Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

ARSITEKTUR
BYZANTIUM

KELOMPOK 4
TEAM

NURUL JURNALISA ABELIA FLOWERENSIA RIKLAN HARUNDJA


551423041 551423039 551423037

ABDUL RAHMAT ISA CAHAYA IFDHAL BIADI FAATHIR R. HASSE


551423033 551423035 551423045
ABOUT
HISTORY BYZANTIUM
Bizantium adalah sebutan untuk pecahan bagian timur dari
Kekaisaran Romawi, karena itulah Bizantium disebut juga
Romawi Timur. Karena merupakan penerus Romawi kuno,
Bizantium disebut juga Romawi meskipun mayoritas
penduduk dan penguasa, bahasa, kebudayaan, serta
agamanya lebih bersifat Yunani.

Pada 285 M, kaisar Diokletianus membagi administrasi


Kekaisaran Romawi menjadi bagian barat dan timur. Antara
324 dan 330 M, Konstantinus I memindahkan ibukota utama
Romawi dari Roma ke Bizantium, kemudian dikenal sebagai
Konstantinopel ("Kota Konstantinus") atau Nova Roma ("Roma
Baru". Di bawah Theodosius I, militer dan administrasi
Kekaisaran diatur ulang dan bahasa Yunani menggantikan
bahasa Latin sebagai bahasa resmi pemerintahan.
Wilayah Kekaisaran berubah-ubah selama
keberadaannya karena mengalami beberapa
siklus kemunduran dan pemulihan. Selama
pemerintahan Yustinianus I, Kekaisaran
mencapai wilayah terluasnya setelah
menaklukan kembali sebagian besar wilayah
di Mediterania Barat yang dahulu pernah
dikuasai oleh Romawi, termasuk Afrika utara,
Italia, dan kota Roma itu sendiri, yang mereka
pertahankan selama lebih dari dua abad.
Selama pemerintahan Maurikios, perbatasan
timur Kekaisaran meluas dan wilayah
utaranya distabilkan, akan tetapi
pembunuhannya menyebabkan perang dua
dasawarsa melawan Persia Sasan yang
menguras sumber daya Kekaisaran dan ikut
menyebabkan kehilangan wilayah besar-
besaran selama penaklukan oleh Muslim
pada abad ke-7 M. Dalam waktu beberapa
tahun setelahnya, Kekaisaran kehilangan dua
provinsinya yang paling kaya, Mesir dan Syria,
kepada Arab.
Berakhirnya masa Byzantium

Abad-abad terakhir Kekaisaran secara umum


menunjukkan kecenderungan kemunduran. Bizantium
kesulitan pulih selama abad ke-12 M dan mengalami
pukulan berat dalam Perang Salib Keempat ketika
Konstantinopel dijarah dan Kekaisaran dibagi-bagi dan
dipecah menjadi negara-negara Yunani dan Latin yang
saling bersaing. Meskipun Konstantinopel akhirnya
kembali+123-456-7890
pulih dan Kekaisaran didirikan kembali pada
1261 M, Bizantium hanya menjadi satu dari beberapa
negara kecil yang saling bersaling di kawasan tersebut
selama dua abad terakhir keberlangsungannya.
Sisanya di ambil oleh Utsmaniyah selama abad ke-15,
dan kejatuhan Konstantinopel oleh Kesultanan
Utsmaniyah pada 1453 pada akhirnya meruntuhkan
Kekaisaran Bizantium.
KARAKTER BANGUNAN

ORNAMEN KONTRUKSI
01 02

03 04

WARNA MATERIAL
KONTRUKSI
DENAH
• segi empat polygonal, yang ditutup
dengan atap kubah dan kubah kecil
mengelilingi kubah utama, sehingga
bentuknya memusat serta simetris.
• sayap pendek yang sama pasa
setiap sisinya, mengambi bentuk
cross

DINDING

Memakai bahan bata, dan dibagian


dalam (interiornya) dilapisi dengan
mosaic yang terbuat dari pualam
warna-warni yang menggambarkan
ajarannya.
ATAP
metode pembuatan atap dari bahan
batu ataupun beton
• Kubah dibentuk dengan type - simple
(biasa ½ lingkaran)
• melon shaped (kubah belewah)
• compound (majemuk

KOLOM
kolom-kolomnya konstruktif, dengan
kepala tiang (capital) bergaya Korintia
dan Komposit
SKYLINE
Secara keseluruhan pandang, gereja izantium merupakan kelompok
banyak kubah yang mengelilingi kubah utama secara simetris,
sehingga berkesan vertikal.
MATERIAL
Secara Umum arsitektur byzantium menggunakan bahan
yang di ambil dari beton, bata, marmer hal ini di ambil
mendasar dalam mengenal Dome of the Rock sebagai
bagian arsitektur bizantium lewat ciri fisik bangunan. Kita
bisa melihat bentuk kubahnya yang megah namun
melengkung dan lunak meski menggunakan batu yang
justru terkesan kaku dan keras. Bentuk lengkungan kubah
ini lah menjadikan ciri utama Dome of the Rock sebagai
bangunan bergaya bizantium. Ada pun elemen dan aspek
pendukung yang tak kalah penting seperti pengaplikasian
material dengan mozaik yang menjadi kekhasannya.
WARNA
Secara Khas Arsitektur Byzantium menggunakan
warna emas dan biru, Secara Arti warna mas
mengartikan Kekayaan dan Keberuntungan, Warna
emas secara universal dikaitkan dengan kekayaan
dan keberuntungan. Sejak zaman kuno, emas telah
menjadi simbol kemewahan dan kekayaan material
sedangkan warna biru melabangkan ketenangan
dari bangunan tersebut
HAGIA SOPHIA (360–537)
Hagia Sophia atau gereja kebijaksanaan suci adalah mahakarya
arsitektur arsitektur Bizantium yang menggabungkan elemen
arsitektur Romawi, Yunani, dan Timur Tengah. Awalnya dibangun
sebagai katedral, tetapi kemudian berfungsi sebagai masjid di
bawah Kekaisaran Ottoman. Sekarang menjadi museum (abad
ke-20). Gereja ini dibangun pada masa pemerintahan Kaisar
Bizantium Justinian I pada abad ke-6 (selesai pada tahun 537 M)
Interior
Pendentif kubah ditutupi dengan mosaik dengan latar belakang
daun emas.Interior dinding dilapisi dengan kelereng berwarna
berbeda.Bahan-bahan digunakan kembali dari kuil-kuil kuno.
Interior diterangi dengan ratusan jendela dengan pantulan sinar
Matahari dari marmer.
Itu adalah bekas gereja, kemudian diubah menjadi masjid dan
sekarang menjadi museum di Istanbul, Turki. Juga ditetapkan
sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.
HAGIA EIRENE (523)
Hagia Eirene adalah salah satu contoh penting
dari arsitektur Bizantium yang
mempertahankan urutan, karakteristik rencana
Basilican. Juga dikenal sebagai Saint Irene, itu
adalah gereja Ortodoks Timur yang terletak di
Istanbul, Turki. Dibangun oleh Kaisar Romawi
Konstantinus pada abad ke-4, gereja ini
mengalami beberapa rekonstruksi selama
berabad-abad karena gempa bumi dan
peristiwa lainnya.

Dengan gaya arsitektur sederhana dan fasad


tanpa hiasan, ia memiliki denah basilik dengan
nave, lorong, kera, dan kubah – karakteristik
penting dari arsitektur Bizantium.
CHURCH OF THE HOLY
APOSTLES (1312-1315)
Gereja Rasul Suci adalah contoh arsitektur Bizantium akhir
(abad ke-14), yang terletak di kota Yunani utara
Thessaloniki. Dengan dinding eksteriornya yang didekorasi
dengan rumit dengan pola bata, gereja ini mencontohkan
tradisi arsitektur Kekaisaran Bizantium selama akhir
periode Palaiologan.

Ini mengikuti rencana cross-in-square khas Bizantium


(rencana persegi berisi kotak lain yang dibagi menjadi
salib Yunani), desain yang menampilkan kubah pusat
yang didukung oleh empat kolom, menciptakan tata letak
berbentuk silang. Kubah pusat didukung oleh drum tinggi
dan pendentif memfasilitasi transisi yang mulus dari
dasar persegi ke kubah melingkar. Meskipun dekorasi
interior rusak selama periode waktu, mereka dihiasi
dengan lukisan dinding dan mosaik yang semarak..
SAINT MARK’S
BASILICA (1063–1095)
Basilika Santo Markus, yang dikenal sebagai Basilika San
Marco dalam bahasa Italia, adalah salah satu landmark
paling ikonik dan signifikan di Venesia, Italia. Awalnya
dibangun pada abad ke-9 untuk menampung sisa-
sisa/peninian St. Mark, santo pelindung Venesia.

San Marco adalah contoh yang baik dari arsitektur


Bizantium dengan gereja salib Yunani dari lima kubah. Ini
memiliki empat lengan persegi yang memproyeksikan
dari kotak yang sedikit lebih besar di tengah. Setiap kotak
ditutupi oleh sebuah kubah. Dinding gereja ditutupi
dengan mosaik berlapis emas yang menggambarkan
sosok para rasul, orang suci, dan malaikat. Ruang depan
ke barat ditambahkan kemudian. Selama berabad-abad,
Basilika Santo Mark mengalami beberapa renovasi dan
penambahan, menggabungkan elemen arsitektur Gotik
Venesia.
Thank You
For Your Attention

Anda mungkin juga menyukai