Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH ASKEP PATAH TULANG RAHANG


(FRAKTUR OS MANDIBULLARIS)

Disusun Oleh
Kelompok IV

RESKIANY 2021072046
NILA WAHYUNI 2021072041
PUTRI DWI JAYANTI 2021072045
RIDAWATI 2021072047

PROGRAM STUDI D IV TERAPI GIGI


ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP TAHUN 2022
FRAKTUR OS.MANDIBULARIS
(PATAH TULANG RAHANG)

DEFINISI
Rusaknya kontinuitas tulang mandibular yang dapat disebabkan oleh trauma baik secara
langsung atau tidak langsung.

PATOFISIOLOGI
Penyebab fraktur adalah trauma
Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa yang
disebabkan oleh suatu proses., yaitu :
- Osteoporosis Imperfekta
- Osteoporosis
- Penyakit metabolik

TRAUMA
Trauma, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi dagu langsung
terbentur dengan benda keras (jalanan).

TANDA DAN GEJALA


- Nyeri hebat di tempat fraktur
- Tak mampu menggerakkan dagu bawah
- Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi,
sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- X.Ray
- Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
- Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
- CCT kalau banyak kerusakan otot.

PENATALAKSANAAN MEDIK
- Konservatif : Immobilisasi, mengistirahatkan daerah fraktur.
- Operatif : dengan pemasangan Traksi, Pen, Screw, Plate, Wire ( tindakan Asbarg)

RENCANA KEPERAWATAN
Prioritas Masalah
- Mengatasi perdarahan
- Mengatasi nyeri
- Mencegah komplikasi
- Memberi informasi tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan
NO DX. KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL

1. Potensial terjadinya syok INDENPENDEN:


sehubungan dengan  Observasi tanda-tanda  Untuk mengetahui tanda-
perdarah-an yang banyak vital. tanda syok sedini mungkin
 Mengkaji sumber,  Untuk menentukan tindakan
lokasi, dan banyaknya
per darahan
 Memberikan posisi  Untuk mengurangi per
supinasi darahan dan mencegah
kekurangan darah ke otak.
 Memberikan banyak  Untuk mencegah kekurangan
cairan (minum) cairan
(mengganti cairan yang hilang)
KOLABORASI:
 Pemberian cairan per  Pemberian cairan per infus.
infus
 Pemberian obat  Membantu proses pembekuan
koagulan sia (vit.K, darah dan untuk meng
Adona) dan hentikan perdarahan.
penghentian
perdarahan dengan
fiksasi.  Untuk mengetahui kadar Hb,
 Pemeriksaan Ht apakah perlu transfusi atau
laboratorium (Hb, Ht) tidak.

2. Gangguan rasa nyaman: INDEPENDEN:


Nyeri sehubungan dengan  Mengkaji karakteristik
perubahan fragmen tulang, nyeri : lokasi, durasi,  Untuk mengetahui tingkat
luka pada jaringan lunak, intensitas nyeri rasa nyeri sehingga dapat
pemasangan back slab, dengan meng-gunakan menentukan jenis tindak
stress, dan cemas skala nyeri (0-10) annya.
 Mempertahankan  Mencegah pergeseran tulang
immobilisasi (back dan penekanan pada jaringan
slab) yang luka.
 Berikan sokongan  Peningkatan vena return,
(support) pada menurunkan edem, dan me
ektremitas yang luka. ngurangi nyeri.
 Menjelaskan seluruh  Untuk mempersiapkan mental
prosedur di atas serta agar pasien be-
partisipasi pada setiap
tindakan yang akan
KOLABORASI: dilakukan.
 Pemberian obat-  Mengurangi rasa nyeri
obatan analgesik

3. Potensial infeksi INDEPENDEN:


sehubungan dengan luka  Kaji keadaan luka  Untuk mengetahui tanda-
terbuka. (kontinuitas dari kulit) tanda infeksi.
terhadap adanya:
edema, rubor, kalor,
dolor, fungsi laesa.
 Anjurkan pasien untuk  Meminimalkan terjadinya
tidak memegang kontaminasi.
bagian yang luka.
 Merawat luka dengan  Mencegah kontaminasi dan
meng-gunakan tehnik kemungkinan infeksi silang.
aseptik  Merupakan indikasi adanya
 Mewaspadai adanya osteomilitis.
keluhan nyeri
mendadak,
keterbatasan gerak,
edema lokal, eritema
pada daerah luka.  Lekosit yang meningkat
KOLABORASI: artinya sudah terjadi proses
 Pemeriksaan darah : infeksi
leokosit
 Untuk mencegah kelanjutan
Pemberian obat- terjadinya infeksi dan
obatan : pencegahan tetanus.
 antibiotika dan TT  Mempercepat proses
(Toksoid Tetanus) penyembuhan luka dan dan
 Persiapan untuk penyegahan peningkatan
operasi sesuai indikasi infeksi.

4. Gangguan aktivitas s/d INDEPENDEN:


keru-sakan neuromuskuler  Kaji tingkat  Pasien akan membatasi gerak
skeletal, nyeri, immobilisasi yang karena salah persepsi
immobilisasi. disebabkan oleh (persepsi tidak proporsional)
edema dan persepsi
pasien tentang
immobilisasi tersebut.  Memberikan kesempatan
 Mendorong partisipasi untuk mengeluarkan energi,
dalam aktivitas memusatkan perhatian,
rekreasi (menonton meningkatkan perasaan me-
TV, membaca koran ngontrol diri pasien dan
dll ). membantu dalam mengurangi
isolasi sosial.
 Meningkatkan aliran darah ke
 Menganjurkan pasien otot dan tulang untuk
untuk melakukan meningkatkan tonus otot,
latihan pasif dan aktif mempertahankan mobilitas
pada yang cedera sendi, mencegah kontraktur /
maupun yang tidak. atropi dan reapsorbsi Ca yang
tidak digunakan.
 Membantu pasien  Meningkatkan kekuatan dan
dalam perawatan diri sirkulasi otot, meningkatkan
pasien dalam mengontrol
situasi, meningkatkan
 Auskultasi bising kemauan pasien untuk
usus, monitor sembuh.
kebiasaan eliminasi  Bedrest, penggunaan
dan menganjurkan analgetika dan perubahan diit
agar b.a.b. teratur. dapat menyebabkan penu-
 Memberikan diit runan peristaltik usus dan
tinggi protein , konstipasi.
vitamin , dan mineral.  Mempercepat proses
penyembuhan, mencegah
KOLABORASI : penurunan BB, karena pada
 Konsul dengan bagian immobilisasi biasanya terjadi
fisioterapi penurunan BB
 Untuk menentukan program
latihan.
5. Kurangnya pengetahuan INDEPENDEN:
ttg kondisi, prognosa, dan  Menjelaskan tentang  Pasien mengetahui kondisi
pengo- batan sehubungan kelainan yg muncul saat ini dan hari depan
dengan kesalahan dalam prognosa, dan harapan sehingga pasien dapat
pe- nafsiran, tidak familier yang akan datang. menentu kan pilihan..
dengan sumber in-  Memberikan  Sebagian besar fraktur
formasi. dukungan cara-cara memerlukan penopang dan
mobilisasi dan fiksasi selama proses pe-
ambulasi sebagaimana nyembuhan shg
yang dianjurkan oleh keterlambatan penyembuhan
bagian fisioterapi. disebabkan oleh penggunaan
alat bantu yang kurang tepat.
 Memilah-milah  Mengorganisasikan kegiatan
aktifitas yg bisa yang diperlu kan dan siapa
mandiri dan yang yang perlu menolongnya
harus dibantu. (apakah fisioterapist, perawat
atau ke- luarga).
 Membantu mengfasilitasi
 Mengidentifikasi perawatan mandiri memberi
pelayanan umum yang support untuk mandiri.
tersedia seperti team
rehabilitasi, perawat
keluarga (home care)  Penyembuhan fraktur tulang
 Mendiskusikan kemungkinan lama (kurang
tentang perawatan lebih 1 tahun) sehingga perlu
lanjutan. disiapkan untuk perencanaan
perawatan lanjutan dan pasien
kooperatif.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ).
Philadelpia, F.A. Davis Company.

Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process
Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.

Anda mungkin juga menyukai