Keterangan :
Varian yang lebih besar pembilang (Numerator)
Varian yang lebih kecil penyebut (Denominator)
Hipotesis :
Ho : σ12 = σ22
varians kelompok satu sama dengan varians
kelompok dua
Ha : σ12 ≠ σ22
varians kelompok satu berbeda dengan varians
kelompok dua
Keputusan Statistik :
F hitung > F tabel Ho ditolak (varians berbeda)
P value < alpha Ho ditolak (varians berbeda)
Uji T independen pada varians sama
Rumus :
Keterangan :
n1 atau n2 = jumlah sampel kelompok 1 dan 2
S12 atau S22 = varians sampel kel 1 dan 2
Contoh
Seorang pejabat Depkes berpendapat bahwa rata-
rata nikotin yang dikandung rokok jarum lebih tinggi
dibandingkan rokok wismilak. Untuk membuktikan
pendapatnya, dilakukan penelitian dengan
mengambil sampel secara random 10 batang rokok
jarum dan 8 batang rokok wismilak. Dari hasil
pengolahan data dilaporkan bahwa rata-rata kadar
nikotin rokok jarum adalah 23.1 mg dengan standar
deviasi 1.5mg. Sementara itu, kadar nikotin pada
rokok wismilak rata-rata 20mg dengan standar
deviasi 1.7mg. Berdasarkan data tersebut ujilah
pendapat pejabat Depkes tersebut dengan
menggunakan alpha 5%?
Langkah 1
Uji homogenitas varians
Hipotesis
Ho : Ho : σ12 = σ22
varians kadar nikotin rokok jarum sama dengan
varians kadar nikotin rokok wismilak
Ha : σ12 ≠ σ22
varians kadar nikotin rokok jarum berbeda dengan
varians kadar nikotin rokok wismilak
Perhitungan uji F :
F = (1.7)2 / (1.5)2 = 1.28
Keputusan statistik :
Pendekatan Probabilistik
- Lihat pada tabel distribusi F
- Membandingkan p value dengan alpha
- df1 = 8-1 = 7 sebagai numerator
- df2 = 10-1 = 9 sebagai denomerator
- Bagian area pada tabel F adalah nilai p value
- Pada tabel F diperoleh bahwa nilai F 1.28
berada di atas area p 0.100
- P value (0.100) > alpha (0.05) Ho gagal
ditolak
Keputusan statistik
Pendekatan Klasik
- Membandingkan nilai F hitung dan F tabel
- df1 = 8-1 = 7 sebagai numerator
- df2 = 10-1 = 9 sebagai denomerator
- P value = 0.05
- Diperoleh nilai F tabel = 3.29
- F hitung (1.28) < F tabel(3.29) Ho gagal
ditolak.
Kesimpulan :
Varian kadar nikoin rokok jarum sama dengan
varian kadar nikotin rokok wismilak
Langkah 2 perhitungan uji t
1. Menetapkan hipotesis
Ho: µ1 = µ2
Mean kadar nikotin jarum sama dengan mean
kadar nikotin wismilak
Ha : µ1 > µ2
Mean kadar nikotin jarum lebih tinggi dibanding
mean kadar nikotin wismilak
4. Perhitungan statistik
Uji t independen untuk varian sama :
5. Keputusan statistik
Pendekatan probabilistik
- pada tabel t dengan df= 16 , cari dimana
posis nilai t hitung (4.1) pada tabel di
perbolehkan yang mendekati
- Diperoleh nilai t=4.1 berada disebelah nilai
2.921
- Diperoleh nilai p value < dari 0.005
- Artinya pada alpha 5% Ho ditolak
Pendekatan klasik
- Membandingkan t hitung dan t tabel
- Karena Ha adalah one tail maka alpha (5%)
tidak perlu dibagi 2
- Dengan df= 16 dan alpha 5% diperoleh nilai t
tabel = 1.746
- T hitung (4.1) > t tabel (1,746) Ho ditolak
Kesimpulan
Kadar nikotin rokokr jarum memang lebih tinggi
dibandingkan kadar nikotin rokok wismilak
UJI T independen pada varian berbeda
Rumus :
Latihan
Sebuah penelitian bertujuan melihat perbedaan
force expiratory volume (FEV) antara perokok
dengan bukan perokok. Dari 15 orang bukan
perokok dilaporkan mean dan standar deviasi
FEV adalah 3.42 L + 0.90 L. Sementara itu, 10
orang perokok dilaporkan mean 2.81 L dan
standar deviasi 0.45 L. Lakukanlah uji statistik
apakah ada perbedaan yang bermakna FEV
perokok dengan bukan perokok.(alpha 5%)
Sekian .............