Anda di halaman 1dari 11

PROSIDING:

SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN


Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 Terkait Rekam Medis

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HIV/AIDS


DI MAGELANG
Tuti Susilowati, Muchlis AU Sofro*, Ana Bina Sari**
Poltekkes Permata Indonesia (Yogyakarta), RSUP dr Karyadi Semarang*, Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih
Bandung**. Iyya_salaman@yahoo.co.id

ABSTRAK
Indonesia merupakan 5 pendukung terbesar kasus HIV/AIDS di dunia, 3 terbesar di Asia dan kasusnya terbanyak
di Asia tenggara. Prevalensi HIV/AIDS di Jawa Tengah meningkat (19,272 kasus), begitu pula di Magelang.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kejadian HIV/AIDS di wilayah
Magelang Rancangan penelitian adalah observasional analitik, pendekatan Case Control, Kasus adalah semua
penderita dengan semua kelompok umur yang telah didiagnosa HIV/AIDS oleh RS khususnya yang sudah
ARV. Kontrol adalah keluarga ODHA yang pernah screening HIV. Sampel penelitian 76 kasus dan 76 kontrol.
Teknik sampling random. Hasil penelitian : Faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian HIV/ AIDS:
Riwayat pernah menderita PMS (p: 0,01), riwayat dalam keluarga ada yang HIV/AIDS (p:0,033), tingkat
pendidikan rendah (p: 0,001), tingkat pengetahuan rendah (p:0,007), status penggunaan narkoba suntik(p:
0,001), Keberadaan tindik (p:0,010), riwayat heteroseks ( p: 0,001). Simpulan: Faktor resiko yang paling
mempengaruhi kejadian HIV/AIDS adalah pendidikan, status penggunaan narkoba suntik, riwayat heteroseks.
Kata Kunci: faktor resiko, HIV/AIDS.

PENDAHULUAN Jumlah ODHA di ex karesidenan Kedu (Magelang,


Purworejo, Kebumen, Temanggung dan Wonosobo)
AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome)
meningkat sekitar 86%, dengan faktor risiko beragam.
merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul
Jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang sudah
akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang
konsumsi Antiretroviral (ARV) baru mencapai sekitar
disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency
65.000 kasus ( 30%). (Direktorat Jenderal Pengendalian
Virus), ditemukan dalam tubuh terutama darah, cairan
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2015) sedang
sperma, cairan vagina, Air susu Ibu. HIV merupakan
ODHA yang mengkonsumsi ARV diwilayah Kedu
jenis virus yang menurunkan sistem kekebalan tubuh,
40-65%. (Profil dinkes 2015, Dinas kesehatan wilayah
sehingga orang yang terkena virus ini menjadi rentan
Kedu). Sasaran program pengendalian penyakit dan
terhadap beragam infeksi atau juga mudah terkena
penyehatan lingkungan indikator prevalensi HIV dari
tumor. (Li et al., 2014; Rollins et al., 2014; Mulenga et
tahun 2015 – 2019 targetnya kurang dari 0,5%
al., 2015; Rama et al., 2015; UNAIDS, 2016a, 2016b)
Menurut Global Fund (GF) penemuan kasus HIV/
Prevalensinya meningkat, data terbaru menunjukkan
AIDS di Indonesia masih rendah, ditemukan karena
bahwa Indonesia merupakan 5 pendukung terbesar
ketidaktahuan masyarakat tentang deteksi dini HIV
kasus HIV/AIDS di dunia, 3 terbesar di Asia dan
sehingga sering terdiagnosis AIDS dalam stadium
terbanyak di Asia tenggara.(Unaids, no date; Taylor
akhir, disamping itu ODHA yang sudah mengetahui
& al,. 2015; UNAIDS, 2016a).
memiliki status HIV positif masih belum bersedia
Kasus HIV/AIDS di dunia semakin meningkat, mengkonsumsi ARV dengan berbagai alasan antara
dari 15 juta di tahun 2014 menjadi 17 juta. (Global lain: faktor psikis, ketidaksiapan konsumsi ARV
AIDS Response Progress Reporting (GARPR, 2016; seumur hidup maupun masalah sosioekonomi
(UNAIDS, 2016b). Prevalensi HIV/AIDS DKI (Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Jakarta juga mengalami peningkatan, bulan Maret Penyehatan Lingkungan, 2015)(RAP PP&PL 2015-
2016 ada 198.219 kasus, di Jawa Tengah 13.547 kasus. 2019).
(Keria et al., 2015) (Profil Dep Kes Prop Jateng, 2016),

ISBN: 978-602-6363-47-3 85
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 Terkait Rekam Medis
diagnosa HIV/AIDS masih ada yang belum konsumsi
AIDS bekerja menurunkan imunitas, sampai saat ini
ARV tetapi aktif melakukan hubungan seks, sedang
HIV /AIDS belum dapat disembuhkan namun replikasi
bagi yang memutuskan ARV maka obat di konsumsi
dan infeksi lanjut bisa dicegah dengan obat ARV.
seumur hidup dengan tujuan untuk menekan replikasi
Faktor- faktor risiko yang diperkirakan meningkatkan
HIV. Terapi yang diperlukan untuk menekan replikasi
angka kejadian HIV/AIDS antara lain: Lingkungan
secara maksimal 90% sampai dengan 95% dari
Sosial ekonomi khususnya kemiskinan, latar belakang
semua dosis yang ditentukan. Kepatuhan minum
kebudayaan/etnis, Keadaan demografi. Kelompok
ARV diketahui meminimalkan infeksi oportunistik
masyarakat yang berpotensi punya risiko tinggi HIV
dan memperpanjang harapan hidup. (Simoni et al.,
adalah: Status penerima transfusi darah, bayi dari ibu
2003; McNall et al., 2004; Alakija Kazeem Salami et
yang dinyatakan menderita AIDS (proses kehamilan,
al., 2010; Monjok et al., 2010; Segeral et al., 2010;
kelahiran dan pemberian ASI), (Ngwende et al., 2013),
Martoni, Arifin and Raveinal, 2013; Nduaguba et al.,
pecandu narkotik (khususnya IDU, tindik dengan alat
2015) ARV dapat meningkatkan CD4 dalam darah dan
yang terpapar HIV/AIDS). Mereka yang mempunyai
menurunkan jumlah virus sehingga ODHA lebih sehat
banyak pasangan seks pramuria (baik di diskotik atau
dan produktif (Ickovics and Meisler, 1997; Mulenga
bar, WPS, waria, panti pijat, homo dan heteroseks),
et al., 2015; Plazy et al., 2015; Billong et al., 2016;
Pola hubungan seks, status awal berhubungan seks,
Grossman et al., 2016; Sosnik and Augustine, 2016;
orang yang terpenjara, keluarga dengan penderita
Biru et al., 2017).
HIV/AIDS positif (pasangan penderita misal suami/
istri) yang tidak menggunakan pelindung, pemakai Beberapa ODHA yang mengkonsumsi ARV tidak
alat suntik (pecinta tatto, tindik dengan alat terpapar teratur bahkan mengalami drop out karena faktor
HIV/AIDS ) sangat mungkin tertular HIV dan AIDS. efek samping obat, lupa dan multifaktor lain akan
(Badenhorst, van Staden and Coetsee, 2008) meningkatkan risiko penularan terhadap kejadian
HIV/AIDS jika perilaku ODHA tidak mendukung,
Menurut penelitian, risiko paling tinggi untuk
imunitas menurun, retensi buruk . (malow R, Pearson
terinfeksi HIV/AIDS yaitu perempuan pekerja seks.
CR, Amico R, 2008; Aragonés et al., 2011; Wakibi,
Hasil penelitian di Moscow menemukan 79 % dari
Ng’ang’a and Mbugua, 2011; Latif, Maria and Syafar,
perempuan pengidap HIV berasal dari kelompok
2014; Yang, 2014; Fox and Rosen, 2015; Saberi et al.,
pekerja seks. Hubungan heteroseks merupakan modus
2015; Biru et al., 2017).
utama infeksi HIV di dunia. Sekitar 30 perempuan di
10 negara dari berbagai kebudayaan, geografi dan Berdasar renstra diharapkan ada penurunan hiv < 0,5
pengaturan pemukiman melaporkan bahwa % dan penularan HIV dengan meminimalisir faktor
pengalaman seks pertama kali merupakan akibat risikonya. (Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dari pemaksaan sehingga kekerasan seks merupakan dan Penyehatan Lingkungan, 2015).
pandemi AIDS. Kekerasan seks secara umum
meningkatkan risiko penularan karena pelindung pada Pencegahan penularan HIV melalui hubungan
umumnya tidak digunakan, mengakibatkan trauma seksual dilakukan dengan empat kegiatan yang
fisik terhadap rongga vagina sehingga memudahkan terintegrasi meliputi: a.peningkatan peran pemangku
transmisi virus saat berhubungan seks. (A et al., 2004), kepentingan;b. .intervensi perubahan perilaku;
c. manajemen pasokan perbekalan kesehatan
Peningkatan HIV AIDS dengan beragam faktor risiko pencegahan;d. penatalaksanaan IMS.(depkes RI,
semakin banyak ditemukan. Kabupaten Magelang, 2013) . Hal ini sudah diterapkan di Magelang namun
merupakan wilayah yang rentan terhadap HIV/AIDS, hasil belum optimal.
karena kenyataannya dengan peningkatan kasus
narkoba, penggunaan alat suntik tidak steril seperti Berdasarkan uraian diatas maka perlu pengkajian
tattoo, tindik dan dari perilaku berisiko ikut berperan untuk mengetahui faktor risiko kejadian HIV/AIDS
meningkatkan jumlah penderita HIV/AIDS. Penderita di wilayah Kabupaten Magelang agar penularan bisa
HIV/AIDS di Magelang semakin meningkat, Jumlah diminimalisir. Tujuan penelitian:untuk menentukan
penderita AIDS yang tercatat 2016 ada 236 kasus dan besarnya pengaruh faktor risiko terhadap kejadian
meninggal 27 orang. Dari penderita yang sudah di HIV/AIDS di Magelang

86 ISBN: 978-602-6363-47-3
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 Terkait Rekam Medis
Teknik pengambilan sampel adalah simple random
Variabel dalam penelitian ini meliputi: Riwayat
sampling. Analisis data dengan menggunakan analisis
Penyakit dahulu (Penyakit menular seksual), Riwayat
regresi logistik.
penyakit keluarga ada yang HIV/AIDS, Jenis kelamin,
tingkat pendidikan rendah, Tingkat pengetahuan
rendah, Keadaan sosial ekonomi kurang (IMT
kurang), mempunyai status penggunaan narkoba / HASIL PENELITIAN
suntik, lama penggunaan narkoba /suntik, Status Tabel 1. Rangkuman hasil analisis bivariat variabel
awal berhubungan seks lebih dari satu pasangan, yang berpengaruh terhadap kejadian HIV dan AIDS
Status menikah, status pernah menerima transfusi di Magelang.
darah), Pola/kebiasaan seks lebih dari satu pasangan,
Kebudayaan yang lebih dari satu pasangan, Letak 95% CI
Variabel penelitian p value OR
demografi, kurang informasi tentang pencegahan Bawah Atas
HIV, pengaruh negatif event internasional di Candi 1. Riwayat penyakit
0,001 3,15 1,79 6,96
Borobudur, pernah berhubungan seks dengan turis dahulu (PMS +)
asing, keberadaan tatto, keberadaan tindik, Riwayat 2. Riwayat penyakit
Homoseksual dan Heteroseksual. Variabel terikatnya keluarga ada yang 0,014 2,95 1,21 5,62
HIV/AIDS
kejadian HIV/AIDS. Hipotesis dalam penelitian ini
3. Jenis kelamin 0,112 1,77 0,87 3,60
ada pengaruh antara faktor risiko (Riwayat Penyakit
4. Tingkat pendidikan
dahulu:PMS), Riwayat penyakit keluarga ada yang 0,001 3,57 1,90 7,34
rendah
HIV/AIDS, Jenis kelamin, tingkat pendidikan rendah, 5. Tingkat pengetahu-
Tingkat pengetahuan rendah, Keadaan sosial ekonomi 0,007 2,54 1,27 4,70
an rendah
kurang (IMT kurang), mempunyai status penggunaan 6. Keadaan sosek ren-
0,072 1,58 0,94 3,59
narkoba /suntik, lama menggunakan narkoba/suntik, dah
Status awal berhubungan seks lebih dari satu pasangan, 7. IMT kurang dari 20 0,062 1,85 0,97 3,54
Status menikah, status pernah menerima transfusi 8. Narkoba/IDU + 0,001 3,91 1,58 6,48
darah atau resipient), Pola/kebiasaan seks lebih dari 9. Lama menggunakan
0,002 2, 02 1,08 16,0
narkoba /IDU
satu pasangan, Kebudayaan yang lebih dari satu
10. Status awal berhu-
pasangan, letak demografi, pengaruh negatif event 0,027 7,76 0,93 62,93
bungan sek
internasional di candi Borobudur, pernah berhubungan 11. Status menikah 0,001 3,26 0,12 5, 14
seks dengan turis asing, keberadaan tatto, keberadaan 12. Status menerima
0,003 3,25 1,48 8,42
tindik, Riwayat Homoseksual, riwayat heteroseksual transfusi darah
terhadap kejadian HIV AIDS di Magelang. 13. Pola/kebiasaan seks 0,002 2,88 1,47 5,67
14. Latar belakang
0,019 2,93 1,14 5,01
kebudayaan/etnik
15. Letak demografi 0,064 0,53 0,26 1,04
METODE PENELITIAN
16. Pengaruh negatif
0,004
Desain Penelitian menggunakan observasional Event internasional 1,92 0,15 4,01
analitik, dengan pendekatan case control. Populasi di candi Borobudur
17. Pernah berhubung-
kasus adalah seluruh penderita HIV/AIDS yang
an seks dengan turis 0,062 0,21 0,12 42,06
mengambil obat di rawat jalan atau rawat Inap, asing
kooperatif dengan memeriksakan pada layanan 18. Keberadaan tatto 0,004 1,06 0,14 4,83
medis di Rumah sakit. Sampel kasus adalah semua 19. Keberadaan tindik 0,003 2,08 1,02 8,41
penderita dengan semua kelompok umur yang telah 20. Kurang informasi
0,002 5,92 1,03 9,93
didiagnosa HIV/AIDS oleh Rumah sakit, khususnya pencegahan HIV
yang mengambil obat secara rutin baik di rawat jalan 21. Riwayat Homoseks 0,061 2,20 0,12 8,04
ataupun rawat inap. Sampel kontrol adalah keluarga 22. Riwayat Heterosek 0,003 4,001 1,32 6,44
dari penderita HIV/AIDS yang memenuhi criteria
sampel. Jumlah sampel penelitian 76 responden.

ISBN: 978-602-6363-47-3 87
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 Terkait Rekam Medis
Tabel 3. Rangkuman hasil analisis multivariat model regresi
Variabel yang mempunyai nilai p value < 0,05 pada logistic variabel yang berpengaruh terhadap kejadian HIV
analisis biivariat bermakna akan diikutsertakan dan AIDS
dalam analisis multivariat dengan p<0,25. Adapun
hasil rangkuman analisis bivariat yang dinyatakan P OR 95% CI
No Variabel Bebas B
berpengaruh terhadap kejadian HIV dan AIDS di Value (Exp B) Bawah Upper
Riwayat Penya-
Magelang dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini: 1 0,984 0,011 2,56 1,52 5,72
kit Dahulu
(PMS+)
2 Riwayat Penya-
Tabel 2. Rangkuman hasil analisis bivariat variabel yang kit Keluarga ada 0,952 0,033 2,95 1,70 6,23
dinyatakan bermakna terhadap kejadian HIV dan AIDS di yang HIV/AIDS
Magelang 3 Tingkat pendidi-
1,549 0,001 4,70 2,11 10,47
kan rendah
4 Tingkat pengeta-
95% CI 0,402 0,002 3, 32 1,02 7.12
huan rendah
Variabel penelitian p value OR
Bawah Atas 5 Pe ng g u na ka n
1,507 0,001 4,51 1,94 10,50
Narkoba/IDU +
1. Riwayat penyakit 6 Keberadaan
0,001 3,15 1,79 6,96 1,144 0,010 3, 42 1, 22 5, 88
dahulu (PMS +) tindik
2. Riwayat penyakit 7 Riwayat Hetero-
0,992 0,006 3,15 1,50 6,66
keluarga ada yang 0,014 2,95 1,21 5,62 seks
HIV/AIDS Constant 8,180 0,001 - - -
3. Tingkat pendidi-
0,001 3,57 1,90 7,34 Dari hasil analisis multivariate diatas maka variabel
kan rendah
4. Tingkat pengeta- PMS, Riwayat penyakit keluarga ada yang HIV/AIDS,
0,007 2,54 1,27 4,70
huan rendah Tingkat pendidikan rendah, tingkat pengetahuan
5. Narkoba/IDU + 0,001 3,91 1,58 6,48 rendah, tingkat pengetahuan rendah, ada riwayat
6. Lama mengguna- pernah menggunaan narkoba suntik dengan jarum
0,002 2, 02 1,08 16,0
kan narkoba/IDU
tidak steril atau bergantian, riwayat tindik dengan
7. Status menerima
0,003 3,25 1,48 8,42 jarum tidak steril, riwayat heteroseksual tanpa
transfusi darah
8. P o la / ke bia s a a n pengaman merupakan faktor risiko paling dominan
0,002 2,88 1,47 5,67
seks terbukti berpengaruh terhadap kejadian HIV/ AIDS
9. Latar belakang ke-
0,019 2,39 1,14 5,01
dengan probabilitas sebesar 86 %.
budayaan/etnik
10. Keberadaan tindik 0,003 2,08 1,02 8,41
11. Kurang informasi
0,002 5,92 1,03 9,93 PEMBAHASAN
pencegahan HIV
12. Riwayat Hetero- Data medis yang masuk dalam perawatan HIV dan
0,003 4,001 1,32 6,44
seksual
AIDS semakin meningkat. Semua golongan usia
rentan terkena HIV/AIDS.. Penelitian ini dilakukan
dari bulan Maret sampai dengan Juni dan 2017,
Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian dibantu oleh seorang Dokter Umum, seorang perawat,
HIV dan AIDS. petugas VCT dan LSM. Responden dalam penelitian
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa dari ini kasus dan kontrolnya sudah dinyatakan pernah
12 variabel yang dinyatakan berpengaruh terhadap melakukan tes screening HIV/AIDS.
kejadian HIV dan AIDS dan dianalisis secara Penyakit menular Seksual (PMS) diduga dapat
bersama-sama terdapat 6 variabel yang terbukti paling meningkatkan kejadian HIV dan AIDS. Dengan
berpengaruh terhadap kejadian HIV dan AIDS.

88 ISBN: 978-602-6363-47-3
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 Terkait Rekam Medis
kasus HIV/AIDS pada Ibu Rumah tangga salah satu
adanya PMS dapat meyebabkan gangguan pertahanan
penyebabnya suami dinyatakan reaktif lebih dahulu
epitel normal. Luka pada alat kelamin atau karena
sehingga menularkan pada istri. (Health, 2006;
adanya penumpukan sel yang terinfeksi, (limfosit atau
Ngwende et al., 2013; Poorolajal et al., 2016). Hasil
makrofag) pada semen dan sekresi vaginal. Menurut
analisis multivariate Riwayat penyakit keluarga ada
penelitian epidemiologi dari Afrika sub sahara, Eropa
yang HIV/AIDS (OR=2,95, p value 0,03 dan 95% CI
dan Amerika Utara menunjukkan bahwa terdapat
1,70<OR<6,23) jadi dinyatakan berpengaruh terhadap
sekitar 4x lebih besar risiko terinfeksi AIDS akibat
kejadian HIV dan AIDS. Penelitian ini selaras
adanya luka pada alat kelamin yang sebagian besar
dengan penelitian Deniese J jamieeson, 1999 yang
karena cancroids/sifilis. Risiko ini akan semakin
menyatakan Riwayat penyakit Keluarga khususnya
meningkat karena adanya PMS lain seperti clamedia,
Ibu berHIV akan menularkan 2,7 kali lebih besar
GO, Sifilis, Servicitis, BV,kerusakan makrofag dll.
terhadap janinnya (NACP, 2010; Latif, Maria and
Trikomoniasis dapat menyebabkan penumpukan
Syafar, 2014; Goldberg and Short, 2016; Budambula
lokal limfosit dan makrofag. (Mahajan et al., 2008).
et al., 2018)
Tingginya penularan HIV terjadi melalui aktivitas
seksual yang berisiko, baik yang dilakukan dengan Tingkat pendidikan, Secara teori bahwa tingkat
pasangan heteroseksual atau homoseksual. Kondisi pengetahuan seseorang diipengaruhi oleh tingkat
ini bisa meningkatkan risiko infeksi menular seksual pendidikan. Tingkat pendidikan relevansinya akan
(IMS). Dalam penelitian ini berdasar hasil analisis mempengaruhi dalam memahami suatu informasi
multivariat OR: 2,56, 95% CI 1,52-5,72, p value yang ia dapatkan. Biasanya semakin tinggi tingkat
0,01 sehingga Penyakit menular seksual dinyatakan pendidikan seseorang akan lebih mudah menangkap
berisiko 2,56 kali lebih besar berpengaruh terhadap dan memahami informasi yang didapat. Hasil analisis
kejadian HIV/AIDS dengan p value 0,011 sehingga deskriptif dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
dinyatakan bermakna. semakin tinggi pendidikan maka semakin baik
pengetahuannya. Berdasar uji multivariat OR: 4,70,
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian GA
95% CI 2,11-10,47, p value 0,001 sehingga tingkat
Hutchinson, EM Jameson tahun 2008 dengan judul
pendidikan yang rendah dinyatakan berpengaruh
“Prevalence and Risk Factors for HIV Infection in
terhadap kejadian HIV dan AIDS.Hal ini sesuai dengan
Pregnant Women in North Trinidad, metode cross
penelitian BIibis luhur bahwa tingkat pendidikan
sectional dengan hasil riwayat penyakit menular
rendah dengan OR:7,63.
seksual (Odd Ratio 9.7, 95% Convidence Interval
(CI), 5.6-14.3). Riwayat penyakit menular seksual Tingkat pengetahuan rendah dalam penelitian ini
berkorelasi dengan usia dini pertama kali melakukan dengan hasil analisis multivariat menunjukkan ada
hubungan seksual (p = 0,0011) dan riwayat pelecehan pengaruh terhadap kejadian HIV/ AIDS dengan OR
seksual pada masa kanak-kanak (p = 0,0026). 3,32 dan 95% CI 1,02 – 7,12 dengan p value 0,002
sehingga secara statistik dinyatakan bermakna. Hal
Riwayat sakit HIV/AIDS dalam keluarga merupakan
ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
status dimana dalam keluarga tersebut sudah ada yang
prilaku seseorang sesuai dengan tingkat pemahaman
dinyatakan reaktif atau sakit HIV/AIDS. Penyebab
dan pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan tentang
penularan terbanyak karena hubungan heteroseksual
HIV/ AIDS bersifat spesifik, saat ini lebih banyak
dalam keluarga, hubungan transmisi non seksual
disebarkan melalui penyuluhan serta beberapa
seperti transplasental atau perilaku berisiko yang lain.
informasi dari berbagai media yang ada. Secara teori
Dengan adanya riwayat keluarga didiagnosa HIV/
tingkat pengetahuan berhubungan dengan tingkat
AIDS misal ibu berstatus reaktif, jika hamil tidak
pendidikan. Penelitian ini sesuai dengan Bibis
teratur konsumsi ARV, persalinan yang berisiko maka
Luhur bahwa pendidikan berpengaruh terhadap
akan lebih berpotensi untuk menularkan HIV/AIDS
pengetahuan yang rendah berpengaruh terhadap HIV/
pada janin. (Porowski, Burgdorf and Herrell, 2004;
AIDS sehingga dinyatakan bermakna dengan OR:
Ngwende et al., 2013; Rollins et al., 2014; PKMK,
5,2. Namun berpendidikan rendah dapat juga punya
2016). Data menunjukkan ditemukan peningkatan

ISBN: 978-602-6363-47-3 89
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 Terkait Rekam Medis

Analisis Faktor Yang Terbukti Tidak


pengetahuan tentang HIV/AIDS terutama bagi Lebih
banyak bagi anggota KDS, ODHA yang aktif dalam
Berpengaruh terhadap kejadian HIV/AIDS.
pertemuan rutin LSM/KDS. Jenis Kelamin, Perbedaan secara fisiologis yang
mencirikan seseorang disebut sebagai laki-laki atau
Analisis multivariatnya OR = 4,51, p value 0,001 perempuan. Dari segi anatomi fisiologi perempuan
dengan 95%CI 1,94<OR<10,50 sehingga dinyatakan bersifat “menampung” sehingga akan mempermudah
bermakna. Hasil ini selaras dengan penelitian dari infeksi yang tidak disadari. Karena alat reproduksi
Chen Cheng-Hui tahun 2006 dengan judul “ Risk perempuan sangat halus, sehingga mudah mengalami
factor of HIV/AIDS infection among incarcerated perlukaan yang dapat mempercepat masuknya kuman.
male Injection Drug User in Tainan ” Taiwan, tahun Dalam penelitian ini jenis kelamin dinyatakan tidak
2006 dengan metode case control, hasil ada hubungan berpengaruh terhadap kejadian HIV dan AIDS karena
antara pengguna narkoba suntik terhadap HIV/AIDS dimungkinkan masih adanya keterbatasan dalam
dengan OR 8,2 dengan sampel 241. Penelitian T. jumlah sampel. Penelitian ini sesuai dengan penelitian
Parwati, Clair ryan dkk menyatakanl bahwa semua Vincent Marconi yang menyatakan jens kelamin tidak
pengguna narkotik suntik (penasun) terinfeksi oleh berpengaruh dengan HIV/AIDS, jumlah pengidap
HIV subtipe CRF01_AE dinyatakan bermakna laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Laki-laki
dengan chi square OR 7,951 dengan tingkat kesalahan hampir mencapai 65 persen dari jumlah keseluruhan.
0,5 % . Namun penelitian ini bertolak belakang dari (Keria et al., 2015; PKMK, 2016)). Prevalensi HIV
valeriane Leroy et all, 1994, France yang menyatakan 5% atau lebih terjadi pada laki- laki yang berhubungan
IDU dalam multivariat tidak bermakna dengan RR seks dengan laki-laki, pekerja seks dan orang-orang
1,27, 95% CI 0,97<OR<1,67. transgender, kasus ini tidak hanya di negara yang
Riwayat tindik dengan menggunakan jarum tidak dikenal memiliki epidemi terkonsentrasi tetapi juga
steril merupakan faktor risiko terhadap kejadian HIV/ di negara-negara sebagian besar di timur dan selatan
AIDS. Berdasar hasil analisis multivariat p value Afrika. (Unaids, 2016; UNAIDS, 2016a). Data di
0,01 dg 95%CI 1,22<OR<5,88, OR 3,42 sehingga Indonesia Terbanyak DKI Jakarta 48.502, Jawa
dinyatakan bermakna. Riwayat Heteroseks berisiko Timur 35.168, Papua 27.052, Jawa Barat 26.066, Jawa
terhadap penularan dengan p value 0,006, OR 3,15 Tengah 19,272, serta Bali 15.873, terbanyak pada usia
95% CI 1,50<OR< 6,66. Heteroseksual tidak aman produktif 20-39 tahun. (PKMK, 2016).
mempengaruhi penularan, hal ini karena adanya Keadaan sosial ekonomi, Pendapatan yang kurang
pola perilaku yang menyimpang yang semakin dari UMR jika ditinjau penghasilan /ekonomi secara
banyak dilakukan. Jika sudah positif mengidap HIV, teori ekonomi berpengaruh terhadap kejadian HIV/
konsumsi ARV dapat mencegah terjadinya penularan AIDS. Namun dalam penelitian ini uji multivariat
baru serta meningkatkan kualitas hidup ODHA. menunjukkan sosial ekonomi tidak berpengaruh
(Programme, 2011; Seema Sahay, K. Srikanth Reddy, terhadap kejadian HIV/AIDS. Hal ini dimungkinkan
2011; Fox and Rosen, 2015; Nduaguba et al., 2015; untuk beberapa responden dengan tingkat sosial yang
Plazy et al., 2015). Data yang ada banyak ditemukan tinggi banyak yang dinyatakan menderita HIV/AIDS
ODHA yang masih enggan melakukan pengobatan karena alasan adanya status coba-coba dalam seks,
dengan alasan multifaktor. Rata-rata pengobatan penggunaan narkoba/IDU dll. Tujuan SDGs.ketiga,
terjadi setelah enam bulan hingga satu tahun setelah yaitu meningkatkan kesehatan yang baik, salah satu
dinyatakan status HIV reaktif. Layanan kesehatan target dalam poin 3.3 mengakhiri epidemi AIDS.
telah mengupayakan kemudahan untuk masyarakat Pemerintah menargetkan terciptanya 3 Zero, yakni
dalam mengakses obat Antiretroviral (ARV), tetapi bebas infeksi HIV baru, bebas diksriminasi dan stigma
kadang akses mendapatkan ARV masih ada kendala pada pengidap HIV, serta bebas kasus kematian akibat
seperti habis stok pada jenis tertentu sehingga sulit AIDS.(Prevention, 2012; Tromp et al., 2013; Koole et
didapat. ( Yang, 2014, Wakibi 2011) al., 2014; Keria et al., 2015; PKMK, 2016; UNAIDS,
2016a)

90 ISBN: 978-602-6363-47-3
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 Terkait Rekam Medis
orang lain baik dari dalam atau Luar negeri. Penerima
Indeks Masa Tubuh, dalam penelitian ini didapat
transfusi darah dihitung sebelum sampai sesudah
dari data CM sekitar 2-5 tahun sebelum penelitian,
dinyatakan reaktif. Dalam penelitian ini transfusi
Gambaran status gizi seseorang ini sebenarnya dapat
darah dinyatakan tidak berpengaruh terhadap kejadian
dikatakan berhubungan dengan status ekonomi
HIV dan AIDS.
seseorang pada masa lalu. Meningkatnya kasus HIV
/IDS tidak lepas dari status gizi yang berpengaruh Latar belakang kebudayaan, Terdapatnya beberapa
terhadap sistem Imunologi. Daya tahan tubuh optimal suku asli di Indonesia yang melakukan ritual tertentu
diperoleh dari status gizi baik sehingga saat terpapar sesuai tradisi atau orang tersebut sudah pernah
oleh penyakit tertentu tubuh bisa menanggulangi melakukan kebudayaan sesuai daerah setempat yang
penyakit, begitu juga sebaliknya. Kondisi IMT yang berisiko terhadap kejadian HIV/AIDS mengingat
kurang dari 20 ini dinyatakan rata-rata gambaran di Magelang banyak pendatang dari Propinsi lain
status gizi buruk. ( Suapriasa, 2001). Bagi ODHA dan negara lain serta memilih menetap tinggal di
sistem immunologinya mengalami gangguan. Dengan sekitar candi Borobudur. Namun dalam penelitian ini
adanya keterpaparan virus HIV, jika perbaikan gizi latar belakang budaya dinyatakan tidak berpengaruh
ODHA kurang memadai maka penderita HIV akan terhadap kejadian HIV dan AIDS. Kebudayaan
mengalami Infeksi oportunistik dengan stadium AIDS tertentu berpengaruh terhadap kejadian HIV.(Taylor
yang kronis. IMT dalam penelitian ini dinyatakan et al., 2015).
tidak berpengaruh terhadap kejadian HIV/AIDS. Hal
Keadaan demografi/domisili, Latar belakang keadaan
ini tidak sesuai dengan penelitian Quach LA, Tang
demografi/ domisili seperti daerah pariwisata
AM, Schmid CH, et al, juli (2007), Sydney IMT atau
Internasional juga potensial meningkatkan HIV/
BMI di bawah 20 kg/m2 dinyatakan 2,3 kali lebih
AIDS. (Budambula et al., 2018) (Tromp et al., 2013;
berisiko terhadap HIV dan kematian 95% CI 1,0-5,4,
Weaver et al., 2014; Adriano et al., 2016; Chenneville
p value 0,05.
et al., 2016). Pada dasarnya kebudayaan baru yang
Status awal berhubungan seks merupakan status tidak di pertimbangkan dan asal ikut ikutan.
dimana pertama kali melakukan aktivitas seks dalam
kehidupannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Adanya efek negatif event internasional di candi
proporsi kejadian HIV dan AIDS pada kelompok Borobudur langsung diikuti tanpa pertimbangan lebih
kasus dari responden dengan status awal berhubungan lanjut, pernah melakukan hubungan seks dengan turis
seks dengan dipaksa (9,9 %) lebih kecil dibanding dari tanpa pengaman, riwayat homoseks/ lsl, melakukan
responden yang coba-coba (90,1%). Sedang proporsi seks yang tidak aman dikategorikan rentan terhadap
kontrol dari responden dengan status awal berhubungan penularan HIV. Hal ini disebabkan karena sekedar
seks dipaksa (1,4%) lebih kecil dibanding dari yang menerima budaya dari negara asing tanpa pertimbanga,
status awal seks dengan coba-coba (98,6%). Status konsumsi narkoba /IDU yang berisiko, menerima
awal berhubungan seks dinyatakan tidak berpengaruh skedar ikut modernisasi yang kurang tepat dapat
terhadap kejadian HIV/AIDS. Analisis multivariatnya meningkatkan kejadian HIV. Hal ini berbeda dengan
menunjukkan tidak bermakna. Penelitian ini tidak penelitian di Kenya bahwa sosio demografi, praktek
sesuai dengan penelitian GA Hutchinson, EM Jameson seksual berisiko berpengaruh terhadap infeksi HIV
2008 dengan judul “Prevalence and Risk Factors for pada pengguna narkoba .(Budambula et al., 2018)
HIV Infection in Pregnant Women in North Trinidad,
metode cross sectional dengan hasil riwayat penyakit
menular seksual berkorelasi dengan usia dini pertama KESIMPULAN
li melakukan hubungan seksual p( = 0,0011) dan 1. Faktor risiko yang terbukti berpengaruh terhadap
riwayat pelecehan seksual pada masa kanak-kanak kejadian HIV dan AIDS dalam penelitian ini
(p = 0,0026). adalah: Riwayat Penyakit Menular seksual,
Status pernah menerima transfusi darah. Merupakan riwayat penyakit dalam keluarga ada yang
pernah tidaknya responden menerima darah dari HIV/AIDS, tingkat pendidikan yang rendah,

ISBN: 978-602-6363-47-3 91
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 Terkait Rekam Medis
de reumatologia, 7(1), pp. 23–29. doi: 10.1016/j.
tingkat pengetahuan rendah, status penggunaan rbr.2015.11.004.
narkoba suntik/IDU, keberadaan tindik, riwayat
heteroseks Alakija Kazeem Salami, Fadeyi, A., Ogunmodede,
J. A. and Desalu, O. (2010) ‘Factors Influencing
2. Variabel bebas yang terbukti tidak berpengaruh
Adherence to Antiretroviral Medication in Ilorin,
terhadap kejadian HIV/AIDS adalah: jenis Nigeria’, Journal of the International Association
kelamin, keadaan sosial ekonomi dan IMT, status of Physicians in AIDS Care, 9(3), pp. 191–195.
menikah, pernah menerima transfusi darah, doi: 10.1177/1545109710368722.
lama menggunakan narkoba/IDU, status awal
Aragonés, C., Sánchez, L., Campos, J. R. and Pérez,
berhubungan seks, menganut latar belakang J. (2011) ‘Antiretroviral therapy adherence in
kebudayaan lebih dari satu pasangan, letak persons with HIV/AIDS in Cuba.’, MEDICC
demografi tempat tinggal/domisili, keberadaan review, 13(2), pp. 17–23.
tatoo, pengaruh negatif Event internasional di
Badenhorst, G., van Staden, A. and Coetsee, E. (2008)
Candi Borobudur, pernah berhubungan seks
‘HIV/AIDS risk factors among residence students
dengan turis asing, kurangnya informasi tentang at the University of the Free State.’, Curationis,
pencegahan HIV, Keberadaan tato, Riwayat 31(3), pp. 27–35. Available at: http://search.
Homoseksual. ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=cin
20&AN=2010290135&site=ehost-live.
Billong, S. C., Fokam, J., Penda, C. I., Amadou, S.,
SARAN Kob, D. S., Billong, E.-J., Colizzi, V., Ndjolo,
1. Bagi pelayanan kesehatan, sebagai masukan A., Bisseck, A.-C. Z.-K. and Elat, J.-B. N. (2016)
‘Predictors of poor retention on antiretroviral
dalam menyusun strategi, program perencanaan therapy as a major HIV drug resistance early
kesehatan, penanganan penyakit HIV/AIDS warning indicator in Cameroon: results from a
di tingkat pelayanan dasar dan lanjut untuk nationwide systematic random sampling’, BMC
mencegah penularan lanjut, infeksi oportunistik, Infectious Diseases. BMC Infectious Diseases,
mengurangi biaya pengobatan yang mahal. 16(1), p. 678. doi: 10.1186/s12879-016-1991-3.
2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan Biru, M., Jerene, D., Lundqvist, P., Molla, M., Abebe,
menjadi motivasi untuk segera berpartisipasi W. and Hallström, I. (2017) ‘Caregiver-reported
melakukan pencegahan terhadap HIV/AIDS, antiretroviral therapy non-adherence during
mengurangi risiko penularan, mendidik. the first week and after a month of treatment
masyarakat untuk berani memeriksa status initiation among children diagnosed with HIV in
Ethiopia’, AIDS Care, 29(4), pp. 436–440. doi:
kesehatan, meminimalisir diskriminasi.
10.1080/09540121.2016.1257098.
3. Peneliti lain disarankan untuk meneliti variabel
yang belum ada atau dengan metode penelitian Budambula, V., Matoka, C., Ouma, J., Ahmed, A.
berbeda seperti kohort atau eksperimen. A., Otieno, M. F. and Were, T. (2018) ‘Socio-
demographic and sexual practices associated
with HIV infection in Kenyan injection and
non-injection drug users’, BMC Public Health.
DAFTAR PUSTAKA BMC Public Health, 18(1), p. 193. doi: 10.1186/
s12889-018-5100-y.
A, B. M., Lutalo, T., Nalugoda, F., Gray, R. and
Koenig, M. A. (2004) ‘Coerced First Intercourse Chenneville, T., Machacek, M., St. John Walsh, A.,
and Reproductive Health Among Adolescent Emmanuel, P. and Rodriguez, C. (2016)
Women in Rakai , Uganda’, pp. 156–163. ‘Medication Adherence in 13- to 24-Year- Old
Youth Living With HIV’, Journal of the
Adriano, L. S., Fonteles, M. M. de F., Azevedo, M.
Association of Nurses in AIDS Care. Elsevier
de F. M., Beserra, M. P. P. and Romero, N. R.
Inc, pp. 1–12. doi: 10.1016/j.jana.2016.11.002.
(2016) ‘Medication adherence in patients with
juvenile idiopathic arthritis.’, Revista brasileira

92 ISBN: 978-602-6363-47-3
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 Terkait Rekam Medis
Latif, F., Maria, I. L. and Syafar, M. (2014) ‘Efek
Depkes RI (2013) PMK 21. penanggulangan HIV Samping Obat terhadap Kepatuhan Pengobatan
AIDS di Indonesia. Jakarta. Antiretroviral Orang dengan HIV/AIDS’,
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Kesmas: National Public Health Journal, 9(2), p.
Penyehatan Lingkungan (2015) ‘Rencana Aksi 101. doi: 10.21109/kesmas.v9i2.495.
Program Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Li, Y., Hershow, R., Praptoraharjo, I. and Setiawan,
Lingkungan Tahun 2015-2019’. M. (2014) ‘NIH Public Access’, 5(5), pp. 1–15.
Fox, M. P. and Rosen, S. (2015) ‘Retention of Adult doi: 10.4172/2155-6113.1000303.Factors.
Patients on Antiretroviral Therapy in Low- and Mahajan, A. P. A., Sayles, J. N., Patel, V. a, Remien,
Middle-Income Countries: Systematic Review and R. H., Szekeres, G. and Coates, T. J. (2008)
Meta-analysis 2008-2013.’, Journal of acquired ‘Sigma in the HIV/AIDS epidemic: A review of
immune deficiency syndromes (1999), 69(1), pp. the literature and recommendations for the way
98–108. doi: 10.1097/QAI.0000000000000553. forward’, Aids, 22(Suppl 2), pp. S67–S79. doi:
Goldberg, R. E. and Short, S. E. (2016) ‘What do we 10.1097/01.aids.0000327438.13291.62.Stigma.
know about children living with HIV-infected or malow R, Pearson CR, Amico R, S. J. (2008) ‘Strategies
AIDS-ill adults in Sub-Saharan Africa? A for Promoting Adherence to Antiretroviral
systematic review of the literature’, AIDS Care Therapy:Review of the Literature’, NIH public
- Psychological and Socio-Medical Aspects of acsess, Curr Infect Dis Rep, 89(2), pp. 1–2. doi:
AIDS/HIV. Taylor & Francis, 28, pp. 130–141. 10.1002/eat.20931.Psychometric.
doi: 10.1080/09540121.2016.1176684.
Martoni, W., Arifin, H. and Raveinal, R. (2013)
Grossman, C. I., Ross, A. L., Auerbach, J. D., ‘Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
Ananworanich, J., Dubé, K., Tucker, J. D., pasien hiv/aids di poliklinik khusus rawat jalan
Noseda, V., Possas, C. and Rausch, D. M. (2016) bagian penyakit dalam rsup dr. m. djamil padang
‘Towards Multidisciplinary HIV-Cure Research: periode desember 2011- maret 2012’, Jurnal
Integrating Social Science with Biomedical Farmasi Andalas, 1(April), pp. 48–52.
Research’, Trends in Microbiology. Elsevier Ltd,
24(1), pp. 5–11. doi: 10.1016/j.tim.2015.10.011. McNall, M. A., Welch, V. E., Ruh, K. L., Mildner, C.
A. and Soto, T. (2004) ‘The use of rapid-feedback
Health, C. on A. I. A. S. B. and G. F. in (2006) Genes, evaluation methods to improve the retention
Behavior, and the social environment, Genes, rates of an HIV/AIDS healthcare intervention’,
Behavior, and the Social Environment: Moving Evaluation and Program Planning, 27(3), pp. 287–
Beyond the Nature/Nurture Debate. Available at: 294. doi: 10.1016/j.evalprogplan.2004.04.003.
http://www.nap.edu/catalog/11693.html\nhttp://
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20669442. Monjok, E., Smesny, A., Okokon, I. B., Mgbere,
O. and Essien, E. J. (2010) ‘Adherence to
Ickovics, J. R. and Meisler, A. W. (1997) ‘Adherence antiretroviral therapy in Nigeria: an overview of
in AIDS clinical trials: A framework for clinical research studies and implications for policy and
research and clinical care’, Journal of Clinical practice.’, HIV/AIDS (Auckland, N.Z.), 2, pp.
Epidemiology, 50(4), pp. 385–391. doi: 10.1016/ 69–76. doi: 10.2147/HIV.S9280.
S0895-4356(97)00041-3.
Mulenga, U. H., Chanda, D., Gashongore, I.,
Keria, S., Dan, I., Lahai, P., Jenderal, D. and Marga, Katayamoyo, P., Masebe, E. M., Mukanyimi,
B. (2015) ‘Direktorat jenderal’, p. 19620221. B., Mukupo, F., Mulenga, L., Mulenga, P. L.,
Koole, O., Tsui, S., Wabwire-Mangen, F., Kwesigabo, Musamba, B., Mutemi, D., Mwanahamuntu, F. H.,
G., Menten, J., Mulenga, M., Auld, A., Agolory, Mwango, A., Mweemba, P., Phiri, D., Wahila-N.,
S., Mukadi, Y. D., Colebunders, R., Bangsberg, R. and Wilson, L. (2015) ‘Follow-up evaluation of
D. R., van Praag, E., Torpey, K., Williams, S., first two cohorts of graduates of the Zambian HIV
Kaplan, J., Zee, A. and Denison, J. (2014) nurse practitioner program’, International Journal
‘Retention and risk factors for attrition among of Africa Nursing Sciences. Elsevier Ltd, 2, pp.
adults in antiretroviral treatment programmes 1–9. doi: 10.1016/j.ijans.2015.01.002.
in Tanzania, Uganda and Zambia.’, Tropical NACP (2010) ‘Guidelines for Antiretroviral’,
medicine & international health : TM & IH, Strategies, (February 2004), pp. 208–233. doi:
19(12), pp. 1397–1410. doi: 10.1111/tmi.12386. 10.1090/S0002-9904-1969-12248-2.

ISBN: 978-602-6363-47-3 93
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 Terkait Rekam Medis
Improve PMTCT Outcomes’, J Acquir Immune
Nduaguba, O., Soremekun, R., Olugbake, O. and Defic Syndr, 67, pp. 150–156. doi: 10.1097/
Barner, J. C. (2015) ‘the Relationship Between QAI.0000000000000355.
Patient-Related Factors and Medication Adherence
Among Nigerian Patients Taking Highly Active Saberi, P., Neilands, T. B., Vittinghoff, E., Johnson, M.
Antiretroviral Therapy’, Value in Health, 18(3), O., Chesney, M. and Cohn, S. E. (2015) ‘Barriers
p. A241. doi: 10.1016/j.jval.2015.03.1403. to Antiretroviral Therapy Adherence’, 29(3), pp.
1–6. doi: 10.1089/apc.2014.0255.
Ngwende, S., NT, G., Midzi, S., Tshimanga, M.,
Shambira, G. and Chadambuka, A. (2013) Seema Sahay, K. Srikanth Reddy, and S. D. (2011)
‘Factors associated with HIV infection among ‘Optimizing adherence to antiretroviral therapy’,
children born to mothers on the prevention of Indian J Med Res, 134(6), pp. 835–849. doi: doi:
mother to child transmission programme at 10.4103/0971-5916.92629.
Chitungwiza Hospital, Zimbabwe, 2008.’, BMC
Public Health, 13, p. 1181. Segeral, O., Madec, Y., Ban, B., Ouk, V., Hak, C. R.,
Le Tiec, C., Nerrienet, E., Goujard, C., Taburet,
PKMK, F. U. (2016) Catatan atas Kebijakan dan A. M., Delfraissy, J. F. and Fontanet, A. (2010)
Program HIV & AIDS di Indonesia. 1st edn. ‘Simplified assessment of antiretroviral adherence
Edited by Achmad Choirudin. Yogyakarta. and prediction of virological efficacy in HIV-
infected patients in Cambodia’, AIDS Research
Plazy, M., Orne-Gliemann, J., Dabis, F. and Dray- and Treatment, 2010. doi: 10.1155/2010/142076.
Spira, R. (2015) ‘Retention in care prior to
antiretroviral treatment eligibility in sub-Saharan Simoni, J. M., Frick, P. A., Pantalone, D. W. and
Africa: a systematic review of the literature.’, Turner, B. J. (2003) ‘Antiretroviral adherence
BMJ open, 5(6), p. e006927. doi: 10.1136/ interventions: a review of current literature and
bmjopen-2014-006927. ongoing studies’, Topics in HIV medicine : a
publication of the International AIDS Society,
Poorolajal, J., Hooshmand, E., Mahjub, H., USA, 11(6), pp. 185–198. Available at: http://
Esmailnasab, N. and Jenabi, E. (2016) ‘Survival ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=JS&PAGE=re
rate of AIDS disease and mortality in HIV- ference&D=emed6&NEWS=N&AN=14724327.
infected patients: a meta-analysis’, Public Health.
Elsevier Ltd, 139, pp. 3–12. doi: 10.1016/j. Sosnik, A. and Augustine, R. (2016) ‘Challenges in oral
puhe.2016.05.004. drug delivery of antiretrovirals and the innovative
strategies to overcome them’, Advanced Drug
Porowski, A. W., Burgdorf, K. and Herrell, J. M. Delivery Reviews. Elsevier B.V., 103, pp. 105–
(2004) ‘Effectiveness and sustainability of 120. doi: 10.1016/j.addr.2015.12.022.
residential substance abuse treatment programs
for pregnant and parenting women’, Evaluation Taylor, S. W., Psaros, C., Pantalone, D. W., Tinsley,
and Program Planning, 27(2), pp. 191–198. doi: J., Elsesser, S. A., Mayer, K. H. and Safren, S.
10.1016/j.evalprogplan.2004.01.008. A. (2015) ‘“Life-Steps” for PrEP Adherence:
Demonstration of a CBT-Based Intervention to
Prevention, H. (2012) ‘The future of hiv prevention’, Increase Adherence to Preexposure Prophylaxis
(January), pp. 1–4. (PrEP) Medication Among Sexual-Minority Men
Programme, A. (2011) ‘Retention in hiv programmes’, at High Risk for HIV Acquisition’, Cognitive
(September). and Behavioral Practice. Elsevier Ltd, 24(1), pp.
38–49. doi: 10.1016/j.cbpra.2016.02.004.
Rama, B., Syed-abdul, S., Kumar, A. and Iqbal, U.
(2015) ‘mHealth : An updated systematic review Tromp, N., Siregar, A., Leuwol, B., Komarudin, D.,
with a focus on HIV / AIDS and tuberculosis van der Ven, A., van Crevel, R. and Baltussen,
long term’, Computer Methods and Programs in R. (2013) ‘Cost-effectiveness of scaling up
Biomedicine. Elsevier Ireland Ltd, 122(2), pp. voluntary counselling and testing in West-Java,
257–265. doi: 10.1016/j.cmpb.2015.08.003. Indonesia.’, Acta medica Indonesiana, 45, pp.
17–25. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.
Rollins, N. C., Becquet, R., Orne-Gliemann, J., Phiri, gov/pubmed/23585404.
S., Hayashi, C., Baller, A. and Shaffer, N. (2014)
‘Defining and Analyzing Retention-in-Care UNAIDS (2016a) ‘Get on the fast track , the life cycle
Among Pregnant and Breastfeeding HIV-Infected approach to HIV’, p. 140. doi: 10.1093/jinfdis/
Women: Unpacking the Data to Interpret and jiq064.11. 15.

94 ISBN: 978-602-6363-47-3
PROSIDING:
SEMINAR NASIONAL REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 Terkait Rekam Medis
Weaver, E. R. N., Pane, M., Wandra, T., Windiyaningsih,
UNAIDS (2016b) ‘On the to end AIDS Charter of the C., Herlina and Samaan, G. (2014) ‘Factors that
United Nations : Preamble’. influence adherence to antiretroviral treatment
Unaids, C. R. (2016) cities ending the aids epidemic. in an urban population, Jakarta, Indonesia’,
PLoS ONE, 9(9), pp. 1–7. doi: 10.1371/journal.
Unaids, C. R. (no date) ‘Un ai d s | 2 0 1 6’. pone.0107543.
Wakibi, S. N., Ng’ang’a, Z. W. and Mbugua, G. G. Yang, Y. (2014) ‘State of the science: The efficacy of
(2011) ‘Factors associated with non-adherence a multicomponent intervention for ART
to highly active antiretroviral therapy in Nairobi, adherence among people living with HIV’,
Kenya’, AIDS Research and Therapy. BioMed Journal of the Association of Nurses in AIDS
Central Ltd, 8(1), p. 43. doi: 10.1186/1742-6405- Care. Elsevier Ltd, 25(4), pp. 297–308. doi:
8-43. 10.1016/j.jana.2013.08.003.

ISBN: 978-602-6363-47-3 95

Anda mungkin juga menyukai