Anda di halaman 1dari 12

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBANGUN KARAKTER ANAK

DILINGKUNGAN MASYARAKAT AWANG-AWANG KABUPATEN PINRANG

Fitriani1
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar.
Email: Fitriani2018ips13@gmail.com

Abstrak

Fitriani, 2018. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Karakter Sosial Anak Di
Lingkungan Masyarakat Awang-awang Kabupaten Pinrang. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar. Dibimbing oleh
Dalilul Falihin, S.Ag., M.Si dan Dr. Herman, S.Pd., M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola asuh orang tua dalam membangun karakter
anak di lingkungan masyarakat Awang-awang, dan mengetahui upaya memperbaiki pola asuh
orang tua dalam membangun karakter anak di lingkungan masyarakat Awang-awang. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara
observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang telah di peroleh dari hasil penelitian diolah
dengan menggunakan analisis kualitatif untuk mengetahui pola asuh orang tua dalam membangun
karakter anak di lingkungan masyarakat Awang-awang.
Hasil penelitian di temukan bahwa, pola asuh orang tua dalam membangun karakter anak di
lingkungan masyarakat Awang-awang, mayoritas menggunakan pola asuh demokratis, namun ada
juga yang menggunakan pola asuh otoriter, serta upaya memperbaiki pola asuh orang tua dalam
membangun karakter anak di lingkungan masyarakat Awang-awang adalah dengan menyediakan
waktu, menghargai anak dan mengerti anak..

Kata Kunci:Peran Pola Asuh Orang Tua, Karakter Anak

1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar. Email:
Fitriani2018ips13@gmail.com
1. PENDAHULUAN kepribadian seseorang. Gangguan pada
pertumbuhan kepribadian seseorang mungkin
Dalam setiap masyarakat manusia, pasti disebabkan pecahnya kehidupan keluarga
akan dijumpai keluarga batih. Keluarga batih batih secara fisik maupun mental. Dari sudut
tersebut merupakan kelompok sosial kecil atau titik tolak perkembangan kepribadian
yang terdiri dari suami, istri beserta anak- individual anggota-anggota keluarga batih,
anaknya yang belum menikah. Keluarga semakin berperannya keluarga batih lebih
merupakan suatu sistem yang kompleks yang menguntungkan. Hal ini di sebabkan, oleh
didalamnya terdapat ikatan di antara karena dengan demikian orang tua (yakni
anggotanya dan rasa saling memiliki. suami dan istri) akan dapat memusatkan
Menurut Soerjono Soekanto: perhatian yang lebih banyak terhadap anak-
Keluarga batih lazimnya juga disebut anaknya sendiri. Pendapatan orang tuan
rumah tangga, yang merupakan unit terkecil misalnya, akan dapat dipusatkan secara penuh
dalam masyarakat sebagai wadah dan proses untuk kepentingan anak-anaknya.
pergaulan hidup. Suatu keluarga batih Seperti yang tertuang dalam pasal 45
dianggap sebagai suatu sistem social, oleh angka 1 UUD no.1 Tahun 1974 tentang
karena memiliki unsur-unsur sistem sosial perkawinan disebutkan bahwa:
yang pada pokoknya mencakup kepercayaan, (1) Kedua orang tua wajib memelihara
perasaan, tujuan, kaidah-kaidah, kedudukan dan mendidik anak-anak mereka
dan peranan, tingkatan atau jenjang, sanksi, sebaik-baiknya
kekuasaan, dan fasilitas. 2 (2) Kewajiban orang tua yang
Sebagai unit pergaulan hidup terkecil dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
dalam masyarakat, keluarga batih mempunyai berlaku sampai anak itu kawin dan
peranan-peranan tertentu. Peranan-peranan itu dapat berdiri sendiri kewajiban
menurut Soerjono Soekanto adalah, sebagai mana berlaku terus meskipun
berikut: perkawinan antara kedua orang tua
1. Keluarga batih berperan sebagai putus4
pelindung bagi pribadi-pribadi yang Keluarga merupakan salah satu faktor
menjadi anggota, di mana eksternal yang dapat mempengaruhi baik
ketentraman dan ketertiban diperoleh buruknya perilaku seorang anak di lingkungan
dalam wadah tersebut. masyarakat. Di lingkungan keluarga inilah
2. Keluarga batih merupakan sosial- terjadi proses pengasuhan demi terbentuknya
ekonomis yang secara materil pribadi yang matang untuk dapat menjalani
memenuhi kebutuhan anggota- kehidupan sesuai yang diharapkan. Orang tua
anggotanya. merupakan orang yang paling berperan
3. Keluarga batih menumbuhkan dasar- penting dalam membangun karakter anak di
dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan lingkungan masyarakat.
hidup. Memelihara bukan berarti mengawasi
4. Keluarga batih merupakan wadah di anak dari kejahatan-kejahatan yang dilakukan
mana manusia mengalami proses oleh orang dewasa. Dengan pemeliharaan
sosialisasi awal, yakni suatu proses di yang dilakukan oleh kedua orang tuanya,
mana manusia mempelajari dan maka anaka tidak akan kecebur kedalam hal-
mematuhi kaidah-kaidah dan nilai- hal yang dilarang untuk dilakukan oleh anak
nilai yang berlaku dalam masyarakat.3 Dalam UU No.23 Tahun 2002 Pasal
Dari penyajian beberapa peranan 26 tentang Hak Asuh Anak Di Bawah
tersebut di atas, nyatalah betapa pentingnya Umur yang berbunyi:
keluarga batih terutama bagi perkembangan

2
Soerjono Soekanto. Sosiologi Keluarga. Rineka
4
Cipta, hal. 1 Undang-undang no. 1 tahun 1997 tentang
3
ibid. p. 23 Perkawinan
a. Mengasuh, memelihara, masyarakat Awang-Awang Kabupaten
mendidik, dan melindungi anak. Pinrang.
b. Menumbuh kembangkan anak b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
sesuai dengan kemampuan, bakat mempengaruhi pola asuh anak dalam
dan minatnya membangun karakter anak di Lingkungan
c. Mencegah terjadinya perkawinan masyarakat Awang-Awang Kabupaten
pada usia anak-anak5 Pinrang.

Para penduduk di lingkungan Awang- Manfaat Penelitian


awang berdomisili sebagai petani, buruh, dan Hasil penelitian ini diharapkan akan
pedagang, seperti halnya orang tua yang lain membawa manfaat yang secara umum dapat
mempunyai kewajiban yang sama dalam diklasifikasikan dalam dua kategori yaitu :
pembentukan karakter anaknya. Hanya saja
aktivitas keseharian mereka yang 1. Manfaat Teoritis
membedakannya dengan profesi yang lain. a. Diharapkan melalui penelitian ini dapat
Setiap pukul 05.00 WITA mereka harus menambah wawasan dan ruang lingkup
bangun mempersiapkan diri untuk berangkat studi kasus Pendidikan IPS.
ke sawah dan ke pasar bagi yang berprofesi b. Diharapkan melalui ini dapat sebagai
sebagai pedagang dan buruh, dimana anak acuan dalam penelitian selanjutnya.
mereka biasanya belum bangun dari tidurnya. c. Dapat memperkaya Khasanah dalam
Mereka pulang menjelang sore hingga melakukan telaah akademik terhadap
menjelang malam hari hampir anak-anak bidang kajian yang serupa.
mereka tidak dapat bercengkrama dengan 2. Manfaat Praktis
waktu yang cukup karena ditinggal bekerja a. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan
seharian. Orang tua hanya bisa makin bertambahnya wawasan orang tua
memperhatikan anak-anaknya pada saat dalam mengasuh anak agar berperilaku
sebelum atau sesudah bekerja, sehingga anak baik di lingkungan masyarakat.
kurang mendapatkan kasih sayang dan b. Agar tumbuh kesadaran dalam diri
perawatan yang cukup dari otang tua. peneliti sendiri maupun masyarakat luas
Bagaimanapun orang tua lebih dekat dengan bahwa manusia mempunyai hati yang
anak-anaknya sehingga orang tua dapat sama di dalam kehidupan masyarakat.
mengamati dan mengenal anaknya. Jarang c. Agar tumbuh rasa syukkur dalam diri
orang tua menyadari bahwa banyak yang peneliti maupun masyarakat betapa Allah
dapat mereka lakukan untuk merangsang SWT menciptakan segala isi bumi
perkembangan intelektual anak sebelum dengan masyarakat dan tujuan yang
mereka masuk sekolah. Waktu yang tepat sudah jelas.
untuk belajar dan untuk merangsang dasar-
dasar belajar adalah pada saat-saat jauh Tinjauan Pustaka
sebelum anak masuk sekolah.
1. Pola Asuh Orang Tua
Tujuan Penelitian Orang tua mempunyai peran dan fungsi
Pada dasarnya tujuan penelitian adalah yang bermacam-macam, salah satunya adalah
untuk menjawab pokok permasalahan peneliti. mendidik anak. Pola asuh merupakan interaksi
Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah: anak dan orang tua mendidik, membimbing
a. Untuk mengetahui pola asuh orang tua mendisiplinkan serta melindungi anak untuk
dalam mengasuh anak di Lingkungan mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-
norma yang ada dalam masyarakat.pada
dasarnya pola asuh dapat di artikan seluruh
cara perlakuan orang tua yang di terapkan
5
Undang-undang No.23 Tahun 2002 Pasal 26 pada anak. Banyak ahli mengatakan
tentang Hak Asuh Anak Di Bawah Umur pengasuhan anak adalah bagian penting dan
mendasar, menyiapkan anak untuk menjadi gaya pergaulan orang tua terhadap perilaku
masyarakat yang baik. anak (kompetensi emosiaonal, social dan
Pada dasarnya semua orang tua intelektual).”Dari kempat gaya perlakuan
menghendaki putera-puteri mereka tumbuh tersebut, hanya tiga yang dijelaskan
menjadi anak yang baik, cerdas, patuh, dan Baumrind. Untuk memperoleh kejelasan
terampil. Selain itu, banyak lagi harapan tentang gambaran hasilpenelitian tersebut
lainnya tentang anak, yang kesemuanya dapat disimak dalamtabel Pareting Styte atau
terbentuk sesuatu yang positif. pola asuh orang tua terhadap perilaku anak.
Menurut Sahlan Syafei: a.Pola Asuh Otoriter
Pada sisi lain, setiap orang tua berkaitan Hurlock dalam Takdir mengemukakan pola
untuk mendidik anaknya secara baik dan asuh otoriter yaitu:
berhasil. Mereka berharap mampu Mencerminkan sikap orang tua yang
membentuk anak yang beriman dan bertindak keras dan cenderung
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, diskriminatif. Hal ini ditandai dengan
berakhlak mulia, berbakti terhadap orang tekanan anak untuk patuh kepada
tua, berguna bagi dirinya, keluarga, semua perintah dan keinginan orang
masyarakat, nusa bangsa juga bagi tua, control yang sangat ketat terhadap
agamanya, serta anak yang cerdas tingkah laku anak, anak kurang
memiliki kepribadian yang utuh. 6 mendapat kepercayaan dari orang tua,
Widjaja dalam Takdir mengemukakan anak sering dihukum, apabila anak
bahwa “keluarga merupakan suatu satuan berhasil atau berprestasi, jarang diberi
kekerabatan yang juga merupakan satuan pujian dan hadiah, kurang ada kasih
tempat tinggal yang ditandai oleh adanya sayang serta simpatik, orang tua
kerja sama ekonomi dan mempunyai mendorong serta memberikan
fungsi untuk melanjutkan keturunan kesempatan kepada anak untuk
sampai mendidik dan membesarkan.”7 mandiri dan jarang memberikan
Monks dalam Takdir menyatakan bahwa pujian, hak anak dibatasi tetapi
Sedangkan Chabib Thoha dalam Schohib dituntut tanggung jawab sepertiorang
mengemukakan bahwa “pola asuh anak dewasa. 9
adalah suatu cara terbaik yang dapat di
tempuh orabg tua dalam mendidik anak b. Pola Asuh Demokratis
sebagai perwujudan rasa tanggung jawab Pola asuh demokratis mendorong
kepada anak.” 8 remaja untuk bebas tetapi tetap memberikan
batasan dan mengendalikan tindakan-tindakan
2. Jenis Pola Asuh mereka. Komunikasi verbal timbale balik bias
Baumrind dalam Yusuf mengemukakan berlangsung dengan bebas, dan orang tua
dua perlakuan orang tua dan kontribusinya bersikap hangat.
terhadap kompetensi sosial, emosional, dan c. Pola Asuh Permisif
intelektual yaitu, “(1) gaya perlakuan orang Pola asuh permisif merupakan bentuk
tua, yaitu Authoritarian, Permissive, pengasuhan dimana orang tua memberikan
Authoritative, dan Neglectful; (2) dampak kebebasan sebanyak mungkin pada anak
untuk mengatur diriya. Anak tidak dituntut
6 untuk bertanggung jawab dan tidak banyak
M. Sahlan Syafei. 2006. Bagaimana Anda
dikontrol oleh orang tua. Menurut Steinberg
Mendidik Anak. Bogor: Ghalia Indonesia, hal. 1
7
Mohammad Takdir Ilahi . 2013. Quantum dalam Takdir, “Orang tua yang menerapkan
Peranting Kiat Sukses Mengasuh Anak Secara pola asuh permisif pada umumnya tidak ada
Efektif dan Cerdas. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. pengawasan, bahkan cenderung memberikan
hal. 133
8
Moh Shochib. 2010. “Pola Asuh Orang
TuaDalam Membantu Anak Mengembangkan
9
Disiplin Diri”. Jakarta: Rineka Cipta. hal. 25 ibid. p. 136
anak tanpa ada nasehat dan arahnya yang penghargaan atas apa saja yang telah
biasa mengubah perilaku yang tidak baik.” 10 mereka lakukan dengan baik. 11

3. Upaya Memperbaiki Pola Asuh 4. Pengertian Karakter


Terhadap Anak Karakter merupakan perilaku manusia
Upaya orang tua dalam memperbaiki yang berhubungan dengan diri sendiri, sesama
pola asuh anak harus memperhatikan prinsip- manusia, dan lingkungan yang terwujud
prinsip sebagai berikut: dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan
a. Menyediakan Wakru perbuatan.
Dimasa ini orang tua yang bekerja Menurut Simon Philips dalam Fatchul Mu’in
diluar rumah banyak waktunya untuk menyatakan:
menjalankan pekerjaanya, sehingga karakter adalah kumpulan tata nilai
waktu untuk anak-anaknya berkurang yang menuju pada suatu system, yang
dan minim sekalibisa komunkasi melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang
dengan anaknya. Dalam hal ini orang ditampilkan. Kepribadian dianggap sebagai
tua yang rela mengorbankan ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat
waktunya untuk berkomunikasi khas dari diri seseorang yang bersumber dari
dengan anak-anaknya berarti orang bentukan-bentukan yang diterima dari
tua tersebut sudah mengasihi anaknya. lingkungan misalnya keluarga pada masa
b. Menghargai Anak kecil, juga bawaan sejak lahir.
Orang dewasa sering meremehkan Sementara menurut Winnie dalam Fatchul
anak, baik dalam keadaan sadar atau Mu’in memahami bahwa istilah karakter
tidak sadar. Padahal seiring dengan memiliki dua pengertian tentang karakter.
kemajuan IPTEK besar kemungkinan Pertama, ia menunjukkan bagaimana
kemampuan seorang anak dapat seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang
melebihi orang dewasa, maka berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus,
usahakanlah orang tua menghargai tentulah orang tersebut memanifestasikan
anak dan menerima pendapat anak. perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang
c. Mengerti Anak berperilaku jujur, suka menolong, tentulah
Dalam berkomunikasi dengan anak, orang tersebut memanifestasikan karakter
usahakan untuk mengenal dunia anak mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya
memandang dari posisi mereka untuk dengan personality. Seseorang baru bisa
mendengarkan ceritanya dan apa disebut orang yang berkarakter (a person of
dalihnya serta mengenai apa yang character) apabila tingkah lakunya sesuai
menjadi suka duka, kegembiraan, kaidah moral. 12
kesulitan, kelebihan serta kekurangan Nilai-nilai KarakterMenurut Gordon Allfort
anak, orang tua yang sering dalam Mulyana:
berkomunikasi dengan anak, nilai adalah keyakinan yang membuat
hubungannya akan menjadi lebih erat seorang bertindak atas dasar
dengan anak apabila anaknya pilihannya. Richard Eyre dan Linda
mempunyai masalah akan mudah dalam Gunawan (2012: 31), nilai yang
diselesaikan. Pendekatan komunikasi benar dan diterima secara universal
yang sebaiknya yang dilakukan oleh adalah nilai yang menghasilkan suatu
orang tua sebisa mungkin penuh perilaku dan perilaku itu berdampak
persahabatan dan tanpa ancaman, dan
orang tua harus dipenuhi dengan 11
Mansyur Amin dan Muhammad Najib. 1993.
Agama, Demokrasi dan Transformasi Sosial.
Yogyakarta: LPKSMNV DIY bekerjasama dengan
The Asia Fondation Jakarta.
12
Fatchu Mu’in. 2016. Pendidikan Karakter.
10
ibid. p. 139 Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, hal. 160
positif, baik bagi yang menjalankan menolongnya, teman yang dapat turut
maupun orang lain. Indonesia merasakan suka dan dukanya. Pada
Heritage Foundation (IHF), masa ini sebagai masa mencari
merumuskan sesuatu yang dipandang bernilai,
Sembilan karakter dasar yang pantas dijunjung tinggi dan dipuja-
menjadi tujuan pendidikan karakter, puja sehingga pada masa inisering
yaitu (1) cinta kepada Allah dan disebut masa merindu puja, yaitu
semesta beserta isinya, (2) sebagai gejala remaja. Proses
tanggung jawab, disiplin dan terbentuknya pendirian atau
mandiri, (3) jujur, (4) hormat dan pandangan hidup dan cita-cita dapat
santun, (5) kasih sayang, peduli dan dipandang sebagai penemuan nilai-
kerjasama, (6) percaya diri, kreativ, nilai kehidupan, proses penemuan
kerja keras, dan pantang menyerah, nilai kehidupan tersebut adalah
(7) keadilan dan kepemimpinan, (8) pertama, karena tidak adanya
baik dan rendah hati, dan (9) pedoman, remaja mengiginkan
toleransi, cinta damai, dan sesuatu itu belum mempunyai bentuk
persatuan. Jadi nilai-nilai karakter tertentu, bahkan seringkali remaja
adalah nilai-nilai yang bersikap hanya mengetahui bahwa dia ingin
positif pengembangan perilaku sesuatu, akan tetapi dia tidak tau
individu kearah yang lebih baik, sesuatu apa yang dia inginkan.
yang terdapat pada aspek nilai c. Masa remaja akhir
agama dan moral, sosial emosional, Setelah remaja dapat menentukan
dan kognitif, bahasa dan seni. 13 pendirian hidupnya, pada dasarnya
telah tercapailah masa remaja akhir
5. Anak dan telah terpenuhinya tugas-tugas
Masa remaja adalah masa yang penuh perkembangan masa
perhatian karena sifat-sifat khasnya dan remaja,yaitumenemukan pendirian
peranannya yang menentukan dalam hidup dan masuknya individu ke
kehidupan individu dalam masyarakat orang dalammasa dewasa. 14
dewasa. Menurut Yusuf, masa ini dapat
diperinci menjadi tiga yaitu: Kelompok teman sebaya mempunyai
a. Masa praremaja (remaja awal) kontribusi yang positif terhadap anak remaja,
Masa praremaja bias anya menurut Hans Sebald dalam Yusuf
berlangsung singkat, ditandai dengan mengemukakan bahwa teman sebaya lebih
sifat-sifat negative, dengan gejala memberikan pengaruh dalam memilih cara
tidak tenang,kurang suka bekerja, berpakaian, hobi, perkumpilan (club), dan
pesimis dan sebagainya. Secara garis kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Namun disisi
besar negatif tersebut dapat diringkas lain tidak sedikit remaja yang berperilaku
yaitu: Negatif dalam sikap sosial, baik menyimpang karena pengaruh teman
dalam bentuk menarik diri dalam sebayanya, keadaan itu seperti yang telah
masyarakat, maupun dalam diungkapkan oleh:
bentukagresif terhadap masyarakat. a. Healy dan Browner menyatakan
b. Masa remaja (remaja madya) bahwasanya anak nakal ternyata
Pada masa ini mulai tumbuh dalam mendapat pengaruh dari teman
diri remaja dalam dorongan untuk sebayanya.
hidup, kebutuhan akan adanya teman
yang dapat memahami dan
13 14
Adelia Hardini.2016. Implementasi Pendidikan Syamsu Yusuf. 2009. Psikologi Perkembangan
Karakter Anak Usia Dini.Semarang. Fakultas Ilmu Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja
Pendidikan.Universitas Negeri Makassar. Hal 11 Rodakarya. hal. 29
b. Glueck menyatakan bahwa anak Kecamatan, meliputi 68 desa dan 36
nakal adalah akibat dari pengaruh kelurahan yang terdiri dai 86 lingkungan dan
anak nakal lainnya. 15 189 dusun.

2. Metode Penelitian
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian C. Tahap - tahap Kegiatan Penelitian
Topik utama yang dikaji pada Adapun tahap-tahap yang di lakukan
penelitian ini adalah Pola Asuh Orang Tua dalam penelitian ini secara garis besar adalah
dalam membangun karakter anak, sebagai berikut:
mendeskripsikan hal-hal terkait dengan topik 1. Tahap pra penelitian
tersebut maka metode yang digunakan adalah 2. Tahap pelaksanaan penelitian
Metode Kualitatif karena dapat dengan mudah 3. Mengidentifikasi Data
memahami interaksi sosial yang berkembang
di lapangan dengan ikut berperan serta D. Sumber Data
wawancara mendalam terhadap interaksi Sumber data yang dimaksud yaitu
sosial tersebut. darimana data tersebut didapatkan. Dalam hal
Menurut Sugiyono: ini sangat dibutuhkan sumber-sumber yang
Dalam pandangan penelitian dapat memberikan keterangan yang jelas
kualitatif, gejala itu bersifat holistic mengenai data yang dibutuhkan peneliti:
(menyeluruh, tidak dapat dipisah- 1. Data Primer
pisahkan), sehingga peneliti kualitatif Data primer yaitu Peneliti secara
tidak akan menetapkan penelitiannya langsung melakukan observasi atau
hanya berdasarkan variable penelitian, penyaksian kejadian-kejadian yang dituliskan
tetapi keseluruhan situasi sosial yang dengan memperhatikan setiap kata-kata yang
diteliti yakni meliputi aspek tempat diamati dan diwawancarai ditempat
(place), pelaku (actor), dan aktivitas penelitian.Data Sekunder
(activity) yang berinteraksi secara 2. Data sekunder
sinergis.16 Peneliti menggunakan data sekunder ini
Metode penelitian kualitatif itu untuk memperkuat penemuan dan melengkapi
dilakukan secara intensif, peneliti ikut informasi yang telah dikumpulkan melalui
berpartisipasi lama di lapangan, mencatat wawancara langsung dengan informan.
secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan
analisis refleksi terhadap berbagai dokumen E. Instrumen Penelitian
yang di temukan di lapangan, dan membuat Penelitian kualitatif merupakan peneliti
laporan penelitian secara mendetail. menjadi instrumen yang juga harus
“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif
B. Lokasi Penelitian siap melakukan penelitian yang selanjutnya
Kabupaten Pinrang adalah salah satu terjun ke lapangan. Menurut Sugiyono dalam
Daerah Tingkat II di provinsiSulawesi penelitian kualitatif yang menjadi instrument
Selatan, Indonesia. Kabupaten ini terletak atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.
185 km dari Makassar arah utara yang Dalam penelitian kualitatif, tidak ada
berbatasan dengan Kabupaten Polawali penelitian lain daripada menjadikan manusia
Mandar Provinsi Sulawesi Barat, luas wilayah sebagi instrumen penelitian utama. Alasannya
1.961,77 km2 yang terbagi ke dalam 12 ialah bahwa segala sesuatunya belum
mempunyai bentuk yang pasti. 17 Maka,
15
Ibid. p. 26
16
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian 17
Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke- Sugiyono. 2016. Metode Penelitian kuantitatif
25.Bandung: dan kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta,
Alfabeta, hal.207 hal. 8
peneliti sebagai instrument sangat penting G. Pengecekan Keabsahan Data
karena segala sesuatu masih perlu Menurut Sugiyono mengemukakan bahwa :
dikembangkan selama penelitian ini Triangulasi diartikan sebagai teknik
berlangsung. pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik
F. Prosedur Pengumpulan Data pengumpulan data dan sumber data yang telah
1. Penelitian Lapangan (Field Research) ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan
Penelitian lapangan dilakukan dengan data dengan triangulasi, maka sebenarnya
cara mendatangi atau berbincang langsung di peneliti mengumpulkan data yang sekaligus
lokasi khususnya mereka yang bekerja menguji kredibilitas data, yaitu mengecek
sebagai nelayan dan masyarakat sekitar serta kredibilitas data dengan berbagai teknik
objek penelitian untuk mendapatkan data yang pengumpulan data dan berbagai sumber
lebih akurat, dalam hal ini penulis akan data.18
mendatangi lokasi secara langsung. Adapun Triangulasi yang digunakan dalam
tahap pengumpulan data yang ditempuh penelitian ini adalah sebagai berikut:
adalah: 1. Triangulasi Teknik
a) Observasi Triangulasi teknik berarti peneliti
Observasi adalah pengamatan langsung menggunakan teknik pengumpulan data yang
terhadap objek yang akan diteliti atau berbeda untuk mendapatkan data dari sumber
terhadap lokasi penelitian. data yang sama. Adapun triangulasi teknik
b) Wawancara ditempuh melalui, peneliti menggunakan
Dalam pelaksanaan ini metode observasi partisipasif, wawancara, serta
wawancara, maka penulis mengadakan Tanya dokumentasi untuk sumber data yang sama.
jawab dengan informan secara langsung dan 2. Triangulasi Sumber
memperoleh data yang riil dan informasi yang Triangulasi sumber berarti untuk
dapat menguatkan analisis dalam penelitian mendapatkan data dari sumber yang berbeda-
kualitatif. beda dengan menggunakan teknik yang sama.
c) Dokumentasi 3. Triangulasi Waktu
Dokumentasi merupakan suatu teknik Keabsahan data juga sering dipengaruhi
mengumpulkan data dengan menghimpun dan oleh waktu. Oleh karena itu dalam rangka
menganalisis dokumen-dokumen, baik pengujian keabsahan data yang dilakukan
dokumen tertulis, gambar dan elektronik. dengan cara melakukan pengecekan dengan
wawancara, observasi dan teknik lain lain
2. Penelitian Pustaka dalam waktu dan situasi yang berbeda di
Pengumpulan sumber sejarah dengan Lingkungan Awang-awang Kabupaten
metode kajian keperpustakaan, penulis Pinrang.
melakukan dengan cara mengkaji beberapa
sumber yang terkait, yakni mengumpulkan H. Analisis Data
data dan fakta-fakta sejarah dengan cara Analisis data merupakan upaya
mengkaji dan menelaah karya tulis, buku- penataan secara sistematis catatan hasil
buku, skripsi, Arsip dan jurnal yang terkait observasi, wawancara, dokumentasi, dan
dengan nelayan secara umum. Penelitian lainnya untuk meningkatkan pemahaman
pustaka merupakan salah sau cara yang peneliti tentang Pola Asuh Orang Tua
efesien dan efektif dalam rangka usaha
dalam membangun Karakter Sosial Anak
memperoleh pemahaman lebih mendalam
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan di Lingkungan Awang-awang Kabupaten
materi penelitian. Pinrang.

18
ibid. p. 327
3. HASIL DAN PEMBAHASAN memiliki pandangan hidup yang sama,
nilai dan norma kemasyarakatan yang
Gambaran Umum Lokasi Penelitian mengatur manusia sehingga tercipta
a. Letak Geografis dan Luas Wilayah
keharmonisan dalam berinteraksi antar
Berhubungan dengan lokasi yang di
sesama warga di lingkungan tersebut.
pilih peneliti, di jelaskan bahwa
Sehingga pada saat ada kegiatan maupun
Lingkungan Awang-awang terletak di
acara di suatu rumah warga, para tetangga
Kelurahan Sipatokkong secara
berdatangan untuk saling membantu.
administrasi Kelurahan Sipatokkong
merupakan salah satu Kelurahan dari 8 Hasil dan Pembahasan
Kelurahan yang ada di Kecamatan 1. Pola Asuh Orang Tua dalam
Watang Sawitto dengan luas wilayah Membangun Karakter Anak di
768,54 ha/m2. Lingkungan Masyarakat Awang-awang
Kabupaten Pinrang
b. Keadaan Penduduk Dari jenis pola asuh tersebut, pada hasil
Kelurahan Sipatokkong terdiri dari observasi dan wawancara dengan beberapa
dua Lingkungan yaitu Lingkungan Bua- informan di dapatkan hasil bahwa sebagian
bua II dan Lingkungan Awang-awang besar masyarakat di Lingkungan Awang-
yang memiliki jumlah penduduk 3.131 awang Kabupaten Pinrang menggunakan pola
jiwa dengan perincian penduduk laki-laki asuh demokratif. Hal ini di lihat dari sikap
berjumlah 1.482 jiwa dan penduduk orang tua terhadap anaknya dalam mengambil
keputusan bersama, anak di berikan
perempuan berjumlah 1.647 jiwa dengan
kebebasan namun tetap masih dalam
jumlah kepala keluarga 916 KK, data pengawasan orang tua, anak di berikan
tersebut berdasarkan hasil pendataan kebebasan dalam mengungkapkan pendapat,
keluarga berencana (KB) 2013. Adapun perasaan dan keinginannya.
etnis atau suku serta agama yang paling Namun ada juga orang tua yang
dominan pada wilayah Kelurahan menggunakan pola asuh otoriter, di lihat dari
Sipatokkong adalah Suku Bugis dan ketatnya aturan yang di berikan kepada anak.
beragama Islam. Orang tua memegang kendali penuh terhadap
segala aspek kehidupan anaknya. Dalam
c. Pola Pemukiman memberikan aturan semua harus di patuhi
Pola pemukiman pada masyarakat oleh anak, dan tidak segan-segan memberikan
Lingkungan Awang-awang Kabupaten hukuman kepada anak jika anak melanggar
Pinrang, letak pemukimannya tidak jauh aturan tersebut.
dari mata pencaharianya, yaitu berada di a. Pola Asuh Otoriter
daerah sekitar persawahan. Berdsarkan Pola asuh otoriter adalah pola asuh
yang di tandai dengan cara mengasuh anak
pengamatan yang telah dilakukan bahwa
dengan aturan ketat, kontrol yang sangat ketat
bentuk pemukiman masyarakat di terhadap tingkah laku anak dan seringkali
Lingkungan Awang-awang ini mengikuti memaksa anak untuk berperilaku seperti
pola lazim yang berkembang dalam dirinya (orang tua), kebebasan untuk
satuan-satuan pemukiman yaitu pola bertindak atas nama diri sendiri di batasi.
memanjang dan berkelompok.
b. Pola Asuh Demokratis
Rumah masyarakat pada Pola asuh demikratis adalah pola asuh
Lingkungan Awang-awang tersebut yang memberikan kebebasan kepada anak
didominasi oleh rumah panggung yang tetapi tetap memberikan batasan-batasan dan
biasa di sebut dengan rumah kayu, selain mengendalikan tindakan-tindakan anak
itu masyarakat di lingkungan ini juga mereka. Menjadikan anak mereka tidak selalu
bergantung dengan orang tua, mendorong Hal ini sesuai yang terjadi di lapangan,
anak untuk menjadi percaya diri, mandiri dan dimana orang tua meluangkan waktu untuk
mudah beradaptasi sehingga disukai banyak menemani anak mereka sebelum atau setelah
orang. tiba di rumah. Dari kebanyakan orang tua di
Hal tersebut sesuai dengan yang terjadi lingkungan Awang-awang melakukan hal ini
di lapangan, mengenai jenis pnerapan pola hamper setiap hari.
asuh kepada anak. Seperti bagaimana orang
tua menerapkan pola asuh demokratis yang b. Menghargai Anak
cenderung lebih mementingkan kebutuhan Dari hasil wawancara dengan orang tua
anak tanpa memaksakan kehendak terhadap di lingkungan Awang-awang Kabupaten
anak. Mereka memberikan kebebasan kepada Pinrang, di peroleh data bahwa sebagian besar
anak untuk memilih dan melakukan apa yang orang tua menghargai anak dengan cara
mereka anggap baik. Meskipun memberikan memberikan kebebasan kepada anak dalam
kebebasan namun tetap ada batasan-batasan mengambil keputusan meskipun tetap dalam
yang di berikan kepada anak dalam pendampingan orang tua. Orang tua memberi
mengambil keputusan. kebebasan yang di sertai dengan bimbingan
kepada anak, orang tua banyak memberikan
2. Upaya Memperbaiki Pola Asuh Orang nasehat dan arahan terhadap apa yang di
Tua dalam Membangun Karakter Anak lakukan anaknya. Orang tua juga memberikan
di Lingkungan Masyarakat Awang- pertimbangan-pertimbangan mengenai apa
awang Kabupaten Pinrang yang telah di putuskan oleh anaknya. Selain
a. Menyediakan Waktu itu orang tua juga mengikut sertakan anak
Dari hasil dari hasil wawancara dan mereka dalam mengambil keputusan dalam
observasi yang di peroleh dari orang tua di keluarga dengan tetap mempertimbangkan
lingkungan masyarakat Awang-awang, hal-hal yang seharusnya di ketahui oleh anak,
meluangkan waktu untuk anak-anak mereka seperti melihat umur dan kondisi anak
sebelum atau setelah anak tiba di rumah. mereka.
Sebelum anak mereka meninggalkan rumah, Hal ini terjadi di lapangan, dilihat dari
ada beberapa hal yang dilakukan oleh orang hasil wawancara dan observasi dengan
tua yaitu memandikan anak, menyiapkan beberapa informan di ketahui bahwa sebagian
pakaian dan makanan, menemani makan dan orang tua memberikan kebebasa kepada anak
memberi nasehat. Begitu pula setelah anak mereka dalam mengambil keputusan namun
mereka sudah tiba di rumah, orang tua juga tetap dalam pengawasan.
meluangkan waktu untuk anaknya seperti c. Mengerti Anak
menyuruh anak mereka langsung ganti Dalam hasil wawancara dengan orang
pakaian, makan dan istirahat. Hal tersebut tua di lingkungan masyarakat Awang-awang
merupakan salah satu bentuka perhatian orang Kabupaten Pinrang, diperoleh data bahwa
tua terhadap anak-anak mereka. orang tua melakukan hal tersebut saat
Anak sangat senang jika orang tua berkumpul bersama anak-anaknya saat ada
meluangkan waktu untuk mereka karena anak waktu kosong bahkan pada saat malam hari
mengartikan waktu adalah kasih sayang, sebelum anak mereka tidur. Kebanyakan
karena kehadiran orang tua sangat penting orang tua membiasakan anak-anak mereka
bagi anak. Waktu yang di butuhkan tidak untuk terbuka menceritakan hal-hal yang di
begitu lama, yang penting orang tua mampu alaminya. Orang tua biasanya
meluangkan waktu demi anaknya di sela-sela mempertanyakan apa kegiatan yang di
kesibukannya. Karena dengan memberikan lakukan oleh anaknya selama tidak berada di
waktu kepada anak, anak akan merasakan rumah misalnya, di sekolah, tempat kerja dan
betapa besarnya rasa kasih saying yang saat bermain dengan teman-temannya. Selain
diberikan oleh orang tuanya. itu orang tua juga membiasakan anaknya
untuk selalu terbuka dalam hal yang ia alami,
apa-apa yang ia rasakan seperti menemaninya kebutuhan seseorang anak sudah mampu
bercerita di malam hari menanyakan terpenuhi.
bagaimana keadaan yang anak mereka alami
hari ini. Dengan hal ini secara otomatis anak- C. Saran
anak akan terbiasa dan mudah menceritakan
apa-apa yang sedang mereka rasakan. Berdasarkan dari hasil analisis yang
Mengerti anak dapat di lakukan telah di lakukan, maka di ajukan beberapa
dengan cara berkomunikasi langsung dengan saran yang dapat di jadikan pertimbangan :
anak. Hal ini sangat penting di lakukan oleh 1. Sebaiknya orang tua memilik pola asuh
orang tua agar mampu mengetahui apa yang yang baik agar anak dapat tumbuh dan
sedang di rasakan oleh anak mereka baik berkembang menjadi pribadi yang
perasaan senang maupun perasaan anak marah berkarakter yang baik. Karena orang tua
dan sedih. adalah orang yang paling berperan
penting dalam membangun karakter anak
dan orang yang mampu di jadikan contoh
4. KESIMPULAN, IMPLIKASI &SARAN bagi anak.
2. Dalam pengasuhan, orang tua sebaiknya
A. Kesimpulan menyediakan waktu untuk anak mereka
Berdasarkan hasil penelitian Pola Asuh saat tidak sibuk seperti meluangkan
Orang Tua Dalam Membangun Karkter Anak waktu untuk anak-anaknya ketika berada
Di Lingkungan Masyarakat Awang-awang di rumah, mengerti anak, memberikan
Kabupaten Pinrang dapat di simpulkan kebebasan kepada anak namun tetap
sebagai berikut : masih dalam pengawasan, serta mencari
1. Pola asuh orang tua dalam membangun tahu hal-hal apa saja yang anak mereka
karakter anak di lingkungan masyarakat sukai
Awang-awang Kabupaten Pinrang,
kebanyakan menggunakan jenis pola asuh
demoktaris, namun ada juga yang 5. DAFTAR PUSTAKA
menggunakan jenis pola asuh otoriter. Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian
2. Upaya memperbaiki pola asuh orang tua Pendidikan Nasional.Kerangka Acuan
di lingkungan masyarakat Awang-awang Pendidkan Karakter Tahun Anggaran
terhadap anaknya yaitu dengan cara 2010.
menyediakan waktu, menghargai anak
dan mengerti anak. Fatchu Mu’in. 2016. Pendidikan Karakter.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
B. Implikasi
Pola asuh merupakan perlakuan orang Mansyur Amin dan Muhammad Najib. 1993.
tua dalam interaksi yang meliputi orang tua Agama, Demokrasi dan Transformasi
menunjukka kekuasaan dan cara orang tua Sosial. Yogyakarta: LPKSMNV DIY
memperhatikan keinginan anak. Pola asuh bekerjasama dengan The Asia
yang di terapakan orang tua berpengaruh pada Fondation Jakarta.
karakter anak. Pola asuh orang tua dalam
penerapannya orang tua mengutamakan M. SahlanSyafei. 2006. BagaimanaAnda
kepentingan anak tetapi tidak ragu dalam MendidikAnak. Bogor: Ghalia
memberikan batasan terhadap anak mereka. Indonesia.
Dalam pola asuh orang tua, hal yang harus di
lakukan untuk memperbaiki pola asuh yaitu Mohammad TakdirIlahi. 2013. Quantum
menghargai anak, menyediakan waktu serta PerantingKiatSuksesMengasuhAnak
mengerti anak. Karena pada saat orang tua SecaraEfektifdanCerdas. Yogyakarta:
mampu menghargai dan mengerti anak, maka Ar-Ruzz Media.
MohShochib. 2010. “PolaAsuh Orang
TuaDalamMembantuAnak
MengembangkanDisiplinDiri”.
Jakarta: RinekaCipta.

SoerjonoSoekanto. SosiologiKeluarga.
RinekaCipta.

Sugiyono. 2017.
MetodePenelitianKuantitatif,Kualitatif,
dan R&D.Cetakanke 25.Bandung:
Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian kuantitatif


dan kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Syamsu Yusuf. 2007.
PsikologiPerkembanganAnakdanRemaj
a.Bandung ; PT RemajaRokarya

Syamsu Yusuf. 2009. Psikologi


Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: PT.Remaja Rodakarya..

Anda mungkin juga menyukai