Anda di halaman 1dari 10

ARSITEKTUR ROMANESQUE

ABAD XI dan XII

A. SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR ROMANESQUE (ROMANIA)

Arsitektur Romania merupakan sebutan arsitektur Zaman Pertengahan, dari abad 11 dan
12 dan timbul di negara-negara Eropa, dimana sebelumnya telah berkembang peradaban
Romawi. Pada abad 4 dan 5 setelah Kristus, peradaban Romawi ini lenyap, terutama di
negara-negara Eropa sebelah Utara, yang disebabkan karena runtuhnya kekaisaran Roma dan
karena perpindahan bangsa-bangsa Germania. Bangsa-bangsa Germania ini pada mulanya
merupakan bangsa yang agamanya menyembah kekuatan-kekuatan alam. Kemudian hari
mereka menjadi pengikut-pengikut agama Kristen. Salah seoran Kaisar yang terkenal ialah
KARL AGUNG, yang hidup dari tahun 968 sampai tahun 814. Beliau banyak mendirikan
sekolah-sekolah dan gereja-gereja, serta banyak menganjurkan studi pengetahuan klasik.
Pada abad ke 9, daerah pantai Eropa sebelah Utara banyak diganggu oleh bangsa Viking yang
merupakan bajak-bajak laut yang berasal dari daerah SKANDINAVIA.

B. BANGUNAN GEREJA ROMANESQUE


Pada zaman Romania, gereja tidak hanya merupakan pusat aktivitas keagamaan saja,
tetapi juga merupakan pusat kebudayaan dan sosial. Denah gereja pada waktu itu, secara garis
besar tetap memiliki bentuk silang latin dengan mengambil bentuk BASILICA yang
sebelumnya sudah dikenal. Berhubung perluasan atau perkembangan dari pemimpin gereja
dengan pembantu-pembantunya, maka ruang sekitar altar diperluas dengan perencanaan suatu
TRANSEPT. Transept ini tegak lurus sumbu denah gereja dan lebarnya sama dengan lebar
bagian tengah bangunan Basilica tersebut.
Bagian dari denah dimana altar ditempatkan dan dimana pastor dengan pembantu-
pembantunya memimpin dan melakukan upacara misa, memiliki lantai yang lebih tinggi
daripada bagian lainnya. Hal ini disebabkan karena dibawah altar terdapat suatu CRYPTE
yang merupakan ruang dibawah lantai altar, dimana salah seorang pengikut agama yang setia
dan berjasa dimakamkan. Bagian altar ini merupakan pusat atau FOCUS dari seluruh gereja.
Selai itu perluasan gereja tidak hanya diperoleh dengan suatu TRANSEPT, tetapi juga dengan
altar-altar tambahan, yang memungkinkan kelompok-kelompok tersebut melakukan

1
sembahyang di depan altar tambahan ini dengan tidak usah mengganggu berlangsungnya
upacara misa utama.
Disamping perluasan dari denah, maka persoalan bagaimana menutup gereja pada
bagian atasnya. Hal ini merupakan persoalan konstruktif yang sangat penting. Pada gereja-
gereja Kristen lama yang memiliki denah Basilica, penutup di sebelah atas merupakan
konstruksi yang dibuat dari kayu. Karena kekhawatiran terhadap kemungkinan bahaya
kebakaran, konstruksi atap ini diganti dengan konstruksi lengkung yang dibuat dari bahan
BATU.
Pada mulanya kontruksi-konstruksi lengkung ini hanya dibuat diatas bagian-bagian
samping, tetapi kemudian hari, juga bagian-bagian tengah dari gereja ditutup dengan
konstruksi-konstruksi lengkung demikian. Pada awalnya lebar bagian tengah dibuat kecil dan
rendah, akibatnya bagian tengah ini penerangannya ini hanya diperoleh dari dinding-dinding
bagian samping. Hal ini menyebabkan bagian tengah agak gelap.
Berat dari lengkung yang dibuat dari batu, jauh lebih besar daripada konstruksi atap
yang dibuat dari kayu, akibatnya tiang-tiang yang memikil konstruksi lengkung ini menjadi
sangat besar. Hal ini menyebabkan ruang terasa lebih kecil. Langkah yang paling utama ialah
dengan penggunaan lengkung silang diatas denah bujur sangkar dan kemudian diatas denah
segi empat.

2
3
a. Lengkung A disebut busur tembok karena terletak pada bidang tembok dari bagian ruang
tengah.
b. Didalam tembok ini dimungkinkan membuat lobang-lobang jendela, dengan demikian
bagian tengah gereja mendapat penerangan langsung.
c. Lengkung B adalah busur melintang (busur penghubung), yaitu yang merupakan
konstruksi penghubung antara tiang-tiang S di sebelah kiri dan tiang-tiang di sebelah
kanan.
d. Lengkung C merupakan busur-busur diagonal.
e. Karena lebar dari bagian pinggir adalah setengah dari bagian tengah, maka jarak antara
tiap-tiap tiang S dibagi 2 oleh kolom-kolom kecil P.
f. Jadi tiang-tiang S yang merupakan tiang-tiang dengan penampang yang besar
menampung beban dari konstruksi lengkung/busur dari bagian tengah maupun bagian
pinggir.
g. Akibatnya kita menjumpai deretan tiang-tiang besar dan kecil. Hal mana kurang begitu
memuaskan.
h. Untuk mendapatkan tiang-tiang yang sama besarnya, maka para arsitek zaman Romania
kemudian mencari penyelesaian lain, yaitu menciptakan konstruksi lengkung silang tidak
diatas denah bujur sangkar tapi denah segi empat.
i. Bidang-bidang lengkung pada permulaan zaman Romani memotong satu sama lain.

4
j. Kemudian dari garis-garis potong ini diperkuat, sehingga timbul rusuk-rusuk.
k. Dengan diketemukannya sistem rusuk ini, maka bidang-bidang lengkung menjadi bidang
pengisi saja.
l. Sistem konstruksi lengkung dengan rusuk-rusuk, kemudian hari dikembangkan lagi pada
zaman GOTHIC.
m. Hal yang penting dan perlu disebutkan juga adalah keempat tiang yang merupakan tiang
persilangan antara bagian utama dengan bagian Transept dari gereja.
n. Keempat tiang ini merupakan tiang-tiang penghubung dari Menara yang dibangun
diatasnya.
o. Menara ini biasanya memiliki denah segi empat yang lebih keatas denahnya berganti
menjadi segi delapan, sedangkan untuk peralihan dari segi empat menjadi segi delapan
dipergunakan konstruksi Pendentief.
p. Diatasnya denah segi delapan ini dibangun lengkung segi delapan yang disebelah luar
ditutup dengan atap mirip piramid dari segi delapan.
q. Disamping menara diatas persilangan Transept dan bagian utama dari gereja, maka
biasanya gereja-gereja memiliki menara-menara lain, yaitu di sebelah pintu masuk utama
dan biasanya berjumlah 22.
r. Pintu utama dari gereja, merupakan unsur yang sangat menarik.
s. Bidang lobang pintu dibuat miring keluar sehingga mempermudah untuk umat
meninggalkan ruang gereja setelah misa selesai.
t. Bidang miring inidibagi-bagi menjadi sudut tertentu dari dalam tiap sudut ditempatkan
tiang-tiang.
u. Bahan-bahan yang digunakan untuk tembok adalah batu alam yang agak kasar dan di
daerah dimana tidak ditemukan batu alam dipergunakan juga bahan batu bata.
v. Bidang tembok ini diperkuat dengan konstruksi-konstruksi penebalan.
w. Bidang dalam dari jendela dibuat miring, baik keluar maupun kedalam, untuk
memungkinkan lebih banyak sinar matahari masuk.
x. Pada jendela-jendela yang lebih besar, maka di tengah-tengah lebar jendela ini
ditempatkan suatu tiang lagi sehingga terbentuklah suatu jendela lopel.

5
C. PENYEBARAN ARSITEKTUR ROMANESQUE
Perkembangan cara berpikir dan pencetusan ide-ide baru terjadi melaui biara-biara, dan
menyebar keseluruh Eropa melalui cabang-cabang biara yang dibangun diseluruh wilayah
Eropa. Satu hal yang sebelumnya tak pernah terpikirkan adalah bahwa hal ini juga turut
mengembangkan dan menyebarluaskan seni bangunan Romania sehingga akhirnya menjadi
terkenal diseluruh dunia.
Hal lain yang juga menjadi salah satu sebab penyebaran seni bangunan Romanik ini
adalah orang-orang dari berbagai bangsa dan Negara yang melakukan perjalanan ziarah ke
kota-kota suci. Tempat ziarah yang paling sering dikunjungi orang adalah Santiago de
Compostela di Spanyol barat laut. Disepanjang jalan menuju ke tempat ziarah ini, juga
dibangun banyak biara, gereja dan rumah sakit.

D. PERKEMBANGAN ARSITEKTUR ROMANESQUE


Perkembangan gaya Arsitektur Romanesque terlihat pada beberapa hal, seperti berikut ini :

DENAH
Susunan denah gereja gaya Romania sebetulnya bukanlah betul-betul baru. Susunan ini masih
mengikuti gaya susunan denah Basilica yang terdiri dari tiga bagian bangunan, juga bangunan
melintang dengan apsis yang ditempatkan disebelah Timur (di Jerman selain bangunan
melintang dengan apsis disebelah Barat). Hal baru pada gaya Romania adalah perkembangan
bentuk dan susunan apsis. Apsis bukan lagi hanya dibuat satu buah, melainkan berupa
kelompok beberapa Apsis.

6
Ada yang disusun dalam posisi skuadron, ada pula yang berupa ruang altar melingkar dengan
deretan kapel-kapel kecil yang dibangun searah jari-jari lingkarannya. Dengan demikian
penonjolan keindahan terpusat pada bagian ini. Sering susunan ruang altar (Apsis) diulangi
lagi pada kedua ujung bangunan melintang, sehingga denah keseluruhan bagian ini berbentuk
seperti daun semanggi

SUSUNAN DINDING
Bentuk kubah gaya Romawi yang sangat indah dari zaman kuno, pada masa perpindahan
penduduk hampir tidak pernah dibuat lagi karena mudah terbakar oleh konstruksi kayunya.
Bangunan-bangunan baru kebanyakan dibuat dengan atap melengkung pada kedua sisinya
saja, sebab konstruksinya sangat mudah. Didaerah Burgundi dan Provence, konstruksi
melengkung ini bagia atasnya juga dibuat menyudut dan konstruksinya dibuat dengan
tambahan balok melintang. Bentuk silang pada langit-langitnya terjadi oleh pertemuan dua
langit-langit melengkung bersudut. Keuntungan dari konstruksi ini adalah bahwa balok tekan
(balok penunjangnya) bias diletakkan disetiap sudut pertemuan.
Lengkungan balok ini tidak terlalu besar, dank arena bagian atasnya menyudut, maka
penempatan jendela pada dinding atas bagian tengah sebagai penerangan bias diterapkan.
Penemuan konstruksi penyangga lengkungan dinding batu yang berupa kasau melengkung ini,
kemudian mengilhami perubahan gaya baru yang kelak berkembang menjadi gaya Gotik
7
SKEMA DASAR DAN BENTUK LENGKUNGAN
Ruang dalam basilica gereja purba mempunyai ciri khas deretan pilar yang memisahkan ruang
tengah dan bangunan samping (sayap bangunan)

8
9
10

Anda mungkin juga menyukai