Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PELAKSANAAN SURVEILANS HAIs

TRIWULAN I 2019 RS DEDY JAYA

I. Pendahuluan
Patient safety adalah suatu upaya dari perawat diruang perawatan kesehatan dalam
memberikan layanan kesehatan yang aman untuk pasien. WHO sebagai induk
organisasi kesehatan dunia telah mengkampanyekan program keselamatan pasien
salah satunya adalah menurunkan resiko infeksi.

HAIs (Healthcare Associated Infections) adalah infeksi yang muncul setelah 72 jam
seseorang dirawat di RS dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu
dirawat atau setelah selesai dirawat.
Sehubungan dengan HAIs ini, maka ada baiknya kita mengetahui hal-hal sebagai
berikut :
1. HAIs sukar diatasi karena sebagai penyebabnya adalah mikroorganisme/bakteri
yang sudah resisten terhadap antibiotik.
2. Bila terjadi HAIs maka, akan terjadi penderitaan yang berkepanjangan serta
pemborosan waktu dan pengeluaran biaya yang bertambah tinggi kadang-
kadang kualitas hidup penderita akan menurun.
3. HAIs selain berbahaya bagi penderita juga berbahaya bagi lingkungan baik pada
selama dirawat di rumah sakit ataupun diluar rumah sakit setelah berobat jalan.
4. Dengan pengendalian HAIs akan menghemat biaya dan waktu yang terbuang.
5. Di negara yang sudah maju masalah ini sudah diangkat menjadi masalah
nasional sehingga, bila angka HAIs di rumah sakit tinggi maka izin
operasionalnya dipertimbangkan untuk dicabut oleh instansi yang berwenang.

II. Latar Belakang


Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan
kematian di dunia. Salah satu jenis infeksi adalah HAIs. Infeksi ini menyebabkan 1,4
juta kematian setiap hari diseluruh dunia. HAIs itu sendiri dapat diartikan sebagai
infeksi yang diperoleh seseorang selama di rumah sakit.

Selama 10-20 tahun belakangan ini telah banyak penelitian yang dilakukan untuk
mencari masalah utama meningkatnya angka kejadian HAIs dan dibeberapa negara.
kondisinya justru sangat memprihatinkan. Keadaan ini justru memperlama waktu
perawatan dan perubahan pengobatan dengan obat-obatan mahal, akibat resistensi
kuman, serta penggunaan jasa diluar rumah sakit. Karena itu negara-negara miskin
dan berkembang, pencegahan HAIs lebih diutamakan untuk dapat meningkatkan
kualitas pelayanan pasien di rumah sakit.

Dalam Kepmenkes no. 129 th 2008 ditetapkan suatu standar minimal pelayanan
rumah sakit, termasuk didalamnya pelaporan kasus HAIs untuk melihat sejauh mana
rumah sakit melakukan pengendalian terhadap infeksi ini. Data HAIs dari surveilans
HAIs disetiap rumah sakit dapat digunakan sebagai acuan pencegahan infeksi guna
meningkatkan pelayanan medis bagi pasien.

Suatu kegiatan surveilans harus mempunyai tujuan yang jelas dan ditinjau secara
berkala untuk menyesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan yang mungkin
telah berubah. Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi antara lain meliputi
adanya infeksi baru, perubahan kelompok populasi pasien, misalnya adanya

1
penerapan cara intervensi yang baru, adanya perubahan pola kuman penyakit dan
ada perubahan pola resistensi kuman terhadap antibiotika.
Dalam upaya menurunkan angka kejadian HAIs di RS Dedy Jaya maka perlu disusun
laporan pelaksanaan surveilans HAIs di RS Dedy Jaya.

III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan informasi dan saran kepada unsur pimpinan dan semua unit kerja di
RS Dedy Jaya tentang hasil pelaksanaan Surveilans HAIs, untuk dijadikan dasar
guna menentukan kebijakan selanjutnya.

2. Tujuan Khusus
a. Menyajikan data pelaksanaan Surveilans HAIs di RS Dedy Jaya.
b. Merangkum permasalahan tentang pelaksanaan Surveilans HAIs RS Dedy
Jaya.

IV. Metode dan Materi


1. Metode Survei
Observasi terhadap pemakaian alat dan angka pemakaian alat dan angka
kejadian infeksi diruang rawat inap dan rawat jalan.

2. Subjek Survei
Pasien dengan pemakaian alat IV kateter, Urin Kateter, post op diruang rawat inap
dan rawat jalan RS Dedy Jaya.

3. Definisi Operasional
a. Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis sering kali pasien
menderita penyakit atau cidera dan memerlukan bantuan dokter untuk
memulihkannya.
b. Alat adalah instrumen, mesin, dan atau implan yang tidak mengandung obat
yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia, dan atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
c. IV Kateter atau Intra Vena Kateter adalah alat yang dimasukkan di vena perifer
(biasanya pada pembuluh darah di tangan).
d. UC atau urine Cateter adalah memasukkan selang yang terbuat dari plastik
atau karet melalui uretra menuju kandung kemih
e. Pasien dengan pemakaian alat adalah seseorang yang menerima perawatan
medis dengan pemakaian instrumen, mesin dan atau implant yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan, dan meringanklan penyakit, membentuk struktur tubuh dan
memperbaiki fungsi tubuh.

2
V. Hasil Surveilans HAIs Triwulan I 2019

INSIDENT Januari Februari Maret

Phlebitis 9.13‰ 11.87‰ 12.24‰

Decubitus 0 0 0

ISK 0 0 0

IDO 0 0 0

VI. Analisa

Pada bulan Januari 2019 angka kejadian HAIs (Heathcare associated infections)
Phllebitis ada 6 kasus, dari 589 hari pemasangan infus dengan prosentase 9.13‰.
Pada bulan Februari kejadian phlebitis ada 8 kasus dari 674 hari pemasagan infus,
dengan prosentase 11.87‰, dan pada bulan Maret angka kejadian phlebitis ada 9
kasus dari 735 hari pemasangan infus dengan prosentase 12.24‰. dengan angka
rerata phlebitis di Triwulan I tahun 2019 sebesar 11.08‰ (Target ≤ 20‰) Kamus
Indikator Kinerja RS Dedy Jaya) Secara epidemiologi kasus Phlebitis mengalami
penurunan dibandingkan dengan periode Triwulan IV Tahun 2018 yaitu 11.29‰.
Dalam kajian lebih lanjut penurunan angka phlebitis sebesar 0.21‰ dari Triwulan IV
2018. walaupun terjadi penurunan yang tidak signifikan, tetapi petugas tetap
berupaya menurunkan angka phlebitis semaksimal mungkin dengan memerapkan
cuci tangan dengan benar dan prosedur aseptik yang tepat. Untuk kejdian IDO, ISK,
dan Dekubitus nol (0) tidak ada kasus.

VII. Rekomendasi/Saran
Perlunya sosialisasi terus menerus tentang cuci tangan 6 langkah, five moment cuci
tangan, prosedur aseptik serta sosialisasi SPO pemasangan dan perawatan infuse
sehingga angka kejadian phlebitis di RS Dedy Jaya dapat ditekan.

3
VIII. Penutup
Demikian laporan pelaksanaan Surveilans HAIs di RS Dedy Jaya Triwulan I tahun
2019. Melalui penilaian ini diharapkan dapat diketahui kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki oleh RS Dedy Jaya guna mencari upaya dalam menurunkan angka
kejadian HAIs.

a/n Ketua Komite PPI RS Dedy Jaya

Ardanu, AMK

4
5

Anda mungkin juga menyukai