Anda di halaman 1dari 39

PROGRAM

BIMBINGAN DAN KONSELING


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KELAS XI MIPA 1,2,3,4

Disusun Oleh

DIAN NURUL HUDA, S.Pd

BIMBINGAN DAN KONSELING


SMA NEGERI 1 JATIWARAS
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PROGRAM
BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Kepala Sekolah Guru BK

Dr. Hj.Lely Qodar, M.Pd. Dian Nurul Huda, S.Pd.


NIP 19711115 1997202 001
A. Rasional
Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam menciptakan sumber daya
manusia.Sekolah sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan mempunyai tugas
untuk mencapai tujuan pendidikan di Indonesia dan wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan
pendidikan. Adapun tujuan pendidikan tertuang dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar dapat menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional tidaklah mudah, banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi sekolah.
Peningkatan kualitas pendidikan mutlak menuntut pengelolaan yang seksama dan
berkesinambungan, baik secara professional maupun secara proporsional. Secara professional
diperlukan pengelolaan yang matang, baik segi wawasan, disiplin kerja, pengetahuan,
keterampilan, maupun pengalaman.Secara proposional pendidikan adalah tanggung jawab
bersama antara pihak keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah sesuai dengan peranan
dan tanggung jawab masing-masing. Setiap peserta didik mempunyai kesempatan untuk
meraih peluang yang memuaskan dalam bidang pendidikan.
Pada kenyataannya ada beberapa peserta didik di sekolah yang belum mencapai tugas-
tugas perkembangannya sesuai dengan fasenya. Hal tersebut terjadi karena setiap peserta
didik memiliki berbagai macam perbedaan baik dalam kemampuan fisik, kemampuan
intelektual, cara belajar yang beraneka ragam, latar belakang keluarga dan lingkungan
sosial.Tugas-tugas perkembangan tersebut adalah tugas kehidupan yang harus senantiasa
dipenuhi oleh setiap individu dimana jika tidak memenuhi akan menghambat tugas-tugas
perkembangan pada jenjang selanjutnya. Untuk itu, keberhasilan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangan sangat bergantung pada informasi atau pemahaman individu akan makna dari
tugas perkembangan itu sendiri. Pendidikan memiliki peranan dalam membantu remaja
dalam mencapai tugas-tugas perkembangan.
Peserta didik pada jenjang pendidikan formal tepatnya usia Sekolah Mengah Atas
(SMA) merupakan tahapan usia remaja pertengahan dimana perkembangan fisik terjadi
secara pesat. Masa ini merupakan suatu transisi dalam masa pertumbuhan dan perkembangan
seorang individu dalam keseluruhan perjalanan hidupnya (Hurlock, 1980).Proses
perkembangan mencakup seluruh kepribadian individu (pribadi, intelektual, sosial dan
afektif). Tuntutan dan harapan dari masyarakat terhadap remaja tidak jarang membuat remaja
tidak mampu untuk mengembangkan diri. Dengan kata lain, remaja dihadapkan pada konflik
pemenuhan harapan dari masyarakat akan dirinya.
Secara umum bimbingan dan konseling memiliki tujuan yang sama dengan
pendidikan yakni membantu mengembangkan potensi individu secara optimal. Bimbingan
dan konseling mengemban amanat yang mulia untuk mengembangkan kemampuan siswa
baik secara intelektual, hubungan pribadi, interpersonal, pemecahan masalah, keterampilan
komunikasi dan pemahaman minat dan bakat siswa. Dengan demikian, bimbingan dan
konseling memiliki peranan yang penting dalam membantu keberhasilan tercapainya tujuan
pendidikan di indonesia(Yusuf dan Nurihsan, 2006).
Dalam mewujudkan pelayanan bimbingan dan konseling yang optimal diperlukan
program bimbingan dan konseling yang dibuat secara tepat sasaran berdasarkan kebutuhan
siswa. Program yang disusun merupakan layanan yang disiapkan untuk siswa untuk
berkembang secara optimal dan dapat memenuhi tuntutan masyarakat mengenai peran
mereka di lingkungan. Sehingga keberhasilan dalam pelaksanaan program ini
dimanifestasikan dalam perubahan perilaku siswa yang semakin positif. Dalam hal ini
ditunjukan dengan terwujudnya pribadi siswa yang memahami diri dan lingkungan yang
dapat membantunya menghadapi konflik baik dalam diri atau di luar dirinya.
Bimbingan dan konseling memiliki peranan penting dalam membantu individu dalam
mencapai tugas-tugas perkembangan sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, mengenai Standar Kompetensi Kemandirian
Peserta Didik (SKKPD) dan Kompetensi Dasar. Dalam upaya mendukung pencapaian tugas
perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling dilaksanakan secara utuh yang
dalam pelaksanaannya melibatkan tim kerja (team work) atau kolaboratif dengan seluruh
stakeholder sekolah di antaranya kepala sekolah, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan
konseling atau konselor dan personel lainnya termasuk orang tua.
Tugas perkembangan merupakan salah satu aspek yang harus dipahami guru bimbingan
dan konseling atau konselor karena pencapaian tugas perkembangan merupakan sasaran
layanan bimbingan dan konseling. Kebutuhan perkembangan individu dapat diketahui
melalui ITP (Inventori Tugas Perkembangan) yang kemudian dianalisa, dimana hasilnya akan
dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan program bimbingan dan konseling (Kartadinata,
2000). Inventori tugas perkembangan (ITP) siswa SMA model Loevinger dipergunakan
sebagai instrumen untuk melakukan need Assesment. Terdapat sebelas aspek perkembangan
yang diungkap dengan menggunakan ITP, yaitu: (1) landasan hidup religius, (2) landasan
perilaku etis, (3)kematangan emosional, (4) kematangan intelektual, (5) kesadaran tanggung
jawab, (6) peran sosial sebagai pria atau wanita,(7) penerimaan diri dan pengembangannya,
(8) kemandirian perilaku ekonomis, (9) wawasan persiapan karir, dan (10) kematangan
hubungan dengan teman sebaya, (11) pesiapan diri untuk hidup berkeluarga (Depdikbud:
2007).
Berdasarkan hasil Need Assessmentyang dilakukan dengan menggunakan Inventori
tugas perkembangan (ITP) diperoleh gambaran atau profil pencapaian tugas perkembangan
siswa kelas X1 MIPA yaitu sebagai berikut :
Hasil menggambarkan grafik dari 127 peserta didik kelas XI MIPA memperoleh nilai
rata-rata 4.65 pada tingkat perkembangannya dan sudah melewati tahap sadar diri (Sdi)
dengan karakteristik mampu berpikir alternatif; mampu melihat harapan dan berbagai
kemungkinan dalam situasi; peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada;
orientasi pemecahan masalah; memikirka cara hidup serta penyesuaian terhadap situasi dan
peranan; dan akan menuju tahap Saksama (Ska) dengan karakteristik mampu bertindak atas
dasar nilai internal; mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan;
melihat keragaman emosi dan perspektif diri; peduli akan hubungan mutualistik; memiliki
tujuan jangka panjang; cenderung melihat konteks sosial serta mampu berpikir kompleks
berdasarkan analisis.
Sedangkan untuk capaian dan profil kelas XI MIPA menggambarkan grafik dari 127
peserta didik memperoleh nilai rata-rata 4.68 pada tingkat perkembangannya dan sudah
melewati tahap sadar diri (Sdi) dengan karakteristik mampu berpikir alternatif; mampu
melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi; peduli untuk mengambil manfaat
dari kesempatan yang ada; orientasi pemecahan masalah; memikirkan cara hidup serta
penyesuaian terhadap situasi dan peranan; dan akan menuju tahap Saksama (Ska) dengan
karakteristik mampu bertindak atas dasar nilai internal; mampu melihat diri sebagai pembuat
pilihan dan pelaku tindakan; melihat keragaman emosi dan perspektif diri; peduli akan
hubungan mutualistik; memiliki tujuan jangka panjang; cenderung melihat konteks sosial
serta mampu berpikir kompleks berdasarkan analisis.
Berdasarkan hasil analisis tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa yang
dilakukan di kelas XI maka diperolehlah butir terendah dan tertinggi sebagai berikut:
Tabel 1.1
Data hasil ITP Kelas XI MIPA SMA Negeri 1JATIWARAS
8 Aspek Perkembangan Tertinggi
Kelas 8 Butir Tetinggi TP
Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga 5.65
Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya 5.51
Kesadaran Tanggung Jawab 5.37
Landasan Hidup Religius 5.37
XI MIPA
Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya 5.24
Landasan Perilaku Etis 5.15
Kemandirian Perilaku Ekonomis 5.13
Landasan Hidup Religius 5.13

Data yang diperoleh peserta didik/konseli pada kelas XI MIPA SMA Negeri 1
Jatiwaras capaian yang paling tinggi adalah (1) Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup
berkeluargadengan rata-rata tingkat perkembangan ±5.65yaitu pada kompetensi memilih
pasangan atau teman hidup; (2) Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya dengan rata-rata
tingkat perkembangan ±5.37yaitu pada kompetensi kemampuan dalam hubungan sosial;
(3) aspek Kesadaran Tanggung Jawabdengan rata-rata tingkat perkembangan ±5.24 yaitu
pada kompetensi tanggung jawab atas tindakan pribadi; (4) Landasan Hidup
Religiusdengan rata-rata tingkat perkembangan ±5.37 yaitu pada kompetensi belajar
agama; (5) aspek Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya dengan rata-rata tingkat
perkembangan ±5.24yaitu pada kompetensi kemampuan berempati; (6) aspek Landasan
Perilaku Etisdengan rata-rata tingkat perkembangan ±5.15 yaitu pada kompetensi kejujuran;
(7) aspek Kemandirian Perilaku Ekonomisdengan rata-rata tingkat perkembangan ±5.13 yaitu
pada kompetensi sikap hemat dan menabung; (8) aspek Landasan Hidup Religiusdengan rata-
rata tingkat perkembangan ±5.13 yaitu pada kompetensi belajar agama.
Tabel 1.2
Data hasil ITP Kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Jatiwaras
8 Aspek Perkembangan Terendah
Kelas 8 Butir Terendah TP
Landasan Hidup Religius 3.56
Kesadaran dan Tanggung Jawab 3.68
Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga 3.93
Landasan Hidup Religius 4.09
XMIPA
Kemandirian Perilaku Ekonomis 4.10
Kematangan Emosional 4.21
Peran Sosial sebagai Pria atau Wanita 4.22
Kematangan Intelektual 4.22

Data yang diperoleh peserta didik/konseli pada kelas XMIPA SMA Negeri
1Jatiwaras capaian yang paling rendahadalah (1) aspek Landasan hidup religius dengan
rata-rata tingkat perkembangan ±3.56 yaitu pada kompetensi kemandirian sholat dan
berdoa; (2) aspek Kesadaran dan Tanggung Jawabdengan rata-rata tingkat perkembangan
±3.68 yaitu pada kompetensi kemandirian partisipasi pada lingkungan;(3) aspek Persiapan
diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga dengan rata-rata tingkat perkembangan ±3.93
yaitu pada kompetensi kemandirian kesiapan menikah;(4) aspek Landasan Hidup
Religiusdengan rata-rata tingkat perkembangan ±4.09 yaitu pada kompetensi kemandirian
keimanan;(5) aspek Kemandirian Perilaku Ekonomisdengan rata-rata tingkat
perkembangan ±4.10 yaitu pada kompetensi kemandirian upaya menghasilkan uang;(6)
aspek kematangan emosional dengan rata-rata tingkat perkembangan ±4.21 yaitu pada
kompetensi pengendalian emosi;(7) aspek peran sosial sebagai pria atau wanita dengan
rata-rata tingkat perkembangan±4.22 yaitu pada kompetensi peran sosial sesuai jenis
kelamin;(8) kematangan Intelektual dengan rata-rata tingkat perkembangan ±4.22 yaitu
pada kompetensi kemandirian kemampuan dalam menilai
Banyak tantangan dan problematika yang dialami oleh sebagian besar individu yang
bersifat kompleks baik secara internal maupun eksternal. Beberapa diantaranya adalah
problem yang terkait, pemahaman diri, fungsi beribadah serta penyesuaian diri atau
pemahaman mengenai dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan
arah hidupnya. Fakta ini sejalan dengan hasil asesmen kebutuhan yang telah dilakukan,
yakni sebagian besar siswa kelas X dan XII MIPA membutuhkan layanan untuk mencapai
kematangan tersebut. Di sisi eksternal, individu yang notabene berada dalam rentang usia
remaja akhir memasuki dewasa awal juga dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat
yang terjadi dalam skala global. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan
masif seringkali memberikan dampak negatif bagi perkembangan pribadi-sosial peserta
didik. Sebagai contoh, akses tak terbatas dalam dunia maya seringkali melahirkan budaya
meniru, menunda-nunda kewajiban dan mengesampingkan informasi penting atau hal-hal
yang menyangkut dirinya untuk berkembang.
Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk
menata diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna.Oleh karena itu, dengan
berbagai keunggulan yang dimiliki sekaligus beberapa problematika yang tengah dihadapi,
layanan bimbingan dan konseling yang akan diselenggarakan berkomitmen untuk
membantu penyelesaian berbagai problem yang dialami oleh peserta didik/konseli,
termasuk pula memfasilitasi pencapaian optimal dari bakat dan minat yang dimiliki peserta
didik/konseli. Rancangan program yang dideskripsikan secara rinci dalam dokumen ini
merupakan bukti dari komitmen untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling yang
profesional bagi setiap individu.
B. Landasan Hukum
Adapun yang menjadi dasar dan landasan hukum kegiatan Bimbingan dan Konseling di
sekolah SMA Negeri 1 Jatiwaras, yaitu:
a) UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
b) Permendiknas No.22 tahun 2006, tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
c) Permendiknas No. 23 tahun 2006 mengenai Standar Kompetensi Lulusan dan Standar
Kompetensi Kemandirian.
d) PP No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
e) Naskah Akademik ABKIN tahun 2007 tentang penataan pendidikan profesional konselor
dan penvelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan.
f) GBHN tahun 1993 tentang tujuan Pendidikan Nasional.
g) SK Mendikbud No. 025 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Bimbingan dan. Konseling
pada Suatu Pendidikan Formal.
C. Visi dan Misi
1. Visi dan MisiSMA Negeri 1 Jatiwaras
Adapun visi SMA Negeri 1 Jatiwaras adalah sebagai berikut :“Mewujudkan peserta
didik yang bernuansa religius islami berdaya saing berwawasan lingkungan pada tahun
2024.”
Sejalan dengan visi tersebut, maka misi SMA Negeri 1 Jatiwarasadalah sebagai berikut :
1) Mengembangkan kehidupan sekolah yang bernuansa religious islami dengan menciptakan
suasana di mana warga sekolah memiliki penghayatan dan pengamatan nilai-nilai
keagamaan yang baik dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, serta berkembangnya perilaku akhlak mulia
2) Meningkatkan disiplin melalui penerapan tata tertib sekolah yang tegas dan konsisten
berkelanjutan.
3) Meningkatkan mutu proses pembelajaran sehingga berlangsung secara efektif,
menyenangkan dan efisien, berlandasan pada peningkatan kompetensi guru, metoda,
strategi, media, peralatan, sarana dan prasarana, serta system administrasi pembelajaran
yang berkualitas.
4) Meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran dan bimbingan melalui
pengembangan keprofesian berkelanjutan atau diklat guru sehingga dapat melayani peserta
didik dengan baik.
5) Mengusahakan agar tenaga kependidikan dapat memenuhi kualifikasi jabatan dan
kompetensi yang relevan sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara
professional.
6) Mengembangkan prestasi akademik dan nonakademik peserta didik melalui kegiatan intra
dan ekstrakurikuler yang kreatif dan inovatif.
7) Mengupayakan saran dan fasilitas penunjang yang memadai guna mendukung program
sekolah, peningkatan prestasi dan kreativitas peserta didik.
8) Mengembangkan sarana dan jaringan teknologi informasi dan komunikasi untuk
menunjang kegiatan pembelajaran administrasi dan komunikasi internal/eksternal sekolah.
9) Mengembangkan perpustakaan yang representatif menuju elektronik library untuk
mengembangkan tingkat literasi baca warga sekolah dan menjadi sumber informasi yang
memadai.
10) Mengembangkan lingkungan sekolah yang hijau, rindang dan asri serta pembudidayaan
tanaman unggulan di daerah sekitar sekolah dengan melibatkan peserta didik.
11) Mengembangkan hubungan kerjasama dengan masyarakat, dunia uasaha dan instansi
terkait di daerah sekitar sekolah.
12) Meningkatkan mutu lulusan yang ditandai dengan hasil ujian sekolah yang baik dan
memiliki keterampilan yang memadai sehingga lulusan dapat diserap oleh perguruan
tinggi dan lapangan kerja.
13) Mengusahakan pengelolaan sekolah yang mengoptimalkan ketersediaanserta
penggunaan seluruh sumber daya sekolah yang ada termasuk sumber daya manusia dan
dana sehingga penyelenggaraan pendidikan di sekolah berjalan lancer dan tepat sasaran.
2. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Jatiwaras
Adapun visi program bimbingan dan konseling SMA Negeri 1 Jatiwaras adalah sebagai
berikut :“Terwujudnya kehidupan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan
bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta
didik berkembang secara optimal, mandiri dan matang secara emosional serta spiritual
dalam menghadapi kehidupan”
Sejalan dengan visi program bimbingan tersebut, maka misi program bimbingan dan
konseling SMA Negeri 1 Jatiwaras adalah sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan peserta
didik/konseli berdasarkan pendekatan yang humanis dan multikultur.
2) Memberikan bantuan kepada siswa untuk lebih mandiri dan matang secara emosional serta
spiritual dalam menghadapi konflik.
3) Membangun kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, dunia usaha
dan industri, dan pihak lain dalam rangka menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling
4) Meningkatkan mutu guru bimbingan dan konseling atau konselor melalui kegiatan
pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
C. Deskripsi Kebutuhan
Berdasarkan hasil kajian informasi mengenai analisa perilaku dan gambaran
ketercapaian tugas-tugas perkembangan siswa kelas X dan XII maka diperoleh kebutuhan
siswa akan layanan bimbingan dan konseling sebagai berikut :
Analisis Ketercapaian Tugas-Tugas Perkembangan Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Jatiwaras Tahun Ajaran 2021/2022

4.9

4.8

4.7

4.6

4.5

Skor Ketercapaian TP
Rata-Rata TP
4.4

4.3
iu
s
Eti
s
na
l al b ta a is ir an a
le ig io k tu wa ani nny o m K ar m arg
ku os
ele J a
W ga on n Te
elu
p
R
r ila Em Int u ng an an Ek apa an rk
u e g d b u i g e
Hi
d P an n g m k rs n B
n sa
n ng nga Tan P r ia nge r ila Pe n
de dan
a a a a i e n
as nd at at an a Pe P
as
a ga n
nd La em em ar bag an ian w un aha
a K K d e d r a b k
L sa s
iri di Hu ni
Ke sial D an W
an P er
So aa
n
Ke
m
ng tu
k
r an r im a ta u n
Pe ne Ke
m ri
Pe Di
an
siap
r
Pe
Analisis Ketercapaian Tugas-Tugas Perkembangan Siswa Kelas XIISMA Negeri 1 Jatiwaras Tahun Ajaran 2021/2022

4.8

4.75

4.7

4.65

4.6

4.55
Skor Ketercapaian TP
4.5 Rata-Rata TP

4.45
iu
s
Eti
s
na
l al b ta a is ir an rg
a
le ig io ktu wa ani nny om K ar m a
R ku o s le Ja
W ga on n Te
elu
p r ila Em In
te
u ng an an Ek apa an rk
u e g d b u i g e
Hi
d P an n g m k rs de
n B
n sa
n ng nga T an P r ia n ge r ila Pe n d an
a a a a i e n
as nd at at an a Pe P
as
a ga n
nd La em em ar b ag an ian w un a ha
a K K d e d r a b k
L sa s
iri di Hu ni
Ke sial D an W
an P er
So n m
aa Ke ng tu
k
r an r im ata u n
Pe ne Ke
m ri
Pe Di
an
siap
r
Pe
Tabel 1.5
Analisis Kebutuhan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Inventori Tugas
Perkembangan
SMA Negeri 1 Jatiwaras Kelas X Tahun Pelajaran 2021/2022

KONDISI SISWA KEBUTUHAN SISWA


- Sementara untuk tugas-tugas Untuk membantu siswa dalam
perkembangan yang berada pada mencapai tugas-tugas perkembangan
tingkatan belum optimal dalam hidupnya. Maka, fokus
1) Kesadaran dan Tanggung Jawab pengembangan layanan dasar
2) Landasan hidup religius bimbingan diarahkan pada pencapaian
3) Landasan perilaku etis tugas-tugas perkembangan berikut :
4) Kemandirian Perilaku  Kematangan Tanggung Jawab
Ekonomis  Landasan Hidup Religius
5) Kematangan hubungan dengan  Kematangan Emosional
teman sebaya  Kematangan Intelektual
6) Persiapan diri untuk Pernikahan
dan Berkeluarga

Tabel 1.4
Analisis Kebutuhan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Inventori Tugas
Perkembangan
SMA Negeri 1 Jatiwaras Kelas XII Tahun Pelajaran 2021/2022

KONDISI SISWA KEBUTUHAN SISWA


- Sementara untuk tugas-tugas Untuk membantu siswa dalam
perkembangan yang berada pada mencapai tugas-tugas perkembangan
tingkatan belum optimal dalam hidupnya. Maka, fokus
1) Kesadaran dan Tanggung Jawab pengembangan layanan dasar
2) Landasan hidup religius bimbingan diarahkan pada pencapaian
3) Kematangan Intelektual tugas-tugas perkembangan berikut :
4) Kematangan Emosional  Kematangan Tanggung Jawab
5) Kematangan hubungan dengan  Landasan Hidup Religius
teman sebaya  Kematangan Emosional
6) Persiapan diri untuk Pernikahan  Kematangan Intelektual
dan Berkeluarga  Wawasan persiapan karir

D. Tujuan
Tujuan bimbingan dan konseling di kelas XI SMANegeri 7 Tasikmalaya yang disusun
serta dengan analisis deskripsi kebutuhan yang telah dipaparkan.Tujuan bimbingan dan
konseling di kelas X SMA Negeri 1 Jatiwaras adalah memfasilitasi siswa dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan diri dalam lingkungan sekitarnya, sehingga
menjadikannya figur yang diharapkan.
Tabel 2.1Tujuan Layanan berdasarkan Rumusan Kebutuhan Kelas X

BIDANG
RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN
LAYANAN
Meningkatnya kualitas Ibadah Peserta didik/konseli dapat
pada Tuhan YME meningkatkan Kualitas Ibadah pada
Tuhan YME
Selalu bersyukur atas nikmat Peserta didik/konseli dapat menyadari
dan karunia Tuhan YME nikmat dari pemberian-Nya serta
memiliki sikap bersyukur terhadap
nikmat yang telah diberikan oleh-Nya
Memiliki pikiran positif Peserta didik/konseli dapat memahami
pentingnya berpikir dan bersikap positif
serta menerapkannya dalam kehidupan
hingga menjadi pribadi yang sukses
Kemampuan menghindari Peserta didik/konseli memiliki
kebiasaan menyontek saat pemahaman dan kesadaran bahwa
ujian menyontek adalah perbuatan tidak baik
(tercela), memahami penyebab dan
dampak dari perbuatan menyontek serta
mampu untuk menghindarinya
Kemampuan mengelola emosi Peserta didik/konseli dapat memahami
dengan baik tentang kecerdasan emosi dan
pengendalian diri serta pelunya
mentaati norma dan peraturan yang
berlaku
PRIBADI Pemahaman mengenai Peserta didik/konseli dapat memahami
mekanisme pertahanan diri akan pentingnya mekanisme pertahanan
diri serta berbagai jenis atau bentuk dari
mekanisme pertahanan diri yang dapat
dilakukan
Keterampilan mengatur waktu Peserta didik/konseli dapat memahami
kegiatan pentingnya manajemen waktu serta
mampu menerapkan manajemen waktu
tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Pemahaman tentang Peserta didik/konseli dapat memahami
kesehatan repoduksi remaja tentang kesehatan reproduksi ,
pentingnya merawat organ atau alat
reproduksi yanag ada pada pria dan
wanita serta menjaga prilaku pelecehan
seksual
Kemampuan menghindari Peserta didik/konseli memiliki
obat terlarang dan narkoba pemahaman tentang jenis dan bentuk
narkoba dengan benar, dapat memahami
dampak dari mengkonsumsi narkoba
serta memiliki perasaan positif untuk
mencegah dampak negatif narkoba
Pemahaman tentang ilmu Peserta didik/konseli dapat memahami
BIDANG
RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN
LAYANAN
kepemimpian apa yang disebut pemimpin, dapat
mengenal fungsi dan tugas
kepemimpinan serta gaya
kepemimpinan
Kemampuan menghindari diri Peserta didik/konseli dapat memahami
dari penyakit mental tentang penyakit mental (mental
disorder) serta tanda-tandanya atau
gejalanya, dapat menjadi individu yang
sehat secara rohani dan jasmani
Kemampuan mengatasi Peserta didik/konseli mampu
kejenuhan masuk sekolah menghilangkan kejenuhanya masuk
sekolah
Kemampuan menghilangkan Peserta didik/konseli mampu
kebiasaan keluar malem menghilangkan kebiasaan keluar malam
(bermain,begadang) (bermain,begadang)
Memiliki kebiasaan Peserta didik/konseli memiliki budaya
membuang sampah pada dan kebiasaan membuang sampah pada
tempatnya tempatnya
Memiliki budaya antri Peserta didik/konseli memiliki budaya
dan kebiasaan untuk antri
Pemahaman tentang dampak Peserta didik/konseli memiliki
pacaran pemahaman akan pacaran dan dampak
negatif dari pacaran sehingga dapat
memutuskan untuk memfokuskan diri
pada tugas pokok pelajar
SOSIAL Memiliki kepekaan diri dan Peserta didik/konseli memiliki
sosial kepekaan diri dan sosial, dapat
memahami pentingnya hidup bersosial
serta dapat berprilaku yang bertanggung
jawab dalam masyarakat
Kemampuan berkomunikasi Peserta didik/konseli dapat memahami
yang baik pentingnya komunikasi untuk
menyampaikan pesan, ide atau gagasan
dalam hidup bermasyarakat
Pemahaman dampak Peserta didik/konseli memiliki
pemanasan global pemahaman tentang pemanasan global
(global warning) dan akibat yang
ditimbulkan, serta memiliki perasaan
positif untuk mengurangi dampaknya
Memiliki etika dan budaya Peserta didik/konseli dapat memahami
tertib berlalu lintas pentingnya etika dan budaya dalam
berlalu lintas, dan mau mematuhinya
Kemampuan mematuhi tata Peserta didik/konseli dapat memahami
tertib sekolah pentingnya tata tertib sekolah, dan mau
mematuhinya dalam kehidupan sehari-
hari
BIDANG
RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN
LAYANAN
Kebiasaan mengucapkan kata Peserta didik/konseli dapat
maaf, tolong dan terimakasih mengucapkan kata maaf, tolong dan
dalam pergaulan terimakasih dalam pergaulan
Kemampuan mengendalikan Peserta didik/konseli dapat
ketergantungan pada medsos mengendalikan diri dari ketergantungan
(fb, wa, dll) pada medsos (fb, wa, dll)
Pemahaman tentang etika Peserta didik/konseli dapat memahami
bergaul arti pentingnya etika bergaul dan
menjunjung tinggi nilai yang diyakini
oleh masyarakat, serta mampu bergaul
dengan menyesuaikan diri sesuai etika
yang ada dalam masyarakat
Kemampuan membina Peserta didik/konseli memiliki
persahabatan yang baik perasaan positif untuk membina
persahabatan dengan kegiatan positif
serta miliki rencana kegiatan untuk
mengisi kegiatan persahabatan yang
positif
Kemampuan membina Peserta didik/konseli dapat memiliki
hubungan dengan banyak banyak teman dalam pergaulan
teman
Kemampuan untuk selektif Peserta didik/konseli memiliki
dalam bergaul kemampuan untuk selektif dalam
bergaul sehingga terbebas dari
pergaulan yang kurang baik
Pemahaman mengenai Peserta didik/konseli memiliki
bentuk-bentuk kenakalan pemahaman tentang bentuk-bentuk
remaja kenakalan remaja dan mampu
menghindarinya
Kemampuan untuk Peserta didik/konseli memiliki
menghindari tawuran pelajar pemahaman tentang tawuran pelajar
dan mampu menghindarinya
Pemahaman mengenai peran Peserta didik/konseli dapat memahami
sosial pria dan wanita dengan dan menerima peran sosial pria dan
norma yang ada di wanita dengan norma yang ada di
masyarakat masyarakat serta berprilaku sebagai pria
dan wanita sesuai dengan norma
masyarakat
Pemahaman tentang Sek Peserta didik/konseli memiliki
Bebas, LGBT, HIV/AIDs pemahaman tentang Sek Bebas, LGBT,
HIV/AIDs dan mampu menghindarinya
Keterampilan belajar efektif Peserta didik/konseli dapat mengenal
dan efisien hakekat belajar, memahami faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar
BELAJAR
serta cara belajar efektif dan efisien
Keterampilan membuat mind Peserta didik/konseli mampu
BIDANG
RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN
LAYANAN
mapping memahami tentang mind mapping serta
dapat membuat suatu peta pikiran untuk
meningkatkan prestasi belajar
Pemahaman mengenai cara Peserta didik/konseli memiliki
kerja otak kiri dan kanan pemahaman tentang perbedaan fungsi,
cara mengembangkan serta
memanfaatkan fungsi otak kanan dan
otak kiri
Semangat belajar yang tinggi Peserta didik/konseli dapat menerapkan
sikap dan kebiasaan yang benar dalam
belajar hingga dapat membangkitkan
semangat belajar untuk berprestasi
Kedisiplinan menyelesaikan Peserta didik/konseli memiliki
tugas sekolah kedisiplinan dalam mengerjakan tugas-
tugas sekolah
Kemampuan menyelesaikan Peserta didik/konseli dapat memahami
kesulitan dalam memahami teknik memahami pelajaran
pelajaran tertentu
Semangat belajar, tidak hanya Peserta didik/konseli memiliki
kalau ada tes atau ujian saja semangat belajar tidak hanya saat akan
ada tes/ujian saja
Kemampuan untuk belajar Peserta didik/konseli memiliki
kelompok kebiasaan dan keterampilan untuk
belajar kelompok secara efektif
Kemampuan memilih Peserta didik/konseli dapat
lembaga bimbingan belajar mengidentifikasi dan memilih
yang baik bimbingan belajar yang sesuai untuk
dirinya
Keterampilan untuk Peserta didik/konseli mampu
memanfaatkan teknologi memanfaatkan teknologi informasi
informasi untuk belajar untuk sumber belajar
Memiliki kebiasaan belajar Peserta didik/konseli memiliki
secara rutin kebiasaan belajar secara rutin
Memiliki keberanian bertanya Peserta didik/konseli memiliki
dan menjawab di kelas keberanian bertanya dan menjawab di
kelas
Kebiasaan membaca yang Peserta didik/konseli memiliki
tinggi kebiasaan dan budaya membaca yang
tinggi
Kemampuan memperoleh Peserta didik/konseli dapat
penghasilan untuk biaya memanfaatkan peluang kerja sambil
hidup sekolah untuk memperoleh penghasilan
untuk biaya hidup sambil sekolah
KARIR
Mengidentifikasi jenis-jenis Peserta didik/ konseli mengenal jenis-
profesi/pekerjaan jenis profesi/pekerjaan untuk persiapan
masa depannya
Pemahaman mengenai Peserta didik/konseli mengenal tentang
BIDANG
RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN
LAYANAN
program studi di Perguruan berbagai macam program studi di
Tinggi perguruan tinggi, dan mampu menyusun
strategi untuk bisa memilih dan masuk
pada program studi yang sesuai dengan
dirinya
Pemahaman mengenai Peserta didik/konseli memahami
hubungan bakat, minat, hubungan antara bakat, minat,
pendidikan dan pekerjaan pendidikan dan pekerjaan dimasa depan
Mengidentifkasi pilihan karir Peserta didik/konseli mampu
atau cita-cita yang sesuai mengidentifikasi dan menetapkan cita-
dengan dirinya cita karir masa depannya
Pemahaman mengenai Peserta didik/konseli mampu
seleksi mahasiswa di memahami berbagai macam bentuk
Perguruan tinggi seleksi masuk Perguruan tinggi, dan
memiliki strategi untuk bisa diterima di
perguruan tinggi yang dicita-citakan

E. Komponen Program
Komponen program dalam program bimbingan dan konseling di kelas X MIPA dan XII
MIPA SMA Negeri 1 Jatiwaras terdiri dari: (a) Komponen layanan dasar; (b) Komponen
pelayanan responsif; (c) Komponen perencanaan individual; dan (d) Komponen dukungan
sistem (manajemen).
1. Layanan Dasar
Layanan dasar bimbingan konseling merupakan inti dari pendekatan perkembangan,
yaitu layanan bantuan bagi seluruh peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kelas atau luar
kelas yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu peserta didik
mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Tujuan layanan ini adalah untuk membantu
semua peserta didik agar memperoleh perkembangan normal, memiliki mental yang sehat
dan memperoleh keterampilan dasar hidup. Layanan ini juga bertujuan sebagai upaya agar
peserta didik :
a. Memiliki kasadaran tentang diri dan lingkungannya.
b. Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkat tingkah laku yang tepat dalam penyesuaian diri dalam lingkungan.
c. Mampu menangani dan memenuhi kebutuhan dan masalahnya. Mampu
mengembangkan diri dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Adapun strategi layanan dasar yang dapat digunakan adalah :
a. Bimbingan klasikal, secara terjadwal konselor memberikan layanan bimbingan
kepada peserta didik di kelas. Kegiatan ini berupa pemberian informasi tentang
berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik.
b. Bimbingan kelompok, konselor memberikan layananan bimbingan kepda kelompok-
kelompok kecil. Bimbingan ini merespon kebutuhan dan minat peserta didik.
2. Perencanaan Individual
Layanan ini ditujukan pada seluruh peserta didik agar mampu membuat dan
melaksanakan perencanaan masa depannya berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan
kelemahan dirinya. Layanan ini bertujuan untuk membantu peserta didik dalam
mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir dan sosial pribadinya. Strategi
perencanaan indivual dapat dilaksanakan sebagai berikut:
a. Penilaian individu atau kelompok. Konselor bersama peserta didik manganalisa dan
menilai kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi peserta didik. Konselor
membantu peserta didik menganalisa kekuatan dan kelemahan diri peserta didik yang
menyangkut pencapaian tugas- tugas perkembangannya.
b. Individual or small group advisement. Konselor memberikan nasehat pada peserta
didik untuk menggunakan atau memanfaatkan hasil penilaian dirinya atau informasi
tentang pribadi, sosial da karir yang diperolehnya untuk merumuskan tujuan dan
perencanaan kegiatan yang menunjang dirinya atau berfungsi untuk memperbaiki
kelemahan dirinya, melakukan kegaiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan
yang ditetapkan dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan.

3. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah bantuan bagi peserta didik yang memiliki kebutuhan atau
masalah yang memerlukan bantuan segera.Layanan ini bertujuan untuk membantu peserta
didik dalam memenuhi kebutuhannya yang dirasakan saat ini atau dipandang memiliki
hambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya. Layanan responsif ini berupa :
a. Konsultasi, konselor memberikan layanan konsultasi pada guru dalam rangka
membangun persamaan persepsi dalam memberikan bimbingan pada peserta didik.
b. Konseling individual atau kelompok. Kegiatan ini dilakukan untuk membantu para
peserta didik yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-
tugas perkembangannya.
c. Konseling krisis. Kegiatan ini diberikan pada para peserta didik dan keluarga yang
menghadapi masalab krisis. Konselor memberikan intervensi agar peserta didik atau
keluarga memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya segera.
d. Referal, hal ini dilakukan apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan
untuk menangani masalah konseling.
e. Bimbingan teman sebaya, yaitu bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik
terhadap peserta didik lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing diberi latihan
atau pembinaan oleh konselor, yang berfungsi sebagai mentor atau tutor yang
membantu peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
4. Dukungan Sistem
Komponen dukungan sisten adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan dan menetapkan
memelihara dan meningkatkan program bimbingan dan konseling secara menyeluruh melalui
pengembangan profesional, hubungan masyarakat dan staf konsultasi dengan guru, staf ahli,
masyarakat yang luas, manajemen program, penelitian, dan pengembangan. Strategi yang
dilakukan untuk komponen dukungan sis tern adalah :
a. Pengembangan profesional. Konselor secara terus menerus beusaha untuk "meng-
update" pengetahuan dan keterampilan melalui in-service training, aktif dalam
organisasi profesi, dan melakukan program yang lebih tinggi;
b. Pemberian konsultasi dan lolaborasi. Strategi ini berkaitan dengan upaya sekolah
untuk menjalin kerja sama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan
dengan peningkatan mutu layanan bimbingan, misalnya dengan pihak-pihak
organisasi profesi (ABKIN, MGBK, instansi, atau dengan para ahli dalam bidang
tertentu);
c. Manajemen program. Strategi ini meliputi perencanaan dan kegiatan- kegiatan
manajemen serta analisis data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
program bimbingan dan konseling. Kegiatan- kegiatan ini termasuk pemantapan biaya
dan fasilitas. Analisis data menyangkut kegiatan konselot dalam menganalisis data
prestasi peserta didik dan program bimbingan dan konseling untuk mengevaluasi
program bimbingan dan konseling yang berkualitas. Fasilitas bimbingan dan
konseling terkait dengan unsur-unsur : tempat kegiatan, intrumen dan kelengkapan-
kelengkapan administrasi, buku-buku penunjang, dan perangkat elektronik.
F. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah
1. Perencanaan
Perencanaan kegiatan pelayanan BK di SMA Negeri 1 Jatiwaras mengacu pada
program tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan serta
mingguan. Perencanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling harian yang merupakan
penjabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN (SKLB) dan SATKUNG
yang masing-masing memuat: (a) sasaran kegiatan pendukung; (b) substansi kegiatan
pendukung; (c) jenis kegiatan pendukung, serta alat bantu yang digunakan;(d pelaksanaan
kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang terlibat; dan (e) waktu dan tempat. Adapun
program BK di SMA Negeri 1 Jatiwaras dapat dilihat pada lampiran.
Rencana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling mingguan meliputi kegiatan di
dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi
tanggung jawab konselor. Satu kali kegiatan layanan bimbingan dan konseling berbobot
ekuivalen 1 jam pembelajaran. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di
sekolah.
Dalam hubungannya dengan perencanaan program layanan bimbingan dan konseling di
SMA, ada beberapa aspek kegiatan penting yang perlu dilakukan, yaitu: 1) analisis kebutuhan
dan permasalahan siswa; 2) penentuan tujuan program layanan bimbingan yang hendak
dicapai; 3) analisis situasi dan kondisi di sekolah; 4) penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan
dilakukan; 5) penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan; 6)
penetapan personel-personel yang akan melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan; serta 7)
perkiraan tentang hambatan-hambatan yang akan ditemui dan usaha-usaha apa yang akan
dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan.
Gambaran secara umum mengenai perencanaan program layanan BK di sekolah, yaitu:
2. Pelaksanaan Program BK dan Strategi Pelaksanaannya
Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah mengacu pada
pola BK perkembangan (developmental counseling) dimana terdapat empat komponen
utama, yaitu:
a) Layanan Dasar
Layanan dasar bimbingan merupakan inti dari pendekatan perkembangan, yaitu
layananbantuan bagi seluruh peserta didik melalui kegiatan-kegaitan kelas atau luar
kelas yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu peserta didik
mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Tujuan layanan ini adalah untuk
membantu semua peserta didik agar memperoleh perkembangan secara normal,
memiliki mental yang sehat dan memperoleh keterampilan dasar hidup. Adapun strategi
layanan dasar yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1) Bimbingan klasikal, secara terjadwal konselor memberikan layanan bimbingan
kepada para peserta didik di kelas. Kegiatan ini berupa pemberian informasi kepada
peserta didik tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik.
2) Bimbingan kelompok, konselor/guru BK memberikan layanan bimbingan kepada
kelompok-kelompok kecil. Bimbingan ini untuk merespon kebutuhan dan minat
peserta didik.
b) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah bantuan bagi peserta didik yang memiliki kebutuhan atau
masalah yang memerlukan bantuan segera. Layanan ini bertujuan untuk membantu
peserta didik dalam memenuhi kebutuhannya yang dirasakan saat ini atau dipandang
memiliki hambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya. Layanan responsif
ini berupa:
1) Konsultasi, konselor memberikan layanan konsultasi pada guru dalam rangka
membantu kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan pada peserta didik.
2) Konseling individual atau kelompok, kegiatan ini dilakukan untuk membantu para
peserta didik yang mengalami kesulitan dan hambatan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya.
3) Konseling krisis, kegiatan ini diberikan kepada peserta didik dan keluarga yang
menghadapi masalah krisis. Konselor memberikan intervensi agar peserta didik atau
keluarga memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya segera.
4) Referal, hal ini dilakukan apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk
menangani masalah konseli.
5) Bimbingan teman sebaya, yaitu bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik terhadap
peserta didik lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing diberi latihan atau
pembinaan oleh konselor, yang berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu
peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
c) Layanan Perencanaan Individual
Layanan ini ditujuan pada seluruh peserta didik agar mampu membuat dan
melaksanakan perencanaan masa depannya berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan
kelemahan dirinya. Layanan ini bertujuan untuk membantu peserta didik dalam
mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir dan sosial pribadinya. Strategi
layanan perencanaan individual dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1) Penilaian individu atau kelompok, konselor bersama peserta didik menganalisa dan
menilai kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi peserta didik. Konselor
membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan diri peserta didik yang
berkaitan dengan pencapaian tugas-tugas perkembangannya.
2) Individual or small group advisement, konselor memberikan masukan pada peserta
didik untuk menggunakan atau memanfaatkan hasil penilaian dirinya atau informasi
tentang pribadi, sosial, dan karir yang diperolehnya untuk merumuskan tujuan dan
perencanaan kegiatan yang menunjang pengembangan dirinya atau berfungsi untuk
memperbaiki kelemahan dirinya, melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau
perencanaan yang ditetapkan dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan.
d) Dukungan Sistem
Komponen dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan dan
memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan dan konseling secara
menyeluruh melalui pengembangan profesional, hubungan masyarakat dan staf
konsultasi dengan guru, staf ahli, masyarakat yang lebih luas, manajemen program,
penelitian dan pengembangan. Strategi yang dilakukan untuk komponen dukungan
sistem adalah:
1) Pengembangan profesional, konselor secara terus-menerus berusaha untuk “meng-
update” pengetahuan dan keterampilan melalui in-service training, aktif dalam
organisasi profesi, dan melanjutkan program yang lebih tinggi.
2) Pemberian konsultasi dan kolaborasi. Strategi ini berkaitan dengan upaya sekolah
untuk menjalin kerjasama dengan unsure-unsur masyarakat yang dipandang relevan
dengan peningkatan mutu layanan bimbingan, misalnya dengan pihak-pihak
organisasi profesi (ABKIN, MGBK, instansi atau dengan para ahli dalam bidang
tertentu).
3) Manajemen program, strategi ini meliputi perencanaan dan kegiatan-kegiatan
manajemen serta analisis data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
program bimbingan dan konseling. Kegiatan-kegiatan ini termasuk pemantapan biaya
dan fasilitas. Analsis data menyangkut kegiatan konselor dalam menganalisis data
prestasi adalah: dan program bimbingan dan konseling untuk mengevaluasi program
bimbingan dan konseling yang erkualitas. Fasilitas bimbingan dan konseling terkait
dengan unsure-unsur: tempat kegiatan, instrument dan kelengkapan-kelengkapan
administrasi, buku-buku penunjang, dan perangkat elektronik.
G. Bidang Layanan
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan,
yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir
yang merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta
didik/konseli.
1. Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling ataukonselor
kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil
keputusan,danmerealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan
aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan secara optimal dan mencapai
kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkanmeliputi(1)memahami
potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis,
(2)mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima
kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secarabaik.
2. Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga
mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) berempati
terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3) menghormati
dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (5)
berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab,
dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang salingmenguntungkan.
3. Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri
untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan,
memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil
belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan
dalam kehidupannya.
Aspekperkembanganyang dikembangkan meliputi;
1) Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan
belajar;
2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif;
3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat;
4) Memiliki keterampilan belajar yang efektif;
5) Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya; dan
6) Memiliki kesiapan menghadapi ujian
4. Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan
pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis
berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya
sehinggamencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi; (1) pengetahuan konsep diri yang
positif tentang karir, (2) kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir, (3)
Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk mendapatkan kesempatan karir, (4)
Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar, (5) Keterampilan untuk memahami dan
menggunakan informasi karir, (6) Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal,
kebiasaan bekerja yang baik dan kesempatan karir, (7) Kesadaran bagaimana karir
berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di masyarakat, (8) Kesadaran tentang perbedaan
pekerjaan dan perubahan peran laki-laki dan perempuan.

H. Personil pelakasanaan dan deskripsi Tugas pelaksanaan Bimbingan dan Konseling


Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 7 Tasikmalayasecara umum dapat
dinyatakan berjalan cukup baik. Kondisi ini tentunya tidak lepas karena adanya dukungan
yang positif dari pihak-pihak yang terkait seperti: kepala sekolah sebagai pemegang
kebijakan dan unsur lain seperti komite sekolah. Kondisi seperti ini dapat dibuktikan dengan
adanya fasilitas berupa sarana dan prasarana BK walaupun masih perlu pembenahan, akan
tetapi dengan adanya dukungan ini memungkinkan para petugas Bimbingan dapat
melaksanakan tugasnya sesuai fungsinya masing-masing.
Layanan Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian dalam keseluruhan
proses pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang begitu ideal, diperlukan integrasi
beberapa komponen penting dalam pengelolaan pendidikan yaitu: komponen administratif
dan kepemimpinan, komponen intruksional atau kurikuler, dan komponen bimbingan dan
konseling. Kepala SMA Negeri 1 Jatiwaras memberikan kebijakan kepada Bimbingan dan
konseling untuk masuk kelas selama 1 jam pelajaran setiap minggunya. Selain itu, sekolah
juga memberikan kewenangan kepada personil bimbingan dan konseling untuk melakukan
pembinaan siswa berprestasi.
Secara jelas, deskripsi tugas dari masing-masing personel yang terlibat dalam kegiatan
bimbing dan konseling adalah sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah.
Sebagai penanggungjawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh di SMA Negeri 1
Jatiwaras, tugas kepala sekolah adalah:
a) Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah, sehingga kegiatan
pengajaran, pelatihan, dan bimbingan merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis,
dan dinamis.
b) Menyediakan prasarana, tenaga, sarana dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya
pelayanan bimbingan yang efektif dan efisien.
c) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,
penilaian, dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan.
d) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan di sekolah kepada Yayasan
yang menjadi atasannya.
2. Koordinator BK
Koordinator BK bimbingan bertugas mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam:
a) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada segenap warga sekolah, orangtua
Peserta Didik, dan masyarakat.
b) Menyusun program bimbingan
c) Melaksanakan program bimbingan
d) Mengadministrasikan pelayanan bimbingan
e) Menilai program dan pelaksanaan bimbingan
f) Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian bimbingan
3. Guru Pembimbing / Konselor
Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, guru pembimbing atau konselor
bertugas:
a) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada Peserta Didik
b) Merencanakan program bimbingan
c) Melaksanakan segenap layanan bimbingan
d) Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan kegiatan pendukungnya
e) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian
f) Merencanakan kegiatan pendukung bimbingan
g) Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan yang dilaksanakannya
h) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan kepada
koordinator bimbingan
4. Guru Mata Pelajaran dan Pelatih Ekskul
Peranan guru mata pelajaran, guru kelas dan pelatih ekskul dalam bimbingan adalah:
a. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada Peserta Didik
b. Membantu guru pembimbing atau konselor mengidentifikasi Peserta Didik yang
memerlukan layanan bimbingan
c. Mengalihtangankan Peserta Didik yang memerlukan layanan bimbingan kepada guru
pembimbing atau konselor
d. Menerima Peserta Didik alih tangan dari pembimbing atau konselor, yaitu Peserta Didik
yang menuntut guru pembimbing atau konselor memerlukan pelayanan pengajaran
khusus.
e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-Peserta Didik dan hubungan
Peserta Didik-Peserta Didik yang menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan
f. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada Peserta Didik yang memerlukan
layanan atau kegiatan bimbingan untuk mengikuti atau menjalani layanan kegiatan yang
dimaksudkan itu.
g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah Peserta Didik, seperti
konferensi kasus.
h. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan
bimbingan dan upaya tindak lanjutnya.
5. Wali Kelas
Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan bimbingan wali kelas berperan:
a) Membantu guru pembimbing atau konselor melakasanakan tugas-tugas khususnya di
kelas yang menjadi tanggungjawabnya
b) Membantu guru mata pelajaran, guru ekskul melaksanakan peranannya dalam pelayanan
bimbingan, khususnya di kelas yang menjadi tanggungjawabnya
c) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi Peserta Didik, khususnya di
kelas yang menjadi tanggungjawabnya, untuk mengikuti atau menjalani layanan dan atau
kegiatan bimbingan.
6. Komite Bimbingan dan Konseling
Komite bimbingan dan konseling adalah komponen-komponen atau pihak-pihak yang
turut mendukung terlaksananya praktik bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Jatiwaras
Komponen ini terdiri dari profesi-profesi yang terkait dengan bimbingan dan konseling yang
berasal dari orang tua dan pihak-pihak yang telah melaksanakan kerja sama dengan SMA
Negeri 1 Jatiwaras mekanisme kerja personel bimbingan dan konseling dijelaskan dalam
bagan berikut:
DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI

Kepala SMP Komite Sekolah

Kordinator BK/
Konselor Sekolah
SLB

Kepolisian Guru BK/ LSM/Lembaga


Psikolog Pengembangan

Siswa SMA Negeri 1 Jatiwaras

Berkembangnya Potensi Siswa dalam Aspek Sosial, Pribadi, Belajar dan Karir Melalui
Pembelajaran Sehingga Tercapai Kompetensi dan Tugas Perkembangan Siswa SMA.

Ket:
--- Garis Kordinasi Garis Pembinaan___ Garis Instruksi

I. Rencana Operasional SMA Negeri 1 Jatiwaras


Pelaksanaan program bimbingan dan konseling SMA Negeri 1 Jatiwaras bertujuan
untuk membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangan dan mampu menghadapi
konflik. Berikut agenda kegiatan operasional program bimbingan secara keseluruhan.
Rencana Operasional
Program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Jatiwaras
BIDANG
TUJUAN KOMPONEN STRATEGI
LAYANA KELAS MATERI METODE MEDIA EVALUASI EKUIVALENSI
LAYANAN LAYANAN LAYANAN
N
PRIBADI Disesuaikan Disesuaikan
Pesertadidik/konseli
dengan dengan
dapat meningkatkan Bimbingan Kiat meningkatkan Proses dan
Dasar X pendekatan pendekatan 45 Menit
Kualitas Ibadah Klasikal ibadah Hasil
yang yang
pada Tuhan YME
digunakan digunakan
Peserta
didik/konseli dapat
menyadari nikmat
Dahsyatnya
dari pemberian-Nya Bimbingan Ceramah, Buku Proses dan
Dasar X keutamaan 45 Menit
serta memiliki sikap klasikal Diskusi sumber Hasil
bersyukur
bersyukur terhadap
nikmat yang telah
diberikan oleh-Nya
Peserta
didik/konseli dapat
memahami
pentingnya berpikir
dan bersikap positif Bimbingan Berpikir dan Ceramah, Buku Proses dan
Dasar X 45 Menit
serta klasikal bersikap positif Diskusi sumber Hasil
menerapkannya
dalam kehidupan
hingga menjadi
pribadi yang sukses
Peserta Dasar Bimbingan X Kematangan emosi Ceramah, Buku Proses dan 45 Menit
didik/konseli dapat klasikal dan pengendalian Diskusi sumber Hasil
memahami tentang diri
kecerdasan emosi
dan pengendalian
diri serta pelunya
mentaati norma dan
peraturan yang
berlaku
Peserta
didik/konseli dapat
memahami
pentingnya
manajemen waktu
Bimbingan Ceramah, Buku Proses dan
serta mampu Dasar X Manajemen waktu 45 Menit
klasikal Diskusi sumber Hasil
menerapkan
manajemen waktu
tersebut dalam
kehidupan sehari-
hari
Peserta
didik/konseli Mengatasi pikiran Disesuaikan Disesuaikan
mampu negatif dan dengan dengan
Konseling Proses dan
menghilangkan Responsif X mereduksi pendekatan pendekatan 1 x 4 Jam
Individual Hasil
pikiran negatif dan kecemasan melalui yang yang
megatasi hipnoterapi digunakan digunakan
kecemasan
SOSIAL Peserta
didik/konseli
Disesuaikan Disesuaikan
memiliki kesadaran
dengan dengan
kerjasama dan Bimbingan Proses dan
Dasar X Problem Solving pendekatan pendekatan 1 Jam
tanggung jawab Kelompok Hasil
yang yang
dalam memecahkan
digunakan digunakan
permasalahan

Peserta Dasar Bimbingan X Kegiatan Ice Game Disesuaikan Proses dan 45menit
didik/konseli dapat klasikal Breaking dengan Hasil
memahami pendekatan
pentingnya peran yang
dalam kegiatan digunakan
sesuai gender
Peserta
Disesuaikan Disesuaikan
didik/konseli dapat
Etika dalam dengan dengan
memahami Bimbingan Proses dan
Dasar X bergaul sesuai pendekatan pendekatan 45 menit
pentingnya etika klasikal Hasil
gender yang yang
bergaul sesuai
digunakan digunakan
dengan gender
Peserta
didik/konseli dapat
mengenal hakekat
belajar, memahami
Bimbingan Ceramah, Slide Power Proses dan
BELAJAR faktor-faktor yang Dasar X Makna belajar 45 menit
klasikal Diskusi Point Hasil
mempengaruhi
hasil belajar serta
cara belajar efektif
dan efisien
Peserta didik/
Disesuaikan Disesuaikan
konseli mengenal Jenis-jenis
dengan dengan
jenis-jenis Bimbingan profesi/pekerjaan Proses dan
Dasar X pendekatan pendekatan 45 Menit
profesi/pekerjaan Klasika dan bimbingan cita- Hasil
yang yang
sesuai dengan cita- cita
digunakan digunakan
cita
J. Pengembangan Tema/Topik

Ruang Lingkup Program Bimbingan dan Konseling Kelas X SMA Negeri 1 Jatiwaras Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020

Aspek Rumusan Tema / Topik Sasaran Strategi Media Personil Waktu


Perkembangan Kompetensi Bahasan Pelaksanaan

Mengenali Emosi Siswa mengetahui “Ragam Emosi” Siswa kelas X Bimbingan 5 Lembar kertas Konselor Minggu ke-2
ragam emosi dan Klasikal Emosi, dan
penyebab timbulnya kertas emoticon,
emosi selotip/lem

Siswa mempelajari “Mengelola emosi diri Bimbingan Kertas sticky Konselor Minggu ke3
cara-cara mengelola biar lebih dewasa” Klasikal note, alat tulis
dan mengekspresikan
emosi diri dengan Siswa kelas X
baik

Kematangan Emosi Siswa mengetahui “Memahami Emosi Siswa kelas X Bimbingan Kertas A4, Pensil Konselor Minggu ke-4
reaksi-reaksi emosi Orang Lain” Klasikal warna
pada orang lain
Siswa memiliki “Belajar afirmasi Bimbingan - Konselor Minggu ke-4
keterampilan positif” Siswa kelas XI Klasikal
melepaskan emosi
negatif yang
mengganggu dirinya

Mengenal dan Siswa menganalisa “What’s Important of Siswa kelas XI Bimbingan Kertas, alat tulis Konselor
memahami peran perbedaan peran dan Being Man or Kelompok
Minggu ke-2
gender tanggung jawab Woman?”
gender

Memahami Konflik Siswa menyadari “Finding Resource Siswa kelas XI Bimbingan Kertas, alat tulis Konselor Minggu ke-2
Problem Solving perbedaan pendapat From Strory” Kelompok
adalah hal yang wajar
dan mampu
menemukan dari
setiap permasalahan
yang terjadi

Siswa memahami “Menciptakan Siswa kelas XI Bimbingan Chanel YouTube Konselor Minggu ke-3
bahwa konflik adalah Kedamaian Setelah Klasikal Peace generation Februari
bagian dari Konflik” 2020
kehidupan, dan
membuat lebih
dewasa
Mengatasi pikiran Siswa memahami “Managing Negative Siswa kelas XI Bimbingan Kertas , alat tulis Konselor Minggu ke-1
negatif bahwa perasaan dan Thoughts And Belief” Klasikal
tindakan yang
maladaptive berasal
dari pikiran negatif

Memiliki jiwa pemaaf Siswa memiliki “Forgiveness Is Siswa kelas XI Bimbingan Kertas , alat tulis Konselor Minggu ke-1
setelah terjadi konflik kesadaran dan Letting Go Of Klasikal
mampu untuk Wanting To Punnish”
berbesar hati
memaafkan

Memahami Siswa menyadari dan “Want To Find Siswa kelas XI Bimbingan Slide Power Konselor Minggu ke-1
dahsyatnya bersyukur mampu memberi Happiness. Find Klasikal Point
maaf sebagai salah Gratitude”
satu cara untuk
mengatasi konflik

REVIEW Konselor

EVALUASI Konselor
K. Sosialisasi Program
Sosialisasi program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Jatiwaras,
dilaksanakan melalui forum khusus tahunan yang dihadiri oleh kepala sekolah, wakil kepala
sekolah dan guru-guru. Hal ini dimaksudkan untuk menyamakan visi dan misi bimbingan
agar pelaksanaan bimbingan dapat berjalan efektif.
L. Rencana Evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengukur pelaksanaan dan keberhasilan
program bimbingan dan konseling. Evaluasi menjadi umpan balik secara berkesinambungan
bagi semua tahap pelaksanaan program. Evaluasi ini bertujuan untuk memperoleh data yang
bermanfaat bagi pengambilan keputusan, baik untuk perbaikan maupun pengembangan
program di masa yang akan datang.
Evaluasi yang digunakan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling ini
adalah penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui
sampai sejauh mana keefektifan layanan bimbingan untuk membantu siswa dalam memenuhi
tugas-tugas perkembangan dilihat dari prosesnya. Untuk melakukan evaluasi proses ini,
dibuat format umpan balik (feedback) terhadap setiap layanan yang dilaksanakan. Sementara
untuk penilaian hasil yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan layanan
bimbingan dan konseling dalam membantu siswa memenuhi tugas-tugas perkembangan
dilihat dari hasilnya dengan menggunakan post test pada akhir pelaksanaan program
bimbingan dan konseling. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana tingkat keefektifan
dari layanan program bimbingan dan konseling yang dibuat dalam membantu mencapai
tugas-tugas perkembangan siswa.
Adapun aspek lain yang dinilai baik proses maupun hasil antara lain:
1. kesesuaian antara program yang disusun dengan pelaksanaan;
2. keterlaksanaan program;
3. hambatan-hambatan yang ditemui;
4. dampak layanan bimbingan dan konseling terhadap kegiatan belajar mengajar;
5. respon siswa, personil sekolah, dan orang tua terhadap layanan bimbingan dan konseling;
dan
perubahan kemajuan siswa dilihat dari tujuan pencapaian layanan bimbingan dan
konseling dalam pencapaian tugas-tugas perkembangan, hasil belajar dan Keberhasilan
6. siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan ataupun pada kehidupan
masyarakat.
Aspek-aspek yang dinilai dalam evaluasi proses dan hasil dapat dilihat dalam Tabel
berikut.
Tabel 2.2
Format Evaluasi Proses
Aspek Hasil Masukan untuk
Tahun Berikutnya
a. Relevansi program bimbingan dan
konseling dengan kebutuhan siswa
yang mengalami stress, tujuan
program, kelengkapan isi dan
ketepatan rumusan layanan
b. Kesesuaian komponen pendukung
program bimbingan dan konseling
(personel/pelaksana program,
sasaran, fasilitas, dan ITP) dengan
lingkungan sekolah
c. Partisipasi dan aktivitas siswa
dalam kegiatan layanan bimbingan
dan konseling
d. Pemahaman/pendalaman siswa
atas masalah yang dihadapinya
dalam proses bimbingan
e. Minat siswa yang terhadap
perlunya layanan bimbingan dan
konseling
f. Kelancaran proses dan suasana
penyelenggaraan kegiatan layanan
bimbingan dan konseling
g. Perubahan sikap siswa setelah
diberikan layanan bimbingan dan
konseling
FORMULIR UMPAN BALIK HARIAN

Tanggal : …………………………………………..
Tempat : …………………………………………..

1. Menurut Anda, bagaimana sesi hari ini secara keseluruhan ? (Berikan tanda () pada
kotak yang sesuai)
    

Sangat Baik Baik Cukup Buruk Sangat


Buruk

2. Berikan komentar yang lebih spesifik tentang kegiatan bimbingan, kinerja konselor, serta
isi dan metode bimbingan
a) Apa yang paling Anda sukai hari ini ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………
b) Apa yang paling tidak Anda sukai hari ini ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………...
c) Apakah Anda bingung dengan salah satu topik hari ini ? Jika ya, jelaskan.
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………
d) Apa saran Anda agar kegiatan bimbingan ini lebih baik ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………....
2. Pelaporan
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam pelaporan lebih
bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil-hasil yang telah dicapai
dalam kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan pada hakikatnya merupakan kegiatan
menyusun dan mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam evaluasi proses
maupun hasil dalam format laporan yang dapat memberikan informasi kepada seluruh pihak
yang terlibat tentang keberhasilan dan kekurangan dari program bimbingan dan konseling
yang telah dilakukan.
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan laporan yiatu :
a. Sistematika laporan hendaknya logis dan dapat dipahami
b. Deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan kaidah penulisan dan
kebahasan yang telah dilakukan
c. Laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus dilaporkan secara akurat
dan tepat waktu.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan laporan :
a. Tahap persiapan
b. Pengumpulan dan penyajian data
c. Penulisan laporan
d. Sistematika laporan
3. Tindak lanjut
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan data dan
informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi, guru BK atau konselor dapat memikirkan ulang
keseluruhan program yang telah dilaksanakan denganc ara membuat desain ulang atau
merevisi seluruh program atau beberapa bagian dari program yang dianggap belum begitu
efektif.
Langkah-langkah tindak lanjut :
a. Menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan dilakukan.
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan dan konseling
tertentu dalam rangka perbaikan atau pengembangan
c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang akan diperbaiki atau
dikembangkan dan alokasi waktu yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai