Anda di halaman 1dari 39

Price, Product, Physical Distribution, Promotion

Product Life Cycle dan Pengembangan Produk

Dosen pengampu : Hadiyah S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:

Mifta Nur Aini (K7119147)

Nadya Novitasi (K7119180)

Nanda Cossin Nawa (K7119185)

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

2021
DAFTAR ISI

Cover ..................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1


A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II. ISI ............................................................................................................ 3


A. Pengertian Marketing Mix…………………………………………........ 3
B. Unsur-unsur Marketing Mix…………………………………………..... 4
C. Pengertian Product Life Cycle………………………………………….. 16
D. Tahapan Product Life Cycle……………………………………………. 17
E. Karakteristik Tahapan Product Life Cycle…………………………….. 21
F. F. Faktor Yang Mempengaruhi Product Life Cycle……………………… 22
G. G. Pengertian Pengembangan Produk…………………………………. 23

BAB III. PENUTUP…………………………………………………………… 36


A. Kesimpulan…………………………………………………………….. 36
B. Saran……………………………………………………………………. 36

Daftar Pustaka ………………………………………………………………….. 37

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan dan perubahan ekonomi
serta kegiatan bisnis, mendorong perusahaan harus mau menghadapi
persaingan global menyebabkan perusahaan semakin sensitif terhadap adanya
kompetisi, terutama bagi perusahaan yang berkecimpung dalam lingkungan
usaha yang mempunyai tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang berubah
dengan cepat dan dinamis .
Selain itu untuk menjaga kelangsungan usaha dan menghadapi tingkat
persaingan yang semakin kompetitif, setiap perusahaan dituntut untuk selalu
berusaha melakukan perbaikan berkelanjutan (continous improvement)
terhadap aktivitas perusahaan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
kinerja dari manajemen perusahaan. Tiap-tiap perusahaan mempunyai sistem
pemasaran dengan startegi khusus dalam memasarkan produknya sesuai
dengan kebijakan perusahaan tersebut. Apalagi mengingat semakin banyaknya
perusahaan yang bermunculan memproduksi barang yang sejenis.
Dalam manajemen marketing kita mengenal adanya marketing mix
(bauranpemasaran). Usaha manajemen suatu organisasi marketing untuk
mencapai titik yangdituju yaitu pasar, yang harus dilakukan adalah dengan cara
mengkombinasikan danmemobilisasikan sumber – sumber intern dan
ekstern dengan menyesuaikan pada kendalaunsur lingkungan dalam
merumuskan suatu kegiatan marketing. Perpaduan variabel –variabel yang
dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan suatu golongan konsumen disebut
adonan atau marketing mix (bauran pemasaran).
Product Life Cycle (PLC) dikenal juga dengan siklus hidup produk atau
daur hidup produk adalah suatu konsep yang menggambarkan serangkaian
perjalanan atau tahap-tahap yang dilalui suatu produk, mulai dari tahap
pengembangan, pengenalan sampai produk tersebut mengalami penurunan

1
hingga akhirnya keluar dari pasar. Product life cycle merupakan konsep yang
penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam
mengenai dinamika bersaing suatu produk. Siklus hidup produk yang dikelola
dengan baik akan membantu manajer dalam memastikan bahwa pengenalan,
pengubahan dan penghentian produk dilakukan dengan cara yang tepat.
Pengembangan produk adalah strategi dan proses yang dilakukan oleh
perusahaan dalam mengembangkan produk, memperbaiki produk lama atau
memperbanyak kegunaan produk ke segmen pasar yang ada dengan asumsi
pelanggan menginginkan unsur-unsur baru mengenai produk. Pengembangan
produk adalah proses perubahan yang dilakukan terhadap produk yang sudah
ada sekaligus proses pencarian inovasi untuk menambah nilai terhadap barang
lama dengan mengkonversikannya ke dalam produk tersebut. Dengan adanya
pengembangan produk berarti perusahaan sudah memahami tentang kebutuhan
dan keinginan pasar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan marketing mix ?
2. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur marketing mix ?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan Product live cycle ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengembangan produk?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih luas materi mengenai marketing mix, product live
cycle, dan pengembangan produk.
2. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewirausahaan.
3. Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai marketing mix, product
live cycle, dan pengembangan produk.

2
BAB II
ISI

A. Pengertian Marketing Mix


Menurut Kotler (2000) 1 pemasaraan adalah suatu poses sosial dimana
individu dan kelompok mendapatkan apa yan mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai
secara bebas dengan pihak lain. Pemasaran lebih menitik beratkan pada
pengetahuan akan kebutuhan pelangan dan upaya untuk memuaskannya
melalui atribut produk yang ditawarkan, karena kepuasan konsumen dipandang
sebagai pusat pertumbuhan, laba dan keamanaan eksistensi keamanaan.
Menurut Basu Swastha.D.H dan Irawan (2000) 2 pemasaran adalah suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa
yang memuaskan kebutuhan baik pada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial
Manajemen pamasaan adalah pertukaran produk yang dilakukan melalui
aktifitas dari bauran pemasaran, yaitu Product, Price, Pomotion, dan Place.
“Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its
marketing objectives in the market” (Widya Teknika, 2011)3 yang kurang lebih
memiliki arti Bauran Pemasaran adalah kumpulan dari variabel-variabel
pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha
untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran.
Menurut Kottler (2002)4, Marketing mix is these to marketing tools that the
firm uses to pursue its marketing objectives in the target market. Yang

3
kurang lebih memiliki artibahwa Bauran Pemasaran adalah ejumlah alat-alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menyakinkan obyek pemasaran
atau target pasar yang dituju.
Menurut Kottler dan Amstrong (2008) 5 , Marketing Mix adalah sebagai
seprangkat variabel pemasaran, yang dapat dikendalikan dan dipadukan
perusahaann untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan didalam pasar
sasaran.
B. Unsur-unsur Marketing Mix
Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang dikenal
dengan marketing mix 4P yaitu, product, price, place dan promotion.
Sedangkan dalam pemasaran jasa memeiliki beberapa alat pemasaran
tambahan sperti people, physical evidence dan process sehingga dikenal
dengan marketing mix 7P. Bauran pemasaran jasa mencakup 7P yakni,
product, price, place, promotion, people, process, physical evidence.
Ketujuh unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan
berpengaruh satu sama lain,sehingga harus diupayakan untu menghasilkan
suatu kebijakan pemasaran yang mengrah kepada layanan efektif dan kepuasan
konsumen.
Adapun 7P (product, price, place, promotion, people, process, physical
evidence)unsur marketing mix tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Produk (Product)
Menurut Fajar Laksana (2008)6 produk adalah segala sesuatu baik yang
bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen
untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
Yang termasuk dalam pengertian produk yaitu :
a. Goods : Barang-barang fisik

5
Kotler & Amstrong. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1. (Alih Bahasa : Bob Sabran,M.M). Jakarta:

Penerbit Erlangga.
6
Laksana Fajar, (2008) Manajemen Pemasaran, edisi pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008

4
b. Services : Jasa / pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau
tidak menyertai produk barang fisik.
c. Experiences : Pengalaman kegiatan atau seseorang yang dapat
dinikmati oleh orang lain.
d. Events : Kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak
e. Person : Kehlian atau ketenaran seseorang
f. Places : Kota atau tempat yang memiliki keunggulan, keunikan
(sejarah) atau keindahan
g. Properties : Hak kepemilikan bisa berupa benda nyata (real estate) atau
finansial (Saham dan obligasi)
h. Organizations : Lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau
nilai jual dari suatu produk
i. Information : Informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan (sekolah,
surat kabar)
j. Ideas : Gagasan yang menghasilkan produk yang diminati oleh
konsumen
Menurut Kotler (2000) 7 produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan
atau dikonsumsi yang mungkin dapat memuaskan harapan atau kebutuhan.
Produk dibai menjadi dua kelas berdasarkan tipe pelanggan yang
mengkonsumsinya yaitu sebagai berikut:
a. Produk yang dikonsumsi oleh pelanggan (consumer products)
Produk yang dibeli oleh konsumen akhir sebagai konsumsi pribadi.
Produk bagi konsumen ini dibagi menjadi empat bagian yaitu :
1) Produk kebutuhan sehari-hari (convenience products)
Produk yang biasanya dibeli oleh konsumen secara rutin, segera, dan
dengan perbandingan serta usaha yang minimum dalam
pembeliannya. Contoh : rokok, sabun, garam dan lain-lain.

7
Kotler.Op., cit.hlm.3

5
2) Produk belanjaan (shopping products)
Produk yang dalam proses memilih dan membelinya mengharuskan
konsumen membanding-bandingkan berdasarkan kesesuaian mutu,
harga, dan modelnya. Contoh : pakaian, perabotan rumah tangga,
sepatu, perhiasan.
3) Produk khusus (specialty products)
Produk yang memiliki ciri unik dan atau merk khas dimana
sekelompok pelanggan bersedia berusaha lebih keras dalam proses
pembelian. Contoh : telepon genggam, mobil, motor dan lain-lain.
4) Produk yang tidak dicari (unsought products)
Produk yang sudah diketahui atau tidak diketahui pelanggan, tetapi
pada umumnya tidak terpikir untuk membeli. Contoh : asuransi jiwa,
donor darah, tanah kuburan.
b. Produk bagi industri (industrial product)
Produk yang dibeli oleh individu organisasi untuk diproses lebih
lanjut atau untuk digunakan sehubungan dengan bisnis. Contoh : bahan
mentah, komponen material.
Menurut Stanton (2002)8 produk mempunyai definisi yang sempit dan
luas. Defini tersebut sebagai berikut :
1) Definisi sempit
Produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata (tangible) yang terkait
dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan.
2) Definisi luas
Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak
nyata (intangible) di dalamnya sebuah sudah tercakup warna, harga,
kemasan, prestif pabrik, prestif pengecer dalan pelayanan pabrik
serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu
yang bisa memuaskan keinginannya.

8
Stanton, William J, 2002. Fundamentals of Marketing, 10th Edition, Singapore: Mc Graw-Hill Internasional

6
Menurut fandy Tjiptono (2001) 9 definisi dari produk yaitu
sesuatu yang dapat ditawarkan oleh produsen untuk diperhatikan,
diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai alat
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
Produk merupakan elemen yang paling penting sebab dengan
produk inilah perusahaan pertama-tama dan terutama memenuhi
segala sesuatu yang diberikan kepada seseoran guna memuaskan
suatu kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam pengelolaan
produk termasuk pula perencanaan dan pengembangan produk dan
atau jasa yang baik untuk dipasarkan oleh perusahaan. Perlu adanya
suatu pedoman untuk mengubah produk yang ada, menambah
produk baru, atau mengambil tindakan lain yang dapat
mempengaruhi kebijaksanaan dalam penentuan produk. Selain itu,
keputusan-keputusan juga perlu diambil menyankut masalah
pemberian merk, pembungkusan, warna dan bentuk produk lainnya.
10
Menurut (Danang, 2012) , perlu diingatbahwaproduk selalu
mengalami daur hidup (product life cycle),yang terdiri atas :
a. Pengenalan Produk (Introduction)
Produsen memperkenalkan produknya melalui kegiatan promosi.
Dengan dilakukannyakegiatanpromosi, diharapkan produk yang
ditawarkan dikenal oleh masyarakat. Akan tetapi, untuk melakukan
promosi, perusahaan harus mengeluarkan biaya-biaya untuk
mempersiapkan media promosi, sementara jumlah penjualan produk
masih relatif kecil. Hal ini berakibat pada kondisi keuangan perusahaan
yang negatif atau rugi.

b. Pertumbuhan Produk (growth)

9
Tjiptono, Fandi. Strategi Pemasaran. Edisi 1. Yogyakarta: Andi Offset, 2001
10
Danang Sunyoto.(2012). Dasar-dasar Manajemen Pemasaran.Yogyakarta : PT. Buku Seru.

7
Setelah melalui proses promosi, produk mulai dikenal oleh masyarakat.
Masyarakat mulai tertarik dan berkeinginan untuk membeli produk
yang ditawarkan, sehingga mempengaruhi penjualan produk yang
semakin lama semakin meningkat. Melonjaknya penjualan produk,
merupakan proses dimana produk mengalami pertumbuhan penjualan.
Pertumbuhan penjualan produk ini, mengakibatkan perusahaan
mengurangi frekuensi promosi dan meningkatkan penjualan produk
guna mencapai keuntungan yang maksimum.
c. Kematangan/KejenuhanProduk (maturity)
Pertumbuhan produk juga akan melalui penurunan dan produk tersebut
mulai memasuki waktu dimana konsumen memiliki rasa kejenuhan
terhadap produk. Tahap ini berlangsung lama dan produsen akan
mendapatkan tantangan besar dalam pemasaran karena persaingan
penjualan produk menjadi ketat dan intensif.
d. Penurunan Produk(decline)
Penjualan produk akan mencapai titik terendah.Untuk mendapatkan
keuntungan penjualan kembali, pada tahap ini, produsen harus
memiliki ide baru untuk produk yang ditawarkan sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan konsumen.
2. Harga (price)
Harga merupakan unsur baruan pemasaran yang paling fleksibel.
Artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik
produk atau komitmen terhadap saluran distribusi. Ke dua hal ini tidak dapat
dirubah dengan mudah dan cepat, tetapi kalau harga sewaktu-waktu bisa
berubah.
Menurut Fajar Laksana (2008)11 harga merupakan jumlah uang yang
diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan
demikian maka suatu barang haruslah dihubungkan dengan bermacam-

11
Laksana fajar, op.,cit.hlm.4

8
macam barang dan/atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan
sesuatu yaitu produk dan jasa.
Menurut Fandy Tjiptono (2001)12 harga adalah satuan moneter agar
memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.
Pengertian harga merupakan suatu moneter atau ukuran lainnya termasuk
barang dan jasa yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan suatu barang atau jasa.
Dalam menetapkan harga suatu produk yang dilakukan perusahaan
dapat ditentukan dengan tiga bentuk strategi harga, yaitu :
a. Strategi harga produk baru (new product pricing strategies)
Perusahaan yang meluncurkan produk baru mengalami tantangan dalam
penetapan harga untuk pertama kalinya.
Strategi harga produk baru dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1) Market skimming pricing
Penetapan harga yang tinggi untuk produk baru agar dapat mencapai
pendapatan maksimum melalui tiap lapisan segmen yang mau
membayar dengan harga tinggi. Dalam hal ini perusahaan hanya
memproduksi produknya dalam jumlah sedikit, dengan tujuan untuk
mencapai nilai penjualan yang lebih menguntungkan.
2) Market penetration pricing
Penetapan harga yang rendah untuk produk baru dengan tujuan untuk
menarik sejumlah besar pembeli dan memperoleh pangsa pasar yang
besar.
b. Strategi harga bauran produk (product mix pricing strategies)
Strategi untuk menetapkan harga produk seringkali dapat berubah ketika
suatu produk adalah sebuah bagian dari buaran produk.

12
Tjiptono, Fandi.op.,cit.hal.7

9
Strategi harga bauran produk dibagi menjadi lima bagian, yaitu :
1) Product line pricing
Penetapan harga yang berbeda diantara berbagai produk dalam sebuah
lini produk berdasarkan perbedaan biaya antara produk, evaluasi
pelanggan dari fitur-fitur yang berbeda, dan harga pesaing.
2) Optimal product pricing
Penetapan harga berdasarkan pilihan dari aksesoris produk yang
menyertai produk utama.
3) Captive product pricing
Penetapan harga untuk produk yang harus digunakan beserta dengan
produk utamanya.
4) By product pricing
Penetapan harga pada limbah produk yang bertujuan untuk membuat
harga produk utamanya lebih kompetitif.
5) Product bundle pricing
Kombinasi dari beberapa produk yang ditawarkan dalam satu paket
untuk mengurangi harga.
c. Strategi penyesuaian harga (price asjustment strategies)
Perusahaan seringkali menyesuaikan harga dasar mereka untuk setiap
konsumen yang berbeda dan situasi yang seringkali berubah-ubah.
Strategies penyesuaian harga dibagi menjadi enam bagian, yaitu :
1) Discount and allowance pricing
Pengurangan harga sebagai bentuk penghargaan terhadap pelanggan
yang memberikan respon seperti membayar lebih awal atau
mempromosikan produk.
2) Segmented pricing
Penyesuaian harga yang memungkinkan pembedaan terhadap
pelanggan, produk, atau lokasi.
3) Psychological pricing

10
Pendekatan harga yang mempertimbangkan efek psikologi dari
harga dan bukan hanya nilai ekonomisnya.

4) Promotional pricing
Pengurangan harga untuk sementara yang bertujuan meningkatkan
penjualan dalam waktu singkat.
5) Georgraphical pricing
Penyesuaian harga yang dihitung berdasarkan letak geografis dari
pelanggan.
6) International pricing
Penyesuaian harga untuk pasar internasional.
d. Perubahan harga (price changes)
Setelah mengembangkan strategi dan struktur harga, perusahan
seringkali menghadapi situasi dimana perusahaan harus menetapkan
untuk merubah harga atau merespon perubahan harga yang dilakukan
pesaing.
Dalam perubahan harga terdapat dua hal yang berpengaruh, yaitu :
1) Intiating changes
perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk menaikan harga atau
menurunkan harga. Perusahaan juga harus mencermati reaksi dari
konsumen dan pesaing sebagai akibat dari terjadinya perubahan harga.
2) Responding to price changes
Perusahaan harus mencermati adanya perubahan harga yang
dilakukan oleh pesaing dan melihat pengaruh adanya perubahan harga
terhadap pangsa pasar dan keuntungan serta tindakan yang harus
diambil untuk merespon perubahan harga yang dilakukan oleh
pesaing.
e. Kebijakan publik dan penetapan harga (public policy and pricing).
Kompetisi harga adalah elemen utama dari ekonomi pasar bebas. Dalam
penetapan harga, perusahaan harus mempertimbangkan adanya

11
kebijakan harga yang ditetapkan oleh publik. Kebijakan harga yang
ditetapkan oleh publik ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
monopoli suatu bidang usaha.
Dalam kebijakan publik dan penetapan harga dibagi menjadi dua bentuk,
yaitu:
1) Pricing within chanel levels.
Perusahaan dalam menetapkan harga tidak boleh melakukan
pembicaraan dengan pesaing, untuk menghindari terjadinya kolusi
harga.
2) Pricing across chanel levels.
Untuk mencegah terjadinya diskriminasi penetapan harga, dengan
memastikan bahwa para penjual menawarkan kondisi harga yang
sama terhadap konsumen pada level perdagangan.

3. Promosi (promotion)

a. Pengertian Promosi
1) Menurut Fajar Laksana (2008) promosi adalah suatu komunikasi dari
penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang
bertujuan merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak
mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi dan tetap mengingat
produk. Adapun kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi
adalah : periklanan, personal selling, promosi penjualan, publisitas,
hubungan masyarakat.
2) Menurut Basu Swasta (2000) promosi merupakan arus informasi satu
arah dan hanya dilakukan satu wirausahawan atau organisasi tertentu.
Ini berbeda dengan komunikasi pemasaran yang bertujuan memuaskan
semua pihak. Semua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi
melakukan cara yang sama, yaitu mendengarkan, bereaksi dan
berbicara sampai tercipta hubungan pertukaran yan memuaskan.

12
3) Jadi, dapat disimulkan bahwa promosi adalah sejenis komunikasi yang
memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang
dan jasa dalam pasar sasaran suatu perusahaan, organisasi saluran, dan
masyarakat umum untuk membeli barangnya
b. Tujuan Promosi
1) Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru.
2) Mengomunikasikan produk baru.
3) Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal
secara luas.
4) Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas
produk.
5) Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk
6) Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli suatu produk.

c. Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2004, terdapat 5 sarana


promosi utama yaitu sebagai berikut :
1) Periklanan
Yaitu setiap bentuk merupakan presentasi dan promosi ide-ide, barang
atau jasa dengan pembayaran oleh suatu sponsor tertentu, untuk
memperkenalkan produk kepada konsumen promosi. Adapun fungsi-
fungsi periklanan adalah sebagai berikut:
a) Memberikan informasi.
b) Membujuk atau mempengaruhi
c) Menciptakan kesan (image)
d) Memuaskan keinginan
Contoh periklanan meliputi penyiaran, media cetak, internet, luar
ruang, dan bentuk lain.

2) Penjualan pribadi (personal selling)


Dalam hal ini pemilik usaha ikut menawarkan langsung produk
yang dijual untuk membangun hubungan dengan pelanggan. Penjualan

13
personal meliputi presentasi penjualan,pameran dagang. Fungsi dari
tenaga penjualan adalah:

a) Mengadakan analisa pasar


b) Menentukan komunikasi
c) Memajukan langganan
d) Memperhatikan langganan
e) Mengatasi masalah
f) Mengatur waktu
g) Mengalokasi sumber-sumber
h) Meningkatkan kemampuan diri
3) Promosi penjualan (sales promotion)
Yaitu penawaran produk secara intensif guna menekan pembelian dan
penjualan. Promosi penjualan meliputi diskon, kupon, pajangan, dan
demonstrasi
4) Hubungan masyarakat (public relation)
Dalam hal ini perusahaan harus mampu membangun hubungan
baik dengan masyarakat guna menciptakan citra yang baik agar
konsumen tetap mempercayai dan menyerahkan ketersediaan produk
yang mereka butuhkan kepada perusahaan tersebut. Hubungan
masyarakat meliputi siaran pers, sponsor, acara khusus.
5) Pemasaran langsung (direct marketing)
Hubungan langsung dengan konsumen individu yang
ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respon segera dan
membangun hubungan pelanggan yang langgeng-penggunaan surat
langsung, telepon, televisi respon langsung, email, internet dan sarana
lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen tertentu.
3) Physical Distribution (Distribusi Fisik)
a. Pengertian
Saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan
semua kegiatan pemasaran (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan
produk barang/jasa dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen.

14
Distribusi fisik adalah segala kegiatan untuk memindahkan barang
dalam kuantitas tertentu, ke suatu tempat tertentu, dan dalam jangka waktu
tertentu. Perpindahan fisik ini dapat berupa perpindahan barang jadi dari
jalur produksi ke konsumen akhir dan perpindahan bahan mentah dari
sumber ke jalur produksi.
b. Fungsi-fungsi dalam distribusi fisik meliputi:
1) Transportation, yaitu memilih cara yang tepat untuk memindahkan
barang ke tempat yang jauh jaraknya. Ini merupakan fungsi utama dari
distribusi fisik. Alternatif-alternatif moda angkutan bisa meliputi rel
(kereta api), air (kapal), truk, udara (pesawat), dll.
2) Storage dan warehousing, yaitu menyimpan barang untuk sementara,
menunggu untuk dijual atau dikirim lebih lanjut.
3) Inventory central, yaitu pemilihan alternatif apakah penyimpanan harus
dilakukan terpusat atau tersebar.
4) Material handling, yaitu pemilihan alat yang tepat untuk memindahkan
barang ke tempat yang dekat, seperti ke gudang, ke kendaraan, ke retail
store, dan sebagainya.
5) Border processing, yaitu kegiatan-kegiatan seperti penentuan syarat-
syarat pengiriman, mempersiapkan dokumen, dan lain-lain.
6) Protective packaging, yaitu penentuan wadah barang agar terhindar dari
berbagai kerugian yang timbul selama pengiriman.
kesimpulan bahwa fungsi distribusi fisik adalah menjamin keamanan
dan menyediakan fasilitas pengantaran barang sampai ketangan
konsumen.
c. Tujuan distribusi fisik tersebut meliputi:
1) Pemberian pelayanan kepada para pelanggan sebaik dan senyaman
mungkin.
2) Menghemat biaya keseluruhan untuk pemberian pelayanan hingga titik
minimum yang mungkin. Dengan cara mengurangi hingga mencapai
titik minimum pesanan yang dikembalikan. Jika pengembalian pesanan

15
terjadi, mengurangi banyaknya waktu dalam pengiriman barang yang
dikembalikan.
3) Merealisasi rencana laba dengan melaksanakan pelayanan kepada
pelanggan dan meminimalkan biaya. Salah satu diantaranya dengan
mengurangi sejauh mungkin persen pesanan yang dikirimkan yang
berisi barang-barang yang rusak atau cacat.

C. Pengertian Product Life Cycle

Product Life Cycle (PLC) dikenal juga dengan siklus hidup


produk atau daur hidup produk adalah suatu konsep yang menggambarkan
serangkaian perjalanan atau tahap-tahap yang dilalui suatu produk, mulai
dari tahap pengembangan, pengenalan sampai produk tersebut mengalami
penurunan hingga akhirnya keluar dari pasar. Konsep product life cycle
pertama kali dikenalkan oleh Levitt pada tahun 1965 dalam artikelnya yang
berjudul Exploit The Product Life Cycle. Siklus hidup produk yang dikelola
dengan baik akan membantu pemasar lebih mampu mempertahankan
produk yang menguntungkan dan menghentikan produk-produk yang tidak
menguntungkan. Product life cycle merupakan konsep yang penting dalam
pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai
dinamika bersaing suatu produk. Siklus hidup produk yang dikelola dengan
baik akan membantu manajer dalam memastikan bahwa pengenalan,
pengubahan dan penghentian produk dilakukan dengan cara yang tepat.
Berikut definisi dan pengertian product life cycle dari beberapa sumber
1. Menurut Tjiptono (1998), product life cycle adalah suatu grafik yang
menggambarkan riwayat suatu produk, sejak diperkenalkan ke pasar
sampai dengan ditarik dari pasar.
2. Menurut Kotler (1988), product life cycle adalah suatu usaha untuk
mengenali tahapan yang berbeda dalam sejarah penjualan produk.

16
3. Menurut Canon, Pereault dan McCarthy (2008), product life cycle
adalah menggambarkan tahap-tahap yang dilalui suatu ide produk yang
benar-benar baru dari awal hingga akhir.
4. Menurut Kotler dan Armstrong (2001), product life cycle adalah
perjalanan penjualan dan laba suatu produk selama masa hidupnya. Hal
tersebut meliputi lima tahap yang berbeda: pengembangan produk,
pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan.
5. Menurut Anderson dan Zeithaml (1984), product life cycle adalah suatu
konsep penting yang digunakan untuk menggambarkan serangkaian
tahap dari suatu produk mulai dari tahap perkenalan (introduction)
sampai produk tersebut mulai mengalami penurunan penjualan hingga
akhirnya keluar dari pasar (decline).
D. Tahapan Product Life Cycle

Menurut Assauri (2004), siklus daur hidup produk terbagi menjadi


empat tahapan, yaitu: tahap pengenalan (introduction), tahap
pengembangan (growth), tahap pematangan (maturity) dan tahapan
penurunan (decline). Ada juga yang menggolongkannya menjadi
introduction, growth, maturity, decline dan termination. Selain itu ada
menyatakan bahwa tahap-tahap PLC terdiri dari introduction (pioneering),
rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulence), maturity
(saturation) dan decline (obsolescence). Pendapat lain ada yang
membaginya ke dalam tahap introduction, growth, maturity, saturation dan
decline. Menurut Tjiptono (1998), tahapan siklus daur hidup produk atau
product life cycle (PLC) adalah sebagai berikut:

17
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Tahap perkenalan adalah suatu periode pertumbuhan penjualan yang
lambat saat produk itu diperkenalkan di pasar. Ciri-ciri umum tahap ini
adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat
(karena tingginya market resistence), persaingan yang masih relatif kecil,
tingkat kegagalan relatif tinggi, masih banyak dilakukan modifikasi produk
dalam pengujian dan pengembangannya, biaya produksi dan pemasaran
sangat tinggi. Barang yang dijual umumnya barang yang betul-betul baru
atau model/bentuk baru dari suatu barang.

Pada tahap ini promosi yang dilakukan harus agresif dan menitik
beratkan pada merek. Promosi ini ditujukan kepada pembeli potensial agar
sadar akan ciri-ciri, penggunaan dan kelebihan dari produk. Kesulitan yang
mungkin terjadi pada tahap ini adalah hanya sedikit penjual yang memiliki
daya dan kemampuan untuk meluncurkan produk baru.harga awal produk
juga tinggi. Kesulitan-kesulitan ini membuat banyak produk gagal pada
tahap perkenalan.

18
2. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Tahap pertumbuhan adalah suatu periode penerimaan pasar yang cepat
dan peningkatan laba yang besar. Pada tahap ini kurva penjualan dan kurva
laba semakin meningkat, meskipun begitu tahap ini merupakan tahap kritis.
Produk yang sudah dikenal pasar memancing pesaing untuk masuk ke pasar
sehingga persaingan semakin ketat. Perusahaan yang ingin bertahan perlu
memperkuat pasar dan mendorong terjadinya loyalitas merek. Cara yang
umum dilakukan adalah memperluas dan meningkatkan distribusi.
Tahap pertumbuhan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
a. Pertumbuhan Cepat (Rapid Growth)
Tahap ini melakukan beberapa bentuk strategi antara lain meliputi
penyempurnaan produk (penambahan karakteristik atau sifat
tertentu dan pembuatan model baru), pengembangan segmen pasar
baru, penambahan saluran distribusi baru, dan pengurangan harga
untuk merebut konsumen baru.
b. Pertumbuhan Lambat (Slow Growth)
Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan
pertumbuhan semakin menurun, sebagian besar difokuskan untuk
memperkuat dan mempertahankan posisi pasar serta membangun
kesetiaan konsumen dan penyalur.
3. Tahap Kedewasaaan (Maturity)
Tahap kedewasaaan adalah suatu periode penurunan dalam
pertumbuhan penjualan karena produk itu telah diterima oleh sebagian besar
pembeli potensial. Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi
dalam penjualan dan biasanya merupakan tahap terlama dalam product life
cycle. Pada tahap ini kurva penjualan mencapai puncaknya dan mulai
menurun. Tahap ini juga diartikan dengan persaingan yang ketat karena
banyaknya merek yang ada di pasar.
Tahap kedewasaaan dibagi menjadi tiga fase yaitu:

19
a. Growth Maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang
yang disebabkan oleh dewasanya distribusi.
b. Stable Maturity, yaitu penjualan menjadi mendatar yang
disebabkan oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial
telah mencoba produk baru yang ditawarkan perusahaan.
c. Decaying Maturity, yaitu penjualan mulai menurun dan konsumen
mulai bergerak ke produk lain atau produk subtitusi.
Pada tahap ini biasanya produsen menggunakan strategi bertahan
(defensive strategy) dan strategi menyerang (offensive strategy). Strategi
bertahan bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan
menjaga kelompok produk (product category) dari serangan produk
subtitusi. Strategi ini menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya
produksi dan menghilangkan kelemahan produk.
4. Tahap Penurunan (Decline)
Tahap Penurunan adalah suatu periode saat penjualan menunjukkan
arah yang menurun dan laba yang menipis. Pada tahap ini penjualan
perusahaan semakin bergerak ke arah penurunan. Penurunan ini antara lain
disebabkan oleh perubahan selera pasar, adanya produk subtitusi dan
perubahan teknologi. Keadaan ini membuat terjadinya persaingan harga,
kelebihan kapasitas dan laba perusahaan menghilang.
Produk yang memasuki tahap ini bukan berarti sudah menguntungkan
lagi. Produk ini tetap dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan
karena dapat memanfaatkan sisa-sisa konsumen yang sudah ditinggalkan
pesaing. Pada tahap ini produk hanya akan memenuhi kebutuhan pasar inti
sehingga konsumen cenderung spesialis.
Pada tahap penurunan ada beberapa alternatif yang harus dilakukan
yaitu:
a. Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi
persaingan yang baik.

20
b. Mengubah produk atau mencari penggunaan atau manfaat baru pada
produk.
c. Mencari pasar baru.
d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian
industri dapat diatasi.
e. Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara
meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi
menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen yang masih setia
dan menguntungkan.

E. Karakteristik Tahapan Product Life Cycle

Menurut Kotler (2007), pada setiap tahap dalam daur hidup produk
memiliki karakteristik tersendiri, yaitu:

1. Pada tahap perkenalan penjualan rendah, biaya per pelanggan yang


tinggi, laba negatif, pelanggan inovator, dan pesaing sedikit.
2. Pada tahap pertumbuhan penjualan meningkat dengan cepat, biaya
rata-rata per pelanggan, laba meningkat, pelanggan pemakai awal, dan
pesaing jumlahnya bertambah.
3. Pada tahap kedewasaan berada di puncak penjualan, biaya per
pelanggan yang rendah, laba tinggi, pelanggan mayoritas tengah, dan
jumlah pesaing stabil mulai menurun.
4. Pada tahap penurunan terjadi penurunan penjualan, biaya per
pelanggan rendah, laba menurun, pelanggan pemakai terlambat, dan
pesaing jumlahnya menurun.

Pada setiap tahap tersebut terdapat peluang dan masalah yang berbeda-
beda dalam kaitannya dengan strategi pemasaran dan potensi laba. Dengan
mengenali tahap dimana suatu produk sedang berada, atau akan dituju, pihak
manajemen dapat merumuskan rencana dan strategi pemasaran yang tepat.

21
Adapun tabel di bawah ini menggambarkan karakteristik pada masing-masing
tahapan daur hidup produk.

F. Faktor Yang Mempengaruhi Product Life Cycle

1. Penemuan ilmiah dan kemajuan teknologi


Ilmuwan dapat membuat penemuan mendadak dengan
mempertimbangkan, misalnya, bahan yang Anda gunakan dalam
produksi. Mirip dengan kasus Teflon, temuan ini mungkin
menunjukkan efek berbahaya dari bahan tersebut, yang
menggarisbawahi toksisitas produk Anda.
2. Nilai yang bergeser
Gerakan dan pandangan sosial memengaruhi pasar secara massal dan
memaksakan persyaratan pada barang-barang konsumen. Misalnya tren
produk ramah lingkungan muncul dari postulat para aktivis sosial.
Pandangan yang diproklamasikan dan digabungkan oleh konsumen
rata-rata mengharuskan produk Anda menyesuaikan dengan keadaan.
3. Pergeseran mode
Apa yang modis dan menjadi tren hari ini mungkin terlupakan atau
menjadi tema ejekan besok. Jika Anda bukan seorang inovator, risiko
produk Anda akan dianggap ketinggalan zaman akan tumbuh.

22
4. Munculnya pengganti kompetitif
Alternatif yang lebih murah, dirancang lebih baik, lebih nyaman, dan
umumnya lebih menarik untuk produk Anda mungkin muncul begitu
saja dan menarik perhatian pelanggan Anda, mencuri pangsa pasar
Anda.
5. Alasan politik
Memburuknya hubungan antar negara dapat menyebabkan penurunan
perdagangan atau bahkan penghentiannya. Jika produk Anda
ditargetkan ke pasar luar negeri, Anda mungkin kehilangan sebagian
besar pelanggan Anda.
6. Stabilitas ekonomi
Krisis ekonomi dapat menyebabkan pemiskinan dan mempengaruhi
daya beli pelanggan. Jika hanya sebagian kecil dari basis pelanggan
awal Anda yang mampu membeli produk Anda, Anda perlu
memikirkan niche alternatif, metode produksi yang lebih murah, dan
cara lain untuk menjaga agar produk Anda tetap terjangkau dan diminta.

G. Pengertian Pengembangan Produk

Pengembangan produk adalah strategi dan proses yang dilakukan oleh


perusahaan dalam mengembangkan produk, memperbaiki produk lama atau
memperbanyak kegunaan produk ke segmen pasar yang ada dengan asumsi
pelanggan menginginkan unsur-unsur baru mengenai produk.
Pengembangan produk adalah proses perubahan yang dilakukan terhadap
produk yang sudah ada sekaligus proses pencarian inovasi untuk menambah
nilai terhadap barang lama dengan mengkonversikannya ke dalam produk
tersebut. Dengan adanya pengembangan produk berarti perusahaan sudah
memahami tentang kebutuhan dan keinginan pasar.
Berikut definisi dan pengertian pengembangan produk dari beberapa
sumber:

23
1. Menurut Tjiptono (2008), pengembangan produk adalah strategi untuk
produk baru meliputi produk orisinil, produk yang disempurnakan,
produk yang dimodifikasi, dan merek baru yang dikembangkan melalui
usaha riset dan pengembangan.
2. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pengembangan produk strategi
untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk
memodifikasi atau produk baru ke segmen pasar yang ada sekarang
pengembangan konsep produk menjadi produk fisik dalam upaya
memastikan bahwa ide produk bisa diubah menjadi produk yang bisa
diwujudkan secara efektif.
3. Menurut Simamora (2000), pengembangan produk adalah proses
pencarian gagasan untuk barang dan jasa baru dan
mengkonversikannya kedalam tambahan lini produk yang berhasil
secara komersial. Pencarian produk baru didasarkan pada asumsi
bahwa para pelanggan menginginkan unsur-unsur baru dan pengenaan
produk baru akan membantu mencapai tujuan perusahaan.
4. Menurut Alma (2002), pengembangan produk adalah semua kegiatan
yang dilakukan oleh pabrikan atau produsen dalam menentukan dan
mengembangkan produknya, memperbaiki produk lama,
memperbanyak kegunaan dari produk yang sudah ada dan mengurangi
biaya produksi dan biaya pembungkus.
I. Tujuan Pengembangan Produk

Tujuan pengembangan produk adalah untuk memberikan nilai


maksimal bagi konsumen, memenangkan persaingan perusahaan dengan
memilih produk yang inovatif, produk yang dimodifikasi serta mempunyai
nilai yang tinggi baik dalam desain warna, ukuran, kemasan, merek, dan
ciri-ciri lain.

Menurut Kotler dan Keller (2008), umumnya tujuan pengembangan


produk baru adalah:

24
1. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan
sebagai investor, yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari
pada produk sebelumnya.
2. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada,
yaitu dengan jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis
kepuasan yang baru. Bentuknya bisa bertambah terhadap lini produk
yang sudah ada maupun revisi terhadap produk yang telah ada.

Sedangkan menurut Alma (2002), terdapat beberapa alasan yang


membuat perusahaan melakukan pengembangan produk, yaitu:

1. Untuk memenuhi keinginan konsumen.


2. Untuk menambah omzet penjualan.
3. Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi.
4. Untuk memenangkan persaingan.
5. Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama.
6. Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan.
7. Untuk mencegah kebosanan konsumen.
8. Untuk menyederhanakan produk pembungkus.

J. Jenis-Jenis Pengembangan Produk


Setiap perusahaan harus mempunyai strategi dalam melakukan
pengembangan produk. Hal ini bertujuan agar produk yang akan
dikembangkan dapat sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan konsumen
yang sudah ada tetap tertarik dengan penawaran yang diberikan oleh suatu
perusahaan serta menarik konsumen baru. Menurut Kotler dan Keller
(2008), strategi pengembangan produk terdapat beberapa jenis, yaitu:

1. Memperbaiki Yang Sudah Ada.

25
Dalam hal ini perusahaan menggunakan teknologi dan fasilitas yang
ada untuk membuat variasi dan memperbaiki produk yang ada. Dalam
menggunakan cara ini perusahaan tidak memiliki resiko besar, karena
hanya akan melakukan perubahan yang menyeluruh.

2. Memperluas Lini Produk.

Jenis pengembangan produk dilakukan perusahaan dengan cara


menambah item pada lini produk yang sudah ada atau menambah lini
produk baru.

3. Menambah Produk Yang Ada.

Perusahaan dalam hal ini menambah atau memberikan variasi pada


produk yang telah ada dan juga memperluas segmen pasar dengan
melayani berbagai macam konsumen atau pembeli yang memiliki
selera yang berbeda-beda.

4. Meniru Strategi Pesaing.

Pada cara ini perusahaan meniru kebijakan pesaing yang dianggap


menguntungkan, seperti halnya penetapan harga.

5. Menambah Lini Produk.

Biasanya perusahaan memerlukan dana besar dalam penambahan


produk baru yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan lini produk
yang telah ada. Karena produk yang belum pernah diproduksi
sebelumnya, serta dalam hal penggunaan fasilitas-fasilitas untuk
mempromosikannya memerlukan proses yang baru pula.

Sedangkan menurut Tjiptono (2008), terdapat tiga strategi


pengembangan produk, yaitu:

26
1. Strategi peningkatan kualitas.

Produsen dapat meningkatkan daya tahan produk atau dengan


meningkatkan kehandalan dan kecepatan pelayan terhadap konsumen.

2. Strategi peningkatan keistimewaan.

Produk Ada empat indikator yang dapat meningkatkan keistimewaan


suatu produk, seperti kualitas bahan yang dipakai, keanekaragaman,
kenyamanan dalam pemakaian suatu produk bagi penggunaannya dan
aksesoris tambahan.

3. Strategi peningkatan gaya produk.

Produsen bisa meningkatkan nilai suatu produk dari segi pemilihan


warna produk tersebut, rancangan atau desain yang menarik dan yang
terakhir adalah kemasan yang dapat memberi nilai tambah bagi produk
tersebut.

K. Tahapan Proses Pengembangan Produk

Pengembangan produk baru bukan merupakan hal yang mudah bagi


perusahaan yang menjalankannya. Proses pengembangan produk untuk
setiap perusahaan juga berbeda, tergantung produk serta tingkat
kompleksitasnya, dan umumnya kegiatan-kegiatan ini lebih membutuhkan
daya analisis intelektual dan manajemen organisasi.Perusahaan harus
menyadari bahwa dalam pelaksanaan pengembangan produk, kemungkinan
perusahaan mengadakan perubahan-perubahan ciri-ciri khusus produk,
meningkatkan mutu produk, menambah tipe produk, dan mengubah ukuran
produk untuk memuaskan pasar. Pada saat perusahaan mengalami
kemunduran dan menghadapi persaingan yang cukup tinggi, maka
kebijaksanaan produk khususnya pengembangan produk merupakan salah
satu alternatif jika kebijaksanaan non produk seperti promosi, penentu harga

27
serta saluran distribusi tidak memberikan hasil yang memuaskan untuk
dapat menjamin kesinambungan produk di pasar.

Menurut Simamora (2000), terdapat delapan tahap yang harus dilalui


dalam pengembangan produk baru, yaitu:

28
a. Analisis Kebutuhan Pelanggan
Kebutuhan konsumen merupakan titik pendahuluan untuk
pengembangan produk, baik untuk pasar domestik ataupun global. Produk-
produk baru merangsang perusahaan untuk mencapai sasaran unit bisnis dan
korporat. Untuk menentukan lingkup produk baru yang akan
dipertimbangkan, manajemen sering merumuskan garis-garis besar
perencanaan produk baru. Keputusan ini menjadi garis-garis besar penting
untuk proses perencanaan produk baru. Analisis kepuasan pelanggan
menentukan peluang untuk produk dan proses baru.
b. Pemunculan Gagasan
Pencarian macam-macam gagasan yang menjanjikan merupakan titik
pangkal dalam proses pengembangan produk baru. Penggalian gagasan
terentang mulai dari perbaikan tambahan atas produk yang ada sekarang
sampai ke produk yang sama sekali baru bagi dunia. Beraneka gagasan
produk berasal dari banyak sumber. Membatasi pencarian gagasan-gagasan
produk baru hanya pada aktivitas litbang interval merupakan pendekatan
yang sangat sempit. Sumber gagasan produk baru meliputi para personalia
perusahaan, pelanggan, pesaing, investor luar, akuisis dan anggota saluran.
c. Penyaringan Ide dan Evaluasi
Pengevaluasian ide-ide baru merupakan bagian penting dari
perencanaan produk baru. Produk yang berhasil adalah produk yang
memuaskan kriteria manajemen untuk keberhasilan komersial. Manajemen
memerlukan suatu prosedur penyaringan dan evaluasi yang akan
menghapus ide-ide yang tidak akan menjanjikan sesegera mungkin.
Tujuannya adalah untuk mengeliminasi ide-ide yang paling tidak
menjanjikan sebelum terlalu banyak waktu dan dana yang dikucurkan ke
dalamnya.
d. Analisis Bisnis

29
Analisis bisnis mengestimasi kinerja komersial produk yang diusulkan.
Perolehan suatu proyeksi finansial yang akurat tergantung pada mutu
ramalan pendapatan dan biaya. Analisis bisnis normalnya dipecahkan pada
beberapa tahap dan proses perencanaan produk baru. Setelah manajemen
memutuskan konsep produk dan strategi pemasarannya, manajemen dapat
mengevaluasi daya tarik bisnis proposal tersebut. Untuk memperkirakan
penjualan, perusahaan dapat melihat angka penjualan historis produk
sejenis dan melakukan survei untuk mengetahui opini pasar. Perusahaan
tersebut dapat memperkirakan penjualan minimum dan maksimum untuk
memperkirakan jangkauan risiko. Setelah mempersiapkan ramalan
penjualan, manajemen dapat memperkirakan biaya dan laba yang di
harapkan dari produk tersebut, yang memasukkan biaya-biaya pemasaran,
penelitian, pengembangan, akuntansi, dan keuangan.
e. Pengembangan Strategi Pemasaran
Tujuan pengembangan strategi pemasaran adalah penyempurnaan
rencana lebih lanjut pada tahap-tahap berikutnya yaitu bagaimana strategi
pemasaran untuk mengenalkan produk baru ke pasar. Dalam tahap ini
perusahaan melakukan pengembangan rencana strategi, dimana strategi
pemasaran lebih dulu mengalami penyaringan. Dalam melakukan
pengembangan strategi pemasaran ada 3 bagian pokok, yaitu:
1. Menjelaskan ukuran struktur, perilaku pasar sasaran, posisi produk yang
direncanakan, penjualan, pangsa pasar, dan laba yang diinginkan dari
lima tahun pertama.
2. Menggambarkan harga, strategi distribusi, dan anggaran perusahaan
yang di rencanakan untuk produk tersebut dalam tahun pertama.
3. Menjelaskan jumlah penjualan, sasaran laba, dan strategi pemasaran
selanjutnya.
f. Pengembangan Produk

30
Setelah berhasil merampungkan tahap analisis bisnis, perencanaan
produk bergerak menuju tahap pengembangan dan pengujian (development
and testing). Pengembangan dan pengujian berkenaan dengan pembuatan
karakteristik fisik barang dan jasa baru yang dapat diterima bagi para
pelanggan. Tujuannya adalah mengkonversikan gagasan ke dalam produk
aktual yang aman, memberikan manfaat bagi para pelanggan, dan dapat
diproduksi secara ekonomis oleh perusahaan.
g. Pengujian Produk dan Pasar
Pada tahapan ini, pengujian produk merupakan kelanjutan dari
tahapan pengembangan produk. Tahapan-tahapan pengujian produk
diantaranya:
1. Pengujian tentang konsep produk.
2. Pengujian desain produk.
3. Pengujian kesukaan konsumen terhadap produk.
4. Pengujian laboratorium terhadap produk.
5. Pengujian operasi pabrik dan tes penggunaan produk. Setelah
manajemen perusahaan merasa puas dengan produknya (setelah
melakukan perubahan) maka untuk lebih lanjut adalah pengujian pada
tujuannya yaitu untuk mengetahui reaksi konsumen.
h. Komersialisasi
Pada tahapan ini, semua fasilitas sudah disiapkan sedemikian rupa,
baik fasilitas produksi maupun pemasarannya. Perusahaan yang sudah
memasuki tahapan ini, harus sudah mempersiapkan strategi penetapan
harga dan keuntungan yang diharapkannya. Di dalam tahapan ini,
perusahaan sudah melaksanakan riset pemasaran terlebih dahulu, terutama
yang menyangkut kebutuhan, keinginan, selera, kepuasan para konsumen
yang akan dituju.

31
L. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Produk
1. Faktor Pendukung

Terdapat beberapa faktor yang mendorong perusahaan untuk


melakukan pengembangan produk, faktor-faktor ini harus
dipertimbangkan agar terlaksananya pengembangan produk yang
berhasil. Menurut Stanton (1996) faktor pendorong atau pendukung
pengembangan produk adalah sebagai berikut:

32
a. Perkembangan Teknologi. Perkembangan teknologi yang pesat
memungkinkan terciptanya sarana produksi yang baru untuk
dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membuat dan
menyempurnakan produk, sehingga kualitas produk menjadi lebih
baik dan jumlah produksi yang diperoleh akan dapat ditingkatkan.
b. Perubahan Selera Konsumen. Perubahan ini dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan, tingkat perkembangan penduduk, tingkat
pendidikan, serta kesetiaan konsumen terhadap produk yang
bersangkutan.
c. Persaingan. Adanya persaingan yang kuat di antara perusahaan
yang sejenis akan menyebabkan perusahaan berusaha untuk selalu
mengembangkan produknya dengan harapan dapat menyaingi
volume produksi pesaing.
d. Adanya Kapasitas Produk Berlebihan. Dengan meningkatkan
kapasitas mesin-mesin yang dimiliki perusahaan, maka perusahaan
berusaha untuk menggunakan kelebihan kapasitas tersebut dengan
jalan memproduksi perusahaan.
e. Siklus Hidup Produk yang Pendek. Siklus kehidupan produk yang
pendek mendorong perusahaan untuk terus mengembangkan
produknya, sehingga konsumen tidak bosan dengan produk-produk
yang diproduksi perusahaan.
f. Adanya Keinginan untuk Meningkatkan Laba. Perusahaan
mempunyai keinginan untuk memperkuat posisi produknya di
pasar, sera untuk memperluas pasar.
2. Faktor Penghambat
Menurut Kotler dan Keller (2008), terdapat beberapa faktor
yang menjadi penyebab terhambatnya proses pengembangan produk,
yaitu:

33
a. Kekurangan gagasan mengenai produk baru yang penting
dibidang tertentu. Mungkin hanya ditemukan sedikit cara untuk
memperbaiki beberapa produk dasar (seperti baja, deterjen).
b. Pasar yang terbagi-bagi karena persaingan yang ketat. Perusahaan
harus mengarahkan produk baru mereka ke segmen pasar yang
lebih kecil, hal ini berarti penjualan dan laba yang lebih rendah
untuk tiap produk.
c. Kendala sosial dan pemerintah. Produk baru harus memenuhi
beberapa kriteria seperti keamanan konsumen dan keseimbangan
lingkungan.
d. Mahalnya proses pengembangan produk baru. Suatu perusahaan
pada umumnya harus menciptakan berbagai gagasan tentang
produk baru untuk menemukan hanya satu produk yang layak
dikembangkan. Selanjutnya, perusahaan sering menghadapi
biaya litbang, manufaktur, dan pemasaran yang tinggi.
e. Kekurangan modal. Beberapa perusahaan yang memiliki
gagasan-gagasan yang baik tidak dapat mengumpulkan dana yang
diperlukan untuk melakukan riset dan meluncurkan produk baru.
f. Waktu pengembangan yang lebih singkat. Perusahaan-
perusahaan yang tidak dapat mengembangkan produk-produk
baru secara cepat akan berada di pihak yang tidak memiliki
keunggulan. Perusahaan-perusahaan harus belajar bagaimana
mempersingkat waktu pengembangan dengan menggunakan
teknik perancangan yang dibantu komputer dan teknik
manufaktur, mitra strategis, pengujian konsep awal, dan
perencanaan pemasaran tingkat tinggi. Perusahaan yang waspada
akan menggunakan pengembangan produk baru serentak, dimana
kelompok lintas-fungsional bekerja sama untuk mendorong
produk baru melalui pengembangan dan menuju pasar.

34
g. Siklus hidup produk yang lebih singkat. Ketika suatu produk yang
baru berhasil, pesaing dengan cepat meniru.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Kotler (2000) 13 pemasaraan adalah suatu poses sosial dimana
individu dan kelompok mendapatkan apa yan mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai
secara bebas dengan pihak lain. Produk merupakan elemen yang paling penting
sebab dengan produk inilah perusahaan pertama-tama dan terutama memenuhi

13
Kotler.Op., cit.hlm.2

35
segala sesuatu yang diberikan kepada seseoran guna memuaskan suatu kebutuhan
dan keinginan konsumen.
Product Life Cycle (PLC) dikenal juga dengan siklus hidup produk atau daur
hidup produk adalah suatu konsep yang menggambarkan serangkaian perjalanan
atau tahap-tahap yang dilalui suatu produk, mulai dari tahap pengembangan,
pengenalan sampai produk tersebut mengalami penurunan hingga akhirnya keluar
dari pasar. Sedangkan, pengembangan produk adalah strategi dan proses yang
dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan produk, memperbaiki produk
lama atau memperbanyak kegunaan produk ke segmen pasar yang ada dengan
asumsi pelanggan menginginkan unsur-unsur baru mengenai produk.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan
sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI.

Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran.


Jakarta: Erlangga.

Alma, Buchari. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.


Bandung: Alfabeta.

36
Kotler, Philip dan Keller, Kevin. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Prenhallindo.

Simamora, Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta:


Salemba Empat.

Stanton, William J. 1996. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/11209/5/BAB%20II.pdf

https://eprints.uny.ac.id/39866/1/Fakhriyan%20Sefti%2012511244003.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/78291-ID-efektifitas-
distribusi-fisik-dalam-menin.pdf

37

Anda mungkin juga menyukai