Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Hj. Amalia Wahyuni,SE.MM
sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................................
KATA
PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR
ISI........................................................................................................................................
BAB I :
PENDAHULUAN...............................................................................................................
A. LATAR
BELAKANG...........................................................................................................
B. RUMUS
MASALAH.............................................................................................................
C. TUJUAN..................................................................................................................
BAB II :
PEMBAHASAN..................................................................................................................
A. PENGERTIAN IDENTITAS
NASIONAL.............................................................................................................
B. DINAMIKA DAN TANTANGAN IDENTITAS NASIONAL INDONESIA
KULIAH TAMU.....................................................................................................
BAB III :
PENUTUP...........................................................................................................................
A. KESIMPULAN.......................................................................................................
B. SARAN....................................................................................................................
C. DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup seorang diri. Tuhan
menciptakan manusia pertama yaitu Adam dan menciptakan Hawa menjadi
pendamping karena manusia sebagai makhluk sosial yang memerlukan orang
lain dalam melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial dilakukan oleh manusia
didorong atas kepentingan. Dalam berbagai kepentingan, manusia tidak bisa
bekerja sendiri tetapi sangat diperlukan kebersamaan yang lebih luas antara
manusia dengan manusia yang lain. Semboyan dalam lambang Negara Republik
Indonesia "Bhinneka Tunggal Ika" yang memiliki makna berbeda-beda namun
tetap satu jua. Adanya keberagaman dalam masyarakat membuat bangsa
Indonesia terbentuk. Salah satu bentuk keberagaman seperti persoalan agama.
Dalam pasal 29 ayat (2) UUD 1945 dan Pasal 22 ayat (2) UU HAM menentukan
bahwa negara menjamin kemerdekaan kepada setiap masyarakat untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan
kepercayaannya.
UUD 1945 (versi Amendemen), Pasal 31, ayat 3 (2002:24) menyebutkan,
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”
Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Jabaran UUD
1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun
2003. Pasal 3 menyebutkan (2002), “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Secara historis, PKn di Indonesia senantiasa mengalami perubahan baik istilah
maupun substansi sesuai dengan perkembangan peraturan perundangan, iptek,
perubahan masyarakat, dan tantangan global. Secara sosiologis, PKn Indonesia
sudah sewajarnya mengalami perubahan mengikuti perubahan yang terjadi di
masyarakat. Secara politis, PKn Indonesia akan terus mengalami perubahan
sejalan dengan perubahan sistem ketatanegaraan dan pemerintahan,
terutama perubahan konstitusi.
Belajar tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada dasarnya adalah
belajar tentang keindonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang
berkepribadian Indonesia, membangun rasa kebangsaan, dan mencintai tanah air
Indonesia Oleh karena itu, seorang sarjana atau profesional sebagai bagian dari
stakeholder Indonesia yang terdidik perlu memahami tentang Indonesia,
memiliki kepribadian Indonesia, memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan
mencintai tanah air Indonesia. Dengan demikian, ia menjadi warga negara yang
baik dan terdidik (smart and good citizen) dalam kehidupan stakeholder, bangsa,
dan negara yang demokratis. Secara historis, PKn di Indonesia senantiasa
mengalami perubahan baik istilah maupun substansi sesuai dengan
perkembangan peraturan perundangan, iptek, perubahan stakeholder, dan
tantangan global. Secara sosiologis, PKn Indonesia sudah sewajarnya
mengalami perubahan mengikuti perubahan yang terjadi di stakeholder. Secara
politis, PKn Indonesia akan terus mengalami perubahan sejalan dengan
perubahan sistem ketatanegaraan dan pemerintahan, terutama perubahan
konstitusi.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah Esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu
determinan pembangunan bangsa dan karakter dan juga Dinamika dan tantangan
identitas nasional Indonesia kuliah tamu?
C. TUJUAN
Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui Esensi dan urgensi
identitas nasional sebagai salah satu determinan pembangunan bangsa dan
karakter dan juga Dinamika dan tantangan identitas nasional Indonesia kuliah
tamu.
BAB II
PEMBAHASAN
TANTANGAN MEA
Indonesia merupakan negara yang memiliki populasi penduduk
tertinggi di Asia Tenggara. Pada situs resmi pariwisata Indonesia (Ministry of
Tourism of Republic Indonesia, 2015) tercatat kini Indonesia memiliki populasi
penduduk lebih dari 215 juta jiwa, yang terdiri lebih dari 200 ragam etnis, dan
tinggal di 13.466 pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Menjadi
negara yang memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam yang
melimpah tentu saja menjadi keuntungan dari Indonesia menghadapi MEA,
namun disisi lain hal tersebut juga menjadi „pekerjaan rumah‟ bagi pemerintah
dan masyarakat untuk sama-sama bekerja keras dan mampu bersaing dengan
negara-negara lain yang tergabung di MEA. Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) merupakan salah satu wujud dari perkembangan globalisasi yang
dirasakan oleh negara-negara di Asia Tenggara, sejak awal Januari 2015. MEA
memuat 4 kerangka kerja, yaitu : (1) ASEAN sebagai pasar tunggal dengan
elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenanga kerja terampil, dan aliran
modal (2) ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi (3)
ASEAN menjadi kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata,
dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM) (4) ASEAN
diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global dengan
membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara-
negara anggota.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN