PUSKESMAS UMBULHARJO II
Disusun Oleh :
Hanna Safira
20214020004
Dosen Pembimbing :
PROJECT REPORT
Mahasiswa
Hanna Safira
Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta merupakan salah satu dari dua puskesmas
yang terdapat di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.Terletak di jalan Hibrida No. 194
visi menjadi pendukung dan penggerak terwujudnya masyarakat sehat dan mandiri dengan
salah satu misinya yaitu mengembangkan kerja sama di bidang kesehatan dengan seluruh
elemen masyarakat.
yaitu Kelurahan Semaki, Kelurahan Muja Muju dan Kelurahan Tahunan. Terdapat beberapa
macam pelayanan kesehatan yang tersedia di Puskesmas ini, salah satunya yaitu pelayanan
kesehatan gigi dan mulut. Diperoleh hasil data sekunder pada 3 bulan terakhir pada tahun
2022, terdapat 10 besar masalah kesehatan gigi dan mulut yang terdata oleh puskesmas
4. Pulpitis 45
5. Caries of dentine 43
7. Impacted teeth 33
9. Chronic gingivitis 22
10. Acute apical periodontitis of 18
pulpa
Tabel 1.1 Data 10 besar masalah gigi dan mulut di Puskesmas Umbulharjo II
dalam 10 besar penyakit gigi dan mulut serta berdasarkan hasil observasi selama di poli gigi
puskesmas Umbulharjo II, maka kasus yang di pilih adalah “Penyakit Jaringan Periodontal”.
Kasus tersebut kemudian akan dijadikan bahan untuk menentukan daftar penyebab masalah,
menentukan prioritas masalah, menentukan prioritas jalan keluar. Prioritas masalah akan
ditentukan dengan metode hanlon. Penentuan prioritas jalan keluar akan ditentukan dengan
diagram fishbone (tulang ikan). Hasil akhir diharapkan akan terlaksananya program yang
BAB II
TEKNIK SAMPLING DAN PENENTUAN SAMPLING
Populasi adalah subyek yang di tentukan pada wilayah dan waktu dengan memiliki
kualitas tertentu yang nantinya akan di amati atau di teliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut di sebut sampel. Jika kita memiliki keterbatasan dana, tenaga serta waktu maka kita
dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi yang sifatnya representatif.
sampling ada 2 macam teknik pengambilan sampling yaitu probability sampling dan non
probability sampling.
Teknik probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang akan memberikan
peluang yang sama bagi setiap anggota dari populasi yang di pilih menjadi anggota sampe
- Sistematic sampling
- Cluster sampling
Teknik yang ke dua yaitu, nonprobability sampling teknik pengambilan sampel ini tidak
memberikan peluang yang sama bagi anggota populasi untuk di pilih menjadi anggota
- Sampling incidental
- Sampling kuota
Teknik yang akan digunakan disini adalah teknik simple random sampling adalah teknik
pengambulan sampel secara acak atau random, maka setiap kasus atau elemen yang ada di
Kelebihannya adalah:
2. Sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi
FAKTOR RISIKO
A. Kondisi Geografis
Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta merupakan salah satu dari dua puskesmas
yang terdapat di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.Terletak di jalan Hibrida No. 194
Umbulharjo II Kota Yogyakarta meliputi tiga kelurahan yaitu Kelurahan Semaki, Kelurahan
Jarak Wilayah :
Batas Wilayah :
Banguntapan Bantul.
Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Banguntapan Bantul dan Kota Gede.
B. Kondisi Demografis
Kelurahan Penduduk
L P L+P
Puskesmas Umbulharjo II wilayah kerjanya mencangkup tiga kelurahan yaitu semaki, muja-
muju dan tahunan. Menurut data yang di tampilkan dinas kependudukan Yogyakarta data
terakhir yaitu pada tahun 2021, jumlah penduduk di kelurahan semaki berjumlah 5.173 orang,
jumlah penduduk muja-muju berjumlah 11.027, dan jumlah kelurahan tahunan berjumlah
9.219.
3. Tamat SD 6.953
4. SMP 7.831
5. SMA 18.731
9. Strata II 1.646
Jumlah 71.012
Dari data di atas dapat dilihat tingkat pendidikan masyarakat di kecamatan Umbulharjo
terbanyak adalah dengan status tidak sekolah dengan jumlah 12. 564 orang, kemudian di ikuti
Kelurahan Pekerjaan
Mengurus PNS TNI Swasta Wiraswasta
Rumah
Tangga
Semaki 686 164 6 1.095 713
Muja-muju 1.409 363 10 2.412 1.299
Tahunan 1.190 353 11 1.934 1.151
Warungbroto 1.226 312 14 1.885 1.270
Pandeyan 1.507 355 11 2.451 1.871
Sorosutan 2.008 493 15 3.000 2.292
Giwangan 1.008 266 21 1.403 1.067
Jumlah 9.034 2.306 88 14.180 9.663
Dari data yang ditampilkan di atas di dapatkan pekerjaan dengan jumlah tertinggi yaitu
14.180 orang yang bekerja sebagai karyawan swasta diikuti oleh pekerjaan wiraswasta
dengan jumlah 9.663. Paling sedikit yang bekerja sebagai anggota TNI yaitu berjumlah 88.
C. Identifikasi Faktor Risiko
Berdasarkan data yang telah di dapatkan jumlah kunjungan di poli gigi selama 3 bulan
terakhir pada tahun 2022 di Puskesmas Umbulharjo II adalah sebanyak 1.196. Berdasarkan
hasil pertimbangan data dan hasil observasi kasus 10 besar tersering yang di temukan pada 3
bulan terakhir adalah salah satunya chronic gingivitis . Saat ini terdapat beberapa perubahan
pada setiap tindakan di puskesmas Umbulharjo II dikarenakan dampak dari adanya pandemi
covid 19 salah satu contohnya adalah poli gigi puskesmas Umbulharjo II masih belum
melakukan tindakan aerosol selain dikarenakan pandemi, juga pada poli gigi di Puskesmas
Faktor risiko lain yang didapatkan berdasarkan observasi adalah kurangnya pengetahuan
dan edukasi kepada pasien dikarenakan waktu perawatan selama di poli gigi yang terbatas,
selain itu kurangnya pengetahuan pasien terhadap waktu dan cara menyikat gigi yang kurang
mengatakan tidak mengetahui cara menyikat gigi yang benar, sehingga kebanyakan mereka
cenderung menyikat gigi sembarang dan mengatakan menyikat gigi hanya di waktu mandi
saja. Faktor risiko lainnya adalah ketidaktahuan pasien terhadap bagian-bagian gigi dan
rongga mulut, kurangnya pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan akibat yang akan di
timbulkan dari kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut, tingginya konsumsi makan dan
minuman manis, tidak rutin ke dokter gigi, masih banyak pasien yang memiliki paradigma
sakit, sehingga pasien akan datang ke dokter gigi jika memiliki keluhan sakit pada gigi
menunjukan tanda dan gejala klinis seperti adanya pembengkakan, kemerahan dan
pembesaran gingiva. Gingivitis adalah salah satu penyakit pada jaringan periodontal yang
sering terjadi pada siapapun baik dewasa maupun anak-anak. Hubungan kebersihan gigi dan
mulut dan kejadian gingivitis di tunjukan dari hasil pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut
pada anak penelitian yang dilakukan oleh Hadnyanawati yang melakukan penelitian pada
anak sekolah dasar usia 10-12 tahun di Kabupaten Jember menunjukan adanya hubungan
antara kebersihan gigi dan mulut pada anak dengan kejadian gingivitis. Berdasarkan status
gingivitis, anak dengan skor OHI-S baik memiliki kemungkinan 7,5% mengalami gingivitis
sedangkan anak dengan skor OHI-S sedang memimiliki 94,7% mengalami gingivitis dan
anak dengan skor OHI-S kategori buruk memiliki kemungkinan 100% mengalami kejadian
gingivitis. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa kejadian gingivitis sering terjadi pada
Faktor – faktor yang mempengaruhi masalah tersebut adalah tingkat pendidikan dan
status ekonomi masyarakat yang berpengaruh pada pengetahuan, sikap dan perilaku pola
hidup sehat masyarakat khususnya mengenai kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan
mulut merupakan bagian integral dari kesehatan umum sehingga perlu ditingkatkan suapaya
tercapai kesehatan pada umumnya (Notoatmodjo, 2010). Menurut teori blum status kesehatan
gigi dan mulut seseorang dapat di pengaruhi oleh empat faktor diantaranya keturunan,
lingkungan (fisik, maupun sosial budaya), perilaku dan pelayanan kesehatan. Dari keempat
faktor tersebut terdapat faktor yang sangat berpengaruh yaitu faktor lingkungan, baik fisik
maupun sosial budaya yang berhubungan dengan pendidikan, pengetahuan yang dapat
A. Metode Hanlon
Untuk menentukan prioritas masalah digunakan teknik dengan metode Hanlon. Alasan
memilih metode ini adalah karena sederhana dan mudah dalam perhitungannya serta
menggunakan pembobotan dalam menentukan kriteria. Metode hanlon menggunakan empat
kelompok kriteria dan dari masing-masing kelompok kriteria diperoleh nilai-nilai dengan cara
melakukan skoring dengan skala tertentu. Kemudian kelompok kriteria di masukan ke dalam
rumus untuk mendapatkan hasil akhir. Nilai hasil akhir dari kelompok kriteria mempunyai
efek terhadap proses pengambilan keputusan.
Untuk menentukan dapat tidaknya program dilaksanakan harus di uji dengan faktor
PEARL. Tujuannya agar program yang direncanakan dapat terealisasikan dengan baik. Skala
tersebut
R (Resources) : Apakah sumber daya manusia dan potensial
Problem Nilai
P E A R L PEARL
dokter gigi
Keterangan :
Problem
A B C D Prioritas
didapatkan satu prioritas masalah yaitu perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut yang
kurang tepat.
BAB V
Diagram sebab-akibat atau yang disebut fishbone diagram adalah sebuah teknik yang
berguna untuk mengidentifikasi akar penyebab potensi dari suatu masalah. Diagram ini
menekankan pada masalah atau gejala yang merupakan akar dari penyebab masalah, dengan
menemukan akar masalahnya ini harapannya dapat mengidentifikasi alternatif-alternatif
tindakan jalan keluar dari masalah.
A. Analisis sebab masalah
(𝑀.𝐼. 𝑉)
C
M I V C
1. Mengadakan penyuluhan
2 Pelatihan kader
pencegahan
Berdasarkan perhitungan efisensi dan efektivitas jalan keluar didapatkan kesimpulan dari
prioritas alternatif jalan keluarnya adalah memberi penyuluhan pada masyarakat mengenai
kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media edukasi
BAB VI
PERENCANAAN PROGRAM
1. Rumusan Misi
dapat menyerang siapa saja tidak hanya orang dewasa saja namun juga bisa terjadi
pada anak-anak. Berdasarkan analisa situasi dan identifikasi faktor risiko didapatkan
2. Rumusan Masalah
Program ini disusun berdasarkan hasil data sekunder yang di dapatkan dari
Puskesmas Umbulharjo II dan gingivtis masuk ke dalam 10 besar penyakit gigi di poli
gigi Puskesmas Umbulharjo II dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Setelah
masalah dengan diagram fishbone. Alternative jalan keluar yang efektif dilakukan
berupa penyuluhan terkait kesehatan gigi dan mulut terutama gingivitis serta cara
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
khususnya dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut pada anak-anak sehingga gusi
4. Rumusan Kegiatan
a. Kegiatan pokok
Kegiatan yang dilakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut yang
meliputi cara menjaga kesehatan gigi dan mulut, penyakit gingivitis dan cara
menyakita gigi yang baik dan benar. Penyuluhan akan dilakukan pada tangga 30
b. Kegiatan tambahan
5. Asumsi Perenceaan
a. Positif
masyarakat
- Kerjasama baik antara mahasiswa, pihak puskesmas dan pihak sekolah serta
6. Strategi pendekatan
a. Pendekatan institusi
b. Pendekatan komunitas
akan dilakukan dan melakukan kerjasama dengan tokoh masyarakat serta pihak
7. Kelompok sasaran
b. Sasaran tidak langsung : keluarga dari anak anak kelas V SD Negeri Golo
a. Waktu pelaksanaan :
b. Biaya :
a. Unsur input
- Banyaknya peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan
- Tenaga pelaksana mencukupi, dana tersedia dan mencukupi serta sesuai dengan
rencana
b. Unsur proses
- Ketepatan waktu pelaksanaan program
- Terselenggaranya penyuluhan pada masyarakat mengenai sebab dan akibat gigi
berlubang
- Antusiasme peserta dalam kegiatan dilihat dari keaktifan peserta dalam program
c. Unsur output
- Tingkat pemahaman masyarakat tentang gingivitis dalam kategori baik Kategori dinilai
dari total jumlah nilai dibagi jumlah peserta dibagi 100%
Kategori baik : 100 – 80 %
Kategori sedang : 70 – 50 %
Kategori rendah : 40 – 0 %
TAHAP VII
PELAKSANAAN PROGRAM
A. Sumber Materi
Materi penyuluhan yang diberikan oleh pelaksana berupa edukasi terkait penyebab
gingivitis, penyebab, tanda dan gejala gingivitis, pencegahan dan perawatan serta cara
menyikat gigi materi tersebut bersumber dari beberapa jurnal yang tercantum materi
tersebut.
B. Pesan
Materi penyuluhan berisi informasi mengenai penyebab gingivitis, tanda dan gejala
C. Penggunaan Media
Media penyuluhan yang digunakan adalah model gigi, PPT, poster dan model sikat gigi.
D. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah siswa dan siswi kelas V SD Negeri Golo Umbulharjo.
E. Feedback Setelah selesai penyuluhan disediakan sesi tanya jawab kepada peserta
TAHAP VIII
EVALUASI PROGRAM
Rata-rata 42 71
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbandingan rata-rata pretest dan postest yang telah dilakukan
didapatkan hasil rata-rata pretest 42 dan postest 71. Sehingga dapat disimpulkan
3. Pontoluli ZG, Khoman JA, Wowor VNS. Kebersihan Gigi Mulut dan Kejadian
Gingivitis pada Anak Sekolah Dasar. e-GiGi. 2021;9(1):21–8
4. Hadnyanawati H. Hubungan kebersihan gigi dan mulut dengan gingivitis pada siswa sekolah
dasar kelas V di Kabupaten Jember. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
2002;9(2):10-2