Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
FAKULTAS TEKNIK
RUMUSAN
Arsitektur islam lebih mengusung pada
nilai-nilai universal yang dimuat oleh
ajaran islam. Nilai-nilai ini nantinya
dapat diterjemahkan ke dalam bahasa
arsitektur dan tampil dalam berbagai
bentuk tergantung konteksnya, dengan
tidak melupakan esensi dari arsitektur itu
sendiri, serta tetap berpegang pada tujuan
utama proses berarsitektur, yaitu sebagai
bagian dari beribadah kepada Allah
SWT.
ISI
Masuk dan berkembangnya islam di
Turki Anatolia juga telah memberikan
pengaruh. Salah satu bentuk pengaruh itu
ditandai dengan adanya bangunan
masjid. Yang menjadi unsur utama dari
pola masjid adalah pola masjid masa
awal memiliki halaman/sahn, tempat
shalat berupa bangunan/iwan, dan
serambi/selasar/riwaqs. Pola masjid
sendiri biasa dikenal dengan
pola hypostyle atau lapangan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Kepada-Nya kita memuji dan
bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon
perlindungan dari keburukan diri dan syaithan yang selalu menghembuskan
kebatilan. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah SWT, maka tak seorang
pun dapat menyesatkannya dan barang siapa disesatkan oleh-Nya maka tak seorang
pun dapat memberi petunjuk kepadanya. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, juga pada orang-orang yang
senantiasa mengikuti sunnah-sunnahnya. Dengan rahmat dan pertolongan-Nya
Alhamdulillah makalah yang berjudul Arsitektur Islam awal di Turki Anatolia ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
ibu dosen Cut Nursaniah, S.T., M.T dan teman teman kelas Arsitektur Islam
terhadap bantuan dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Banyak sekali kekurangan kami sebagai penyusun makalah ini, baik menyangkut
isi atau yang lainnya. Mudah-mudahan semua itu dapat menjadikan pelajaran bagi
kami agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan datang.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
A. Turki Anatolia
Hubungan antara Turki dan Islam dimulai sejak 642, ketika konflik
Turki-Arab. Dinasti muslim pertama Turki adalah Yasaman Kutay (870),
memperoleh wilayah dengan memerdekakan diri dari khalifah. Muslim-
Turki banyak memperkuat pasukan Khalifah Abbasiyah. Pemerintahan
muslim di Turki dibagi dalam periode-periode sbb: Saljuk (1070-1308)
Danishemendid (1071-1177) Saltukid (1092- 1202) Artuqid (1102-1408)
v
Mengujukid (1118-1252) Mongol (1243-1335) Qaramandid (1256-1483)
Beylik (akhir abad 14-16) Ottoman (1281-1924).
vi
Sebagian Masjid Saljuk minaretnya silindris, tinggi, dan megah dengan
hiasan di puncak. Dinding dihias kaligrafi berupa naskah membentuk cincin
pada minaret. Ornamen dan konstruksi dari bata expose disusun hingga
spasinya membentuk garis geometris. Warna terracotta menjadi ciri dari
minaretnya dan puncaknya berupa penutup berbentuk kerucut.
vii
cincin dari kaki kubah jadi dari luar tidak terlalu cembung. Pada
sisi kiri-kanan atau timur-barat bawah kubah ada banyak jendela
melengkung ambang atasnya, juga memasukkan sinar alami ke
dalam nave. Saat ini Saint Sophia mempunyai minaret majemuk
4 buah. Keempatnya berpenampang silindris, terdiri dari 4
bagian, bagian dasar denahnya bujur sangkar, bagian atasnya
kerucut.
viii
segi 8 seperti air mancur pada sahn umumnya. Masing-masing
plafon dibentuk oleh 16 kolom dan dinding keliling ruang shalat
dihias bervariasi. Denah masjid pada dasarnya simetris terdiri
dari 5 lajur sejajar dengan arah kiblat. Bagian kubah mihrab
tidak berbentuk bola melainkan kerucut runcing bersisi 12.
Setiap ujung bawah garis pelengkung diberi hiasan kepala kolom
corinthian, rumit dan indah. Mihrab berupa ceruk dibingkai
niche majemuk atau berlapis berbentuk pelengkung patah
runcing atas, dihias dengan pola klasik Eropa palmetto dan
baroque. Pola intricate pada mimbar mendapat pengaruh dari
Timur Tengah tetapi dimodivikasi jadi pola seni Anatolia Saljuk.
Warna mesjid mengikuti batu susun yaitu kuning kemerahan.
Pahatan mengikuti karakter batu berpola geometris intricate,
arabesque floral, dan kaligrafi.
ix
Mesjid ini berkonstruksi kayu. Denah segi 4 seluas 39x26 M2
sama sekali bukan hypostyle. Denah segi 4 terpancung pada
bagian depan atau selatan barat, pada pintu masuk yang
berdampingan dengan minaret. Ruang dalam mesjid terbagi
menjadi 4, masing kolom besar dan tinggi 7,5 M, kepalanya
melebar dari kayu dihias ukiran. Jumlah kolom 48, silindris,
tinggi melebar. Sahn mesjid ini sedikit lubang dari kubah
terpancung, beratap kaca sehingga memasukkan sinar alami.
Sinar alami juga masuk dari jendela atap. Pintu masuk penuh
ukiran geometris. Vestibule selain sebagai ruang peralihan juga
menjadi pembagi ke arah tangga naik ke minaret dan ke dalam
yang terdapat maqsura dan mihrab. Kepala kolom dihias pola
geometris. Lanatai ditutup tikar permadani tenun (kilim).
Komposisi warna alami dari kayu kehitaman dengan dinding
mihrab dilapis mosaik keramik kehijauan turqoise dan putih.
x
B. Turki Ottoman
xi
Ada pula yang membaginya berdasarkan pusat pemerintahan yaitu
1. Zaman bursa
2. Edirne
3. Istanbul
xii
Mesjid haji ozbek
xiii
Denah masjid haji ozbek
xiv
C. Ottoman di Bursa
xv
mengelilingi ruang sembahyang utama dalam posisi seperti mezanine
sehingga jarak lantai ke atap nya cukup tinggi
Hall dari ruang sembahyang utama berbentuk bujur sangkar
berada dibawah sebuah kubah Tidak besar hanya 11 meter puncak pada
puncak kubah terdapat lubang beratap kecil piramida dalam kaca
sehingga dapat memasukkan cahaya alami ke ruang di bawahnya.
xvi
Masjid terletak di dalam kompleks semacam kulliye di tengah kota dalam
lingkungan luas, beberapa penginapan dan sebuah masjid lain yang lebih kecil
(Cami Orhan). Masjid Cami Orhan terdiri dari teras depan, ruang peralihan
(Vestibule), hall dengan ruang semacam masqura di kiri-kanannya, dan ruang
sembahyang utama dalam bentuk dan posisi seperti masqura. Masqura adalah
sebuah ruang tertutup seperti kotak, atau layar kayu di dekat mihrab atau bagian
tengah dinding kiblat di masjid.
xvii
• Minaret kembar mengapit kiri-kanan ujung dinding depan memperkuat
bentuk simetris namun pucuknya tumpul karena beratap kubah.
xviii
pengaruh Byzantine) seperti kubah majemuk, mengatapi ruang-ruang dan petak-
petak di dalam bangunan terbentuk kolom dan dinding.
• Aspek baru terdapat pada modifikasi kubah yang bervariasi dalam besar,
kecil, dan bentuknya. Kubah utama terbesar mengatapi bagian tengah dari
haram, diatas susunan dinding dan kolom bentuknya segi delapan.
• Sisi segi delapan pada arah kiblat berupa mihrab, sisi berseberangannya
berupa iwan-portal dari haram.
• Drum berbentuk hexagonal disangga oleh 2 kolom berpenampang
hexagonal pula di kiri-kanan.
• Model kubah besar-kecil tersebut khas Turki atau Byzantine, bagian
dalamnya penuh setengah bola, dari luar tampak tidak penuh karena di
bawah menjadi bagian dari drum.
• Terdapat 4 minaret di setiap sudut sahn, bentuk silindris dengan atap
runcing.
xix
• Kompleks dalam lingkungan bertembok keliling, sebagian besar tembok
unit-unit di tepi juga menjadi dinding pembatas.
• Masjid berada di tengah antara rumah sakit, rumah sakit jiwa (timarhane)
dan Madrasah di utara-barat dan dapur umum untuk orang-orang miskin,
gudang, tempat pembuatan roti di selatan-timur dan dipisahkan oleh
halaman masjid yang luas pula.
• Kompleks cukup luas, di depan kompleks terdapat jembatan batu yang
kemungkinan besar dibangun bersamaan dan dalam satu kesatuan proyek
dengan kulliye.
xx
Ciri Ottoman pada kubah berderet, membujur dan besar-kecil menutup ruang-
ruang dan petak-petak terbentuk oleh kolom dan dinding dengan terdapat jendela
di segala sisi. Di tengah sahn terdapat air mancur seperti layaknya gaya hypostyle.
Iwan beratap deretan kubah kecil, penampang setengah bola yang tidak tampak dari
luar karena bagian bawahnya menyatu dengan drum hexagonal.
Unit penginapan menempel kembar di kiri-kanan masjid denahnya bujur
sangkar, ditutupi oleh Sembilan kubah. Dengan bagian tengah memiliki lantern
atapnya kerucut patah-patah (kerucut yang sisi berupa bidang-bidang segitiga
runcing).
4) Rumah Sakit dan Madrasah dalam Kulliye Beyazid II, Edirne (1484-
1488)
Rumah sakit (darussifa), rumah sakit jiwa mental (timarhane) berada dalam satu
unit di sisi selatan-barat dari masjid. Madrasah berkaitan dengan pendidikan
ketabiban, terpisah tapi dihubungkan dengan unit bertolak belakang untuk toilet.
• Tata letak rumah sakit cukup unik, ujung selatan terdapat unit berdenah segi
delapan.
• Setiap ruang dalam unit beratap kubah, termasuk ruang semacam hall di
tengah yang terdapat bak air besar dengan lantern di puncak.
• Tumpuan (drum) dari kubah besar penampangnya segi duabelas, sebanyak
kubah-kubah kecil mengatapi ruang-ruang mengelilingi hall.
Ruang-ruang perawatan rumah sakit jiwa dibagi menjadi 2, pertama menyatu
dengan ruang perawatan dengan tata ruang hypostyle, bagian kedua berupa deretan
7 kamar berderet memanjang di belakangnya atau barat-utara. Tata letak madrasah
bergaya hypostyle, mempunyai halaman dalam atau sahn dengan air mancur di
tengahnya. Semua ruang besar-kecil ruang perawatan beratap stereotype Ottoman.
xxi
MESJID PENTING DI KOTA BUKAN PUSAT PEMERINTAHAN
Amasya sebuah kota pinggiran timur Anatolia atau turki sekarang sekitar 150 km
dari ankara.ada sebuah peninggalan mesjid bersejarah salah satunya adalah mesjid
beyazid pasha ini dibangun pada tahun 1414-1449).
Ruang sembahyang utama dalam posisi seperti maqsura,lantai nya sedikit lebih
tinggi dari hall.
xxii
2. Ulu Cami, Manisa(1366-1378)
Di bagian atas dari kota manisa dalam lembah hijau dan sejuk terdapat Sebuah
ulu cami atau mesjid raya Didrikan pada tahun 1374 oleh ishak bey yang telah
membangun sebuah emirat sekitar 70 tahun sebelumnya. Ulucami manisa
mempunyai cukup banyak keunikan Yang tidak dimiliki oleh mesjid
lain,menyimpang dari 'Gaya mesjid Bursa'yang biasa keduanya menyatu.
Kubahnya oktogonal,disangga oleh enam buah kolom pada bagian kiblat sekalian
menjadi dinding tebal dimana ada mihrab.Diameter kubah 14 M,sebelum masuk
ada vestibule yaitu ruang peralihan dari sahn kedalam.di atapi oleh tiga buah atap
kecil.
xxiii
Di sisi timur ada makam dan disisi barat terdapat deretan dari empat
buahruang.dinding barat madrasah menyatu dengan dinding timur mesjid sedikit
lebih pendek,pada ujung utara terdapat minaret,menempel pada masjid. Pada
halaman dalam atau atau semacam sahn,ada air mancur untuk wudhu dalam bahasa
turki disebut sardivan.denahnya segi delapan.
Cami semeliye di konya dibangun pada sekitar seperempat pertama dari abad
XVI,nama dipakai untuk menghormati sultan selim.bentuknya bukan T(terbalik)
seperti mesjid model bursa.mesjid ini denah nya segi empat hampir bujur sangkar
arah melebar sedikit lebih panjang dari arah kiblat.
xxiv
terbentuk deretan dan susunan besar kecil .merupakan ciri khas dari dari arsitektur
ottoman.
Istanbul atau konstatinopel adalah ibu kota dari dua imperium besar dan penting
dalam sejarah dunia yaitu Byzantine dan ottoman.Nama konstantinopel sebelum
kemudiam berubah menjadi Istanbul di ambil dari pendirinya
kaisar(emperor)constantine sejak 330 M.
Nama konstaninopel dalam bahasa trasional arab, Persia dan turki adalah
Quastantiniya,artinya kota konstantin. Sebelum itu namanya lebih dikenal
istanbul.oleh karena itu setelah dikuasai oleh orang org turki nama kota di
kembalikan menjadi Istanbul.
xxv
Mendirikan kompleks ibadah muslim atau kuliye telah menjadi tradisi dalam
pembangunan arsitektur dan kota jaman ottoman.mehmet II (1444-81)mendapat
gelar fatih (sang penakhluk)membangun kuliyye dimana didalamnya ada mesjid,
madrasah, rumahsakit, penginapan.
Tata letak kuliyye sangat unik dibandingkan dengan lainya terdiri dari blok atau
unit unit dalam susunan sangat teratur bahkan simetris. Mesjid berada di tengah
dikelilingi halaman dalam bentuk U cukup luas di belakangnya pada arah kiblat
atau selatan.ada halaman untuk makam dari mehmet fatih dan gulbahar,kedua
makam denahnya segi delapan.
BAB II
xxvi
Masjid Sultan Selim, yang juga dikenal dengan sebutan Masjid Selim I dan
Masjid Yavuz Sultan Selim adalah sebuah masjid kekaisaran Utsmaniyah abad
ke-16 yang berada di atas Bukit ke-5 Istanbul, Turki, di wilayah Çukurbostan,
menghadap Tanduk Emas (muara pemisah kota istanbul). Masjid Sultan Selim
dibangun oleh Selim 1 (1512-
1520). Diselesaikan penerusnya 2
tahun kemudian setelah ia
meninggal, namun tahun
mulainya tidak didapat data yang
jelas. Masjid ini dibangun di
bagian Utara kota beberapa ratus
meter dari kompleks Sultan Mehmet Fatih.
Masjid ehzade (bahasa Turki : Şehzade Camii, yang berarti "pangeran") adalah
sebuah masjid kekaisaran Ottoman abad ke-16 yang terletak di distrik Fatih, di bukit
ketiga Istanbul, Turki. Dibangun karena ditugaskan oleh Suleiman yang dijuluki
the Magnificent sebagai peringatan untuk putranya Sehzade Mehmed yang
meninggal pada usia 22 tahun. Untuk menghormati pangeran yang meninggal
tersebut dibangunlah sebuah kompleks/kulliye di kawasan Schzadebasi. Arsitektur
xxvii
masjid ini sangat representatif gaya Ottoman, dalam pencampuran Byzantine
dengan hypostyle.
Masjid Sultan Mihrimah (bahasa Turki: Mihrimah Sultan Cami) adalah masjid
Ottoman abad ke-16 yang terletak di dekat tembok tanah Bizantium di lingkungan
Edirnekapı di Istanbul, Turki. Masjid dibangun atas perintah dari Sultan kepada
arsitek Sinan untuk memperingati putri dari Sultan (Mihmirah) yang telah
meninggal. Lokasi masjid ini juga berbukit-bukit seperti masjid lain karya Sinan.
Masjid menyatu dengan madrasah yang berdenah U sehingga masjid dan madrasah
keseluruhan membentuk denah hypostyle.
xxviii
• Mempunyai teras depan lebih lebar dari unit ruang sembahyang utama.
• Ruang sembahyang utama berdenah bujur sangkar dan mezanine terbentuk
oleh balkon diatapi oleh kubah
tunggal.
• Balkon terletak di kiri dan kanan
masjid, masing-masing diatapi
oleh tiga buah kubah.
• Teras atau portico depan lebih
lebar dari masjid, merupakan bagian peralihan dari halaman dalam dengan
ruang sembahyang juga diatapi oleh deretan tiga kubah di kiri dan di kanan
di atas petak bujur-sangkar terbentuk oleh kolom dan dinding, sangat khas
Turki-Ottoman.
Masjid Piyale Pasha (Turki Ottoman: پیاله پاشا امعPiyale Paşa Camii), juga
dikenal sebagai Masjid Tersane (harfiah: Masjid Galangan Kapal), adalah masjid
Ottoman abad ke-16 yang terletak di lingkungan Kasimpaşa di distrik Beyoğlu di
Istanbul, Turki. Masjid Piyale Pasha diambil dari nama seorang admiral atau
panglima besar angkatan laut kerajaan Ottoman pada jaman Selim II (1566-74).
Masjid ini dibangun oleh arsitek Sinan dan selesai pada tahun 1573.
• Terdapat dua bagian, bagian dalam untuk ruang sholat utama dan bagian
luar sebagai teras.
• Keunikan masjid ini adalah bagian luar tidak hanya berupa teras depan,
namun mengelilingi ruang sembahyang utama dalam bentuk huruf U.
• Memiliki pintu masuk yang kembar di kiri-kanan masjid.
• Ruang sembahyang berdenah persegi panjang, berbeda dengan masjid
lainnya yang umumnya berdenah bujur sangkar.
• Atap ruang sembahyang utama yaitu kubah besar tunggal, terdiri dari enam
buah kubah berderet menjadi tiga pasang melintang arah kiblat, masing-
masing kubah berdiameter 9 m.
• Di kiri-kanan depan masjid terdapat dua minaret, runcing seperti pinsil.
• Memiliki dinding yang sangat tebal, seperti masjid khas Ottoman lainnya
xxix
1. Yeni Valide Cami, Istambul (1597)
Masjid Yeni Valide (bahasa Turki: 'Yeni Valide Cami') adalah sebuah masjid
Uthmaniyyah terletak di daerah Eminönü di Istanbul, Turki. Ia terletak di Golden
Horn di bagian selatan Jembatan Galata. Bersamaan dengan Jembatan Galata,
Masjid Yeni Valide adalah salah satu pemandangan terkenal di Istanbul.
Selain Sinan, arsitek kerajaan Ottoman seorang arsitek kerajaan terkenal lain
sesudahnya adalah Davud(1599). Ketika Sinan meninggal pada 1588, Sultan Murad
III menunjuk Davud menjadi arsitek kerajaan dengan gelar Aga(master). Salah satu
karyanya yaitu Istana Topkapi(1585). Sejak 1597 pembangunan Mesjid Yeni
Valide Cami sudah dimulai, sebelum meninggal Sinan sudah melibatkan Davud
Aga dalam pembangunan mesjid tersebut.
Mesjid berada dalam lingkungan cukup padat dan kumuh dari bagian dalam kota
Istanbul disebut Emononum, tepian arir di utara-timur Golden Horn.
Mesjid Yeni Valide Cami tata letak sepenuhnya berbentuk hypostyle, seperti
lazimnya mempunyai halaman dalam (sahn) dengan air mancur untuk wudhu
ditengah. Sahn denahnya lain dengan mesjid telah dikemukakan terdahulu semua
persegi empat panjang, tapi pada mesjid ini bujur sangkar, diatapi oleh deretan
kubah kecil pada setiap petak bujur sangkar terjadi karena adanya kolom dan
dinding.
xxx
1. Arah jalan ke Pavilion Kerajaan
2.Mesjid
3.Turbe
4.TamanEgyptian Bazaar.
Baik Sahn maupun Haram mempunyai pintu masuk lateral, yang pada sahn
seperti pintu masuk utama di depan harus melalui tangga cukup tinggi dan ditandai
diatasnya dengan deretan tiga kubah kecil.
Pada sudut utara-timur dan utara-barat dari Haram terdapat menara kembar
bentuknya khas Turki Ottoman silindris, runcing seperti roket atau pensil. Dalam
hal ini mempunyai empat tingkat, dari luar terlihat dengan adanya balkon dengan
balustradenya seperti cincin melingkar dibadan minaret yang silindris.
Bahan bangunan masjid adalah batu kapur, marmer, dan batako. Masjid ini
dicapai melalui tiga gerbang, salah satunya membuka ke halaman serambi di utara,
dan dua di antaranya ada di samping ada juga pintu kecil di samping ke arah mihrab.
Bagian dalam masjid berbentuk persegi dan berukuran 41 meter (135 kaki) di setiap
sisinya. Area tengah ditentukan oleh empat dermaga besar yang merupakan
penyangga utama kubah. Di sisi dan belakang area tengah adalah barisan tiang yang
ramping marmer kolom yang dihubungkan oleh lengkungan dalam berbagai gaya.
Kubah ini berdiameter 17,5 meter (57 kaki) dan memiliki tinggi 36 meter (118
kaki). Seperti banyak masjid kekaisaran Ottoman lainnya, di 4 sudut di mana kubah
bertemu dengan pilar yang menahannya, terdapat pelat kaligrafi dengan nama
empat khalifah pertama, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali.
xxxi
Sudut timur laut galeri memiliki layar berlapis emas, di belakangnya anggota
istana kekaisaran dapat menghadiri kebaktian. Royal Loge ini terhubung dengan
lorong panjang yang ditinggikan ke Paviliun Kerajaan di sudut timur laut kompleks
masjid.
Bagian dalam masjid dihiasi dengan warna biru, hijau dan putih Ubin İznik, yang
dianggap kualitasnya lebih rendah dari ubin di masjid kekaisaran sebelumnya. Itu
mihrab dihiasi dengan stalaktit berlapis emas dan mimbar memiliki kanopi
berbentuk kerucut dengan tiang marmer yang ramping.
Pada tahun 1822 ketika pembangunan mesjid dimulai sultan sedang menghadapi
masalah dan menekan kelompok Janissary yaitu kelompok elit militer Turki sudah
ada sejak abad ke-14 yang sedang merongrong pemerintah. Gerakan berhasil
dibubarkan pada tahun 1826.
Mesjid selesai pada tahun 1826, bertepatan dengan saat pembasmian kelompok
Janissary tersebut. Mesjid kemudian dinamakan Nusretiyeyang artinya
"kemenangan gemilang" untuk memperingati pemusnahan kelompok elit militer
yang gemilang.
xxxii
Arsitektur mesjid dibangun jaman Ottoman abad ke-19 ini terlihat mengalami
perubahan besar kemungkinan terjadi karena pengaruh westernisation yang paling
menonjol adalah pengaruh Baroq, pada ornamen dalam bangunan memenuhi
seluruh bagian termasuk dinding, jendela, garis-garis batas antara bidang dengan
bidang lainnya.
Bentuk ornamen Baroq juga khas tidak lagi lurus-lurus namun lebih banyak
lengkung-lengkung kelihatan plastis seperti gelombang air, mengikuti benruk
sinusoida.
Dari segi tata letak pengaruh Eropa juga sangat menonjol pada mesjid ini terutama
sudah tidak lagi menggunakan hypostyle. Teras depan atau portico diapit oleh unit
menjorok kedepan, kembar diujung ujung kiri-kanannya beratap limas.
Kontruksi itu jelas merupakan elemen baru, merupakan bentuk klasik Eropa yang
tidak pernah terdapat pada bangunan terdahulu.
Bentuk minaret kembar dibelakang yang berbentuk seperti kuncup bunga melati,
batang menara beralur-alur dan penampang balkon tidak lagi lingkaran namun segi
delapan. Bentuk kubah berubah secara revolusioner, penuh setengah bola dan
berdiri diatas tambour dimana terdapat deretan jendela.
xxxiii
Detail minaret detail kubah detail eksterior Menara
jam masjid
Topkapisarai, Istanbul(1459)
Pembangunan istana istana dimulai oleh Mehmet II, kemudian dalam kurun
waktu 400 tahun dikembangkan oleh para penggantinya semua bagian dari Dinasti
Ottoman. Setelah dikembangkan dalam waktu ratusan tahun tersebut, kompleks
istana mempunyai empat halaman besar. Hampir semua bangunan lama terbuat dari
kayu tidak ada peninggalanny, musnah ketika terjadi kebakaran pada 1574 dan
1665.
xxxiv
Istana Topkapi berupa kompleks terdiri dari pulhan unit besar kecil, dikelilingin
dinding. Masing-masing unit terdiri dari kamar-kamar sehingga jumlah kamar
didalam komplek ratusan buah. Secara keseluruhan denah dinding keliling istana
berbentuk segi empat panjang tidak teratur, sisinya saling tidak sejajar. Sisi
terpanjang membujur ke arah utara-timur lebih dari 250M, sisi pendek diselatan-
barat sekitar 150M.
Tata letak mesjid tidak sejajar dengan unitnya, karena terikat oleh arah kiblat yang
berada diselatan timur. Pada bagian utara dari kompleks Istana Topkapi, merupakan
bagian terpadat dengan unit masing masingterdiri dari banyak kamar atau ruang
dengan berbagai fungsi.
xxxv
Ubin istana Pintu Masuk Dewan Kekaisaran Pintu ke Perbendaharaan
Kekaisaran (Hazine-i Âmire)
Pemandian Sultan dengan Air mancur Kamar Pribadi Murat III Ubin İznik menghiasi interior
panggangan berlapis emas
xxxvi
BAB III
Pertanyaan: Dari penjelasan materi dari Ulfi dan Monica tadi banyak disebutkan
mengenai adanya penggunaan ubin iznik, apakah ubin iznik merupakan ciri khas
arsitektur Turki? Apa ciri khas motif pada ubin iznik? Dan apakah di Indonesia ada
bangunan yang menggunakan ubin iznik tersebut?
Menyusul berdirinya Kekaisaran Ottoman pada awal abad ke-14, ubin Iznik
awalnya mengikuti pendahulu kekaisaran seljuk. Nah, karena pada periode
Ottoman ini banyak meniru gaya arsitektur dinasti seljuk salah satunya banyak
memakai panel ubin Iznik pada masjid. Di Istanbul contoh ubin Iznik dapat dilihat
di masjid, makam, perpustakaan, dan bangunan istana, seperti Masjid Rüstem
Pasha, Masjid Sokollu Mehmet Pasha, makam Selim II di kompleks Hagia Sophia,
dan bangunan tertentu di Topkapi Kompleks istana seperti Ruang Sunat dan Kios
Bagdad. Maka ubin Iznik ini menjadi salah satu ciri khas arsitektur di Turki.
xxxvii
Belum ada penerapan ubin Iznik di Indonesia, karena sebagian tembikar
İznik yang masih ada yang berada di museum-museum di luar Turki, tetapi contoh
tempat penghasil ubin dari kota tersebut ada di sejumlah kota di belahan Turki,
seperti İstanbul, Bursa, Edirne, Adana, dan Diyarbakır. Di Istanbul sendiri, contoh
pengubinan İznik dapat dilihat di sekitar 40 bangunan masjid, pemakaman,
perpustakaan, dan istana, seperti Masjid Rüstem Pasha, Masjid Sokollu Mehmet
Paşa, makam Selim II di kompleks Hagia Sophia.
xxxviii
Jadi, dinding pada masjid itu kan berfungsi sebagai strukturnya, yaitu
berfungsi untuk menyangga beban pada bagian atapnya yaitu umumnya beratap
kubah. Jadi, karena kubah utama masjid itu besar maka sangat membutuhkan
ukuran dinding dan kolom yang tebal dan besar agar dapat menanggung beban pada
kubah atau atap dari masjid tersebut.
Pertanyaan: salah satu ciri mesjid ottoman yaitu kubah berderet, jadi apa yang
melatarbelakangi banyak kubah apakah pengaruh struktur dan dekorasi?
xxxix
terpusat yang digunakan oleh bangsa Bizantium dalam membangun Hagia Sophia
di Konstantinopel (Istanbul).
Kubah yang tersusun berderet pada mesjid Ahmad Kadyrov yang juga merupakan
unsur dekorasi karena memiliki estetika bentuk yang simetris
Sementara itu, seperti pada kubah masjid Ulu Cami terdapat sebuah kubah
yang dibuat terbuka sebagai sistem penerangan sehingga cahaya dari luar dapat
masuk ke dalam masjid. Dengan desain seperti ini, pencahayaan masjid di siang
hari cukup dengan cahaya matahari yang terpancar dari kubah. Selain itu, tepat di
bawah kubah yang dibuat terbuka terdapat sebuah çeşme (air mancur), dengan
demikian air yang masuk saat musim hujan akan ditampung di kolam air mancur
tersebut.
Selain itu, salah satu keunikan lain dari masjid berkubah banyak adalah
fungsi kubah sebagai pemantul suara yang sangat bagus. Sehingga imam sholat
sebenarnya tidak terlalu membutuhkan sound system untuk membuat suara menjadi
lebih keras dan nyaring.
xl
Westernisasi adalah proses meniru budaya barat seperti tingkah laku, gaya
hidup, dan bidang lain. Westernisasi terjadi karena pengaruh perubahan sosial
budaya dan modernisasi. Westernisasi masuk dalam pengaruh negatif perubahan
sosial budaya, seperti modernisasi. Makna modernisasi pola perubahan tradisional
menjadi modern.
Sedangkan westernisasi lebih kepada proses identifikasi dan meniru budaya barat.
Di Indonesia, westernisasi punya dampak positif dan negatif untuk masyarakat.
Budaya barat mengubah cara berpikir, bekerja, dan cara hidup. Contohnya saja di
kota besar banyak hotel, apartemen, kafe, dan tempat untuk hiburan.
xli
DAFTAR PUSTAKA
https://alfatihstudentcenter.com/masjid-sehzade-bukti-cinta-untuk-sultan-
muhammaf-al-fatih/
https://www.kontraktorkubahmasjid.com/masjid-sehzade/
https://www.republika.co.id/berita/pnxssg313/gaya-usmaniyah-klasik-di-masjid-
ahmad-kadyrov
xlii