FEBRIANA S. AHMAD
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat Gelar Sarjana Pada
Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................6
1.3 Tujuan................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Yang Relevan...................................................................7
2.2 Kajian Pustaka...................................................................................10
2.2.2 Model Pembelajaran Kooperatif....................................................10
2.2.2 Metode Mind Mapping...................................................................10
2.2.3 Poster Elektronik............................................................................14
2.2.4 Kemampuan Berpikir.....................................................................16
2.2.5 Berpikir Kreatif..............................................................................18
2.2.6 Materi Pembelajaran.......................................................................22
2.3 Kerangka Pemikiran..........................................................................25
2.4 Hipotesis Penelitian...........................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian..................................................................................27
3.2 Desain Penelitian...............................................................................27
3.3 Waktu Dan Tempat Penelitian..........................................................28
3.4 Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel........................28
ii
3.5 Jenis Dan Sumber Data.....................................................................29
3.6 Teknik Pengumpulan Data................................................................29
3.7 Instrumen Penelitian..........................................................................29
3.8 Teknik Analisa Data..........................................................................30
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.................................................................................35
4.1.1 Deskripsi Data Penelitian...............................................................35
4.1.2 Analisis Deskriptif Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif........37
4.1.3 Analisis Statistik Inferensial...........................................................41
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian............................................................45
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan........................................................................................51
5.2 Saran..................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu...............................................................................8
Mind Mapping......................................................................................40
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar 2.1 Contoh Mind Mapping......................................................................10
Mind Mapping...................................................................................41
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
keterampilan berpikir yang baik, seseorang akan memiliki modal untuk bisa
Keterampilan berpikir merupakan salah satu modal yang harus dimiliki siswa
sekarang ini. Keterampilan berpikir menjadi hal yang terpenting dalam proses
melibatkan siswa secara aktif dapat menghambat keterampilan berpikir. Salah satu
untuk melatih siswa mampu berpikir logis, kritis, detail, sistematis, kreatif, dan
1
2
untuk membantu siswa menjadi pelajar sukses, individu yang percaya diri serta
Pentingnya keterampilan berpikir kreatif yang harus dimiliki oleh setiap siswa
dalam proses belajar. Melalui keterampilan berpikir kreatif siswa tidak hanya
semangat belajar siswa, sehingga menjadi siswa yang aktif dalam belajar.
kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa. Sebagai seorang fasilisator, guru
3
harus mampu menempatkan diri sebagai orang yang memberi pengarahan dan
petunjuk agar siswa dapat belajar secara optimal. Baik dengan media
efektif dan sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan (Esi, 2016).
berpikir kreatif penting untuk mendorong siswa berimajinasi sesuai dengan materi
efektif. Peran guru sangat penting dalam memilih model pembelajaran yang
pembelajaran, sebaik apapun materi yang disusun tanpa model pembelajaran yang
baik maka tujuan yang diperoleh tidak akan maksimal. Begitu pula ketika seorang
siswa belajar, ia tidak akan mampu mengingat materi pelajaran yang didapat jika
materi pelajaran itu tidak masuk melalui cara yang berkesan ke dalam otaknya.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa adalah
kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami
Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yaitu tipe Mind Mapping (Dhika,
keseluruhan otak yang menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainya untuk
membentuk kesan dan cara termudah untuk menempatkan informasi kedalam dan
luar otak. (Buzan, 2006). Pembelajaran dengan metode Mind Mapping dirancang
agar siswa memiliki keterampilan berpikir kreatif serta suatu metode yang dapat
dengan baik.
spontan dari jalan pikiran dan paduan dari kerja otak yang logis dan imajinatif.
siswa belajar IPA tidak hanya mendengarkan dan guru menerangkan didepan
kelas saja, namun diperlukan keaktifan siswa didalam proses belajar mengajar
(Ambarini, 2013).
satunya adalah media poster. Menurut Sanjaya (2012) poster adalah sebuah media
yang digunakan sebagai penyampai suatu informasi, ide atau saran tertentu,
sebuah informasi yang dikemas dengan kata-kata lebih singkat, padat, jelas dan
menarik. Manfaat poster adalah agar para pembaca lebih mengerti yang ingin
5
diungkapkan penulis poster dengan kata-kata yang lebih singkat dan sederhana.
Oleh karena itu, poster dibuat untuk menyampaikan pesan atau informasi maka
poster akan menjadi elemen dalam desain komunikasi visual (Finnah, 2020).
berdasarkan hasil penelitian didapat hasil yang meningkat yaitu pada pretest
diperoleh rata-rata 45,42 dan pada posttest diperoleh ratarata 83,79 selain itu
terlihat bahwa siswa lebih dapat mengembangkan ide-ide dan gagasan untuk
berpikir siswa pada materi energi dan penerapannya. Teknik mencatat mind
Dari uraian latar belakang di atas rumusan masalah dari penelitian ini adalah
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya pengaruh
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Labschool Untad Palu
1. Bagi siswa
pembelajaran.
2. Bagi Guru
Sebagai informasi bagi guru terutama guru fisika bahwa terdapat metode
3. Bagi Peneliti
menerapkannya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sebelum ini telah ada penelitian yang mengangkat topik mengenai metode
tidak ada yang sama persis dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Berikut ini penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan :
kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 11 Kota Jambi
berpikir kreatif yang tertinggi yaitu evaluatif dan yang terendah yaitu originality
dan luwes.
belajar siswa yang diajarkan dengan metode mind mapping dan keterampilan
proses lebih baik daripada hasil belajar yang di ajarkan dengan pendekatan
pembelajaran langsung pada materi koloid di kelas XII MAN Darussalam Aceh
Besar.
metode mind mapping berpengaruh signifikan dalam perolehan hasil belajar IPS
konvensional.
7
8
Mapping terhadap sikap kreatif peserta didik kelas XI SMAN 1 Natar Lampung
Selatan.
Dari kelima penelitian di atas, dapat dijadikan bahan acuan. Sebab hasil
apakah metode mind mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada
dilakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling
dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses
pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan
yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan
materi pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi
tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif
(Rusman,2013).
Model kooperatif ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami
konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir
kritis, bekerja sama, dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa
terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap
kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk
Sudrajat, 2013) adalah suatu teknik mencatat yang menonjolkan sisi kreativitas
sehingga efektif dalam memetakan pikiran. Teknik mencatat melalui peta pikiran
11
mengambil berbagai tanda dalam bentuk beragam, mulai dari gambar, bunyi, bau,
informasi tadi direkam dalam bentuk simbol, garis, kata dan warna. Mind
Mapping yang baik akan dapat menggambarkan pola gagasan yang saling
berkaitan pada cabang-cabangnya. Salah satu contoh Mind Mapping dapat dilihat
2014) yang dapat diraih bila siswa menggunakan teknik mencatat Mind Mapping
akan menjadikan mereka lebih aktif dan kreatif. Penggunaan simbol, gambar,
pemilihan kata kunci tertentu untuk dilukis atau ditulis pada Mind Mapping
dengan cepat. Catatan yang dibuat dengan teknik mind mapping dapat dengan
mudah dipahami oleh orang lain, apalagi oleh sang pembuatnya sendiri. Mind
Hal ini menjadi mereka lebih mudah memahami dan menyerap informasi
dengan cepat.
3. Mind Mapping meningkatkan daya ingat. Catatan khas yang dibuat dengan
Mind Mapping karena sifatnya spesifik dan bermakna khusus bagi setiap
makna antar komponen (Mind Mapping) akan dapat meningkatkan daya ingat
terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh guru atau yang mereka
Mind Mapping perhatian siswa akan terpusat untuk memahami dan memaknai
Selama mencatat dengan teknik Mind Mapping kedua belahan otak akan
otak kiri terkait pemikiran logis, tetapi mereka juga dapat menggunakan
belahan otak kanan dengan mencetuskan perasaan dan emosi mereka dalam
(peta pikiran).
8. Hal penting dalam membuat peta pikiran ada di bawah ini, yaitu
b) Dari tema utama, akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan
c) Cari hubungan antara setiap tema dan tandai dengan garis, warna atau
simbol
Dari setiap tema turunan pertama akan muncul lagi tema turunan kedua,
ketiga dan seterusnya. Maka langkah berikutnya adalah mencari hubungan yang
ada antara setiap tema turunan. Gunakan garis, warna, panah atau cabang dan
turunan tersebut. Pola-pola hubungan ini akan membantu kita memahami topik
yang sedang kita baca. Selain itu Mind Mapping yang telah dimodifikasi dengan
simbol dan lambang yang sesuai dengan selera kita, akan jauh lebih bermakna dan
penting saja di peta pikiran.selain itu, membaca suatu kalimat dalam gambar akan
jauh lebih mudah apabila dalam huruf besar dibandingkan huruf kecil.
Ide dari peta pikiran adalah agar kita berfikir kreatif. Karenanya gunakan
kertas polos dan jangan mudah tergoda untuk memodifikasi. Peta pikiran pada
tahap-tahap awal. Karena apabila kita terlalu dini melakukan modifikasi pada peta
pikiran, maka sering kali fokus kita akan berubah sehingga menghambat
penambahan tema dan modifikasi berulang kali selama beberapa waktu. Setelah
2.2.1
2.2.2
15
b. Tema utama dari subjek memancar dari gambar di tengah Mind Mapping
c. Cabang-cabang dapat berupa gambar atau kata kunci yang dilukis atau
Poster adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar
dan huruf di atas kertas yang berukuran besar yang berisi pesan atau informasi
yang biasanya di tempel pada tembok, tempat umum bahkan kendaraan. Poster
bisa pula sebagai sarana iklan, pendidikan, propaganda dan dekorasi. Selain itu
informasi yang dikemas dengan kata-kata lebih singkat, padat, jelas dan menarik.
Manfaat poster adalah agar para pembaca lebih mengerti yang ingin diungkapkan
penulis poster dengan kata-kata yang lebih singkat dan sederhana. Jelaslah bahwa
poster adalah salah satu bagian seni grafis yang memiliki gaya maupun aliran
sendiri yang tidak lepas dari suatu zaman. Oleh karena itu, poster dibuat untuk
menyampaikan pesan atau informasi maka poster akan menjadi elemen dalam
Poster memang identik dengan gambar berkata dalam sebuah kertas. Desain
grafisnya memuat komposisi gambardari huruf dengan bahasa singkat dan jelas
sehingga mudah dibaca. Selain itu, poster juga dibuat dengan warna-warna
kontras dan kuat (Sudjana dan Rivai, 2010). Adapun syarat sebuah poster adalah
Kalimatnya singkat, padat, jelas dan berisi; (3) Dikombinasikan juga dalam
bentuk gambar; (4) Menarik minat untuk dilihat; (5) Bahan yang digunakan
bagus, tidak mudah rusak dan sobek; (6) Ukuran disesuaikan dengan tempat
atau informasi dalam bentuk yang tidak mudah rusak dan pembaca dapat lebih
dikarenakan tidak dicetak di sebuah kertas. Poster elektronik dapat dibaca dalam
komputer, televisi dan proyektor. Contoh poster elektronik dapat dilihat pada
Gambar 2.2
17
Usaha seseorang untuk menuju kehidupan yang lebih bermakna tidak lepas
dari proses berpikir karena dengan berpikir menjadikan hidup seseorang lebih
bahwa kemampuan (skill) sebagai sesuatu yang dimiliki oleh individu yang
melihat hubungan, dan juga penarikan simpulan (Sulistiarmi, 2016). Berikut ini
1. Pengamatan
adalah memiliki rasa ingin tahu dan penasaran atas apa yang dilihat.
2. Melihat Hubungan
Berbagai macam informasi terkait dengan peristiwa yang kita alami harus saling
3. Menarik Simpulan
kejadian yang lain, maka langkah selanjutnya adalah menarik simpulan. Simpulan
pikirkan. Suatu peristiwa atau kejadian menjadi lebih bermakna, ketika kita
mampu memahami peristiwa tersebut dan belajar dari apa yang terjadi.
(Hadiyanti, 2017)
baik berupa gagasan maupun karya nyata baik dalam bentuk karya baru maupun
kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya
sering dianggap terdiri dari dua unsur, yaitu kefasihan dan keluwesan
(fleksibilitas)
pikiran, dan mudah berpindah dari jenis pemikiran tertentu pada jenis
pemikiran lainnya.
diketahui.
3. Orisinil
4. Memperinci (mengelaborasi)
beragam dan bernilai benar. Jawaban dikatakan beragam jika jawaban tampak
yang beragam dan benar serta kesulitan untuk menyelesaikan masalah juga akan
dinilai dan dieksplor untuk menambah hasil deskripsi tingkat kemampuan berpikir
kreatif siswa.
macam ide dengan pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikan masalah. Siswa
tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal juga akan dinilai dan dieksplor
tidak lazim, berbeda dengan yang lain dan bernilai benar. Siswa diharapkan
dinilai dan dieksplor lebih jauh untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir
kreatif siswa.
Tabel 2.2
Indikator Aspek Berpikir Kreatif
Aspek Indikator
Sebuah balok yang berada dalam keadaan diam, jika dibiarkan begitu saja
(tidak diberi pengaruh luar) maka balok tersebut akan tetap diam. Balok dalap
mengalami perubahan keadaan geraknya jika kepada balok tersebut bekerja suatu
pengaruh luar yang disebut dengan gaya. Pada dasarnya setiap benda memiliki
sifat inersia (lembam), artinya bila tidak ada gangguan dari luar benda cenderung
sebagai kecepatan benda. Bila resultan pengaruh luar sama dengan nol, maka
kecepatan benda tetap dan benda bergerak lurus beraturan atau diam jika awalnya
memang diam. Benda bisa saja tetap bergerak lurus beraturan meskipun tidak ada
kerangka acuan yang dipakai, maka pernyataan bahwa kecepatan benda tidak
penalaran Newton di atas disebut kerangka acuan inersia, yaitu suatu kerangka
acuan yang benar-benar diam atau benar-benar bergerak dengan kecepatan tetap.
“Setiap benda akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak lurus
yang sama pada benda yang berbeda dibutuhkan besar pengaruh luar yang
berbeda pula. Sebaliknya dengan besar pengaruh luar yang sama, perubahan
intrinsik pada benda yang menentukan ukuran seberapa besar sebuah pengaruh
luar dapat mengubah kondisi gerak benda tersebut. Kuantitas ini sebanding
dengan jumlah dan jenis zat, kuantitas intrinsik pada benda ini kemudian disebut
kelembaman atau derajat inersia sebuah benda. Satuan dari massa adalah kilogram
dalam satuan SI. Makin besar massanya makin sulit untuk menghasilkan
hubungan antara gaya dan perubahan keadaan gerak secara kuantitatif. Newton
Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan sebagai akibat saling tindak
antara dua benda. Bila benda A dikenai gaya oleh benda B, maka benda B akan
dikenai gaya oleh benda A. Pasangan gaya ini dikenal sebagai pasangan aksi-
reaksi. Menurut Hukum III Newton “Setiap gaya mekanik selalu muncul
berpasangan, yang satu disebut aksi dan yang lain disebut reaksi, sedemikian
1. Sama besar
2. Arahnya berlawanan
3. Bekerja pada benda yang berlainan (satu bekerja pada benda A, yang lain
a. Gaya Berat
Semua benda yang berada dekat dengan permukaan bumi akan memperoleh
suatu percepatan yang sama menuju pusat bumi. Percepatan seperti ini dinamakan
suatu massa tertentu, maka pada benda yang berada dekat dengan permukaan
b. Gaya Normal
Antara dua permukaan benda yang saling bersentuhan akan ada gaya dari
permukaan benda yang satu ke permukaan benda yang kedua, dan sabaliknya.
26
Arah gaya normal tegak lurus terhadap permukaan dan membentuk pasangan
c. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang terjadi antara dua permukaan yang bergerak
Hal ini yang menyebabkan mengapa balok terasa lebih berat di dorong pada saat
sedang diam dibandingkan ketika sudah mulai bergerak. Pada saat diam gaya ikat
antar atom atau molekul cukup besar, sehingga butuh gaya yang lebih besar untuk
memecah ikatan.
Gaya gesek yang terjadi selama benda sedang bergerak disebut gaya gesek
kinetik sedangkan gaya gesek yang terjadi selama benda diam disebut gaya gesek
statik. Gaya gesek statik maksimum merupakan gaya terkecil yang dibutuhkan
digunakan untuk melihat sejauh mana dan sebesar apa variabel saling
jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya. Adapun hipotesis
dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
28
siswa kelas x sma labschool untad palu pada materi Hukum Newton.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah The
Nonequivalent Control Group Desain. Desain ini hampir sama dengan pretest-
posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen dan
kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Pada kelas eksperimen
Perbedaan rata-rata nilai test akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan
berpikir kreatif siswa yang signifikan antara kedua kelas tersebut. Adapun desain
Kelas Eksperimen O X O
Kelas Kontrol O O
Keterangan :
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Labschool UNTAD Palu jln. Setia Budi
No. 14.
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 4
3.4.2 Sampel
populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Pada penelitian ini, sampel yang diambil
sebanyak 34 siswa yang tersebar di dua kelas yaitu kelas x mia 1 dan kelas x mia
3.
dalam memilih siswa dalam kelas berdasarkan distribusi yang homogen sebagai
sampel adalah dengan melihat keaktifan dan kemampuan berpikir kreatif siswa.
kelas x mia 1 dan kelas x mia 3 memiliki keaktifan dan kemampuan berpikir
tes kemampuan berpikir kreatif siswa, semua data diperoleh langsung dari siswa
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes.
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006). Tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes esai, yaitu tes yang digunakan untuk melihat
peningkatan berfikir kreatif siswa pada saat tes awal dan tes akhir.
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Instrumen yang dipakai
32
dalam penelitian ini adalah test esai yang digunakan untuk melihat peningkatan
validitas isi diperoleh dengan kesepakatan para ahli (expert judgements) yaitu
orang yang memiliki kepakaran di bidang yang sesuai dengan instrumen untuk
penelitian. Ahli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dosen program studi
deskriptif biasanya dalam bentuk ukuran pemusatan data (mean, median, dan
modus), ukuran penyebaran data (standar deviasi, dan varians). Tabel serta grafik
n
rumus : X = x100% .........................................................................(3.1)
N
Keterangan :
X = Persentase
Kreatif 62,51-81,25
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kreatif siswa sebelum dan kemampuan berpikir kreatif siswa sesudah tindakan
dengan menggunakan uji statistik yaitu test “t”. Namun penggunaan tes “t”
34
tersebut harus memenuhi dua syarat yaitu homogenitas dan normalitas. Berikut
normal atau tidak. Normal disini dalam arti mempunyai distribusi data yang
model t- test data homogen atau tidak. Apabila homogenitas terpenuhi maka
peneliti dapat melakukan pada tahap analisa data lanjutan, apabila tidak
VarianTertinggi
F max= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(3.2)
VarianTerendah
dengan menggunakan uji-t. Uji t ini dapat digunakan apabila kedua data
35
X 1−X 2
t=
√
2
2 ( n¿¿ 2−1)S2
(n¿¿ 1−1)S 1 + … … … … … … … … … … … … … … …(3.3) ¿¿
n 1+n 2−2
Keterangan :
t = nilai t
Newton
Berdasarkan t- hitung Jika t-hitung < t-tabel maka diterima Jika t-hitung ˃
3) Membuat kesimpulan
a. Jika sig < 0,05 atau t-hitung t-tabel, maka diterima. Dengan demikian
b. Jika sig 0,05 atau t-hitung < t-tabel, maka ditolak. Dengan demikian
Berdasarkan Gambar 4.1, para ahli memberikan saran. Pertama, tidak boleh
menggunakan terlalu banyak penjelasan karna dapat membuat siswa yang melihat
bosan untuk membacanya. Kedua, dalam vidio pembelajaran sebaiknya materi
padat, jelas dan disertai dengan animasi agar lebih menarik perhatian siswa dalam
melihatnya sehingga tidak membosankan. Hasil vidio perbaikan tersebut dapat
dilihat pada Gambar 4.2
38
39
Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa vidio pembelajaran siap untuk
diberikan kepada siswa dan telah divaliditas oleh para ahli. Penelitian
dilaksanakan sebanyak empat pertemuan, pertemuan pertama siswa diberikan tes
awal, pertemuan kedua siswa diberikan materi tentang hukum newton yang
terdapat dalam vidio pembelajaran, pertemuan ketiga materi tentang macam-
macam gaya yang bekerja pada benda, pertemuan keempat siswa dierikan tes
40
akhir. Sehingga dari penelitian tersebut menghasilkan data statistik yang dapat
dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pre Test Eksperimen 17 7 14 10.94 2.076
Post Test Eksperimen 17 10 14 12.41 1.228
kooperatif dengan metode ceramah. Nilai minimum untuk hasil tes sebelum
perlakuan yaitu 7, sedangkan untuk hasil tes setelah perlakuan yaitu 10. Kelas
kontrol memiliki nilai minimum tes awal sebesar 7 dan tes akhir siswa sebesar 9.
Nilai maksimum untuk tes awal dan tes akhir kelas eksperimen sebesar 14,
sedangkan untuk kelas kontrol memiliki nilai maksimum tes awal sebesar 11 dan
tes akhir sebesar 13. Nilai mean untuk tes awal kelas eksperimen sebesar 10,94
sedangkan tes akhir sebesar 12,41. Kelas kontrol memiliki nilai mean tes awal
Berikut ini adalah hasil penelitian yang menyajikan hasil analisis statistik
kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan tes, tiap indikator, dan mind
mapping pada kelas eksperimen dan kontrol. Hasil analisis statistik kemampuan
berpikir kreatif siswa berdasarkan tes dapat dilihat pada Tabel 4.2
41
Tabel 4.2
Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Berdasarkan Tes
Pretes Posttes Pretes Posttes
No Nilai (%) Kategori Eksperimen Eksperimen Kontrol Kontrol
F % F % F % F %
1 81,26-100 SK - - - - - - - -
2 62,51-81,25 K 5 29,42 8 47,05 - - 2 11,76
3 43,76-62,50 CK 10 58,82 9 52,95 13 76,47 15 88,24
4 25-43,75 KK 2 11,76 - - 4 23,53 - -
Jumlah 17 100 17 100 17 100 17 100
kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas kontrol sebesar 55,14 termasuk
dalam kategori cukup kreatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
4.4 :
50 47.05
40
29.42
30 23.53
20
11.76 11.76
10
Kurang Kreatif Cukup Kreatif Kreatif Sangat Kreatif
Kategori
Dari deskriptif data tersebut, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tes
kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen
Tabel 4.3
Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Tiap Indikator
kreatif, pada kelas kontrol mengalami kenaikan tetapi masuk ke dalam kategori
cukup kreatif. Indikator flexibility dan originality pada kelas eksperimen dan
kontrol mengalami kenaikan namun masuk pada kategori cukup kreatif sedangkan
dengan kategori kreatif untuk kelas eksperimen, cukup kreatif untuk kelas kontrol.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :
50 38.23 41.17
40
30
20
10
0
Fluency Flexibility Originality Elaboration
Kategori
kreatif berdasarkan hasil mind mapping setiap pertemuan dapat dilihat pada Tabel
4.4
Tabel 4.4
Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Berdasarkan Mind
Mapping
Pertemuan Pertama
No Inisial Siswa Pertemuan Kedua
Nilai (%) Kategori Nilai (%) Kategori
1. S-05 50 56
CK CK
2. S-15 50 56
CK CK
3. S-01 62 62
CK CK
4. S-09 56 62
CK CK
5. S-07 81 81
K K
6. S-12 75 81
K K
Dari Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada pertemuan pertama S-05 dan S-
dalam kategori cukup kreatif (CK) dan S-09 memperoleh nilai 56 dengan kategori
cukup kreatif (CK), sedangkan pertemuan kedua siswa tersebut memperoleh nilai
sebesar 62 yang dalam hal ini termasuk kategori cukup kreatif (CK). Pertemuan
pertama S-07 memperoleh nilai sebesar 81 dengan kategori kreatif (K) dan S-12
44
memperoleh nilai 75 dengan kategori kreatif (K), sedangkan pada pertemuan dua
kedua siswa tersebut memperoleh nilai 81 yang termasuk dalam kategori kreatif
(K). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bentuk diagram batang sebagai
berikut
40
0
S-05 S-15 S-01 S-09 S-07 S-12
Inisial Siswa
Dari persentase data tersebut, dapat diketahui bahwa hasil mind mapping
siswa setiap pertemuan berbeda hanya S-01 dan S-07 yang memperoleh nilai yang
hipotesis tersebut adalah teknik statistik t (uji-t). Namun sebelum membahas uji t
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal,
deteksi normalitas dengan melihat penyebaran dari (titik) pada sumbu diagonal dari
45
grafik. Cara yang bisa ditempuh untuk menguji kenormalan data adalah dengan
menggunakan Grafik normal Q-Q Plot dengan cara melihat penyebaran data. Jika
pada grafik tersebut penyebaran datanya mengikuti pola garis lurus, maka datanya
Smirnov dan Shapiro-Wilk nilai sig ˃ 0,05 maka data berdistribusi normal. Adapun
uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Berdasarkan hasil uji analisis data pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa
(Sig) atau nilai probabilitas. Jika nilai signifikansi ˂ 0,05 maka data tidak
normal. Dalam tes Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk pada pre test kelas
eksperimen mind mapping nilai sig 0,200 dan 0,535, pada post test kelas
eksperimen mind mapping nilai sig 0,200 dan 0,123, pada pre test kelas kontrol
nilai sig 0,136 dan 0,112, pada post test kelas kontrol nilai sig 0,107 dan 0,229.
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui nilai sig untuk semua data baik pada uji
normal. Jika data berdistribusi tidak normal, maka tidak perlu menguji
menggunakan program SPSS versi 21, yaitu rumus Independent Sample t Test .
jika nilai signifikansinya < 0.05, maka varians data tidak homogen (Priyanto,
2010: 35). Berikut ini merupakan hasil pengujian homogenitas data yang dapat
Tabel 4.6
Test of Homogeneity of Variance
Levene df1 df2 Sig.
Statistic
Based on Mean .555 1 32 .462
Based on Median .459 1 32 .503
Kemampuan Berpikir
Based on Median and with .459 1 31.782 .503
Kreatif Siswa
adjusted df
Based on trimmed mean .554 1 32 .462
Berdasarkan hasil uji analisis data homogenitas pada Tabel 4.6 di atas
diketahui nilai signifikansi (Sig) Based On Mean adalah sebesar 0,462 ˃ 0,05,
mind mapping dan post-test kelas kontrol adalah sama atau homogen.
dengan bantuan program SPSS Versi 21. Uji hipotesis berguna untuk
47
diterima. Adapun uji independen sample test dalam penelitian ini dapat dilihat
Tabel 4.7
Independent Samples Test
Levene's t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
F Sig. T Df Sig. (2- Mean Std. 95% Confidence
tailed) Differ Error Interval of the
ence Differen Difference
ce Lower Upper
Equal variances .555 .462 3.222 32 .003 1.294 .402 .476 2.112
Kemampuan assumed
Berpikir Kreatif
Siswa Equal variances 3.222 31.688 .003 1.294 .402 .476 2.113
not assumed
Pada uji t ini, ada beberapa ketentuan yang dijadikan pedoman, yaitu
jika sig. < 0,05 atau thitung > ttabel Ha diterima dan jika sig. > 0,05 atau thitung <
siswa yang diajar dengan mind mapping berbantuan poster elektronik lebih
elektronik.
dapat diketahui bahwa 3,222 > 1,753 atau dengan kata lain thitung > ttabel dengan
nilai signifikansi yang diperoleh yaitu 0,003 atau < 0,05. Apabila mengacu
Dengan demikian jika dilihat dari pengambilan kesimpulan yaitu jika sig. <
48
kemampuan berpikir kreatif siswa kelas x sma labschool untad palu”. Dalam
melihat seberapa besar perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa untuk post
tes pada kelas eksperimen yang menggunakan metode mind mapping dengan
post test kelas kontrol yang tidak menggunakan mind mapping dapat dilihat
Tabel 4.8
Group Statistics
test kelas eksperimen nilai rata-ratanya adalah 12,41 sementara untuk post test
kelas kontrol nilai rata-ratanya adalah 11,41 artinya lebih tinggi nilai rata-rata
elektronik dari pada kelas kontrol yang tidak menggunakan mind mapping
kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA labscool untad palu pada materi
hukum newton. Berdasarkan hasil data yang diperoleh sebagian besar peserta
didik mampu memenuhi kategori kreatif. Hal tersebut dibuktikan pada hasil tes
kemampuan berpikir kreatif siswa pada langkah pembuatan mind mapping, karena
aktivitas siswa. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ariadina (2009) yang meneliti tentang penerapan metode mind mapping untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan hasil belajar peserta didik pada
kreatif dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Darululum Agung Malang.
Pada indikator fluency, kelas eksperimen untuk pre test memperoleh nilai
sebesar 66,17 sedangkan nilai post test sebesar 64,70. Nilai fluency pada kelas
dikategorikan dalam level 3 (kreatif). Hal ini sesuai dengan pendapat Moma
(2015) bahwa ciri-ciri fluency yaitu mencetuskan banyak ide dalam pemecahan
masalah. Sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai 54,41 untuk pre test dan
55,88 untuk post test. Nilai tersebut mengalami kenaikan tetapi siswa pada kelas
kontrol masuk pada tingkat kemampuan berpikir kreatif level 2 (cukup kreatif),
hal tersebut dikarenakan siswa hanya memberikan jawaban yang beragam tetapi
50
tidak benar.
untuk pre test dan 58,82 untuk post test. Sedangkan pada kelas kontrol
memperoleh nilai sebesar 49,26 untuk pre test dan 57,35 untuk post test. Nilai
flexibility kedua kelas mengalami kenaikan tetapi siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol berada pada level 2 (cukup kreatif) dalam kemampuan berpikir
kreatif. Hal ini disebabkan karena siswa dalam menjawab soal hanya memberikan
satu cara penyelesaian, beberapa siswa ada yang memberikan dua cara
penyelesaian namun dua cara tersebut belum dapat dikatakan berbeda sesuai
menjelaskan bahwa siswa dengan rasa ingin tahu rendah kurang mampu
permasalahan.
nilai 45,58 dan untuk post test memperoleh nilai sebesar 60,29. Sedangkan pada
kelas kontrol nilai pre test 38,23 dan post test memperoleh nilai 52,94. Nilai
originality pada kedua kelas mengalami kenaikan tetapi siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol masuk ke dalam tingkat kemampuan berpikir kreatif level 2
(cukup kreatif), hal ini dikarenakan siswa kurang mampu dalam menjawab soal
dengan caranya sendiri atau menggunakan cara yang tidak baku. Beberapa siswa
dapat menjawab soal dengan caranya sendiri tetapi jawaban tersebut tidak disertai
dengan bukti, yaitu tidak disertai dengan keterangan yang menjelaskan gaya yang
mengikhtisarkan bahwa berdasarkan hasil data antara rasa ingin tahu dan
memperoleh nilai 55,88 sedangkan pada post test memperoleh nilai sebesar 67,64.
Nilai elaboration pada kelas ini mengalami kenaikan, hal ini dikarenakan siswa
(kreatif). Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Solehuzain
dan Dwidayati (2017) yang menyimpulkan bahwa siswa kelompok rasa ingin tahu
tengah atau sedang hanya mampu memenuhi tiga dari empat indikator
mampu memenuhi indikator fluency dan elaboration. Pada kelas kontrol nilai pre
test 41,17 sedangkan post test memperoleh nilai sebesar 54,41. Nilai tersebut
(cukup kreatif) dalam kemampuan berpikir kreatif, hal tersebut disebabkan oleh
rinci.
kelas eksperimen yang menggunakan metode mind mapping sudah baik. Hal ini
dibuktikan dengan skor perolehan nilai untuk indikator fluency dan elaboration
yang lainnya. Sedangkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol
yang menggunakan metode ceramah cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dengan
perolehan nilai untuk keempat indikator rendah. Temuan dalam penelitian ini
52
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siswono (2010) yang meneliti
kemampuan berpikir kreatif peserta didik dan dapat digunakan sebagai dasar
penelitian lebih lanjut yang bersifat ferivikasi dan modifikasi. Berpikir kreatif
juga dapat dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seorang
Temuan ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
metode mind mapping dengan problem solving (pemecahan masalah) untuk kelas
ceramah mengharuskan siswa mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru,
sehingga siswa bosan dan merasa mengantuk karena dalam metode ini hanya guru
yang aktif dalam proses belajar mengajar dan siswa hanya duduk diam
pembelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu
53
Mind mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar
dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan
baik secara tertulis maupun secara verbal. Cara mencatat yang kreatif, efektif dan
peta rute yang memudahkan ingatan dan memungkin untuk menyusun fakta dan
pikiran, dengan demikian cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti
mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada
belajar yang dialami oleh peserta didik sangat bergantung kepada lingkungan
tempat belajar. Memberi kesempatan luas untuk mengembangkan diri untuk lebih
memahaminya.
berbantuan poster elektronik pada proses belajar mengajar menjadi gampang dan
berpikir kreatif siswa kelas X pada materi Hukum Newton. Hal ini berdasarkan uji
“t” yaitu 3,222 yang apabila dibandingkan dengan t tabel yaitu 1,753 maka
diperoleh t hitung ˃ t tabel yang berarti hipotesis H a dalam penelitian ini diterima yaitu
5.2 Saran
sebagai berikut :
poster elektronik diharapkan siswa tetap diberikan bimbingan dan arahan untuk
pelajaran.
54
DAFTAR PUSTAKA
Cintya Puspita Sari dkk. (2018). Korelasi Antara Tingkat Kemampuan Berpikir
Kreatif dengan Kompetensi Pengetahuan IPS. Jurnal for Lesson and
Learning Studies
Esi, dkk. 2016). Peranan Guru Sebagai Fasilitator Dan Motivator Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar di Kelas XI SMK. Jurnal Pendidikan dan
Khatulistiwa
Ninik Ambarini dkk. (2013). Penerapan Pembelajaran Aktif Card Sort Disertai
Mind Mapping untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VII-E SMP Negeri 5 Surakarta. Jurnal
BIO-PEDAGOGI
Tony Buzan. (2006). Buku Pintar Mind Mapping. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Wibowo. (2013). Penerapan Model Science Creative Learning (SCL) Fisika
Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan
Keterampilan Berfikir Kreatif Online vol 2 (2)
Yoki Ariyana dkk. (2018). Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Direktorat Jendral Guru dan
Tenaga Kependidikan Kementrian Kependidikan dan Kebudayaan