Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PEMBAHASAN

                Tawuran adalah masalah sosial berupa pertikaian diantara 2


kelompok atau lebih yang dilakukan dengan cara kekerasan dan menimbulkan
banyak dampak negative. Tawuran biasanya terjadi pada remaja usia 12-19
tahun.
                Pelajar masih belum bisa mengendalikan emosi, ego masing-masing,
disebabkan itu masih sering terjadinya tawuran, penyebabnya tawuran pun
beragam diantaranya faktor internal, ekternal, dan sebagainya.
                 Semua itu dikarenakan pelajar sekarang mentalnya mudah naik turun,
akal sehat dan pikiran panjangnya pun tidak digunakan. Mereka hanya
mementingkan kepentingan sendiri atau golongan atau menuruti emosi atau
juga mengandalkan ototnya saja, seperti tawuran antar siswa. Akhirnya pun
akibat yang mereka rasakan berat bagi keluarga, masyarakat, bahkan negara
sekalipun.
                Keadaan itupun diperparah dengan mulai mengalirnya kekerasan yang
mulai menutupi budaya yang sopan, dan melalui media-media massa, seperti
koran atau majalah, dan media-media elektronik, seperti halnya televisi atau
internet.
                Apalagi di zaman serba modernisasi dan globalisasi, informasi tersebut
makin menyebar ke seluruh pelosok dunia. Budaya sopan santun dari
Indonesia pun mulai ditanggalkan dan hanya dianggap kuno. Makin banyak
anak yang tidak punya sopan santun dan tata krama terhadap teman, bahkan
terhadap orang tua.
                Adapun  akibat adanya tawuran yaitu Kerugian fisik, pelajarpun yang
ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu  cedera ringan,
cedera berat, bahkan sampai kematian. Masyarakat sekitar juga dirugikan.
Kemudian Terganggunya proses belajar mengajar sehingga Menurunnya
moralitas para pelajar. Dan yang jelas Hilangnya perasaan peka, toleransi,
tenggang rasa, dan saling menghargai.
                  Cara mencegah tawuran yaitu  Bekali diri dengan pengetahuan agama
sebanyak-banyaknya. Ini juga bisa menjadi pesan serius untuk para orang Tua,
untuk jangan hanya mengarahkan anak anak mereka untuk berprestasi dalam
pelajaran-pelajaran dunia saja, akan tetapi harus diimbangi dengan prestasi
ahlak dan budi pekerti dengan mengarahkan anak anak mereka untuk belajar
agama di luar waktu sekolah.
             Di Balikpapan sendiri jarang terjadi tawuran antar pelajar tetapi
beberapa kali tawuran itu sendiri pernah terjadi, tempat yang paling sering
terdapat tawuran adalah daerah yang banyak terdapat sekolah disana seperti
gunung pasir dan ring road, tawuran sendiri terjadi karena adanya perselisihan
diantara para pihak tetapi tidak kunjung mendapatkan solusi dan kurangnya
pengawasan dari pihak sekolah sendiri. Tawuran bisa terjadi kapan saja tetapi
paling sering ditemukan saat jam kosong/classmeeting serta liburan sekolah.
Lalu yang menghentikan kasus tersebut pertama kali adalah masyarakat
sekitar, tetapi jika mereka tidak mampu untuk menghentikan maka mereka
akan menghubungi pihak yang berwajib. Hukuman yang diberikan aparat
keamanan pada pelaku tawuran adalah pembinaan, pemanggilan pihak
sekolah/orang tua, hingga hukuman penjara apabila pelaku tersebut telah
melakukan kesalahan yang berat. Solusi agar tawuran ini tidak terjadi kembali
adalah membiasakan diri dengan perbedaan, menanamkan sikap toleransi,
menyibukkan diri dengan kegiatan positif, serta meningkatkan pengawasan
dari pihak sekolah/orang tua kepada anak-anaknya.

Anda mungkin juga menyukai