Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI


SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN
KARAKTER

DINAMIKA DAN TANTANGAN IDENTITAS NASIONAL


INDONESIA KULIAH TAMU

Hj. Amalia Wahyuni,SS.MM

Disusun oleh Kelompok 2 :


1. Achmad Zaki 2205030062
2. Dewi Hartati 2205030015
3. Siti Mayriaddah 2205030070

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Hj. Amalia Wahyuni,SE.MM
sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membutuhkan.

BANJARMASIN, OKTOBER 2002

Kelompok 2
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................

KATA
PENGANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR
ISI........................................................................................................................................

BAB I :
PENDAHULUAN...............................................................................................................

A. LATAR
BELAKANG...........................................................................................................

B. RUMUS
MASALAH.............................................................................................................

C. TUJUAN..................................................................................................................

BAB II :
PEMBAHASAN..................................................................................................................

A. PENGERTIAN IDENTITAS
NASIONAL.............................................................................................................
B. DINAMIKA DAN TANTANGAN IDENTITAS NASIONAL INDONESIA
KULIAH TAMU.....................................................................................................
BAB III :
PENUTUP...........................................................................................................................

A. KESIMPULAN.......................................................................................................

B. SARAN....................................................................................................................
C. DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup seorang diri. Tuhan
menciptakan manusia pertama yaitu Adam dan menciptakan Hawa menjadi
pendamping karena manusia sebagai makhluk sosial yang memerlukan orang
lain dalam melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial dilakukan oleh manusia
didorong atas kepentingan. Dalam berbagai kepentingan, manusia tidak bisa
bekerja sendiri tetapi sangat diperlukan kebersamaan yang lebih luas antara
manusia dengan manusia yang lain. Semboyan dalam lambang Negara Republik
Indonesia "Bhinneka Tunggal Ika" yang memiliki makna berbeda-beda namun
tetap satu jua. Adanya keberagaman dalam masyarakat membuat bangsa
Indonesia terbentuk. Salah satu bentuk keberagaman seperti persoalan agama.
Dalam pasal 29 ayat (2) UUD 1945 dan Pasal 22 ayat (2) UU HAM menentukan
bahwa negara menjamin kemerdekaan kepada setiap masyarakat untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan
kepercayaannya.
UUD 1945 (versi Amendemen), Pasal 31, ayat 3 (2002:24) menyebutkan,
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”
Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Jabaran UUD
1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun
2003. Pasal 3 menyebutkan (2002), “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Secara historis, PKn di Indonesia senantiasa mengalami perubahan baik istilah
maupun substansi sesuai dengan perkembangan peraturan perundangan, iptek,
perubahan masyarakat, dan tantangan global. Secara sosiologis, PKn Indonesia
sudah sewajarnya mengalami perubahan mengikuti perubahan yang terjadi di
masyarakat. Secara politis, PKn Indonesia akan terus mengalami perubahan
sejalan dengan perubahan sistem ketatanegaraan dan pemerintahan,
terutama perubahan konstitusi.
Belajar tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada dasarnya adalah
belajar tentang keindonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang
berkepribadian Indonesia, membangun rasa kebangsaan, dan mencintai tanah air
Indonesia Oleh karena itu, seorang sarjana atau profesional sebagai bagian dari
stakeholder Indonesia yang terdidik perlu memahami tentang Indonesia,
memiliki kepribadian Indonesia, memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan
mencintai tanah air Indonesia. Dengan demikian, ia menjadi warga negara yang
baik dan terdidik (smart and good citizen) dalam kehidupan stakeholder, bangsa,
dan negara yang demokratis. Secara historis, PKn di Indonesia senantiasa
mengalami perubahan baik istilah maupun substansi sesuai dengan
perkembangan peraturan perundangan, iptek, perubahan stakeholder, dan
tantangan global. Secara sosiologis, PKn Indonesia sudah sewajarnya
mengalami perubahan mengikuti perubahan yang terjadi di stakeholder. Secara
politis, PKn Indonesia akan terus mengalami perubahan sejalan dengan
perubahan sistem ketatanegaraan dan pemerintahan, terutama perubahan
konstitusi.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah Esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu
determinan pembangunan bangsa dan karakter dan juga Dinamika dan tantangan
identitas nasional Indonesia kuliah tamu?
C. TUJUAN
Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui Esensi dan urgensi
identitas nasional sebagai salah satu determinan pembangunan bangsa dan
karakter dan juga Dinamika dan tantangan identitas nasional Indonesia kuliah
tamu.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL


Pengertian Identitas Nasional adalah suatu jati diri dari suatu bangsa.
Artinya, jati diri tersebut merupakan milik suatu bangsa dan berbeda dengan
bangsa lainnya. Identitas nasional dipahami sebagai suatu kondisi dinamis yang
tidak hanya terbentuk karena factor etnisitas, territorial, bahasa, agama,dan
sejenisnya tetapi juga karena faktor pembangunan dalam konteks globalisasi.
(Sarinah., D, Muhtar., 2017) mengemukakan bahwa identitas nasional 21 Jurnal
Kalacakra, Volume 1, Nomor 1 adalah kepribadian nasional atau jati diri
nasional suatu bangsa yang terbentuk karena kesamaan dalam pengalaman
sejarah dan penderitaan. Identitas nasional menurut Sarinah juga dapat diartikan
sebagai pandangan hidup bangsa, filsafat Pancasila dan kepribadian bangsa.
(Rahman, A., & Madiong, 2017) menyatakan bahwa identitas nasional adalah
manifestasi nilainilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri yang membedakan dengan bangsa lain.
(Castell, 2011) menyatakan bahwa identitas nasional sebagai hasil interaksi
historis berbagai unsur yang saling melekat erat seperti sosial, agama, ekonomi,
budaya, geografis. Jenkins (Schnabel & Hjerm 2014: 3) mengemukakan bahwa
identitas nasional mencakup dimensi emosional dari kesetiaan, afiliasi, dan
komitmen yang jauh lebih besar dan spesifik dari kepercayaan umum karena
berakar pada asumsi kesamaan.
Menurut Ramlan Surbakti (Widodo, dkk., 2015: 6-7) identitas nasional
dibentuk dengan menyatukan berbagai faktor perbedaan yang terdapat dalam
masyarakat (unity in diversity) seperti suku, bangsa, adat istiadat, ras, dan agama
tanpa menghilangkan keterikatannya. Identitas nasional adalah kekuatan
mengikat yang membentuk hubungan erat antara individu dan negara. Identitas
nasional tidak sama dengan semua kelompok sosial karena beberapa kelompok
dapat memprioritaskan identitas budaya dan etnis mereka sendiri daripada
identitas nasional. Miller (Hung, 2014: 203) berpendapat bahwa negara
terbentuk dari bahan etnik yang bercampur dengan identitas nasional sehingga
dalam realitasnya tidak dipungkiri bahwa keragu-raguan terhadap identitas
nasional akan sering muncul karena adanya pemikiran tentang upaya
mendukung kelompok budaya mayoritas atau kelompok yang secara tradisional
mendominasi politik. Menurut Koenta Wibisona (Herdianto, H., 2010) bahwa
identitas nasional sebagai manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
Dalam garis besarnya, identitas nasional merupakan suatu jati diri yang tidak
hanya mengacu pada individu tertentu, namun juga berlaku untuk suatu
kelompok/organisasi/negara.

B. DINAMIKA DAN TANTANGAN IDENTITAS NASIONAL INDONESIA


KULIAH TAMU
Identitas nasional merujuk pada kewarganegaraan yang dimiliki
seseorang. Mayoritas identitas nasional diperoleh seorang individu berdasarkan
pada tempat dimana dia dilahirkan dan dibesarkan oleh keluarganya.
Perkembangan transportasi di era globalisasi ini memungkinkan identitas
nasional bersifat dinamis. Seorang individu dapat memperoleh identitas
nasionalnya karena perpindahan penduduk antar bangsa atau imigrasi, dan
proses naturalisasi. Identitas nasional menjadi pembeda antara menjadi warga
negara satu dengan warga negara lainnya. Identitas nasional merupakan salah
satu bagian dari identitas sosial yang menjadi ciri dan keanggotaan seorang
individu dalam kelompok masyarakat yang berbangsa, sehingga memiliki
keterikatan yang kuat dengan tanah air mereka. bangsa Indonesia dikenal
sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, saling
menghormati dan suka bergotong-royong. Hal tersebut tentu saja menjadi
kekuatan tersendiri bagi Indonesia sebagai bangsa yang memiliki keragaman
suku, etnis, agama, dan berbagai kategori kelompok budaya lainnya

TANTANGAN MEA
Indonesia merupakan negara yang memiliki populasi penduduk
tertinggi di Asia Tenggara. Pada situs resmi pariwisata Indonesia (Ministry of
Tourism of Republic Indonesia, 2015) tercatat kini Indonesia memiliki populasi
penduduk lebih dari 215 juta jiwa, yang terdiri lebih dari 200 ragam etnis, dan
tinggal di 13.466 pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Menjadi
negara yang memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam yang
melimpah tentu saja menjadi keuntungan dari Indonesia menghadapi MEA,
namun disisi lain hal tersebut juga menjadi „pekerjaan rumah‟ bagi pemerintah
dan masyarakat untuk sama-sama bekerja keras dan mampu bersaing dengan
negara-negara lain yang tergabung di MEA. Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) merupakan salah satu wujud dari perkembangan globalisasi yang
dirasakan oleh negara-negara di Asia Tenggara, sejak awal Januari 2015. MEA
memuat 4 kerangka kerja, yaitu : (1) ASEAN sebagai pasar tunggal dengan
elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenanga kerja terampil, dan aliran
modal (2) ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi (3)
ASEAN menjadi kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata,
dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM) (4) ASEAN
diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global dengan
membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara-
negara anggota.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari maka satu manusia


akan membutuhkan manusia yang lainnya. Begitulah Indonesia, kita
adalah suatu kelompok masyarakat yang menduduki sebuah wilayah
dengan kepentingan dan cita-cita yang sama. Bangsa Indonesia adalah
bangsa yang kaya akan budaya, karena bangsa Indonesia terdiri dari
banyak suku. identitas bangsa ini adalah ciri khas suatu bangsa yang
membuat ia berbeda dari bangsa yang lainnya. Indonesia saat ini sudah
memiliki identitas yang diakui oleh seluruh negara berdaulat yang ada di
dunia. Bahkan seorang presiden, ketika pergi mengunjungi negara lain
yang akan membawa identitas bangsa Indonesia dan begitupun
sebaliknya. Jika pemimpin negara lain datang berkunjung ke Indonesia
mereka juga akan membawa identitas negaranya sendiri. Identitas
nasional saat ini di lingkungan masyarakat perlu dikembangkan
lagi karena semakin kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
identitas nasional bagi bangsa kita di era globalisasi ini. pengertian
identitas nasional adalah suatu jati diri dari suatu bangsa.

Selain itu diperlukan penguatan dan penyedaran mengenai


identitas nasional dan penguatan nilai-nilai bersama sebagai unsur
kohesif yang dapat menyatukan bangsa indonesia dalam menghadapi
berbagai bentuk identitas baru yang bermunculan. Selanjutnya,
pendidikan mengenai kesadaran identitas nasional perlu disampaikan
dan digalakkan baik dalam pendidikan formal dan non formal.
DAFTAR PUSTAKA
Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2015),
Ed. 1,Cet.4, hlm. 50-51.
Castell, M. (2011). The power of identity: the information age: economy, society, and
culture.
New Jersey: John Wiley & Sons.
Herdianto, H., & J. (2010). Cerdas, Kritis, dan Aktif Berwarga Negara. Jakarta:
Erlangga.
Josef M Monteiro, Pendidikan Kewarganegaraan: Perjuangan membentuk Karakter
Bangsa,
(Yogyakarta: Depublish, 2015), hlm. 29-30.
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI),
(Yogyakart:
Samudra Biru, 2018),hlm. 33.
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI),
hlm.34.
Rahman, A., & Madiong, B. (2017). Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi.
Maftuh, Bunyamin. 2008. Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Dan Nasionalisme Melalui
Pedidikan Kewarganegaraan. Educationist Vol. II No.2 Juli 2008Williams, Andy, 2011.
A Review Of Beyond Citizenship: American Identity After
Globalization by Peter J.Spiro. Indiana Journal of Global Legal Studies Vol. 18
No. 1. Winter 2011.

Anda mungkin juga menyukai