnyanawati yang melakukan penelitian pada

anak sekolah dasar usia 10-12 tahun di Kabupaten Jember menunjukan adanya hubungan

antara kebersihan gigi dan mulut pada anak dengan kejadian gingivitis. Berdasarkan status

gingivitis, anak dengan skor OHI-S baik memiliki kemungkinan 7,5% mengalami gingivitis

sedangkan anak dengan skor OHI-S sedang memimiliki 94,7% mengalami gingivitis dan

anak dengan skor OHI-S kategori buruk memiliki kemungkinan 100% mengalami kejadian

gingivitis. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa kejadian gingivitis sering terjadi pada

anak dengan status OHI-S buruk.

Faktor – faktor yang mempengaruhi masalah tersebut adalah tingkat pendidikan dan

status ekonomi masyarakat yang berpengaruh pada pengetahuan, sikap dan perilaku pola

hidup sehat masyarakat khususnya mengenai kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan

mulut merupakan bagian integral dari kesehatan umum sehingga perlu ditingkatkan suapaya

tercapai kesehatan pada umumnya (Notoatmodjo, 2010). Menurut teori blum status kesehatan

gigi dan mulut seseorang dapat di pengaruhi oleh empat faktor diantaranya keturunan,

lingkungan (fisik, maupun sosial budaya), perilaku dan pelayanan kesehatan. Dari keempat

faktor tersebut terdapat faktor yang sangat berpengaruh yaitu faktor lingkungan, baik fisik

maupun sosial budaya yang berhubungan dengan pendidikan, pengetahuan yang dapat

memegang peranan penting terhadap kesehatan gigi dan mulut seseorang.


BAB IV

PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

A. Metode Hanlon

Untuk menentukan prioritas masalah digunakan teknik dengan metode Hanlon. Alasan
memilih metode ini adalah karena sederhana dan mudah dalam perhitungannya serta
menggunakan pembobotan dalam menentukan kriteria. Metode hanlon menggunakan empat
kelompok kriteria dan dari masing-masing kelompok kriteria diperoleh nilai-nilai dengan cara
melakukan skoring dengan skala tertentu. Kemudian kelompok kriteria di masukan ke dalam
rumus untuk mendapatkan hasil akhir. Nilai hasil akhir dari kelompok kriteria mempunyai
efek terhadap proses pengambilan keputusan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung metode Hanlon sebagai berikut :

 Nilai Prioritas Dasar (Basic Priority Rating)


NPD = Faktor (A+B)xC
 Nilai Prioritas Total (Overall Priority Rating)
NPT = Faktor (A+B)xCxD

Empat faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut :


1. Faktor A : Besarnya masalah (magnitude)
2. Faktor B : Tingkat kegawatan masalah (Emergency/seriousness)
3. Faktor C : Kemudahan penanggulangan masalah (Causability)
4. Faktor D : Faktor yang menentukan dapat tidaknya suatu program dilaksanakan
(PEARL)

Langkah-langkah menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan besarnya masalah (magnitude)


Ditentukan berdasarkan persentase masyarakat yang terkena dampak akibat
gingivitis, masing-masing masalah diberi nilai antara 1-10
Cara menentukan nilai :

Nilai A (Besarnya masalah) B (Keseriusan) C (Efektifitas)

9-10 >80% Sangat serius 81 – 100% efektif

7-8 65-80% Relatif Serius 61 – 80% efektif

5-6 49-64% Serius 21 – 40% efektif

1-2 17-32% Relatif tidak serius 5-20% efektif

0 <17% Tidak serius >5% efektif

2. Menentukan tingkat keparahan masalah (emergency/seriousness/ urgency)

3. Menentukan tingkat kemudahan penanggulangan masalah (causability)

Menentukan seberapa besar masalah tersebut dapat ditanggulangi dengan

menggunakan sumber daya yang ada.

Untuk menentukan dapat tidaknya program dilaksanakan harus di uji dengan faktor

PEARL. Tujuannya agar program yang direncanakan dapat terealisasikan dengan baik. Skala

pembobotan masing-masing faktor 0-1

PEARL faktor meliputi :

P (Prosperity) : Apakah program dapat mengatasi

E (Ekonomis) : Apakah secara ekonomi terjangkau

A (Acceptibility) : Apakah masyarakat menerima program

tersebut
R (Resources) : Apakah sumber daya manusia dan potensial

tersedia untuk program

L (Legalisme) : Apakah program dapat diimplementasikan

sesuai hukum yang berlaku.

B. Implementasi Metode Hanlon

Menentukan faktor risiko :

Problem Nilai

P E A R L PEARL

Perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut I I I I I I

yang kurang tepat

Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap I I I I I I

penyakit jaringan periodontal

Kurangnya motivasi masyrakat untuk datang ke I I I I I I

dokter gigi

Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap I I I I I I

dampak konsumsi makanan dan minuman manis

Keterangan :

0 = “TIDAK” atau tidak signifikan

I = “YA” atau signifikan


Daftar prioritas masalah :

Problem
A B C D Prioritas

Perilaku menjaga kebersihan gigi dan 10 9 9 17 I


mulut yang kurang tepat yang dapat 1
menyebabkan peradangan gusi
Kurangnya pengetahuan masyarakat 10 8 8 14 II
terhadap dampak yang di timbulkan dari 4
oral hygiene yang buruk terhadap
gingivitis
Kurangnya motivasi masyrakat untuk 9 8 8 13 III
datang ke dokter gigi 6

Berdasarkan penentuan prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon maka

didapatkan satu prioritas masalah yaitu perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut yang

kurang tepat.
BAB V

ANALISIS SEBAB MASALAH DAN PRIORITAS JALAN KELUAR

Diagram sebab-akibat atau yang disebut fishbone diagram adalah sebuah teknik yang
berguna untuk mengidentifikasi akar penyebab potensi dari suatu masalah. Diagram ini
menekankan pada masalah atau gejala yang merupakan akar dari penyebab masalah, dengan
menemukan akar masalahnya ini harapannya dapat mengidentifikasi alternatif-alternatif
tindakan jalan keluar dari masalah.
A. Analisis sebab masalah

Analisis sebab masalah menggunakan diagram fishbone


B. Alternative jalan keluar dan prioritas jalan keluar
Alternative jalan keluar dalam penyusunan berfungsi untuk mengatasi prioritas masalah
Tahapan untuk mengatasi prioritas masalah adalah :
1. Menentukan berbagai masalah dan menganalisis penyebab masalah dengan metode
diagram fishbone
2. Memeriksa kebenaran penyebab masalah
3. Mengubah penyebab masalah ke dalam bentuk kegiatan atau program sebagai jalan
keluar masalah
4. Memilih prioritas jalan keluar Setelah mengetahui alternative jalan keluar maka
dicari prioritas jalan keluar.
Rumus untuk menilai efektifitas jalan keluar sebagai berikut :

(𝑀.𝐼. 𝑉)
C

Kriterita prioritas jalan keluar :

1. Efektivitas jalan keluar


a. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (magnitude)
b. Pentingnya jalan keluar (importancy)
c. Sensitivitas jalan keluar (vulnerability)
Tabel prioritas jalan keluar

No. Daftar Masalah Penyebab Masalah Alternatif


1. Perilaku masalah - Kurangnya pengetahuan - Mengadakan penyuluhan
kebersihan gigi dan masyarakat menjaga kesehatan gigi dan mulut
mulut yang kurang kebersihan gigi dan mulut untuk menjaga kesehatan
tepat yang yang tepat gusi
menyebabkan - Kurangnya media informasi - Pembuatan media edukasi
peradangan pada terkait kesgilut pada tentang gingivitis
gusi masyarakat - Pelatihan kader kesehatan
- Kurangnya tenaga penyuluh gigi dan mulut
No. Alternatif jalan keluar Efektifitas Efisiensi Jumlah Prioritas

M I V C

1. Mengadakan penyuluhan

tentang kesehatan gigi dan 4 4 3 4 12 I

mulut dan pencegahan

radang gusi (gingivitis)

2 Pelatihan kader

kesehatan gigi dan mulut 2 2 3 5 2,4 II

3. Pembuatan media video

edukasi tentang kesehatan 3 3 2 4 4,5 III

gigi dan mulut dan

pencegahan

Berdasarkan perhitungan efisensi dan efektivitas jalan keluar didapatkan kesimpulan dari
prioritas alternatif jalan keluarnya adalah memberi penyuluhan pada masyarakat mengenai
kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media edukasi
BAB VI
PERENCANAAN PROGRAM
1. Rumusan Misi

Penyakit gingivitis merupakan salah satu penyakit 10 terbesar di poli gigi

puskesmas Umbulharjo II dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Penyakit gingivitis

dapat menyerang siapa saja tidak hanya orang dewasa saja namun juga bisa terjadi

pada anak-anak. Berdasarkan analisa situasi dan identifikasi faktor risiko didapatkan

faktor penyebab permasalahannya yaitu :

1. Kurang perduli terhadap perilaku kebersihan gigi dan mulut

2. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut

3. Masih memiliki persepsi ke dokter gigi hanya ketika sakit saja

4. Kebiasaan menyikat gigi yang kurang tepat

5. Tingginya konsumsi makanan dan minuman manis.

2. Rumusan Masalah

Program ini disusun berdasarkan hasil data sekunder yang di dapatkan dari

Puskesmas Umbulharjo II dan gingivtis masuk ke dalam 10 besar penyakit gigi di poli

gigi Puskesmas Umbulharjo II dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Setelah

melakukan analisis menggunakan metode hanlon untuk menentukan prioritas

masalah. Penulis selanjutnya melakukan analisis factor penyebab dari prioritas

masalah dengan diagram fishbone. Alternative jalan keluar yang efektif dilakukan

berupa penyuluhan terkait kesehatan gigi dan mulut terutama gingivitis serta cara

menjaga kesgilut dengan konsep yang menarik.


3. Rumusan Tujuan

a. Tujuan umum

Mengurangi prevalensi angka kejadian gingivitis pada anak-anak wilayah

puskesmas Umbulharjo II.

b. Tujuan khusus

Masalah yang akan di atasi adalah meningkatkan perilaku anak-anak pada

khususnya dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut pada anak-anak sehingga gusi

tetap sehat dan terhindar dari penyakit radang gusi (gingivitis).

4. Rumusan Kegiatan

a. Kegiatan pokok

Kegiatan yang dilakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut yang

meliputi cara menjaga kesehatan gigi dan mulut, penyakit gingivitis dan cara

menyakita gigi yang baik dan benar. Penyuluhan akan dilakukan pada tangga 30

September 2022 di SDN Negeri Golo di Kecamatan Umbulharjo Kota yogyakarta.

b. Kegiatan tambahan

Menyiapkan materi penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut, menyiapkan

media berupa poster tentang bagian-bagian mulut,penyakit gingivitis, power point

serta model gigi.

5. Asumsi Perenceaan

a. Positif

- Tersedia media penyuluhan di poli gigi

- Penyuluhan dilakukan dengan praktis, singkat dan mudah dipahami

masyarakat

- Kerjasama baik antara mahasiswa, pihak puskesmas dan pihak sekolah serta

anak-anak SD negeri golo.


b. Negative

- Kurangnya antusiasme anak-anak dalam mendengarkan penyuluhan

- Penyuluhan dilakukan dalam 1 waktu dengan jumlah siswa yang banyak

penyampaian menjadi tidak efektif

- Perbedaan tingkat pemahaman masyarakat dan motivasi dalam menerima

informasi yang baru.

6. Strategi pendekatan

a. Pendekatan institusi

Kerjasama dengan Puskesmas Umbulharjo II untuk pelaksanaan program

b. Pendekatan komunitas

Menyampaikan informasi kepada pihak puskesmas mengenai penyuluhan yang

akan dilakukan dan melakukan kerjasama dengan tokoh masyarakat serta pihak

sekolah SD Negeri Golo.

7. Kelompok sasaran

a. Sasaran langsung : Siswa-siswi kelas V SD Negeri Golo

b. Sasaran tidak langsung : keluarga dari anak anak kelas V SD Negeri Golo

8. Unsur waktu dan biaya

a. Waktu pelaksanaan :

1) Hari , tanggal : Juma’t 30 September 2022

2) Waktu : 10.00 – Selesai

3) Lokasi : Ruang kelas V SD Negeri Golo.

b. Biaya :

1. Model gigi dari poli gigi : Rp. 0

2. Power point : Rp. 0

3. Poster 4 lembar : Rp. 9.200


4. Pencetakan Soal pretest dan postest : Rp. 2.000

9. Organisasi dan Tenaga pelaksanaan

a. Tenaga kesehatan : Hanna Safira

b. Penanggung jawab : Hanna Safira

- Melaksanakan koordinasi dengan pihak Puskesmas Umbulharjo II dan pihak

sekolah SD Negeri Golo.

- Bertanggung jawab terhadap jalannya kegiatan program

- Melakukan Pretest dan Postest

- Memberikan Penyuluhan, simulasi menyikat gigi dan tanya jawab

- Membuat laporan dan dokumentasi selama kegiatan

c. Pemateri : Hanna Safira

- Mempersiapkan media-media penyuluhan yang digunakan

d. Dokumentasi : Hanna Safira

- Mendokumentasikan jalannya kegiatan program


10. Metode evaluasi dan kriteria keberhasilan program

a. Unsur input
- Banyaknya peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan
- Tenaga pelaksana mencukupi, dana tersedia dan mencukupi serta sesuai dengan
rencana
b. Unsur proses
- Ketepatan waktu pelaksanaan program
- Terselenggaranya penyuluhan pada masyarakat mengenai sebab dan akibat gigi
berlubang
- Antusiasme peserta dalam kegiatan dilihat dari keaktifan peserta dalam program
c. Unsur output
- Tingkat pemahaman masyarakat tentang gingivitis dalam kategori baik Kategori dinilai
dari total jumlah nilai dibagi jumlah peserta dibagi 100%
Kategori baik : 100 – 80 %
Kategori sedang : 70 – 50 %
Kategori rendah : 40 – 0 %
TAHAP VII

PELAKSANAAN PROGRAM

A. Sumber Materi

Materi penyuluhan yang diberikan oleh pelaksana berupa edukasi terkait penyebab

gingivitis, penyebab, tanda dan gejala gingivitis, pencegahan dan perawatan serta cara

menyikat gigi materi tersebut bersumber dari beberapa jurnal yang tercantum materi

tersebut.

B. Pesan

Materi penyuluhan berisi informasi mengenai penyebab gingivitis, tanda dan gejala

gingivitis, pencegahan dan perawatan serta cara menyikat gigi materi

C. Penggunaan Media

Media penyuluhan yang digunakan adalah model gigi, PPT, poster dan model sikat gigi.

D. Sasaran

Sasaran penyuluhan adalah siswa dan siswi kelas V SD Negeri Golo Umbulharjo.

E. Feedback Setelah selesai penyuluhan disediakan sesi tanya jawab kepada peserta
TAHAP VIII

EVALUASI PROGRAM

A. Hasil pretes dan postest

No. Nama responden Nilai


Pretest postest
1. Nabila 40 70
2. Jasmine 30 60
3. Yeni 50 80
4. Nisa 70 80
5. Fayla 30 60
6. Fairel 40 70
7. Rayan 40 70
8. Gilang 50 80
9. Robi 40 70
10. Fafa 30 70

Rata-rata 42 71

B. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perbandingan rata-rata pretest dan postest yang telah dilakukan

didapatkan hasil rata-rata pretest 42 dan postest 71. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa terjadi peningkatan pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan

terkait kesehatan gigi dan mulut dan penyakit gingivitis.

Dengan adanya peningkatan pengetahuan itu diharapkan dapat menurunkan kejadian

kasus gingivitis dalam jangka waktu yang panjang.


C. Saran

Berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan disarankan untuk melakukan evaluasi

secara rutin kepada anak-anak serta pengulangan pemberian edukasi.


DAFTAR PUSTAKA

1. Sosiawan A, Krissanti TD, Palupi R, Berniyanti T, Rasuna G, Wening S, et al. The


Relationship of Nutritional Status and Gingivitis in Elementary School Children.
Indian J Public Heal Res Dev. 2020;11(03):2471.

2. Chowdhury S, Chakraborty P pratim. Universal health coverage - There is more to it


than meets the eye. J Fam Med Prim Care [Internet]. 2017;6(2):169–70.

3. Pontoluli ZG, Khoman JA, Wowor VNS. Kebersihan Gigi Mulut dan Kejadian
Gingivitis pada Anak Sekolah Dasar. e-GiGi. 2021;9(1):21–8

4. Hadnyanawati H. Hubungan kebersihan gigi dan mulut dengan gingivitis pada siswa sekolah
dasar kelas V di Kabupaten Jember. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
2002;9(2):10-2

Anda mungkin juga menyukai