1 2
Ketentuan Umum Kewenangan dan Sumber Data
3 4
Dimensi Indeks Pengelolaan Pengukuran Indeks Pengelolaan
Keuangan Daerah Keuangan Daerah
2
GRAND DESIGN
Pengelolaan Pembangunan Dan Keuangan Daerah
Standar informasi Perencanaan Standar informasi Perencanaan Anggaran
Dokumen pada tahapan Perencanaan
Pembangunan meliputi : meliputi :
• RPJMD – Renstra
• Urusan, Bidang Urusan, Program, • Urusan, Bidang Urusan, Program,
• RKPD – Renja
• Kegiatan, Sub Kegiatan; Kegiatan, Sub Kegiatan;
• KUA – PPAS
• Organisasi • Organisasi
• RKA-SKPD
• Lokasi • Lokasi
• Rancangan Perda APBD
• Sumber Pendanaan
• Rancangan Perkada Penjabaran APBD
• Rekening (Akun, Kelompok, Jenis, Objek,
• DPA-SKPD
Rincian Objek, Sub Rincian Objek
Dokumen pada tahapan Pelaksanaan
• Anggaran Kas & SPD
• Transaksi Penerimaan
• Transaksi Pengeluaran (SPP-SPM-
SP2D-SPJ)
• Transaksi Akuntansi berbasis Akrual
Kebutuhan Analisis
• Evaluasi
• Reviu
• Audit
• Statistik
PEMBINAAN KEUDA
Pasal 373 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Layanan informasi pemerintahan daerah diakses melalui situs jaringan resmi Kemendagri
dkemendagri subdit pmipd (sipd.kemendagri.go.id)
https://sipd.kemendagri
id/
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang semakin dinamis, sehingga dibutuhkan suatu sistem
informasi untuk efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pembinaan dan pengawasan (Binwas)
penyelenggaraan pemerintahan daerah
Tingginya belanja Teknologi Informasi yang belum saling terhubung (silo-silo sistem),
sehingga tidak efisien dan efektif (total belanja TIK Pusat dan daerah tahun 2014-2016 =
12,7 Triliun – Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu)
Kodefikasi program dan kegiatan di daerah yang masih memiliki banyak variasi
sehingga cukup sulit dalam proses sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan pusat dan
daerah
KONDISI YG
Kondisi saat ini DIINGINKAN
Bobot: 15 20 15 20 15 15
TINGGI
SEDANG
RENDAH
TINGGI
RENDAH
Program Pagu
No Penentuan Skor
RKPD KUA-PPAS RKPD KUA-PPAS
1 Program A Program A Rp A Rp A Sesuai 1 Jumlah sesuai = 3
Jumlah tidak sesuai = 6
2 Program B Program B Rp B Rp B - Tidak sesuai 0 Jumlah Program = 9
(kurang dari
pagu) Skor D.1.4 =
3 - Program C - Rp C - Sesuai 1 Jumlah kesesuaian pagu
4 Program D Program D Rp D - Tidak sesuai 0 Jumlah Program
(tidak 3
dianggarkan) = = 0.333
9
5 - - - Rp E Tidak sesuai 0
(Anggaran Baru
muncul)
Keterangan:
1. Pagu yang dinilai adalah pagu program pada urusan pemerintahan daerah.
2. Untuk pagu sesuai diberi nilai 1, dan tidak sesuai diberi nilai 0.
Penentuan Skor Kesesuaian antara pagu KUA-PPAS dan APBD (D.1.5)
Program Pagu
No KUA- Penentuan Skor
KUA-PPAS APBD PPAS APBD
1 Program A Program A Rp A Rp A Sesuai 1 Jumlah sesuai = 3
3 - - - - Sesuai 1
4 Program D - RpD - Tidak sesuai 0 Skor D.1.5 =
(tidak dianggarkan) Jumlah sesuai
5 - Program E - Rp E Tidak sesuai 0 Jumlah Program
(Anggaran Baru muncul)
6 Program F Program F Rp F Rp F Sesuai 1 3
= = 0.333
9
7 Program G Program G Rp G Rp G + Tidak sesuai 0
('Melebihi Pagu)
8 - Program H - Rp H Tidak sesuai 0
(Anggaran Baru muncul)
9 Program I - Rp I - Tidak sesuai 0
(tidak dianggarkan)
Total 3
Keterangan:
1. Pagu yang dinilai adalah pagu program pada urusan pemerintahan daerah.
2. Untuk pagu sesuai diberi nilai 1, dan tidak sesuai diberi nilai 0.
Indeks Dimensi Kesesuaian Dok. Perencanaan dan Penganggaran
APBD (D.1.2) 5
Keterangan:
1. Indeks Dimensi kesuaian dokumen perencanaan dan penganggaran (D.1) adalah skor rata-rata dikali bobot.
2. Bobot yang diberikan untuk dimensi kesesuaian dokumen perencanaan dan penganggaran adalah 15.
Dimensi Pengalokasian Anggaran Belanja
Dalam APBD (D.2)
Indikator yang terdapat pada Dimensi ini merupakan Mandatory
Spending beberapa peraturan perundang-undangan yang
terdiri dari :
Alokasi
Alokasi Belanja Fungsi
Belanja Fungsi Kesehatan
Pendidikan 10% dari
20% dari APBD APBD diluar
Gaji
Parameter
Memenuhi 1
Alokasi jumlah belanja untuk fungsi pendidikan sebesar minimal 20% dari APBD
1
(D.2.1)
Tidak memenuhi 0
Memenuhi 1
Alokasi jumlah belanja untuk urusan Kesehatan sebesar 20% dari APBD di luar
2
gaji (D.2.2)
Tidak memenuhi 0
Memenuhi 1
Alokasi jumlah belanja untuk infrastruktur yang langsung dalam alokasi dana
3
transfer sebesar minimal 25% dari dana transfer umum (D.2.3)
Tidak memenuhi 0
Memenuhi 1
4 Alokasi jumlah belanja untuk memenuhi standar pelayanan minimal (D.2.4)
Tidak memenuhi 0
Informasi Neraca
Indikator
Ketepatan Waktu Jumlah
Tanggal Keteraksesan
No Dokumen Tanggal Unggah RW* BAU* S/TS* Nilai
Penetapan
1 2 3 4 5 6 7
24 Informasi Neraca
31 Des 2015 7 Juni 2016 159 30 TS 0 1 0,50
0,103
RATA-RATA 0,690 0,397
Keterangan:
Dimensi transparansi dihitung dengan cara membagi total skor yang diperoleh dengan
skor yang diharapkan dapat diperoleh setiap dokumen.
Bobot yang diberikan untuk dimensi transparansi pengelolaan keuangan daerah
adalah 15.
Dimensi Penyerapan Anggaran (D.4)
➢ Untuk daerah yang masih menggunakan struktur anggaran belanja sesuai peraturan
perundang-undangan sebelum berlakunya peraturan pemerintah tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (PP No.12 Tahun 2019), maka dimensi penyerapan anggaran menggunakan
indikator yang meliputi penyerapan:
a) Anggaran belanja pegawai;
b) Anggaran belanja bunga;
c) Anggaran belanja subsidi’
d) Anggaran belanja hibah;
e) Anggaran belanja bantuan sosial;
f) Anggaran belanja bagi hasil dan bantuan keuangan;
g) Anggaran belanja tidak terduga;
h) Anggaran barang dan jasa; dan
i) Anggaran belanja modal
Indikator dan Parameter Dimensi Penyerapan Anggaran
(D.4)
No Indikator Prasyarat
(Parameter)
1 Alokasi jumlah belanja untuk fungsi pendidikan Memenuhi
sebesar minimal 20% dari APBD (D.2.1):
Tidak Memenuhi
Tidak Memenuhi
Penyerapan anggaran 1
belanja bantuan sosial
Penyerapan anggaran 1
belanja bagi hasil dan
bantuan keuangan
Penyerapan anggaran 1
belanja tidak terduga
Penyerapan anggaran 1
belanja barang dan jasa
Penyerapan anggaran 1
belanja modal
Keterangan:
1. Indeks Dimensi Penyerapan Anggaran dalam APBD = Skor rata-rata dikalikan bobot.
2. Bobot yang diberikan untuk dimensi penyerapan anggaran adalah 20.
Dimensi Kondisi Keuangan Daerah
(D.5)
Kondisi Keuangan Daerah adalah Kemampuan Keuangan suatu Pemerintah Daerah untuk memenuhi
kewajibannya, mengantisipasi kejadian tak terduga, dan untuk mengeksekusi hak keuangan secara efisien
dan efektif. (6 Indikator).
Sumber Informasi: LKPD dan Dokumen lainnya dari Kemendagri (misal: Dokumen Kependudukan yang
diterbitkan oleh Kemendagri)
1 Kemandirian Keuangan Suatu Kondisi Pemda tidak rentan terhadap sumber Total PAD
pendanaan di luar kendali atau pengaruhnya, baikdari
sumber-sumber dalam dan luar negeri Total Pendapatan
2 Fleksibilitas Keuangan Suatu kondisi Pemda dapat meningkatkan sumber daya (Total Pendapatan- DAK)
keuangan untuk menghadapi peningkatan komitmen, baik
melalui peningkatan pendapatan atau peningkatan (Total Kewajiban + Belanja
kapasitas utang (debt capacity) Pegawai)
4 Solvabilitas Jangka Pendek Kemampuan Pemda untuk memenuhi kewajiban (Kas dan setara kas + Investasi
keuangannya yang jatuh tempo dalam waktu kurang atau Jk. Pendek)
sama dengan 12 bulan
Kewajiban Lancar
5 Solvabilitas Jangka Panjang Kemampuan Pemda dalam memenuhi kewajiban jangka Total Aset Tetap
panjang
Kewajiban Jangka Panjang
6 Solvabilitas Layanan Kemampuan Pemda untuk menyediakan dan Total Aset Tetap
mempertahankan kualitas pelayanan publik yang
dibutuhkan dan diinginkan masyarakat Jumlah Penduduk
Formulasi Indikator Kondisi Keuangan Daerah
No Akun Nilai
1 Kas dan setara kas 194,378,352,721.59
2 Investasi Jk. Pendek 0
3 Kewajiban Lancar 12,934,928,325.24
4 Total Asset Tetap 4,478,669,646,379.90
5 Kewajiban Jk Panjang 0
6 Total Kewajiban 12,934,928,325.24
7 Total Pendapatan 3,899,192,985,313.51
8 Pendapatan DAK 643,207,672,956,00
9 Belanja Pegawai 707,929,899,606.50
10 Total PAD 1,673,749,196,521.51
11 Total Pendapatan LO 3,992,353,232,782.41
12 Total Beban LO 3,253,208,651,405.02
13 DAK LO 643,207,672,956.00
14 Jumlah Penduduk 3,627,962
Keterangan:
1. Sumber data dan informasi mengenai kondisi keuangan daerah diperoleh dari LKPD (LRA,
neraca, dan LO);
2. Jumlah penduduk diperoleh dari dokumen atau laporan yang diterbitkan oleh Kemendagri.
Dimensi Kondisi Keuangan Daerah (D.5)
Keterangan:
∑𝐷𝐼 FCI= indeks kondisi keuangan;
4. Menghitung Indeks Kondisi Keuangan Daerah FCI = 𝑛
∑DI = total indeks dimensi; dan
n = jumah dimensi.
(nilai aktual pada penghitungan rasio –nilai minimal pada rasio tersebut)
5. Menghitung Indeks Rasio in = (nilai maksimal−nilai minimal)
Keterangan:
in= Indikator n (i1= kemandirian keuangan, i2= fleksibilitas keuangan, i3=
solvabilitas operasional, i4= solvabilitas jk. pendek, i5= solvabilitas jangka panjang, dan i6= solvabilitas layanan).
Contoh Hasil Pengukuran Masing-Masing Indikator Pada Kondisi Keuangan
Dalam 1 Provinsi
Solvabilitas
Kemandirian Fleksibilitas Solvabilitas Solvabilitas Jangka Solvabilitas
No Provinsi Jangka
Keuangan Keuangan Operasional Panjang Layanan
Pendek
1 Provinsi A 0,167 7,932 1,168 0,808 612,926 2842520,479
Solvabilitas
No Provinsi Kemandirian Fleksibilitas Solvabilitas Jangka Solvabilitas Solvabilitas
Keuangan Keuangan Operasional Pendek Jangka Panjang Layanan
1 Provinsi A 0,000 1,000 0,118 0,052 0,000 0,074
2 Provinsi B 0,593 0,189 1,000 0,078 0,318 0,007
2. Penghitungan indeks rasio i lainnya dan indeks rasio untuk 14 Provinsi lainnya, mengikuti contoh
penghitungan indeks rasio Provinsi N.
Selanjutnya untuk menghitung IKK Provinsi N diperoleh dari rata-rata indeks Provinsi N. Sebagaimana contoh
simulasi berikut ini:
0,506+0,405+0,075+1+0,161+0,026 2,173
IKK Provinsi N = = = 0,362
6 6
Bobot yang diberikan untuk dimensi kondisi keuangan daerah adalah 15, maka hasil penghitungan IKK Provinsi
N dikali dengan bobot adalah:
Pemberian opini atas LKPD yang dilakukan oleh BPK RI sesuai dengan amanat
peraturan perundang-undangan
2. Opini WTP secara 2 tahun dalam masa 3 tahun terakhir berturut-turut akan
diberikan skor 2/3 (0,667).
3. Opini WTP secara 1 tahun dalam masa 3 tahun terakhir berturut-turut akan
diberikan skor 1/3 (0,334).
APBD (D.2)
1 Provinsi A 79.424
2 Provinsi B 79.325
3 Provinsi C 78.445
4 Provinsi D 78.213
5 Provinsi E 77.642
6 Provinsi F 76.732
7 Provinsi G 76.450
8 Provinsi H 75.641
9 Provinsi I 75.431
10 Provinsi J 74.235
11 Provinsi K 74.123
12 Provinsi L 73.943
13 Provinsi M 73.560
14 Provinsi N 73.045
15 Provinsi O 72.150
16 Provinsi P 72.015
17 Provinsi Q 65.323
18 Provinsi R 60.786
19 Provinsi S 59.893
20 Provinsi T 57.786
MEAN 72.708
STDEV 6.544
Keterangan Pemeringkatan Berdasarkan Hasil Pengukuran IPKD
1. Pengkategorian hasil IPKD dilakukan berdasarkan karakteristis distribusi normal. IPKD dikategorikan BAIK
bila nilai IPKD daerah tersebut lebih besar dari nilai MEAN+(1 x standar deviasi).
2. Nilai IPKD dikategorikan PERLU PERBAIKAN jika nilai IPKD berada diantara nilai MEAN-(1 x standar
3. Nilai IPKD dikategorikan SANGAT PERLU PERBAIKAN bila nilai IPKD kurang dari MEAN-(1 x standar
deviasi).
1 Provinsi A 79.424
Baik
2 Provinsi B 79.325
3 Provinsi C 78.445
4 Provinsi D 78.213
5 Provinsi E 77.642
6 Provinsi F 76.732
7 Provinsi G 76.450
8 Provinsi H 75.641
9 Provinsi I 75.431
10 Provinsi J 74.235
11 Provinsi K 74.123 Perlu Perbaikan
12 Provinsi L 73.943
13 Provinsi M 73.560
14 Provinsi N 73.045
15 Provinsi O 72.150
16 Provinsi P 72.015
17 Provinsi Q 65.323
18 Provinsi R 60.786
19 Provinsi S 59.893 Sangat Perlu Perbaikan
20 Provinsi T 57.786
INDEKS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Jalan Kramat Raya No. 132
Jakarta - Indonesia
No Provinsi IPKD
9 BALI 0.391