Anda di halaman 1dari 3

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
ISBN: 978-623-7496-01-4

PKM self compassion dan parenting untuk tahanan


wanita di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Bolangi Sunguminasa Kabupaten Gowa

Widyastuty1, Eva Meizara Puspita Dewi2


1,2
Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Makassar

Abstract. This service aims to provide the understanding among female prisoners so that they have sufficient insight in carrying
out the role of the mother later after the prison. This study involved 30 female prisoners who had been selected by the prison staff
themselves. The method used are self compassion therapy, psychoeducation and parenting discussion, and games for participants.
Based on the results of the study, it can be concluded that there is an increase in the understanding of prisoners' participants about
Self Compassion so that after this therapy female inmates appear fresher and accept themselves with their current conditions at
the prison. Furthermore, for the psychoeducation of the mother's role in the ideal of parenting, participants have a tool to evaluate
themselves with their roles so far and are eager to make changes in themselves to be the best mothers for children, especially
when they leave prison later.

Keywords: self compassion, parenting, women prisoners

I. PENDAHULUAN ditentukan bagaimana seorang ibu dalam mendidikan


para generasi muda ini. Sayangnya peran yang sangat
Tomar (2013) mengemukakan bahwa Lapas didiri-
penting dan besar ini tidak ada sekolahnya. Bahkan
kan untuk menghukum, mencegah dan merehabilitasi
sebagai orangtua pun tidak banyak yang menyadari hal
perilaku narapidana. Pelaku kejahatan yang sedang
ini, tidak berpikir panjang untuk menyiapkan anak-anak
berada dalam masa tahanan disebut sebagai narapidana.
menjadi orang dewasa (orangtua) yang memiliki
Terdapat perbedaan antara tahanan dan narapidana,
keluarga sendiri. Waktu berjalan begitu saja tanpa ada
tahanan merupakan individu yang belum dijatuhkan
perencanaan yang matang dan tiba-tiba anak sudah
vonis sedangkan narapidana merupakan status individu
tumbuh besar dengan pendidikan seadanya. Hal ini
yang telah divonis oleh hakim. Riza & Herdiana (2012)
dirasakan lebih mendalam oleh para narapidana yang
mengemukakan bahwa Lapas bertujuan untuk melaku-
saat ini menjalani hukuman. Bukan hanya tidak lagi
kan pembinaan kepada narapidana sehingga diharapkan
berperan dalam keluarga namun juga menjadi figur
dapat memperbaiki dirinya, tidak mengulangi kejahatan
yang bermasalah dan mungkin juga memalukan bagi
yang pernah dilakukan, dan berperan aktif dalam
keluarga. Kegelisahan ini sangat dirasakannya dan ingin
kehidupan bermasyarakat setelah keluar dari Lapas.
sekali mendapatkan penguatan, pengetahuan dan
Human Rights Watch (Constanzo, 2006) mengemuka-
motivasi untuk menjadi ibu terbaik bagi keluarganya
kan bahwa narapidana yang berada didalam penjara dan
setelah keluar dari LAPAS nanti.
segala aktivitas-aktivitasnya dibatasi dapat mengalami
Narapidana wanita merasa bersalah dan kurang
stres.
optimal berperan sebagai ibu selama ini dan bahkan saat
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan
ini (masa menjalani hukuman sebagai tahanan) jauh dari
kepada lima orang narapidana wanita, ketiga narapidana
keluarga. Praktis ia tidak melakukan apapun dalam
tipikior merupakan individu yang baru tersangkut kasus
memenuhi atau mengurus keseharian di keluarganya
hukum. Ketiga narapidana tipikor mengaku sangat stres
karena terputus interaksi kesehariannya dengan anggota
dengan status barunya sebagai narapidana tipikor karena
keluarga. Peran sebagai ibu dirasakan tidak optimal
merasa bukan yang melakukan kesalahan, dan kelima-
karena kurangnya pengetahuan dan kesempatan
nya mengaku butuh waktu 2 minggu sampai sebulan
memperluas pengetahuan tentang pola asuh. Memberi-
untuk dapat bersosialisasi dan berbaur dengan lingkung-
kan pemahaman kepada para narapidana wanita agar
an dan orang-orang baru. Saat ini para tahanan ini
memiliki wawasan yang cukup dalam menjalankan
sudah bisa bersosialisasi dan permasalahan yang men-
peran ibu nanti selepas dari LAPAS. Tujuan diadakan-
jadi pemikirannya adalah perannya sebagai ibu.
nya kegiatan ini adalah peserta diharapkan mampu:
Peran ibu sangat besar dalam keluarga, kebahagiaan
1. Meregulasi emosinya dengan tidak terus tenggelam
keluarga tak lepas dari peran ibu yang luar biasa. Oleh
dalam dan menyalahkan diri sendiri.
karenanya bagaimana negara kita kedepan, sangat

298
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
ISBN: 978-623-7496-01-4

2. Mampu mengevaluasi peran sebagai ibu yang


selama ini dijalankan dalam keluarga sebelum
masuk di LAPAS dan memiliki resolusi apa yang
akan diubah (berkaitan dengan pola asuh) setelah
keluar dari LAPAS nanti.

II. METODE PELAKSANAAN


Pengabdian ini dilakukan dengan menggunakan
program Psikoedukasi yang diikuti oleh peserta
narapidana wanita di Lapas Wanita Kelas IIA
Sungguminasa yang berjumlah 30 narapidana yang Gambar 2. Psikoedukasi dengan materi:
Peran ibu dalam ideal parenting
dipilihkan oleh petugas lapas dengan ciri-ciri: telah
menikah dan memiliki anak. Usia narapidana wanita
yang mengikuti kegiatan psikoedukasi rentang antara III. HASIL DAN PEMBAHASAN
20-71 tahun berjumlah 30 orang. Psikoedukasi yang
Sari (Kusumaningsih, 2017) mengemukakan bahwa
diinginkan oleh peserta adalah tentang parenting yakni
penerimaan diri merupakan kesadaran individu tentang
memahami peran ibu dalam keluarga, memahami
karakteristik yang dimilikinya baik secara pribadi dan
perkembangan anak dan mengetahui tantangan kehidup-
kesediaan untuk menjalani kehidupan sesuai dengan
an anak-anak dimasa kini. Namun hal ini tidak dapat
karakteristik pribadi yang individu miliki. Ardilla &
dilakukan jika dalam diri ibu masih banyak perasaan
Herdina (2013) mengemukakan bahwa seseorang yang
negative, oleh karena itu maka terlebih dahulu
dapat menerima diri adalah individu yang sudah mampu
dilakukan self commapssion agar peserta mengenali,
belajar untuk dapat hidup dengan dirinya sendiri.
memahami dan mencintai dirinya sendiri terlebih dahulu
Kondisi awalnya, peserta sering merasa bersalah,tidak
baru mencintai orang lain.
berharga dan belum bisa menerima kenyataan divonis
sekian tahun sehingga harus menjalani hukuman.
Sebelum dilakukan self compassion, dilakukan peng-
ukuran penerimaan diri dan data awal dimana skala
penerimaan diri yang berjumlah 25 item (dengan skor
tertinggi 100), peserta mengisinya rata-rata berada pada
level 38,8 sampai 50. Hal ini menunjukkan bahwa
rendahnya penerimaan diri peserta dengan kondisinya
saat ini.
Hurlock (1991) mengemukakan bahwa karakteristik
utama dari penerimaan diri adalah spontanitas dan
tanggung jawab pada diri, menerima kualitas
Gambar 1. Terapi self-compassion kemanusiaannya tanpa menyalahkan diri sendiri untuk
kondisi yang berada di luar kontrolnya.
Kegiatan dilaksanakan di Aula selama1 hari kurang Setelah mengikuti kegiatan self compassion subjek
lebih 7 jam, dengan jedah 1 jam untuk Istirahat sholat menjadi dapat menerima dirinya, meregulasi rasa
dan makan (ISHOMA). Adapun metode yang diguna- bersalah, dan terus mencintai dirinya sendiri. Untuk post
kan adalah: terapi self compassion dan psikoedukasi tes banyak yang tidak mengisi karena malas menulis,
dengan tema Peran Ibu Dalam Ideal Parenting dilanjut- banyak yang menolak karena lebih memilih menikmati
kan dengan diskusi tanya jawab pada setiap akhir sesi. dampak dari kegiatan self compassion yang membuat-
Untuk menarik perhatian peserta dan kesan yang nya terharu. Neff (Widyastuti & Ridfah, 2017) men-
mendalam, maka diberikan hadiah/kenang-kenangan definisikan self compassion sebagai sikap memiliki
bagi peserta yang unik atau aktif. Kegiatan ini juga perhatian dan kebaikan terhadap diri sendiri saat
dibantu oleh beberapa mahasiswa psikologi sebagai menghadapi berbagai kesulitan dalam hidup ataupun
fasilitatornya. kekurangan dalam dirinya serta memiliki pengertian
Setting ruangan 2 kegiatan ini berbeda, jika terapi bahwa penderitaan, kegagalan, dan kekurangan
self compassion duduk dilantai agar lebih rileks dan ada merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. self
pada ruangan yang tertutup, sehingga peserta dapat compassion sebagai alternative konsep sebagai langkah
lebih focus. Sedangkan pada psikoedukasi parenting untuk menuju individu yang sehat tanpa melibatkan
dilakukan di aula yang luas dengan penerangan yang evaluasi diri.
cukup.

299
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
ISBN: 978-623-7496-01-4

narapidana wanita nampak lebih segar dan lebih


Hasil Evaluasi Ingin menjadi ibu
menerima kondisinya yang sekarang berada di Lapas.
yang
bertanggungjawab Selanjutnya untuk psikoedukasi peran ibu dalam ideal
parenting menjadikan peserta memiliki alat meng-
Ingin lebih banyak evaluasi diri dengan perannya selama ini dan ber-
waktu mendampingi
anak dengan kasih semangat untuk melakukan perubahan dalam diri untuk
sayang dapat menjadi ibu terbaik bagi anak-anak, terutama saat
Akan selalu memberi keluar nanti dari lapas. Adapun saran yang dapat
semangat dan
motivasi menjadi
diberikan pada pihak Lapas memberikan pemahaman
orang baik untuk anak pada peserta narapidana yang tidak mengikuti kegiatan
Ingin menjadi ibu mengenai Self Compassion yang terlihat cukup efektif
teladan untuk anak
dan cucu
dalam meregulasi emosi negatif dari narapidana wanita.
Demikian juga dengan psikoedukasi tentang ibu dalam
mengajarkan anak ideal parenting yang sangat antusias diikuti oleh peserta
untuk mandiri
sehingga perlu dilakukan secara berkala.

akan menjadi ibu yang DAFTAR PUSTAKA


sholehah untuk anak-
anak Ardilla, F., & Herdiana, I. (2013). Penerimaan diri pada
anrapidana wanita. Jurnal psikologi Kepribadian dan
Sosial, 2(1), 1-7.
Sebagai seorang ibu, subjek tetap mengambil Constanzo, M. (2006). Aplikasi Psikologi dalam Sistem
perannya untuk pola asuh, setelah mendengarkan materi Hukum. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Hurlock. 1991. Perkembangan anak jilid 2. Jakarta: Erlangga.
subjek memiliki rencana memperbaiki pola asuh yang Kusumaningsih, S. P. L. (2017). Penerimaan diri dan
telah ada. Hasil post test dari warga binaan yang kecemasan terhadap status narapidana. Jurnal Psikologi
mengikuti psikoedukasi digambarkan pada diagram Ilmiah, 9(3), 234-242.
diatas dan terdapat beberapa orang warga binaan yang Riza, M., Herdiana, I. (2013). Resiliensi pada narapidana laki-
tidak mengisi post test. laki di Lapas Klas 1 Medaeng. Jurnal Psikologi
Kepribadian dan Sosial. 1(3), 142-147.
Tomar, S. (2013). The Psychological Effects of Incarceration
IV. KESIMPULAN on Inmates: Can we Promote Positive Emotion in Inmates.
Kegiatan pengabdian psikoedukasi tetang self Delhi Psychiatry Journal. 16(1), 66-72.
Widyastuti., & Ridfah. A. (2017). Pelatihan self compassion
compassion untuk wanita Lapas dapat terlaksana dengan
untuk mengurangi stres akademik pada mahasiswa baru
baik. Adapun hasilnya menunjukkan bahwa terdapat fakultas psikologi. Laporan Akhir Penelitian PNBP
peningkatan pemahaman peserta narapidana tentang Fakultas Psikologi. Makassar: Universitas Negeri
Self Compassion sehingga setelah dilakukan terapi ini Makassar.

300

Anda mungkin juga menyukai