ARSITEKTUR BYZANTIUM
Pada tahun 667 SM dan dinamai menurut nama Raja mereka Byzas atau Byzantas (Bahasa
Yunani: Βύζας atau Βύζαντας). Nama "Byzantium" merupakan Latinisasi dari nama asli kota
tersebut Byzantion.
Byzantium Berpusat di ibukota konstantinopel, termasuk bagian dan timur Eropa Selatan, Timur
Tengah , dan Afrika utara. Dan diperintah langsung oleh kaisar romawi kuno
Bizantium adalah pewaris langsung kekaisaran terakhir Romawi dan merupakan bangsa Kristen yang pertama. Orang
Bizantium mensistemasikan hukum Romawi dan senatnya juga mencontoh pola senat Romawi, namun masih didukung oleh
kaum Biara dan mencari nasehat dibidang politik pada kaum Mistikus.
Tiga aspek kehidupan orang Bizantium yang menonjol adalah keagamaan, intrik kerajaan dan sirkus-sirkus popular yang
spektakuler (sulap).
Kehidupan kota dipusatkan disekeliling 3 bangunan penting yaitu kelompok gedung Hypodrom, Istana suci kekaisaran dan
Gereja Hagia Sophia, dimana ke 3 bangunan ini mewakili 3 unsur dunia Bizantium yaitu rakyat, kekuasaan kaisar dan
agama. Ketiga gedung ini terletak serasi berdekatan serta dihubungkan oleh Mese atau jalan tengah, yaitu suatu jalan yangs
selalu dipakai untuk upacara kenegaraan dan keagamaan (jalan protocol menuju ke bangunan penting).
Arsitektur Bizantium adalah arsitektur dari Kekaisaran Bizantium. Arsitektur byzantium memiliki
pengaruh yang besar dari kekristenan. Dan byzantium merupakan lanjutan dari arsitektur romawi.
Tiga aspek kehidupan orang Bizantium yang menonjol adalah keagamaan, intrik kerajaan dan sirkus-
sirkus popular yang spektakuler (sulap).
Arsitektur Byzantium adalah salah satu jenis arsitektur yang menarik, karena merupakan simbiosis dari
beragam kebudayaan, merupakan perpaduan seni Eropa (barat) dan Timur (Asia), dan kebudayaan
Mediterania, serta pengaruh-pengaruh lain, baik karena letak maupun kondisi sosial politik pada masa itu.
Arsitektur Bizantium dibagi dalam 3 periode yaitu:
1.Periode Bizantium awal
dari permulaan abad ke 6 sampai pertengahan abad ke 9 adalah abad eksperimen desain bangunan.
Bentuk Basilika yang memanjang masih dipakai, akan tetapi tidak cocok dengan kebiasaan setempat
yang mempersembahkan misa di tengah-tengah ruang utama gereja dan buka pada salah satu sudut
ruangnya, sehingga denah basilica yang memanjang tidak dapat untuk upacara tersebut
2. periode pertengahan
antara akhir abad ke 9 sampai pertengahan abad ke 13 tidak lagi mempergunakan 1 type dasar bangunan
gereja, di masa ini digunakan 4 gaya terpusat yang berbeda masing-masing terdiri dari inti kubah yang
dibentuk menjadi beraneka ragam kombinasi antara lain segi-8 dan bujur sangkar, sedangkan bagian sudut
berkubah dihubungkan dengan ruang inti dengan mengurangi ukuran pilaster, sehingga berkesan luas
3.Periode akhir
hampir sama dengan periode pertengahan, sedangkan pengembangannya ditekankan pada unsur vertical baik bagian
luar maupun dalamnya. Gereja periode pertengahan biasanya mempunyai satu kubah bola, pada periode akhir mempunyai
5 kubah bola, yaitu kubah besar ditengah dan kubah yang lebih kecil pada masing-masing sudutnya.
KARAKTERISTIK ARSITEKTUR BIZANTIUM
bahan pendetive
tersebut dipakai
bahan bata atau batu
apung yang disebut
Purnise.
Dipisahkan oleh
Iconostatis atau
penyekat, sebagai
screen of picture "tirai"
CIRI-CIRI ARSITEKTUR BYZANTIUM
4. Atap
Busur ½ lingkaran dipakai untuk
3. Bukaan pintu dan jendela menunjang galery dan bukaan
pada pintu dan jendela metode pembuatan atap dari
bahan batu ataupun beton
• Kubah dibentuk dengan type
Jendela-jendela kecil ½ - simple (biasa ½ lingkaran)
lingkaran mengelilingi • melon shaped (kubah
dasar kubah belewah)
(pendetive) • compound (majemuk)
5. Kolom
6. Sky Line
kolom-kolomnya konstruktif,
dengan kepala tiang (capital)
bergaya Korintia dan Komposit.
Sebelum masuknya Islam ke Konstantinopel, bangunan Hagia Sophia bernama Saint Sophia dan berfungsi sebagai gereja, karena yang
berkuasa di tanah tersebut adalah Kerajaan Romawi Timur yang beragama Kristen. St. Sophia dirancang dua arsitek dari Tralles dan Melitus
yaitu Anthemius dan Isodorus pada masa Kekaisaran Konstantinopel Agung (± 280-337). Bangunan yang pada awalnya berlanggam Basilika
ini kemudian ditahbiskan pada tahun 260 sebagai gereja.
Ketika kekaisaran Bizantium runtuh dan digantikan oleh kesultanan ottoman (Utsmani). Di bawah Sultan Muhammad al-Fatih (1451-1481),
Hagia Sophia pun alih fungsi menjadi masjid. Arsitek Utsmaniyah kemudian menghapus atau menutupi simbol-simbol Ortodoks di
dalam bangunan itu,
Hagia Sophia yang mengalami perubahan dari gereja ke masjid selama hampir lima abad, sekarang akhirnya berfungsi sebagai museum.
Pencetus fungsi museum ini oleh penguasa Turki yang Muslim nasionalis, Mustafa Kemal Atatürk. Pada 1923, museum Hagia Sophia diawasi
oleh pemerintah sebagai cagar budaya peninggalan masa lalu.
Diameter kubah 31,7
meter dan tingginya 55,6
disudut- sudutnya terdapat kolom meter dari lantai dasar
struktural yg sangat masif dan
besar. Kolom ini menyangga
pelengkung setengah lingkaran
yang menyangga kubah utama
Kubah pusat ini didukung oelh dua
semi kubah dan dua bukaan
melengkung untuk membuat nave
besar
2.FORUM CONSTANTINOUS
Merupakan forum besar diantara 6 forum umum kota, didominasi oleh porfir. Disini
para kaisar merayakan kemenangannya, para saudagar bertemu membicarakan usaha
mereka dan lain-lain kegiatan penduduk.
CONTOH - CONTOH BANGUNAN PENINGGALAN ARSITEKTUR BYZANTIUM
3. HYPODRO
Letaknya berdekatan dengan gereja Hagia Sophia, bangunan ini berfungsi sebagai tempat untuk
pertunjukan pacuan kereta pada mulanya, selanjutnya berkembang untuk tontonan serbaguna,
pertarungan tombak, akrobat dan lain-lain.
Bangunan ini sangat mirip dengan Circus Maximus yang ada di Roma, dimana panjang arenanya
mencapai 396 meter.
CONTOH BANGUNAN DI INDONESIA BERGAYA ARSITEKTUR BYZANTIUM