FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
Jl. S ParmanKompleks Rumah Sakit Islam Banjarmasin, Telp/Fax : 0511-3363002
Website :www.umbjm.ac.id Email : info@umbjm.ac.id
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi , yaitu:
1) Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan yang
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2) Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3) Mengabdi kepentingan masyarakat , yaitu setiap pelaksana profesi ditempatkan di
bawah kepentingan pribadi masyarakat.
4) Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi . Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat , dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa
keselamatan, kelangsungan hidup dan lain sebagainya, maka untuk menjalankan
suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5) Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi .
5. Dalam kode etik profesi Apoteker, jelaskan kewajiban apoteker terhadap pasien,
berikan contohnya ?
Jawab : Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian, seorang apoteker harus
mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak azasi penderita dan
melindungi makhluk hidup.
Implementasi - Jabaran Kode Etik :
1) Kepedulian kepada pasien adalah merupakan hal yang paling utama dari seorang
apoteker.
2) Setiap tindakan dan keputusan profesional dari apoteker harus berpihak kepada
kepentingan pasien dan masyarakat.
3) Seorang apoteker harus mampu mendorong pasien untuk terlibat dalam keputusan
pengobatan mereka.
4) Seorang apoteker harus mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan
pasien khususnya janin, bayi, anak-anak serta orang yang dalam kondisi lemah.
5) Seorang apoteker harus yakin bahwa obat yang diserahkan kepada pasien adalah
obat yang terjamin mutu, keamanan, dan khasiat dan cara pakai obat yang tepat.
6) Seorang apoteker harus menjaga kerahasiaan pasien, rahasia kefarmasian, dan
rahasia kedokteran dengan baik.
7) Seorang apoteker harus menghormati keputusan profesi yang telah ditetap- kan
oleh dokter dalam bentuk penulisan resep dan sebagainya.
8) Dalam hal seorang apoteker akan mengambil kebijakan yang berbeda dengan
permintaan seorang dokter, maka apoteker harus melakukan komunikasi dengan
dokter tersebut, kecuali peraturan perundangan membolehkan apoteker
mengambil keputusan demi kepentingan pasien.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
Jl. S ParmanKompleks Rumah Sakit Islam Banjarmasin, Telp/Fax : 0511-3363002
Website :www.umbjm.ac.id Email : info@umbjm.ac.id
Apotek juga dapat melayani penjualan obat bebas dan obat bebas terbatas yang untuk
mendapatkannya tidak memerlukan resep dokter. Apotek mempunyai fungsi utama
dalam penyimpanan obat atas dasar resep dan berhubungan dengan resep, serta
pelayanan obat tanpa resep yang biasa dipakai dirumah.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 menyatakan bahwa tugas dan
fungsi apotek adalah sebagai berikut: 1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker
yang telah mengucapkan sumpah jabatan. 2. Sarana farmasi yang dilakukan
pengubahan bentuk dan penyerahan obat atau bahan obat. 3. Sarana penyalur
perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara
meluas dan merata.
Apotek memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai unit sarana kesehatan (non
profit/social oriented) dan sebagai sarana bisnis (profit/business oriented). Fungsi
apotek sebagai unit sarana kesehatan (non profit/social oriented) harus mampu
menjalankan pelayanan profesional dan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Apoteker di apotek harus mematuhi kode etik profesi apoteker yang
menjamin keamanan, efikasi dan kepuasan pasien. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menjalankan fungsi ini adalah kesesuaian harga serta kelengkapan sediaan
farmasi dan alat kesehatan lainnya yang dijual.
Sedangkan fungsi apotek sebagai unit bisnis (profit/business oriented) adalah apotek
dapat memberikan keuntungan. Apoteker harus mampu menjadi manajer yang
kompeten mengelola sumber daya dan keuntungan yang diperoleh demi kelangsungan
berdirinya apotek. Dalam sistem perundang-undangan yang berlaku, apotek harus
dikelola oleh Apoteker. Apoteker harus mampu memberikan pelayanan yang
maksimal kepada pasien di apotek. Kemampuan mengelola berbagai sumber daya
apotek, berkomunikasi, mengambil keputusan serta berpengetahuan yang luas dan
mendalam tentang kefarmasian merupakan berbagai aspek penting yang harus
dimiliki oleh apoteker pengelola apotek. Dengan dikelola oleh apoteker yang
profesional, tentu pelayanan kefarmasian yang diberikan akan dapat memuaskan
pasien sehingga bisa membantu meningkatkan taraf hidup pasien dalam hal
kesehatan.
5. Seorang Ayah datang ke Apotek dengan membawa anaknya (umur 2 tahun) yang
sedang panas tinggi, dengan riwayat kejang dan minta obat turun panas dan anti
kejang suppositoria (golongan Psikotropika) kepada Apoteker jaga, padahal saat itu
sudah larut malam, dan sarana pelayanan kesehatan yang lain berada cukup jauh. Bila
anda sebagai seorang Apoteker, tindakan apakah yang anda ambil dan sebutkan
pertimbangannya ?
Jawab : Terkait obat keras, yang diatur dalam PP Farmasi adalah bahwa dalam
melakukan Pekerjaan Kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Apoteker
dapat menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika kepada masyarakat atas
resep dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain itu,
penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh Apoteker.
Mengenai apa yang dimaksud dengan obat keras, berdasarkan Pedoman Penggunaan
Obat Bebas Dan Bebas Terbatas yangdisusun oleh Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Kementerian Kesehatan, obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli
di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf
K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Contohnya Asam
Mefenamat.
Jadi apabila kasusnya seperti diatas tindakan yang saya ambil adalah tidak
memberikan obat psikotropika tanpa resep dokter tapi saya akan mengganti obat
kejang anak tersebut dengan obat lain setelah melakukan pengecekan kepada anak
tersebut mengenai riwayat penyakit/obatnya.
6. Bila anda Seorang Apoteker yang berpraktek di Instalasi farmasi Rumah Sakit
menerima Resep dokter yang dibawa oleh Pasien, dimana setelah anda skrining Resep
tersebut ternyata ada ketidaksesuaian antara obat yang di resepkan dengan kondisi
pasien yang ada, apakah yang anda lakukan agar pasien tersebut dapat obat yang
sesuai, jelaskan ?
Jawab : Apabila kasusnya seperti diatas maka saya akan menanyakan kepada dokter
yang bersangkutan mengenai pasien dan obat, lalu akan mendiskusikan keadaannya
bersama dokter untk memilihkan obat yang tepat agar pasien mendapatkan
pengobatan yang optimal sesuai dengan penyakit atau keluhan pasien dengan obat
yang benar.