OLEH
2019201035
TA 2021/2022
1.PLASENTA PREVIA
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada Tempat abnormal yaitu
pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian Atau seluruh pembukaan jalan lahir
(Mochtar, 1998).
diatas maka dapat disimpulkan bahwa sectio caesaria Adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi
perabdominal dengan melalui Insisi pada dinding abdomen dan dinding uterus interior, karena bayi
tidak Bisa dilahirkan melalui jalan lahir. Salah satu penyebabnya adalah placenta Previa. Placenta
previa adalah suatu keadaan dimana placenta berada pada Segmen bawah rahim.
a. previa totalis adalah plasenta previa yang menutupi jalan lahir Pada pembukaan 4 cm.
c.Placenta previa marginalis previa yang berada disekitar pinggir osteum uteri internum
Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan dari vagina yang terjadi pada akhir trimester kedua
atau di awal trimester ketiga kehamilan. Perdarahan bisa banyak atau sedikit, dan akan berulang
dalam beberapa hari. Tak jarang pula kondisi ini dianggap menstruasi saat hamil. Perdarahan
tersebut juga dapat muncul setelah berhubungan intim dan disertai dengan kontraksi atau kram
perut.
Penanganan aktif Penanganan aktif bila perdarahan banyak tanpa Memandang usia
kehamilan, umur kehamilan 37 Minggu atau lebih, anak mati. Penanganan aktifberupaPersalinan
pervaginam
a. previa margnalis,
b. previa letak rendah
C. previa lateralis atau marginalis dimana Janin mati dan serviks sudah matang, kepala sudah
Masuk pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan Atau hanya sedikit maka lakukan
amniotomi yang Diikuti dengan drips oksitosin pada partus Pervaginam, bila gagal drips
(sesuai dengan protap Terminasi kehamilan). Bila terjadi perdarahan Banyak lakukan seksio
caesarea.
2.SOLUSIO PLASENTA
Solusio plasenta adalah pelepasan plasenta dari tempat implantasi normalnya di rahim sebelum
kelahiran dan merupakan salah satu penyebab perdarahan ibu hamil pada trimester ketiga yang
terkait dengan kematian ibu dan janin.
Gejala Solusio Plasenta
Karena tidak menimbulkan gejala gejala, solusio plasenta kelas 0 ini baru ditemukan pada saat
kelahiran dengan ciri berupa gumpalan darah atau adanya area yang penyok pada plasenta.
Tidak ada perdarahan atau perdarahan vagina ringan.Nyeri rahim ringan.Tekanan darah dan denyut
nadi ibu normal.Tidak ada gangguan koagulasi darah.Tidak ada gawat janin.
Tidak ada perdarahan atau perdarahan vagina ringan.Nyeri rahim sedang-berat dengan kontraksi
tetanik.Peningkatan denyut nadi ibu dengan perubahan tekanan darah dan denyut nadi orthostatic
(dipengaruhi posisi berdiri/ duduk).Gawat janin.Hipofibrinogenemia
Kelas 3: gejala berat (24 persen kasus) Tidak ada perdarahan sampai perdarahan vagina berat.Kejang
rahim (tetanik) yang berat dan sangat nyeri.Syok
maternal.Hipofibrinogenemia.Koagulopati.Kematian janin. Perlengketan
dari solusio plasenta adalah sebagai berikut : 1) Solusio plasenta parsialis : bila hanya sebagian saja
plasenta terlepas dari tempat perlengkatannya. 2) Solusio plasenta totalis (komplek) : bila seluruh
plasenta sudah terlepas dari tempat perlengketannya.
Setelah mengetahui penyebab solusio plasenta, selanjutnya ibu hamil perlu mulai melakukan
sejumlah langkah pengobatan.
Sebenarnya, tidak ada prosedur yang memungkinkan untuk memasang kembali plasenta yang telah
terpisah dari dinding rahim. Namun, pengobatan untuk solusio plasenta dapat dilakukan dengan
bergantung pada tingkat keparahan dan usia kehamilan Anda.Berikut pengobatan solusio plasenta
berdasarkan kedua hal tersebut:
Solusio plasenta ringan pada minggu ke-24 hingga 34 kehamilan. Jika kondisi solusio plasenta ringan,
dekat jantung janin normal, namun janin terlalu dini untuk dilahirkan maka Anda akan menjalani
rawat inap.Dokter akan memantau kondisi ibu dan bayi secara ketat. Pada beberapa kasus, obat-
obatan untuk memperkuat paru-paru janin diberikan sebagai persiapan kelahiran prematur. Namun,
bila pendarahan telah berhenti dan kondisi Anda dengan janin sudah stabil, maka Anda
diperbolehkan untuk pulang.Solusio plasenta ringan pada minggu ke-34 kehamilan atau lebih. Jika
kondisi solusio plasenta ringan, maka akan dilakukan persalinan normal yang dipantau secara ketat.
Metode ini dapat mencegah masalah semakin berkembang.Solusio plasenta sedang sampai berat.
Bila kondisi solusio plasenta parah atau membahayakan, yang ditandai dengan pendarahan berat
dan komplikasi, maka Anda harus segera melahirkan. Proses melahirkan biasanya dilakukan dengan
operasi caesar, dan Anda juga membutuhkan transfusi darah.
Solusio plasenta yang tidak segera ditangani, atau tidak mendapat penanganan yang tepat, dapat
membahayakan keselamatan Anda maupun janin. Oleh sebab itu, periksakan kandungan Anda
secara rutin ke dokter untuk mengetahui sedini mungkin masalah yang mungkin terjadi.Meski tidak
ada cara yang pasti untuk mencegah solusio plasenta, namun menjaga kesehatan dengan melakukan
gaya hidup sehat bisa menurunkan risiko Anda mengalami masalah ini.Hindari merokok dan minum
alkohol, menjaga tekanan darah, mengonsumsi makanan sehat, dan berolahraga ringan dapat
membantu Anda terhindar dari solusio plasenta.
3.RUPTURE UTERI
Ruptur uteri merupakan salah satu bentuk perdarahan yang terjadi pada kehamilan lanjut dan
persalinan yaitu robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau persalinan pada saat umur
kehamilan lebih dari 28 minggu.
Ruptur uteri yang hanya dinding uterus yang robek sedangkan lapisan serosa (peritoneum) tetap
utuh.
Rupture uteri yang selain dinding uterusnya robek, lapisan serosa (peritoneum) juga robek sehingga
dapat berada di rongga perut.
Klasifikasi ruptur uteri menurut kapan terjadinya Ruptur uteri pada waktu kehamilan (ruptur uteri
gravidarum)
1.Ruptur uteri yang terjadi karena dinding uterus lemah yang dapat disebabkan oleh:
2.Ruptur uteri pada dinding uterus baik, tapi bagian terbawah janin tidak maju/ turun yang dapat
disebabkan oleh:
Versi ekstraksi
Ekstraksi forcep
Ekstraksi bahu
Manual plasenta
GEJALA RUPTURE UTERI
Penanganan ruptur uteri dimulai dari stabilisasi kondisi umum pasien. Bila pasien ditemukan dalam
kondisi syok, maka perlu dilakukan resusitasi terlebih dahulu. Setelah kondisi pasien stabil, maka
pasien segera dibawa ke ruang operasi. Prosedur operasi yang dapat dilakukan yaitu repair ruptur,
serta histerektomi subtotal dan total [3,7,8]