0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan2 halaman
Tawuran adalah pertikaian antar kelompok remaja usia 12-19 tahun yang dilakukan dengan kekerasan dan menimbulkan dampak negatif. Tawuran terjadi karena remaja belum bisa mengendalikan emosi dan hanya mementingkan diri sendiri. Tawuran di Balikpapan jarang terjadi tetapi pernah terjadi di sekolah-sekolah dan diselesaikan dengan pembinaan atau hukuman penjara bagi pelaku berat. Solusi untuk mencegah tawuran ad
Tawuran adalah pertikaian antar kelompok remaja usia 12-19 tahun yang dilakukan dengan kekerasan dan menimbulkan dampak negatif. Tawuran terjadi karena remaja belum bisa mengendalikan emosi dan hanya mementingkan diri sendiri. Tawuran di Balikpapan jarang terjadi tetapi pernah terjadi di sekolah-sekolah dan diselesaikan dengan pembinaan atau hukuman penjara bagi pelaku berat. Solusi untuk mencegah tawuran ad
Tawuran adalah pertikaian antar kelompok remaja usia 12-19 tahun yang dilakukan dengan kekerasan dan menimbulkan dampak negatif. Tawuran terjadi karena remaja belum bisa mengendalikan emosi dan hanya mementingkan diri sendiri. Tawuran di Balikpapan jarang terjadi tetapi pernah terjadi di sekolah-sekolah dan diselesaikan dengan pembinaan atau hukuman penjara bagi pelaku berat. Solusi untuk mencegah tawuran ad
Tawuran adalah masalah sosial berupa pertikaian diantara 2
kelompok atau lebih yang dilakukan dengan cara kekerasan dan menimbulkan banyak dampak negative. Tawuran biasanya terjadi pada remaja usia 12-19 tahun. Pelajar masih belum bisa mengendalikan emosi, ego masing-masing, disebabkan itu masih sering terjadinya tawuran, penyebabnya tawuran pun beragam diantaranya faktor internal, ekternal, dan sebagainya. Semua itu dikarenakan pelajar sekarang mentalnya mudah naik turun, akal sehat dan pikiran panjangnya pun tidak digunakan. Mereka hanya mementingkan kepentingan sendiri atau golongan atau menuruti emosi atau juga mengandalkan ototnya saja, seperti tawuran antar siswa. Akhirnya pun akibat yang mereka rasakan berat bagi keluarga, masyarakat, bahkan negara sekalipun. Keadaan itupun diperparah dengan mulai mengalirnya kekerasan yang mulai menutupi budaya yang sopan, dan melalui media-media massa, seperti koran atau majalah, dan media-media elektronik, seperti halnya televisi atau internet. Apalagi di zaman serba modernisasi dan globalisasi, informasi tersebut makin menyebar ke seluruh pelosok dunia. Budaya sopan santun dari Indonesia pun mulai ditanggalkan dan hanya dianggap kuno. Makin banyak anak yang tidak punya sopan santun dan tata krama terhadap teman, bahkan terhadap orang tua. Adapun akibat adanya tawuran yaitu Kerugian fisik, pelajarpun yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian. Masyarakat sekitar juga dirugikan. Kemudian Terganggunya proses belajar mengajar sehingga Menurunnya moralitas para pelajar. Dan yang jelas Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai. Cara mencegah tawuran yaitu Bekali diri dengan pengetahuan agama sebanyak-banyaknya. Ini juga bisa menjadi pesan serius untuk para orang Tua, untuk jangan hanya mengarahkan anak anak mereka untuk berprestasi dalam pelajaran-pelajaran dunia saja, akan tetapi harus diimbangi dengan prestasi ahlak dan budi pekerti dengan mengarahkan anak anak mereka untuk belajar agama di luar waktu sekolah. Di Balikpapan sendiri jarang terjadi tawuran antar pelajar tetapi beberapa kali tawuran itu sendiri pernah terjadi, tempat yang paling sering terdapat tawuran adalah daerah yang banyak terdapat sekolah disana seperti gunung pasir dan ring road, tawuran sendiri terjadi karena adanya perselisihan diantara para pihak tetapi tidak kunjung mendapatkan solusi dan kurangnya pengawasan dari pihak sekolah sendiri. Tawuran bisa terjadi kapan saja tetapi paling sering ditemukan saat jam kosong/classmeeting serta liburan sekolah. Lalu yang menghentikan kasus tersebut pertama kali adalah masyarakat sekitar, tetapi jika mereka tidak mampu untuk menghentikan maka mereka akan menghubungi pihak yang berwajib. Hukuman yang diberikan aparat keamanan pada pelaku tawuran adalah pembinaan, pemanggilan pihak sekolah/orang tua, hingga hukuman penjara apabila pelaku tersebut telah melakukan kesalahan yang berat. Solusi agar tawuran ini tidak terjadi kembali adalah membiasakan diri dengan perbedaan, menanamkan sikap toleransi, menyibukkan diri dengan kegiatan positif, serta meningkatkan pengawasan dari pihak sekolah/orang tua kepada anak-anaknya.