Anda di halaman 1dari 2

1.APLIKASI GETARAN MEKANIS Secara istilah getaran merupakan osilasi terhadap suatu titik keseimbangan.

Osilasi ini dapat berupa osilasi periodik seperti gerakan pendulum atau osilasi acak seperti gerakan roda mobil akibat ketidakrataan permukaan jalan. Pada beberapa kasus, getaran dibutuhkan oleh manusia seperti getaran pada garpu tala, getaran pada loud speaker dan juga getaran pada beberapa instrument (alat) musik. Akan tetapi, pada banyak kasus, getaran tidak diinginkan kerena dapat membuang energy, menimbulkan ketidaknyamanan, menghasilkan bunyi derau (noise) dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan. Selain dapat terjadi pada sistem mekanik dan sistem elektrik yang notabene berskala kecil, getaran juga dapat terjadi pada struktur dengan skala yang sangat besar seperti jembatan suspensi, gedung bertingkat tinggi maupun struktur ruang angkasa 1. Dewasa ini, pembangunan struktur skala besar dengan bobot kecil menjadi trend baru karena dapat mengurangi biaya dan energi. Akan tetapi, semakin kecilnya rasio antara berat dan ukuran struktur tersebut akan menyebabkan struktur lebih lentur sehingga menjadi sangat sensitif terhadap masalah getaran. Tulisan ini akan menjelaskan beberapa problem getaran yang dijumpai pada struktur skala besar dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak dari adanya getaran tersebut. 1. Getaran pada Jembatan Suspensi Salah satu contoh kasus menarik untuk masalah getaran pada jembatan suspensi adalah proses pembangunan struktur tower utama dari jembatan Kurushima Kaikyo, yang membentang di selat Kurushima. Tower ini selesai dibangun pada tahun 1999. Jembatan ini sangat besar dengan tinggi tiap-tiap tower adalah 179m, 176m, 166m, 143m, 112m dan 145m ditinjau dari sisi Imabari. Proses pembangunan jembatan ini dimulai dengan pembuatan sepasang tower utama. Beberapa kabel dengan ukuran besar kemudian dipasangkan pada kedua tower ini dan selanjutnya jembatan digantungkan pada kabel-kabel ini. Secara alamiah, jika tiupan angin kencang menerpa tower ini pada saat kabel-kabel belum dipasangkan, vorteks karman akan muncul di sisi belakang dari tower sehingga akan timbul getaran akibat vorteks pada saat frekuensi pribadi dari tower hampir sama dengan frekuensi dari vorteks. Dalam pembangunan jembatan Kurushima Kaikyo ini salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan adalah pengurangan biaya. Berdasarkan hal ini diajukanlah usul untuk mengurangi bobot dari jembatan menjadi setengah dari bobot awal. Akan tetapi, pengurangan bobot jembatan dengan tetap mempertahankan tinggi dari tower mengakibatkan munculnya masalah getaran vorteks seperti yang telah disebutkan di atas. Pada awalnya, pertimbangan hanya ditujukan pada modus getar pertama dari tower utama jembatan. Akan tetapi, dengan semakin kecilnya bobot jembatan, modus getar yang lebih tinggi juga perlu mendapat perhatian. Modus getar puntir merupakan modus getar yang cukup berbahaya seperti kasus yang dulu terjadi saat runtuhnya Tacoma Narrows Bridge di negara bagian Washigton, AS 2 seperti diperlihatkan pada Gambar 2.

Untuk mengatasi munculnya masalah seperti yang terjadi pada jembatan Tacoma ini, enam perusahaan konstruksi di Jepang telah bekerja secara terpisah dalam mengembangkan rencana pembangunan tower utama pada jembatan Kurushima Kaikyo untuk mengatasi getaran akibat vorteks ini 3. 2. Gedung bertingkat tinggi Salah satu contoh struktur skala besar lainnya adalah bangunan bertingkat tinggi. Saat ini, terdapat sejumlah gedung bertingkat tinggi (lebih dari 60 lantai) yang telah dilengkapi dengan pengendali getaran aktif yang dikenal dengan active mass damper (AMD) di seluruh Jepang. Meskipun teknik kontrol aktif ini telah terbukti keampuhanya dalam mengatasi getaran gedung akibat tiupan angin kencang, akan tetapi beberapa masalah masih belum dapat diatasi sehubungan dengan tingkat kepercayaan dari metode ini jika terjadi kegagalan pada komponen aktifnya dan juga masalah penghematan energi. Salah satu solusi praktis dalam masalah ini adalah dengan penggunaan teknik gabungan antara kontrol aktif dan kontrol pasif. Sebagai contoh adalah landmark tower di Yokohama dengan tinggi sekitar 300 m yang selesai dibangun pada tahun 1993. Gedung ini mengadopsi metode kontrol hybrid berupa gabungan kontrol aktif dan kontrol pasif yang disebut dengan hybrid mass damper (HMD) 4 seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Sistem kontrol pasif pada gedung ini menggunakan AMD dengan teknik multistep pendulum sedangkan kontrol aktif digerakkan dengan menggunakan penggerak motor servo. Dengan menggunakan metode ini peredam pasif dapat menyerap energi hingga level tertentu meskipun terjadi kegagalan pada sistem aktifnya.
http://ccitonline.com/e-learning/mod/forum/discuss.php?d=18

Anda mungkin juga menyukai