Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK BANGSA INDONESIA

Dosen Pengampu :
Prof.Dr. Sukadi, M.Pd., M.Ed.

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Tegar Bagus Saputra ; 2115071034
Musyabiqul Haqiqi ; 2115071035
Vania Mayliana Cahaya ; 2115081024
Luh Komang Yunitaningsih ; 2115081035
I Gede Gelgel Abdiutama ; 2115101014
Joe Aqilla Vandyta ; 2115101027

MATA KULIAH PANCASILA


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup Website.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tampilan Aplikasi..............................................................................................2
2.1.1 Filsafat.......................................................................................................2
2.1.2 Etika..........................................................................................................2
2.2 Daftar Pengguna/user dan Menu yang Dapat Diakses Pengguna......................3
2.3 Nilai Etika Politik Dalam Pancasila...................................................................3
2.4 Etika Politik Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara...............................5
2.5 Etika Politik Dalam Perilaku Bangsa Indonesia Yang Berdasarkan Pancasila
Sebagai Dasar Negara........................................................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpah
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
dalam bentuk yang sederhana. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pancasila dan ingin berbagi kepada pembaca tentang “PANCASILA
SEBAGAI ETIKA POLITIK BANGSA INDONESIA”.

Kami mohon maaf apabila pekerjaan kami ini banyak kesalahan baik
pemakaian kata, penyusunan kalimat, menjelaskan, menguraikan isi atau data
yang kurang lengkap karena kami baru belajar, kritik dan saran sangat kami
harapkan untuk perbaikan pekerjaan kami di kesempatan yang akan datang.
Semoga tugas makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami, umumnya bagi
pembaca dan khalayak semoga Tuhan memberkahi pekerjaan kami.

Singaraja, 05 September 2021

Penyusun

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan
suatu nilai luhur merupakan sumber dari segala penjabaran norma baik,norma
moral,norma hukum maupun norma kenegaraan lainnya. Jadi sila Pancasila
pada hakikatnya bukanlah merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat
normatif ataupun praksis melainkan suatu sistem nilai nilai etika yang harus di
jabarkan lebih lanjut dalam Norma norma etika moral maupun hukum dalam
kenegaraan maupun ke bangsaan
Masalah etika merupakan masalah yang makinmendapat perhatian di
dunia, bahwa cita-cita reformasi untuk membangun Indonesia Baru harus
dilakukandengan cara membangun dari hasil perombakan terhadap
keseluruhan tatanan kehidupan yang dibangun oleh Orde Baru. Inti dari cita-
cita tersebut adalah sebuah masyarakat sipildemokratis, adanya dan
ditegakkannya hukum untuk supremasi keadilan,pemerintah yang bebas dari
KKN, terwujudnya keteraturan sosial dan rasa aman dalam masyarakat yang
menjamin kelancaran produktivitas warga masyarakat, dan kehiduan ekonomi
yang mensejeterahkan rakyat Indonesia. Bangunan Indonesia Baru adil dari
reformasi atau perombakan tatanan kehidupan Orde Baru adalah sebuah
“masyarakat multikultural Indonesia” dari puing-puing tatanan kehidupan
Orde Baru yang bercorak “masyarakat majemuk” (plural society). Sehingga,
corak masyarakat Indonesia yang bhinneka tunggal ika bukan lagi
keaneragaman suku bangsa dan kebudayaan tetapi keaneragaman kebudayaan
yang ada didalam masyarakaat Indonesia.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan
etika politik, nilai-nilai pancasila sebagai sumber etika politik, nilai etika
politik dalam pancasila, dan etika politik dalam perilaku bangsa Indonesia
yang berdasarkan Pancasila sebagai dasar negara.

1.3 Metode Penulisan


Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode
kepustakaan, yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan
mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa
buku maupun informasi di internet.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etika Politik


Istilah ‘etika’ memiliki pengertian umum yaitu filsafat moral yang
membicarakan tentang baik buruk manusia terutama ditinjau dari
perilaku/tingkah lakunya. Menurut Prof. Dr. A. Gunawan Setiardja dalam
bukunya Filsafat Pancasila Jilid II mendefinisikan etika dari definisi
nominalis dan definisi realis. Ditinjau dari definisi nominalis istilah ‘ Etika’
berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti kebiasaan, perilaku, kelakuan.
Jadi dapat dikatakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku
manusia, sedangkan bila ditinjau dari definisi realis etika adalah filsafat
tentang perbuatan manusia menuju ke Tuhan sebagai tujuan terakhir.

2.1.1 Filsafat
Sebagai salah satu cabang etika khusus etika politik termasuk dalam
lingkungan filsafat. Karena kata “filsafat” dipakai untuk apa saja, tetapi
istilah “filsafat” yang saya maksud bukan diartikan sebagai “kebijaksanaan
hidup”, “sikap hati”, “sistem nilai”, “pandangan dunia”, “usaha kebatinan”,
“angan-angan” atau “cita-cita mengenai hal-hak yang luhur”, dan sebagainya,
melainkan dalam artiannya.
Filsafat adalah ilmu yang bertujuan untuk menangani pertanyaan-
pertanyaan maha penting yang diluar kemampuan metodis ilmu-ilmu
pengetahuan khusus itu secara metodis, sistematis, kritis, dan berdasar,
pendek harta secara rasional dan bertanggung jawab.

2.1.2 Etika
Etika terbagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum
mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi segenap tindakan
manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip dalam hubungan
dengan kewajiban manusia dalam berbagai lingkup kehidupannya. Dibedakan
antara etika individual yang mempertanyakan kewajiban manusia sebagai
individu, terutama kepada diri sendiri, melalui suara hati, dan etika sosial.
Etika sosial jauh lebih luas dari etika individual karena hampir semua
kewajiban manusia bergandengan dengan kenyataan bahwa ia merupakan
makhluk sosial. Etika sosial membahas norma-norma moral yang seharusnya
menentukan sikap dan tindakan antar manusia. Etika sosial memuat banyak
etika yang khusus mengenai wilayah kehidupan manusia tertentu. Disini
termasuk misalnya kewajiban-kewajiban disekitar permulaan kehidupan,
masalah pengkuburan isi kandungan dan etika seksual, tetapi juga norma-
norma moral yang berkaitan dalam hubungan dengan satuan kemasyarakatan
yang berlembaga seperti etika keluarga, etika berbagai profesi, dan etika

2
pendidikan. Dan termasuk juga etika politik atau filsafat moral mengenai
politisi kehidupan manusia.

2.2 Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik


Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber
derifasi peraturan perundang-undangan, melainkan juga merupakan sumber
moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasan, hukum
serta berbagai kebijakan dalam pelaksanan dan penyelenggaraan negara. Sila
pertama “ketuhanan yang maha esa” serta sila kedua “kemanusiaan yang adil
dan beradab” adalah merupakan sumber nilai-nilai moral bagi kehidupan
kebangsaan dan kenegaraan.
Dalam pelaksanan dan penyelenggaran negara, etika politik menuntut
agar kekuasaaan dalam negara dijalankan sesuai dengan (1) asas legalitas
(legitimasi hukum), yaitu dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku, (2)
disahkan dan dijalankan secara demokratis (legitimasi demokratis), dan (3)
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak bertentangan
dengannya legitimasi moral.
Negara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan
kekuasaan yang dilakukan senantiasa untuk rakyat (sila IV). Oleh karena itu,
rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan suatu negara. Oleh karena itu
dalam pelaksanan dan penyelenggaraannya negara segala kebijaksanaan,
kekuasaan, serta kewenangan harus dikembalikan kepada rakyat sebagai
pendukung pokok negara. Maka dalam pelaksanan politik praktis hal-hal
yang menyangkut kekuasaan eksekutif legislatif, konsep pengambilan
keputusan, pengawasan serta partisipasi harus berdasarkan legitimasi dari
rakyat, atau dengan kata lain perkataan harus memiliki “legitimasi
demokratis”.

2.3 Nilai Etika Politik Dalam Pancasila


Pancasila merupakan sistem etika dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Sebagai suatu sistem, keseluruhan susunan Pancasila, merupakan satu
kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu sama lain, masing-masing saling
berkaitan dan tidak saling meniadakan. Pancasila sebagai suatu sistem etika
karena nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila secara keseluruhan merupakan satu
kesatuan. Nilai yang satu merupakan bagian mutlak dari yang lain. Sistem
nilai Pancasila bersifat hierarkies piramidal, masing-masing nilai yang
terkandung didalam Pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda akan tetapi
saling menjiwai dan dijiwai. Pengertian pancasila sebagai suatu sistem artinya
sila–sila pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh demikian juga makna
yang terkandung didalamnya. Nilai sila pertama menjiwai sila lainnya dan
masing-masing sila saling mengkualifikasikan dengan sila yang lain.
Masing-masing sila pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda. Sila
ketuhanan yang maha esa memiliki bobot nilai tertinggi dibanding dengan

3
nilai sila lainnya hal ini karena sila ketuhanan yang maha esa mengandung
nilai religus. Sedangkan nilai-nilai dari sila-sila yang dibawahnya merupakan
nilai manusiawi yang artinya nilai manusia-manusia itu walaupun demikian
antar sila-sila tersebut juga memiliki tata urutan yang sedemikian karena
bobot nilai dari masing-masing sila juga berbeda-beda. Nilai kemanusian
memiliki nilai bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai-nilai
dibawahnya dan seterusnya.
Nilai-nilai pancasila bersifat universal, artinya nilai-nilai yang ada di
pancasila dapat diterima oleh siapapun, nilai diambil dari budaya manusia,
artinya apa yang sudah ada sekarang merupakan warisan dari nenek moyang,
yang berarti pancasila sudah ditetapkan sebagai landasan dasar negara bangsa
Indonesia, sehingga menjadikan bangsa Indonesia memiliki ciri khas
dibanding bangsa yang lain. Nilai etika dalam pancasila dapat dijabarkan
sebagai berikut:

1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa


Pada prinsipnya mengandung makna bahwa negara kita adalah negara
yang monoteisme. Arti dari monoteisme itu sendiri adalah kepercayaan
bahwa Tuhan hanya satu dan berkuasa penuh atas segala sesuatu, jadi
masyarakat bangsa Indonesia harus memeluk salah satu agama atau
ajaran kepercayaan yang diyakininya dan dapat menjalankan ibadahnya
dengan baik. Negara melindungi kehidupan masyarakat bangsa
Indonesia dalam menjalankan ibadahnya masing-masing.
2. Nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Manusia pada dasarnya adalah makhluk monopluralisme yaitu manusia
yang memiliki susunan kodrat, sifat kodrat dan kedudukan kodrat.
Manusia sebagai makhluk jiwa-raga, sosial-individu, dan pribadi-Tuhan
Yang Maha Esa. Perpaduan tersebut harus berjalan harmonis untuk
mewujudkan suatu kehidupan yang baik. Konsekuensi dari nilai
kemanusiaan ini seluruh bangsa Indonesia haruslah menjunjung tinggi
nilai tersebut tanpa meninggalkan sila-sila lain.
3. Nilai Persatuan Indonesia
Sila ini mengandung arti bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi
peraturan dan kesatuan dengan mengutamakan kepentingan-
kepentingan bersama dibandingkan dengan kepentingan pribadi atau
golongan. Nilai persatuan banyak mengandung implikasi bagi bangsa
Indonesia, artinya bangsa Indonesia harus mampu mewujudkan
perbedaan yang ada menjadi suatu persatuan dan kesatuan.
4. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Kerakyatan menjadi ciri khas bagi pancasila. Nilai kerakyatan ini
diwujudkan dalam berbagai segi kehidupan, terutama dalam kehidupan

4
politik. Kehidupan politik yang berdasarkan kerakyatan akan lebih
mengutamakan kepentingan rakyat dibandingkan dengan kepentingan
pribadi/golongan. Bukan berdasarkan dari egoitisme dan individu,
tetapi berdasarkan kepentingan bersama.
5. Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan yang dimaksud dalam sila ini adalah seluruh masyarakat
Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan. Hal ini berarti rakyat berkewajiban untuk mengadakan
keadilan. Keadilan akan terwujud apabila seluruh masyarakat berperan
serta dan terlihat di dalamnya untuk bersama-sama menciptakan
keadilan.

2.4 Etika Politik Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara


Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan napas
humanisme. humanisme dapat diartikan sebagai paham yang menjunjung
tinggi nilai dan martabat manusia. Jadi karena itupun Pancasila dapat dengan
mudah diterima oleh siapa saja. Sekalipun Pancasila memiliki sifat universal,
tetapi tidak begitu saja dapat dengan mudah diterima oleh semua bangsa.
Perbedaannya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai-nilai secara sadar
dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai basis
perilaku politik dan sikap moral bangsa. Yang berarti bahwa Pancasila adalah
milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus menjadi identitas bangsa berkat
legitimasi moral dan budaya bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai khusus
yang termuat dalam Pancasila dapat ditemukan dalam sila-silanya.
Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental seperangkat nilai yang
terpadu berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Apabila kita memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945, yang pada hakikatnya adalah nilai-nilai Pancasila.
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-pokok
kaidah Negara yang fundamental. Nilai dasar yang fundamental di suatu
Negara dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap kuat dan
tidak berubah, dalam arti dengan jalan hukum apapun tidak mungkin lagi
untuk dirubah. Berhubung Pembukaan UUD 1945 itu memuat nilai-nilai
dasar yang fundamental, maka Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya
terdapat Pancasila tidak dapat diubah secara hukum. Apabila terjadi
perubahan berarti pembubaran Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

2.5 Etika Politik Dalam Perilaku Bangsa Indonesia Yang Berdasarkan


Pancasila Sebagai Dasar Negara
1. Etika Politik Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam Etika politik berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, perilaku dari
para penyelenggara negara maupun masyarakat Indonesia haruslah
didasarkan pada suatu keyakinan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang

5
Maha Esa. Keyakinan terhadap Tuhan maupun perbedaan keagamaan
tidak boleh menjadi pembanding dalam menjalankan tugas dalam
pemerintahan maupun dalam bermasyarakat.
2. Etika Politik Berdasarkan Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Dalam hal ini, aparat penyelenggara negara harus memiliki rasa tanggung
jawab serta memiliki rasa kemanusiaan dalam menjalankan tugas untuk
masyarakat dengan adil dan merata. Artinya, dalam menjalankan tugas
pemerintahan tersebut para aparat harus selalu berlaku adil kepada
masyarakat tanpa memandang golongan untuk tercapainya suatu rasa
kemanusiaan yang adil dan beradab. Begitu pula dengan masyarakat,
saling menghormati satu sama lain tanpa memandang SARA.
3. Etika Politik Berasarkan Persatuan Indonesia
Artinya perilaku penyelenggara negara hanya untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan bangsa, mengingat bangsa Indonesia terdiri dari
berbagai macam perbedaan yang dapat memecah persatuan. Dalam
praktik ini perbedaan tersebut harus didasarkan untuk mewujudkan suatu
persatuan dan kesatuan yang utuh.
4. Etika Politik Yang Berdasarkan Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Dalam Permusyawaratan Perwakilan
Demokrasi merupakan inti dari perkembangan sila ke-4 ini. Demokrasi
yang dilaksanakan dengan baik akan menjadikan kehidupan politik di
Indonesia akan lebih baik pula. Dalam pelaksanaan demokrasi ini harus
sesuai dengan falsafah negara Indonesia. Dalam hal politik pemimpin
harus memiliki kualitas yang baik untuk menciptakan suatu pemerintah
yang hikmat dan menjadi perwakilan rakyat yang merakyat.
5. Etika Politik Berdasarkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
Tindakan dan perilaku dari para penyelenggara negara harus bisa
mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya semua
lapisan masyarakat harus ikut menikmati keadilan itu. Penguasa tidak
memihak satu masyarakat maupun golongan tertentu. Semua harus
diperlakukan sama dan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan
keadilan agar terciptanya suatu keadilan dalam negara Indonesia yang
sesuai dengan falsafah negara.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan
suatu nilai luhur yang merupakan sumber dari segala penjabaran norma baik,
norma moral, norma hukum maupun norma kenegaraan lainnya. Pancasila
merupakan suatu penghubung antara dasar negara dengan etika berpolitik
dalam bangsa Indonesia. Pancasila dalam bidang pendidikan memberikan
suatu kontibusi yang besar bagi bangsa Indonesia. Dengan adanya Pancasila
maka bangsa Indonesia ini memiliki dasar negara sebagai acuan berdirinya
negara, dan memiliki pandangan untuk menentukan cita-cita bangsa
Indonesia kedepannya. Dengan hal ini, maka akan memberikan suatu
pengaruh positif negara dalam bernegara.
Adanya dasar-dasar Pancasila dapat memudahkan negara Indonesia
dalam menjalankan tujuan yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan dalam
perwujudan dari sila-sila dalam Pancasila. Dengan demikian Pancasila sangat
berpengaruh dalam menjalankan/melaksanakan sebuah negara untuk tujuan
hidup bangsa Indonesia. Pancasila juga akan menuntun bagaimana bangsa
Indonesia kedepannya agar sesuai dengan nilai luhur dari bangsa Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando.2013.Pancasila sebagai Etika Politik.

Kaelan. 2016.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta.Paradigma

Anda mungkin juga menyukai