Anda di halaman 1dari 30

Pengaruh Pola Homogenitas

SMA Santa Ursula


Terhadap Pola Pikir Siswinya
UJIAN PAPER

CLEONIE TRICHELLE GOSAL


XII SOS 1/10
01

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Metode Pengumpulan Data
1.1 LATAR BELAKANG

Pada sekolah dengan pola


homogenitas, murid hanya
murni berinteraksi dengan
sesama jenisnya saja.
Banyak masyarakat yang
memandang sebelah mata
sekolah homogen.

Sekolah homogen jarang diminati


karena masyarakat lebih memilih
sekolah heterogen ketimbang
sekolah homogen. Masyarakat menganggap
bahwa di sekolah homogen,
anak-anak akan menjadi sulit
mengenal dan memahami
karakter sikap dari lawan jenis
mereka.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apa dasar diterapkannya pola
01 homogenitas
Ursula?
pada SMA Santa
Apa penyebab perbedaan pola pikir
04 siswi SMA Santa Ursula dengan
sekolah SMA lainnya yang berpola
Mengapa pola homogenitas yang
02 diterapkan pada SMA Santa Ursula
sering dipandang sebelah mata oleh
heterogenitas?

masyarakat?
Apa saja bentuk pengaruh positif dan
Bagaimana pola homogenitas yang 05 negatif pembentukan pola pikir

03 diterapkan SMA Santa Ursula


berpengaruh terhadap pola berpikir
siswi-siswi di SMA Santa Ursula yang
berpola homogenitas?
siswi-siswinya?
● Mengidentifikasi pola homogenitas yang
diterapkan di SMA Santa Ursula

● Memahami pandangan masyarakat terhadap pola


homogenitas yang berlaku di sekolah-sekolah
homogen, terkhusus SMA Santa Ursula

1.3 TUJUAN ● Mengidentifikasi bagaimana pola homogenitas di


SMA Santa Ursula dapat memengaruhi pola pikir
siswi-siswinya

● Mengenal perbedaan pola pikir siswi-siswi SMA


Santa Ursula dengan pola pikir siswa-siswi di
sekolah heterogen

● Mengetahui pengaruh pola pikir siswi-siswi


sebagai dampak dari pola homogenitas yang
diterapkan SMA Santa Ursula
1.4 METODE PENELITIAN

01 Kuesioner : Platform google form

02 Wawancara : Chat room sosial media

03 Studi Dokumen : Jurnal dan literasi


02 POLA
HOMOGENITAS DI
SMA SANTA URSULA
2.1 Pengertian Dasar Pola dan Homogenitas
2.2 Sejarah dan Dasar Terbentuknya SMA Santa Ursula Sebagai Sekolah
yang Berpola Homogenitas
2.3 Penerapan Pola Homogenitas di SMA Santa Ursula
2.1 PENGERTIAN DASAR POLA
DAN HOMOGENITAS
Pola : Sistem atau cara kerja.
KBBI
Persamaan macam, jenis, sifat,
Homogenitas
: watak dari anggota suatu
kelompok; keadaan atau sifat
homogen; kehomogenan.

Sistem kerja suatu kelompok


Pola Homogenitas yang mana memiliki
persamaan-persamaan pada
anggota kelompoknya.
2.2 SEJARAH DAN DASAR TERBENTUKNYA SMA
SANTA URSULA SEBAGAI SEKOLAH YANG
BERPOLA HOMOGENITAS

Santa Angela Merici & Ordo Santa Ursula

Saudarinya menyampaikan pesan


kepada Santa Angela bahwa Tuhan
Santa Angela mengalami akan memakainya untuk mendirikan
kehilangan saudarinya suatu persekutuan bagi para gadis
saat usia belia. yang ingin mengabdikan diri mereka
kepada Tuhan.

Santa Angela berhasil


Ketika ia sedang berada mendirikan Persekutuan Santa
di ladang, ia melihat Ursula (Ordo Santa Ursula) pada
penampakan saudarinya tanggal 25 November 1935.
di antara rombongan
malaikat.
3.3 PENERAPAN POLA
HOMOGENITAS DI SMA SANTA
URSULA

1
Menyediakan fasilitas toilet yang
Fasilitas : homogen khusus untuk perempuan
& vending machine pembalut untuk
kepentingan menstruasi siswi.

2 Program
Kegiatan :
Mengadakan program kegiatan
intrakurikuler humaniora.

3 Lain-lain :
Memberikan kebebasan terhadap
para siswinya untuk bergagasan dan
kreatif dalam menyelenggarakan
kegiatan atau acara tertentu.
03

POLA PIKIR MANUSIA


3.1 Pengertian Dasar Pola Pikir
3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Pikir
3.3 Jenis-Jenis Pola Pikir Manusia
3.1 PENGERTIAN DASAR POLA PIKIR

Pola pikir adalah sekumpulan pikiran yang


terjadi berkali-kali di berbagai tempat dan
waktu serta diperkuat dengan keyakinan
dan proyeksi sehingga menjadi realita yang Ibrahim Elfiky
bisa dipastikan di setiap tempat dan waktu
yang sama.

Pola pikir adalah sikap mental mapan yang


Mulyadi terbentuk melalui pengalaman, pendidikan
dan prasangka.
3.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
POLA PIKIR
Iskandar (2008: 661) memaparkan bahwa terdapat 7 sumber kekuatan yang mempengaruhi proses
berpikir manusia:

01 02 03 04
Orang Tua Keluarga Masyarakat Sekolah
Pembentuk pola pikir Melengkapi pola pikir Menyatukan keseluruhan
individu yang paling yang telah diperoleh informasi dengan yang Memberi pengaruh besar
utama dan pertama. seorang individu dari pernah didapatkan di dalam proses
orang tua. lingkungan orang tua dan pembelajaran seseorang.
keluarga.

05 06 07
Teman Media Massa Diri Sendiri
Pola pertemanan yang Unsur pengidolaan melalui media Faktor penentu dari
dipilih akan mematangkan massa dapat menimbulkan seorang suatu pola pikir.
pola pikir masing-masing individu untuk meniru, baik yang
individu. bersifat negatif maupun positif.
3.3 JENIS-JENIS POLA PIKIR MANUSIA

Menurut Carol S. Dweck (2006) dalam buku Mindset: The New Psychology of Success, terdapat
2 jenis pola pikir manusia, yaitu:

Pola pikir tetap Pola pikir berkembang


(fixed mindset) (growth mindset)

Kecerdasan bersifat tetap Kecerdasan dapat dikembangkan

Memandang usaha sebagai suatu Memandang usaha sebagai langkah untuk


kesia-siaan penguasaan.

Cenderung menghindari risiko dan


tantangan, serta mudah menyerah dan Cenderung menyukai tantangan dan pantang
membela diri jika ada rintangan dalam menyerah menghadapi rintangan.
hidup mereka.

Tidak mempedulikan kritik dan merasa Mau belajar dari kritik dan menemukan
terancam dengan kesuksesan yang pelajaran atau inspirasi dari kesuksesan yang
berhasil diraih orang lain. berhasil diraih orang lain.
04
ANALISIS DATA
WAWANCARA, SURVEI,
DAN LAIN-LAIN
4.1 Pengantar
4.2 Penyajian dan Pembahasan Data Wawancara
4.3 Penyajian dan Pembahasan Data Survei
4.1 PENGANTAR
● Metode penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data-data, yakni dengan wawancara
dan menyebar kuesioner

● Wawancara → 5 narasumber
(2 narasumber pernah memiliki pengalaman bersekolah di sekolah homogen)

● Kuesioner → 30 responden siswi SMA Santa Ursula


(33.3% responden kelas 10, 10% responden kelas 11, dan 56.7% responden kelas 12)
4.2 PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA
WAWANCARA

Pertanyaan yang diajukan kepada narasumber :

1. Jika seandainya Anda memiliki kesempatan untuk bersekolah di sekolah


homogen, apakah Anda akan tertarik untuk bersekolah di sana? Apa
alasannya?

2. Menurut Anda, apakah bersekolah di sekolah yang berpola heterogen


mampu mempengaruhi pola pikir Anda sekarang ini?
1. Jika seandainya Anda memiliki kesempatan 2. Menurut Anda, apakah bersekolah di sekolah
untuk bersekolah di sekolah homogen, apakah yang berpola heterogen mampu mempengaruhi
Anda akan tertarik untuk bersekolah di sana? Apa pola pikir Anda sekarang ini?
alasannya?

Narasumber 1 Mungkin iya Iya


(18 tahun, laki-laki) ● Merasa di sekolah homogen, interaksi antar ● Belajar untuk mengetahui cara
siswa lebih bebas dan luas memperlakukan lawan jenis dengan baik
● Tingkat toxic masculinity pada sekolah ● Melatih teamwork skill yang melibatkan
homogen cenderung lebih rendah lawan jenis
● Lebih mudah untuk mengetahui karakteristik
lawan jenis.

Narasumber 2 Kurang tertarik Iya


(17 tahun, perempuan) ● Cenderung kesulitan dalam bersosialisasi ● Mendorong kita untuk terbuka (open mind)
dengan lawan jenis di kehidupan sehari-hari. dan melihat segala sesuatu dari sudut
● Lebih sulit untuk sharing dan bertukar pandang yang berbeda
pikiran dengan lawan jenis. ● Dapat lebih memahami lawan jenis
● Jadi hanya memandang segala sesuatu dari
sudut pandang kita

Narasumber 3 Tidak tertarik Iya


(17 tahun, laki-laki) ● Pergaulannya terkesan hanya itu - itu saja ● Bisa lebih terbuka terhadap situasi, lebih
dan tidak mudah untuk bersosialisasi. peka terhadap lingkungan sekitar, dan
● Mudah untuk terjadi konflik yang bisa saja lain-lain.
merusak pergaulan saya. ● Bisa lebih mengembangkan diri saya lebih
lagi pada pergaulan saya.

4.2 PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA WAWANCARA


(Pernah Memiliki Pengalaman Bersekolah di Sekolah Homogen)

1. Jika seandainya Anda memiliki kesempatan 2. Menurut Anda, apakah bersekolah di sekolah
untuk bersekolah di sekolah homogen, apakah yang berpola heterogen mampu mempengaruhi
Anda akan tertarik untuk bersekolah di sana? Apa pola pikir Anda sekarang ini?
alasannya?

Narasumber 4 Tertarik Pada awalnya iya, tapi semakin lama merasa biasa
(17 tahun, perempuan) ● Jauh lebih memiliki rasa solidaritas dan saja
esensi kekeluargaannya lebih terasa ● Pergaulannya lebih banyak problematika
● Fasilitasnya juga lebih tersedia ● Daripada merubah pola pikir, lebih ke sisi
mengembangkan problem solving skill saja.
● Merasa pola pikirnya lebih terbentuk saat di
sekolah homogen karena lebih terbuka pada
hal-hal terkait isu-isu sosial

Narasumber 5 Tidak tertarik Sangat bisa


(17 tahun, laki-laki) ● Sudah bosan dengan teman-teman lama ● Dapat lebih memahami perasaan lawan
● Merasa tidak nyaman dengan beberapa jenis..
orang dalam lingkungan sekolah homogen
sebelumnya

4.2 PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA WAWANCARA


4.3 PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA SURVEI
4.3 PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA SURVEI
4.3 PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA SURVEI
4.3 PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA SURVEI
LINEAR SCALE “Fixed Mindset VS Growth Mindset”

4.3 PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA SURVEI


LINEAR SCALE “Fixed Mindset VS Growth Mindset”

4.3 PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA SURVEI


05

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Pola homogenitas SMA Santa Ursula mampu mempengaruhi
01 pola pikir siswinya

● Lingkungan pergaulan di SMA Santa Ursula yang berfokus pada perempuan saja.

● Kurangnya representasi mindset dari laki-laki

● Sebagian besar siswi SMA Santa Ursula memiliki pola pikir yang cenderung
condong ke growth mindset.

Lingkungan pergaulan dengan pola homogenitas yang 5.1


02 diterapkan SMA Santa Ursula memberikan dampak pengaruh
pembentukan pola pikir siswi-siswinya KESIMPULAN
+ -

● Memunculkan solidaritas antara ● Kurang mengenal karakter


satu sama lain lawan jenis
● Menjadikan siswi lebih mandiri ● Kesulitan beradaptasi bersama
sebagai perempuan lawan jenis
● Kreatif dalam menghasilkan ide ● Meningkatkan rasa kurang
● Menjadi kompetitif dalam percaya diri (insecure).
mencapai target
● Open minded terhadap segala
perspektif
03 Pola homogenitas yang diterapkan pada SMA Santa Ursula
masih sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat

● Pola homogenitas yang diterapkan SMA Santa Ursula dipandang membatasi


pergaulan dalam lingkungan sekolah karena hampir tidak berinteraksi dengan
lawan jenis 5.1
● Rasa bosan karena terus berada di lingkungan pergaulan yang seputar sesama
jenis saja
KESIMPULAN
● Pandangan bahwa sekolah homogen memiliki lingkungan pergaulan dengan
banyak problematika karena konflik dianggap mudah terjadi di antara sesama jenis

● Keterbatasan pergaulan dalam lingkungan sekolah yang menerapkan pola


homogenitas cenderung mempersulit individu dalam memahami karakter lawan
jenis
● Masyarakat membuka pandangan
terhadap segala perspektif dan tidak
langsung berspekulasi secara negatif
terhadap sekolah-sekolah dengan
pola homogen

5.2
SARAN ● Setiap dari individu harus aktif mencari
kegiatan positif di luar sekolah guna
memperluas koneksi dan terlatih
untuk berinteraksi dengan individu
lain yang berbeda lawan jenis
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai