Anda di halaman 1dari 20

BAB II

KAJIAN PUSRAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Koperasi

2.1.1.1. Definisi Koperasi

Koperasi adalah sebuah organisasi yang memberi andil dalam tercapainya kehidupan

perekonomian yang sejahtera bagi setiap anggota perkumpulan maupun masyarakat sekitar

perkumpulan (Camelia Fanny Sitepu, Hasyim; 2018). Menurut Undang Undang Nomor 25

Tahun 1992 pada bab III Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi pasal 4 dan 5 menjelaskan

koperasi mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan setiap anggota maupun

masyarakat sekitar. Selain itu, koperasi juga merupakan sebuah bagian dari tatanan

perekonomian nasional yang bersifat demokratis dan adil, fungsi dan koperasi menurut Bab 4

dan 5 adalah ;

Pasal 4

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota maupun

masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan

masyarakat

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang

merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Pasal 5

Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut ;

a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka


b) Pengelolaan dilakukan secara demokratis

c) Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa

usaha masing masing anggota

d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

e) Kemandirian

Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip Koperasi yakni

pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar Koperasi. Koperasi merupakan sebuah

organisasi ekonomi yang mengutamakan rasa persaudaraan, solidaritas, dan gotong royong

antar anggotanya dengan asas kekeluargaan, Economic Education Analysis Journal (Devi

Nurhalimah, Indri Murniawaty; 2019). Rudianto (2010:4) mengatakan bawha koperasi

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan setiap anggota maupun masyarakat sekitar, serta

ikut andil bagian untuk membangun tatanan perekonomian nasional agar menjadi masyarakat

yang maju, adil, dan makmur yang dilandasi oleh Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

Berdasarkan Undang Undang nomor 25 Tahun 1992 pada Bab II pasal 2 dan 3

adalah Landasan dan Azas, Pasal 2 adalah Koperasi harus dilandasi oleh Pancasila dan

Undang Undang Dasar 1945 serta berdasar atas azas kekeluargaan. Tujuan, Pasal 3 adalah

Koperasi ditujukan agar anggota dan masyarakat sekitar menjadi lebih sejahtera serta ikut

dalam membangun tatanan perekonomian nasional agar dapat mewujudkan masyarakat yang

maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila berlandaskan Pancasila dan Undang Undang

Dasar 1945.

Menurut Rudianto (2010,4) tujuan koperasi di Indonesia meliputi ;

a) Meningkatkan kesejahteraan anggota

b) Memiliki dampak ekonomi pada masyarakat sekitar

c) Ikut serta dalam penguatan ekonomi Negara


Dapat kita ketahui dengan jelas bahwa koperasi merupakan bagian dari

pembangunan nasional melalui pemberdayaan anggotanya agar setiap anggota koperasi dapat

berperan aktif memlalui kegiatan ekonomi yang dilakukan yang berdampak kepada

organisasi pada khususnya dan kepada masyarakat terutama masyarakat disekitar koperasi itu

berdiri pada umumnya, selain itu juga koperasi adalah sebuah Lembaga ekonomi yang diakui

oleh negara keberadaanya dan dilindungi oleh Undang Undang didalam berorganisasi.

Tanpa disadari keberadaan koperasi di era Disruption (perubahan) sangat dibutuhkan

karena pada umumnya kopersi sebuah wadah bagi perorangan dengan tujuan lebih sejahtera,

pada kenyataannya “ koperasi merupakan sebuah market place “ yang keberadaanya sudah

lama akan tetapi konsep yang dikembangkan masih belum bisa mengikuti perkembangan

zaman yang ada.

2.1.1.2. Prinsip Koperasi

2.1.1.3 Jenis – Jenis Koperasi

2.1.1.4 Pengurus Koperasi

2.1.1.5 Keberhasilan Koperasi

2.1.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

2.1.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran

Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Setiyaningrum dkk (2015:

7) Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsepsi, menentukan harga,

promosi, dan distribusi dari gagasan, barang, serta jasa untuk menciptakan pertukaran yang

akan memuaskan sasaran dari para individu dan organisasi. Menurut Kotler (2010),
Marketing Mix merupakan suatu kegiatan penting dalam perusahaan untuk melakukan

perjalanan termasuk pemasaran diantaranya adalah penetapan harga, promosi seperti personal

selling, iklan, , kegiatan saluran melalui adanya pelayanan produk dalam suatu pemasaran,

promosi penjualan dan public relation, meningkatkan aktivitas produk, dan perkembangan

produk. Bauran pemasaran atau Marketing Mix menjadi konsep utama pada pemasaran

modern, dimana marketing mix ini memiliki peran penting dalam penciptaan pada barang dan

jasa hasil produksi khususnya dalam pemasaran. Marketing mix merupakan sebuah perangkat

pemasaran yang dipergunakan secara rutin demi pencapaian di pasar sasaran (Sunarto, 2003).

Selain itu, pengertian lain datang dari Marrus (2002), dimana marketing mix adalah variabel-

variabel pemasaran yang berada dalam perangkat terkontrol yang kemudian digabung oleh

perusahaan demi memperoleh tanggapan pada pasar sasaran (target marketing) sesuai dengan

yang diinginkan perusahaan. Dari berbagai pengertian tersebut, marketing mix merupakan

sistem yang mampu terkendali dan tak terpisahkan demi mencapai tingkat penjualan yang

sesuai dengan rencana dalam pasar, hal ini dikarenakan marketing mix bisa dikatakan

menjadi inti dari marketing system.

2.1.2.2 Dimensi Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Menurut Kotler (2010), dimensi-dimensi yang terkait dengan bauran pemasaran

diantaranya adalah:

a. Product (produk)

Sesuatu yang ditawarkan ke dalam pasar dan bertujuan untuk memicu perhatian,

dapatdiperoleh, dikonsumsi, digunakan, termasuk benda berwujud atau jasa merupakan

pengertian dari produk. Produk yang bisa dikatakan sukses adalah produk yang berjalan

sesuai dengan siklus kehidupan produk. Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 266)

Produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik

perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan
atau kebutuhan. Jasa adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat, atau

kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya tak berwujud serta tidak

menghasilkan kepemilikan akan sesuatu. Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 272)

Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan pendefinisian manfaat yang akan

ditawarkan produk atau jasa tersebut. Manfaat ini dikomunikasikan dan dihantarkan oleh

atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain. Pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa fitur produk merupakan elemen penting yang terdapat dalam suatu

produk. Fitur produk yang menonjolkan sifat unik, khas dan istimewa yang berbeda

dengan produk pesaing. Fitur produk yang menarik akan mempengaruhi konsumen untuk

melakukan keputusan pembelian sehingga berpengaruh terhadap meningkatnya volume

penjualan perusahaan. Menurut Gitosudarmo (2008: 230) Desain produk merupakan

atribut yang sangat penting untuk mempengaruhi konsumen agar mereka tertarik dan

kemudian membelinya. Desain adalah penampilan dari produk, merupakan totalitas fitur

yang mempengaruhi tampilan suatu produk. Menurut Hermawan Kertajaya (2005),

produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan

perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa,

kepribadian, lokasi, organisasi dan gagasan atau buah fikiran Dalam hal dunia koperasi,

dimana produk yang dihasilkan berbentuk jasa. Menurut Philip dan Armstrong (2012)

dalam mengembangkan produk atau layanan melibatkan indicator yang akan

ditawarkannya yaitu:

1) Kualitas produk, yaitu kualitas sebagai karakteristik dari suatu produk atau layanan

yang menanggung pada kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang

dinyatakan atau tersirat.

2) Fitur produk, yaitu alat kompetitif untuk membedakan perusahaan produk dari

produk pesaing.
3) Gaya dan desain produk, ciri khas atau penampilan dari suatu produk untuk

menambah nilai pelanggan.

4) Branding atau Merek, yaitu nama, istilah, tanda, simbol, atau kombinasi dari

semuanya itu yang mengidentifikasi pembuat atau penjual produk atau layanan.

5) Pengemasan atau kemasan, yaitu perancangan dan pembuatan wadah atau

pembungkus untuk suatu produk.

6) Pelabelan atau label, yaitu label mengidentifikasi produk atau merek yang mungkin

juga menjelaskan tentan beberapa hal suatu produk.

b. Place (tempat)

Salah satu kegiatan yang perlu dilakukan oleh setiap produsen adalah

memindahkan/mendistribusikan produk barang atau jasa yang dihasilkan dari satu tempat

ke tempat lainnya. Untuk itu produsen berusaha semaksimal mungkin untuk

mendistribusikan produk/jasanya kepada konsumen potensial agar dapat menguasai

pangsa pasar. Menurut ( Lupiyoadi, 2001), lokasi merupakan gabungan antara lokasi dan

keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan cara penyampaian

jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Kotler menyatakan bahwa

saluran distribusi terdiri atas seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan

(fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen

ke konsumen. Oleh karena itu, manajemen harus dapat memilih saluran distribusi dengan

memperhatikan kemungkinan lingkungan penjualan sekarang dan kemudian hari (Kotler,

2009). Faktor-faktor pertimbangan pemilihan lokasi (1) Akses, misalnya lokasi yang

mudah dijangkau sarana transportasi umum (2) Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat

dilihat dengan jelas dari tepi jalan (3) Lalu lintas, ada dua hal yang perlu

dipertimbangkan, yaitu: Banyaknya orang yang lalu-lalang dapat memberikan peluang

besar terjadinya impulse buying dan kepadatan, kemacetan lalu lintas dapat pula menjadi
hambatan. (4) Lokasi parkir yang luas dan aman (5) Ekspansi, tersedia lokasi yang cukup

untuk perluasan usaha di kemudian hari (6) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang

mendukung jasa yang ditawarkan (7) Persaingan, yaitu lokasi pesaing (8) Peraturan

pemerintah (Alma dan Hurriyati, 2008). Lokasi berarti berhubungan dengan dimana

perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Berikut ini adalah indicator lokasi

menurut Lupiyoadi (2001):

1) Lokasi strategis

2) Ketersediaan tempat parker yang memadai

3) Kemudahan aksesnya

c. Price (harga)

Peranan penting dalam kegiatan pemasaran dipegang oleh unsur harga dari suatu produk.

Faktor biaya dalam kaitannya untuk memproduksi barang atau produk adalah penentu

dari penetapan harga. Dalam penetapan harga, dibutuhkan pertimbangan serta perhatian

yang menjangkau pasar secara menyeluruh dikarenakan penetapan harga tinggi akan

menyulitkan perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lain, namun sebaliknya jika

harga rendah yang ditetapkan oleh perusahaan maka peningkatan permintaan akan terjadi

dan diprediksi akan mencapai peningkatan keuntungan. Di dalam ekonomi teori,

pengertian harga, nilai (value), dan utility merupakan konsep yang saling berhubungan.

Yang dimaksud dengan utility ialah atribut yang melekat pada suatu barang, yang

memungkinkan barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants),

dan memuaskan konsumen (satisfaction). Value adalah nilai suatu produk untuk

ditukarkan dengan produk lain. Nilai dapat dilihat dalam situasi barter, akan tetapi sudah

menggunakan uang sebagai ukuran yang disebut harga. Jadi, harga (price) adalah nilai

suatu barang yang dinyatakan dengan uang (Alma dan Hurriyati, 2008). Secara singkat,

menurut Kotler (1996) yang ditulis dalam buku Buchari Alma prinsip-prinsip penetapan
harga adalah sebagai berikut. (1) Mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan

harga, mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan,

perkiraan biaya, menganalisa harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan

pesaing, pemilihan metode penetapan harga, serta menentukan harga akhir. (2) Tidak

harus selalu berupaya mencari profit maksimum melalui penetapan harga maksimum,

tetapi dapat pula dicapai dengan cara memaksimumkan penerimaan sekarang,

memaksimumkan penguasaan pasar atau kemungkinan lainnya. (3) Para pemasar

hendaknya memahami seberapa responsive permintaan terhadap perubahan harga. (4)

Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk di

dalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, serta

biaya-biaya yang lain. (5) Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat

permintaan jasa yang ditawarkan, sehingga harga pesaing harus turut dipertimbangkan

dalam proses penetapan harga. (6) Berbagai cara atau variasi penetapan harga yang ada

mencakup markup, sasaran perolehan, nilai yang dapat diterima, faktor psikologis,

diskon harga, harga promosi, serta harga bauran produk (Alma, Bukhari dan Hurriyati,

2008). Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2007) mengklasifikasikan harga menjadi empat

indikator, yaitu :

1) Flexibility

Fleksibilitas dapat digunakan dengan menetapkan harga yang berbeda pada pasar

yang berlainan atas dasar lokasi geografis, waktu penyampaian atau pengiriman atau

kompleksitas produk yang diharapkan.

2) Price Level

Diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan yaitu penetapan harga di atas pasar, sama

dengan pasar atau di bawah harga pasar.

3) Discount
Diskon merupakan potongan harga yang diberikan dari penjual kepada pembeli

sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang menyenangkan bagi

penjual.

4) Allowances

Sama seperti diskon, allowance juga merupakan pengurangan dari harga menurut

daftar kepada pembeli karena adanya aktivitas-aktivitas tertentu.

d. Promotion (promosi)

Dapat dikatakan bahwa komunikasi bersifat memberi bujukan atau memberi

keyakinan mengenai perusahaan yang memproduksi produk atau jasa, ini disebut dengan

promosi. Penentuan kesuksesan perusahaan untuk mengatasi pesaing di pasaran salah

satuny adalah dengan meyakinkan konsumen terhadap produk yang ditawarkan

perusahaan. Promotion yakni suatu kegiata yang berguna untuk memberikan pengaruh

pada konsumen atau calon konsumen untuk mengenal produk yang ditawarkan

perusahaan dan dengan perasaan senang mereka membeli produk tersebut

(Gitosudarmo, 2000). Demi memperoleh keberhasilan promosi perlu adanya ketetapan

akan tujuan yang sekiranya akan dicapai. Promosi adalah baggian yang terpenting dalam

kegiatan pemasaran sehingga promosi yang paling efektif sangat diperlukan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan, indikator promosi tersebut adalah (Gitosudarmono,

2000):

1) Periklanan (advertising)

Suatu kegiatan penawaran pada suatu kelompok masyarakat baik secara lisan

maupun tertulis mengenai suatu produk dipandang sebagai suatu kegiatan

periklanan, dimana mereka tidak secara langsung saling berhubung dengan calon

pembeli atau pembeli potensial namun dengan perantara dan dibayarkan oleh

sponsor, bentuk promosi ini baik perusahaan ataupun lembaga seperti instansi,
swasta atau pemerintah. Omzet penjualan akan meningkat jika periklanan dilakukan

dengan baik.

2) Promosi Penjualan (sales promotion)

Suatu kegiatan dalam hal memberi pengaruh pada konsumen dengan membuat

produk lebih menawan hati dan menarik konsumen untuk melihatnya secara

langsung adalah maksud dari promosi penjualan. Dimana dalam promosi penjualan,

banyak cara yang dilakukan perusahaan salah satunya adalah dengan memberikan

hadiah saat konsumen membeli produk.

3) Publikasi (publicity)

Suatu kegiatan promosi yang bersangkutan dengan pemberitaan pada produk

perusahaan dan pada umumnya dimuat di media masa merupakan sebuah publikasi.

4) Penjualan Pribadi (personal selling)

Metode promosi yang dapat memicu interaksi langsung antara pembeli dan

penjualan adalah bentuk dari penjualan pribadi. Komunikasi yang terjadi pada kedua

pihak terjadi secara 2 arah dan tanggapan akan langsung diperoleh oleh penjual

terkait apa yang diinginkan pada produk yang telah ditawarkan tersebut.

2.1.3 Keputusan Menjadi Anggota Koperasi

2.1.3.1 Pengertian Keputusan

Menurut Robbins (2012), pengambilan keputusan adalah penentuan pilihan di antara dua

atau lebih alternatif. Moorhead dan Griffin (2010), pengambilan keputusan adalah suatu

proses pengambilan pilihan dari sejumlah alternative yang didalamnya terdapat elemen-

elemen informasi, pilihan tindakan, tujuan, kemungkinan tindakan-hasil, nilai yang

berhubungan dnegan tujuan setiap hasil dan salah satu pilihan tindakan. Terry (2003)

menyatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua
alternatif atau lebih, tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui pemilihan

satu diantara alternatif- alternatif yang memungkinkan. Menurut Simon (1993) pengambilan

keputusan merupakan suatu bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang

mungkin dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan

menghasilkan suatu keputusan yang terbaik. Siagian (dalam Syamsi, 1995) bahwa

pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah,

pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan

pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Pengambilan keputusan merupakan tindakan yang diambil dengan sengaja, tidak secara

kebetulan, dengan memilih berbagai alternatif yang tersedia dengan penentuan yang matang

dengan tujuan menyelesaikan suatu permasalahan.Setiap konsumen melakukan berbagai

macam keputusan tentang pencairan, pembelian, penggunaan barang produk, dan merek

pada setiap periode tertentu. Keputusan merupakan suatu hal yang diputuskan konsumen

untuk memutuskan pilihan atas tindakan pembelian barang atau jasa. Berbagai macam

keputusan mengenai aktivitas kehidupan seringkali harus dilakukan oleh setiap konsumen

pada setiap hari. Konsumen melakukan keputusan setiap hari atau setiap periode tanpa

menyadari bahwa mereka telah mengambil keputusan (Azizah, 2015).

Jadi, berdasarkan definisi yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

membuat keputusan nasabah yang sebagai pengguna jasa bank memilih dari berbagai pilihan

alternatif yang telah ditawarkan oleh beberapa bank, yang sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan mereka. Keputusan pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam perilaku

konsumen serta tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan.

2.1.3.2 Proses Pengambilan Keputusan

Proses Pengambilan Keputusan Membeli Menurut Kotler dan Keller (2012),

Seseorang mengambil keputusan pembelian dapat melalui lima tahapan yaitu:


a) Pengenalan Masalah/ kebutuhan

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan.

Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

Perusahaan harus menentukan kebutuhan, keinginan atau masalah mana yang

mendorong konsumen untuk memulai proses pembelian.

b) Pencarian informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi

yang lebih banyak. Kita dapat membaginya dalam dua level rangsangan. Situasi

pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level

ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level

selanjutnya, orang itu mulai aktif mencari informasi seperti mencari bahan bacaan,

menelepon teman, dan mengunjungi bank untuk mencari mempelajari produk

tertentu. Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi

utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relative tiap sumber tersebut

terhadap keputusan pembelian selanjutnya.

c) Evaluasi alternatif

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan

memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Pada proses evaluasi

alternatif, konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan

masalah yang dihadapi. Konsep dasar dalam memahami proses evaluasi konsuman

yang pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari

manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing

produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam

memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tersebut.

d) Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang

ada di dalam kumpulan pilihan. Keputusan pembelian baru dapat dilakukan setelah

tahap evaluasi dari berbagai merek dan ciri telah disusun menurut peringkat yang

akan membentuk niat pembelian terhadap merek yang paling disukai. Namun niat

pembelian belum bisa menjadi kenyataan karena masih banyak dipengaruhi oleh

sikap orang lain dan situasi yang tak diinginkan. Yang secara langsung atau tidak

akan mempengaruhi atau mengubah niat pembelian. Dalam pembelian, beberapa

aktifitas lain diperlukan, seperti pemilihan toko, penentuan kapan akan membeli dan

kemungkinan finansialnya. Setelah ia menemukan tempat yang sesuai, waktu yang

tepat dan dengan didukung oleh daya beli maka kegiatan pembelian dilakukan.

e) Perilaku pasca pembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena

memerhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang

menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang

mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan

evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu di merasa nyaman

dengan merek. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para

pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan

pemakaian produk pasca pembelian.

Jadi, menurut penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pengambilan

keputusan membeli dipengaruhi oleh 5 tahapan meliputi: Pengenalan Masalah/

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, Perilaku

pasca pembelian.

2.1.3.3 Indikator Pengambilan Keputusan

Menurut Kotler (2010) ada empat indikator keputusan pembelian, yaitu :


a. Kemantapan pada sebuah produk.

b. Kebiasaan dalam membeli produk.

c. Memberikan rekomendasi kepada orang lain.

d. Melakukan pembelian ulang.

2.2 Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian.

Kajian pustaka berguna untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail dan jelas dan juga

untuk bahan pembanding antara penelitian yang saat ini dilakukan dengan penelitian yang

sebelumnya pernah dilakukan dan hal tersebut membahas penelitian saat ini yang serupa

dengan orang lain namun tidak sama. Kajian pustaka tentunya sangat mendukung penelitian

yang saat ini dilakukan dan juga sebagai masukan dalam penelitian yang berjudul “Analisis

Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Menjadi Anggota Koperasi Serba Usaha

Sedhana Wiguna Werdhi”.

2.2.1 Kajian pustaka pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Irma Kusrohmawati

(2019) yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Anggota

Dalam Pengambilan Pembiayaan Murabahah di Koptan BMT Barokah Bantul”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap

Keputusan Anggota dalam Pengambilan Pembiayaan Murabahah di Koptan BMT

Barokah Bantul. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan

pendekatan asosiatif kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anggota yang

mendapatkan realisasi pembiayaan Murabahah dari Koptan BMT Barokah di tahun

2017. Sampel dalam penelitian berjumlah 74 responden dengan menggunakan metode

simple random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi

linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel

produk, harga, promosi dan tempat berpengaruh terhadap keputusan anggota. Secara
parsial variabel tempat tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan anggota karena

nilai signifikansinya diatas 0,05. Variabel yang paling berpengaruh dalam penelitian

ini adalah variabel produk. Perbedaan penelitian Irma Kusrohmawati (2019) dengan

penelitian yang dilakukan saat ini adalah perbedaan lokasi penelitian dan juga jumlah

responden. Penelitian saat ini dilakukan di Koperasi Serba Usha Wiguna Werdhi,

Bali. Sedangkan penelitian sebelumnya di Koptan BMT Barokah Bantul. Persamaan

penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu adalah variabel yang digunakan sama

yakni bauran pemasaran dan keputusan anggota.

2.2.2 Kajian pustaka kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Sukardi dan Anggun

Permata Sari (2020) yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan

Anggota Dalam Menggunakan Pinjaman KRB Pada Koperasi Usaha Bersama Restu

Berdikari di Kecamatan Sungai Tebelian Sintang”. Tujuan penelitian untuk

mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan anggota dalam

menggunakan pinjaman KRB pada Koperasi Usaha Bersama Restu Berdikari di

Kecamatan Sungai Tebelian Sintang. Penelitian ini menggunakan metode asosiatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua anggota Koperasi Usaha Bersama Restu

Berdikari yang pernah menggunakan Pinjaman KRB, dengan sampel sebanyak 100

orang yang dipilih dengan teknik sampling purposive. Teknik analisis data dalam

penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana, koefisien korelasi, koefisien

determinasi, dan uji kelayakan model (uji F). Hasil penelitian menunjukkan

persamaan regresi linier sederhana adalah Ŷ = 15,069 + 0,435X. Nilai koefisien

korelasi (R) sebesar 0,771, yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel

bauran pemasaran dengan variabel keputusan anggota adalah kuat. Nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,595, yang menunjukkan bahwa 59,5% keputusan anggota

dapat dijelaskan oleh bauran pemasaran sedangkan sisanya yaitu sebesar 40,5%
keputusan anggota dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini. Hasil uji kelayakan model menunjukkan bahwa nilai Fhitung 143,788 >

Ftabel3,94, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi keputusan anggota yang dipengaruhi oleh bauran pemasaran. Perbedaan

penelitian Sukardi dan Anggun Permata Sari (2020) dengan penelitian yang dilakukan

saat ini adalah perbedaan lokasi penelitian dan juga jumlah responden. Penelitian saat

ini dilakukan di Koperasi Serba Usha Wiguna Werdhi, Bali. Sedangkan penelitian

sebelumnya di Koperasi Usaha Bersama Restu Berdikari. Persamaan penelitian saat

ini dengan penelitian terdahulu adalah variabel yang digunakan sama yakni bauran

pemasaran dan keputusan anggota.

2.2.3 Kajian pustaka yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Endika Pratama

(2014) dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Anggota

Menggunakan Produk Pembiayaan Musyarakah Pada BMT UGT Sidogiri Capem

Seruni Kota Pontianak”. Penelitian ini menguji pengaruh bauran pemasaran terhadap

keputusan penggunaan produk pembiayaan musyarakah pada BMT UGT Sidogiri

Capem Seruni Pontianak. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif,

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Populasi penelitian adalah seluruh anggota yang menggunakan produk

pembiayaan musyarakah. Sampel sebanyak 100 responden diambil melalui teknik non

probability sampling, dengan jumlah sampel 100 orang. Alat analisis yang digunakan

adalah Regresi Linier Sederhana, Korelasi, Determinasi dan Uji F. Analisis regresi

menghasilkan persamaan Y = 1,399 + 0,605X. Dari hasil korelasi (R) diperoleh

sebesar 0,421. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa pengaruh bauran pemasaran

terhadap keputusan pemilihan anggota produk pembiayaan musyarakah pada BMT

UGT Sidogiri Capem Seruni Kota Pontianak adalah positif yang kuat. Nilai Koefisien
Determinasi (KD) yang diperoleh sebesar 0,178%. Dari hasil pengujian tersebut

bauran pemasaran berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen, dan hasil

pengujian tersebut menunjukkan bahwa bauran pemasaran berpengaruh signifikan

terhadap keputusan anggota. Uji model regresi hitung nilai F sebesar 21,159 dengan

nilai signifikansi (sig) sebesar 0,000, artinya nilai signifikansi (sig) jauh lebih kecil

dari 0,05. Perbedaan penelitian Endika Pratama (2014) dengan penelitian yang

dilakukan saat ini adalah perbedaan lokasi penelitian dan juga jumlah responden.

Penelitian saat ini dilakukan di Koperasi Serba Usha Wiguna Werdhi, Bali.

Sedangkan penelitian sebelumnya di BMT UGT Sidogiri Capem Seruni Kota

Pontianak. Persamaan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu adalah variabel

yang digunakan sama yakni bauran pemasaran dan keputusan anggota

2.3 Kerangka Berpikir

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Menjadi


Anggota Koperasi Sedhana Wiguna Werdhi

Product (X1)
H1
Place (X2) H2
Keputusan Menjadi
Anggota (Y)
Price (X3) H3
H4

Promotion (X4)

H5
Strategi pemasaran atau marketing strategy merupakan sebuah pemikiran pada

pemasaran yang mana setiap perusahaan selalu mengerahkan tenaga yang dimilikinya

agar mampu memberikan dan menciptakan nilai bagi pelanggan sehingga hubungan yang

saling menguntungkan antarpelanggan pun terjadi. Koordinasi terhadap program-program

pemasaran haruslah tercapai secara maksimal sehingga perlunya mekanisme yang sejalan

dan terintegrasi secara sinergik. Mekanismne yang dimaksud disini merupakan strategi

pemasaran (Kotler&Amstrong, 2012).

Perlunya memperhatikan faktor-faktor seperti halnya sasaran dan juga tujuan

produk, kesuksesan pasar dan tak lupa perlunya memperhitungkan peluang pasar dengan

cermat dah teliti dalam pemilihan strategi pemasaran. Strategi pemasaran harus bisa lebih

dekat dengan hati masyarakat terkait produk yang dimilikinya dan dengan berbagai

strategi secara menyeluruh termasuk di bidang pemasarannya. Implementasi pada strategi

pemasaran terkait dengan 4P atau yang biasa dikenal dengan marketing mix, diantaranya

adalah produk, promosi, harga (price) dan tempat (place) untuk memperoleh sasaran yang

telah terencana.

Koperasi adalah salah satu lembaga keuangan yang digemari oleh masyarakat di

Indonesia. Selain berbagai asas-asas yang dimiliki, koperasi juga mementingkan

perkembangan anggota koperasi agar semakin luas. Calon anggota koperasi pada

umumnya melihat berbagai aspek dalam mempertimbangkan dan memutuskan untuk

menjadi anggota koperasi. Hal ini dipengaruhi oleh bauran pemasaran yang dilakukan.

2.4 Perumusan Hipotesis

Bahwa hipotesis adalah berasal dari kata hipo yang berarti lemah atau rendah, dan

tesis berarti pernyataan atau jawaban. Jadi hipotesis adalah pernyataan atau jawaban

terhadap rumusan masalah yang masih lemah, karena belum diuji kebenarannya.

Menyusun hipotesis penelitian, disusun dalam kalimat pernyataan, dapat diuji


kebenarannya, menyatakan hubungan atau perbedaan di antara variabel. Menurut

sugiyono (2014:64), mendiskripsikan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data.

H1 : Adanya analisis pengaruh product koperasi terhadap keputusan masyarakat

menjadi Anggota Koperasi Serba Usaha Sedhana Wiguna Werdhi

H2 : Adanya analisis pengaruh promotion terhadap keputusan masyarakat menjadi

Anggota Koperasi Serba Usaha Sedhana Wiguna Werdhi

H3 : Adanya analisis pengaruh price terhadap keputusan masyarakat menjadi

Anggota Koperasi Serba Usaha Sedhana Wiguna Werdhi

H4 : Adanya analisis pengaruh place terhadap keputusan masyarakat menjadi

Anggota Koperasi Serba Usaha Sedhana Wiguna Werdhi

H5 : Adanya analisis pengaruh bauran pemasaran koperasi terhadap keputusan

masyarakat menjadi Anggota Koperasi Serba Usaha Sedhana Wiguna Werdhi.

Anda mungkin juga menyukai