Anda di halaman 1dari 42

TURKI ANATOLIA

Arsitektur Islam Awal

Dosen Pengampu:

Cut Nursaniah, S.T., M.T.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 6

MONICA PUTRI (2004104010001)

CUT LAILA FITRIA (2004104010030)

SALWA SYARAFINA (2004104010063)

ULFIATI FARRASNA KAMILA (2004104010083)

ALZHIRAHANA FITRIANI (2004104010100)

SESSA AL-HUSNA (2004104010120)

JURUSAN ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

TAHUN AJARAN 2022


PENDAHULUAN
Perkembangan arsitektur islam dari abad
VII sampai abad XV meliputi
perkembangan struktur, seni dekorasi,
ragam hias dan tipologi bangunan.
Daerah perkembangan seni arsitektur
islam ini akhirnya meluas di Kawasan
Asia Barat hingga menuju ke Kawasan
Eropa, Afrika hingga Asia Selatan dan
Asia Tenggara. Perkembangan seni
arsitektur ini nantinya akan mengalami
penyesuaian dengan budaya dan tradisi
setempat, serta kondisi geografisnya.
KESIMPULAN

RUMUSAN
Arsitektur islam lebih mengusung pada
nilai-nilai universal yang dimuat oleh
ajaran islam. Nilai-nilai ini nantinya
dapat diterjemahkan ke dalam bahasa
arsitektur dan tampil dalam berbagai
bentuk tergantung konteksnya, dengan
tidak melupakan esensi dari arsitektur itu
sendiri, serta tetap berpegang pada tujuan
utama proses berarsitektur, yaitu sebagai
bagian dari beribadah kepada Allah
SWT.

ISI
Masuk dan berkembangnya islam di
Turki Anatolia juga telah memberikan
pengaruh. Salah satu bentuk pengaruh itu
ditandai dengan adanya bangunan
masjid. Yang menjadi unsur utama dari
pola masjid adalah pola masjid masa
awal memiliki halaman/sahn, tempat
shalat berupa bangunan/iwan, dan
serambi/selasar/riwaqs. Pola masjid
sendiri biasa dikenal dengan
pola hypostyle atau lapangan.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Kepada-Nya kita memuji dan
bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon
perlindungan dari keburukan diri dan syaithan yang selalu menghembuskan
kebatilan. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah SWT, maka tak seorang
pun dapat menyesatkannya dan barang siapa disesatkan oleh-Nya maka tak seorang
pun dapat memberi petunjuk kepadanya. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, juga pada orang-orang yang
senantiasa mengikuti sunnah-sunnahnya. Dengan rahmat dan pertolongan-Nya
Alhamdulillah makalah yang berjudul Arsitektur Islam awal di Turki Anatolia ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
ibu dosen Cut Nursaniah, S.T., M.T dan teman teman kelas Arsitektur Islam
terhadap bantuan dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Banyak sekali kekurangan kami sebagai penyusun makalah ini, baik menyangkut
isi atau yang lainnya. Mudah-mudahan semua itu dapat menjadikan pelajaran bagi
kami agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan datang.

Banda Aceh, 18 Oktober 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR -----------------------------------------------------------------------

DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------------

BAB I PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------

BAB II SEJARAH DAN DINASTI DI TURKI ANATOLIA -------------------------

BAB III PENINGGALAN SEJARAH ISLAM DI TURKI ANATOLIA ------------

BAB IV DISKUSI DAN TANYA JAWAB ----------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA -----------------------------------------------------------------------

iv
BAB I

SEJARAH DAN DINASTI DI TURKI ANATOLIA

A. Turki Anatolia

Wilayah Anatolia atau Anadolu mencakup wilayah saat ini Turki, di


utara berbatasan dengan pantai selatan Laut Hitam, sebelah barat-utara
dengan Bulgaria, di selatan sebagian pantai utara barat Laut Mediterania,
Siria Irak, dan di timur dengan Iran dan Rusia. Sebagian wilayah di sebelah
barat utara dipisahkan oleh Selat Bosporus, dengan adanya 2 laut terpisah
yaitu Laut Hitam dan Laut Marmara. Pada selat ini di tepian barat terdapat
kota Istambul (Konstantinopel) yang pernah menjadi pusat kebudayaan
Islam termasyhur di wilayah Anatolia dan sekitarnya.

Sebelum Islam, budaya Anatolia sudah tercatat dalam sejarah 40


abad lalu. Dinasti Ottoman adalah yang terlama berkuasa memerintah Turki
dan sekitarnya. Setelah Raja Archaemenid dari Cyrus mengadakan invasi
membuat wilayah ini makmur di bawah kekuasaan Persia. Puncak kejayaan
Persia ketika pasukan Macedonia di bawah Alexander menaklukkan
wilayah ini. Setelah Alexander meninggal, kekuasaan jatuh ke Romawi
dalam perang Magnesia 129 SM. Imperium Romawi di bawah Diocletian
membagi wilayah menjadi barat dan timur. Constantinople (Istambul)
dijadikan pusat pemerintahan, kebudayaan dan agama Kristen, jantung
Imperium Byzantine hingga masuk Islam dari Dinasti Saljuk hingga
Ottoman.

Hubungan antara Turki dan Islam dimulai sejak 642, ketika konflik
Turki-Arab. Dinasti muslim pertama Turki adalah Yasaman Kutay (870),
memperoleh wilayah dengan memerdekakan diri dari khalifah. Muslim-
Turki banyak memperkuat pasukan Khalifah Abbasiyah. Pemerintahan
muslim di Turki dibagi dalam periode-periode sbb: Saljuk (1070-1308)
Danishemendid (1071-1177) Saltukid (1092- 1202) Artuqid (1102-1408)

v
Mengujukid (1118-1252) Mongol (1243-1335) Qaramandid (1256-1483)
Beylik (akhir abad 14-16) Ottoman (1281-1924).

Dinasti Saljuk berhasil memperluas kekuasaan ke seluruh Persia


hingga pantai Mediterania, Anatolia, Irak, sebagian Siria termasuk Iran.
Setelah mengambil alih Baghdad pada 1055 kemudian dijadikan sebagai
pusat pemerintahan. Imperium Saljuk memperluas wilayah dari Asia-
Tengah di Timur hingga Marmara dan Agean di Barat, dari Kaukaskus di
utara hingga Mesir di selatan. Dalam sejarah kekuasaan Saljuk dapat dicatat
beberapa Sultan Saljuk-Anatolia yang lebih menonjol dari lainnya, yaitu:
Kilicarlan 1 (1092-1107) Meliksah 1 (1107-1116) Mes'ud 1 (1116-1156)
Kilicarlan 2 (1156-1192) Giyasudin Keyhusrev 1 (1192-1210) Izzuddin
Keykavus 1 (1210-1220) Alauddin Keykubad 1 (1220-1235) Giyasuddin
Keyhusrrev 2 (1236-1246). Sejarah Anatolia setelah pertengahan abad 13,
khususnya wilayah Timur masih terkait dengan Iran, meskipun Dinasti
Ilkhaniyah runtuh. Hal ini dikarenakan ada kekuasaan yang kuat dengan
persekutuan 2 dinasti yaitu Qaraqoyunlu (1380-1468) dan Aqqoyunlu
(1378-1508).

Di Anatolia barat dalam wilayah bekas kekuasaan Saljuk muncul


puluhan kerajaan bebas, diantaranya adalah: Esreloglu dari Beysehir di
Anatolia tengah, Karamaniyah dari Karaman dan Konya, Mentesiyiah dari
Milas, Mugla dan Pecin, Aydiniyah dari Selcuk dan Birge

Dinasti Saljuk meninggalkan monumen dengan gaya khas, pengaruh


gayanya berlangsung hingga abad 14. Tipe bangunan Turki-Muslim lebih
dekat dengan tradisi asli dibanding pengaruh luar. Baik bangunan religius
atau sekuler mempunyai karakter arsitektural tidak berbeda meskipun
bahan, proporsi dan dekorasinya bervariasi, beradaptasi dengan pola
religius Shamanism, Budha, dan Islam. Salah satu ciri arsitektur Saljuk
adalah pada bagian portal konstruksinya dari batu hias dengan pola floral
dan kaligrafi. Bagian atas dari jalan masuk dihias muqarnas. Iwan adalah
elemen bukan asli Saljuk dimodivikasi sehingga menjadi salah satu cirinya.

vi
Sebagian Masjid Saljuk minaretnya silindris, tinggi, dan megah dengan
hiasan di puncak. Dinding dihias kaligrafi berupa naskah membentuk cincin
pada minaret. Ornamen dan konstruksi dari bata expose disusun hingga
spasinya membentuk garis geometris. Warna terracotta menjadi ciri dari
minaretnya dan puncaknya berupa penutup berbentuk kerucut.

1. HAGIA SOPHIA (532-7)

Hagia Sophia (Saint Sophia) dulunya adalah sebuah katedral.


Gereja dirancang oleh 2 arsitek Anthemius dari Tralles dan
Isodorus dari Melitus. Pada jaman Ottoman (1453) diubah untuk
mesjid. Perkembangan arsitektur mesjid di Turki mengambil
elemen arsitektural mesjid dahulu bekas gereja terbesar jaman
Byzantine awal abad 6. Di lantai 1 ada ruang tengah bujur
sangkar, pada masing-masing sudutnya terdapat kolom
konstruksi balok batu masiv besar. Keempat kolom menyangga
pelengkung setengah lingkaran. Pada sisi timur-selatan dan
utara-barat dari kubah utama, ada lagi setengah kubah, membuat
ruang umat (nave) di bawah menjadi oval panjang. Tiap sudut
nave ada exedra (bagian bangunan berdenah melengkung sekitar
1/3 lingkaran). Nave dikelilingi deretan jendela dalam posisi

vii
cincin dari kaki kubah jadi dari luar tidak terlalu cembung. Pada
sisi kiri-kanan atau timur-barat bawah kubah ada banyak jendela
melengkung ambang atasnya, juga memasukkan sinar alami ke
dalam nave. Saat ini Saint Sophia mempunyai minaret majemuk
4 buah. Keempatnya berpenampang silindris, terdiri dari 4
bagian, bagian dasar denahnya bujur sangkar, bagian atasnya
kerucut.

2. MASJID DAN RUMAH SAKIT MENTAL DI DIVRIGI (1228-


1229)

Masjid ini tergolong Ulu Cami atau Masjid Agung. Konstruksi


masjid rumah sakit bukan dari bata namun dari batu. Elemen
arsitektur lokal diterapkan pada masjid ini. Hal baru dalam
arsitektur mesjid ini adalah inovasi hypostyle. Sahn dalam
mesjid hanya berupa 1 bidang segi 4 dibentuk oleh 4 kolom.
Unsur sahn berupa lubang di atas terbentuk oleh sebuah kubah
terpancung. Di bawah bukaan kubah terpancung ada kolam kecil

viii
segi 8 seperti air mancur pada sahn umumnya. Masing-masing
plafon dibentuk oleh 16 kolom dan dinding keliling ruang shalat
dihias bervariasi. Denah masjid pada dasarnya simetris terdiri
dari 5 lajur sejajar dengan arah kiblat. Bagian kubah mihrab
tidak berbentuk bola melainkan kerucut runcing bersisi 12.
Setiap ujung bawah garis pelengkung diberi hiasan kepala kolom
corinthian, rumit dan indah. Mihrab berupa ceruk dibingkai
niche majemuk atau berlapis berbentuk pelengkung patah
runcing atas, dihias dengan pola klasik Eropa palmetto dan
baroque. Pola intricate pada mimbar mendapat pengaruh dari
Timur Tengah tetapi dimodivikasi jadi pola seni Anatolia Saljuk.
Warna mesjid mengikuti batu susun yaitu kuning kemerahan.
Pahatan mengikuti karakter batu berpola geometris intricate,
arabesque floral, dan kaligrafi.

3. CAMI ESREFOGLU SULEYMAN BEY DI BEYSEHIR


(1296-1301)

ix
Mesjid ini berkonstruksi kayu. Denah segi 4 seluas 39x26 M2
sama sekali bukan hypostyle. Denah segi 4 terpancung pada
bagian depan atau selatan barat, pada pintu masuk yang
berdampingan dengan minaret. Ruang dalam mesjid terbagi
menjadi 4, masing kolom besar dan tinggi 7,5 M, kepalanya
melebar dari kayu dihias ukiran. Jumlah kolom 48, silindris,
tinggi melebar. Sahn mesjid ini sedikit lubang dari kubah
terpancung, beratap kaca sehingga memasukkan sinar alami.
Sinar alami juga masuk dari jendela atap. Pintu masuk penuh
ukiran geometris. Vestibule selain sebagai ruang peralihan juga
menjadi pembagi ke arah tangga naik ke minaret dan ke dalam
yang terdapat maqsura dan mihrab. Kepala kolom dihias pola
geometris. Lanatai ditutup tikar permadani tenun (kilim).
Komposisi warna alami dari kayu kehitaman dengan dinding
mihrab dilapis mosaik keramik kehijauan turqoise dan putih.

4. MASJID JAMI MAHMUT BEY KASABAKOY (1366)

Elemen peninggalan Saljuk ada pada bentuk, denah, tata letak,


konstruksi bahan, dan dekorasi. Denahnya segi 4. Bidang
sekeliling mihrab dihias pola geometris intricate jadi bingkai.
Kolom dihias muqarnas. Tumpukan balok berderet bergerigi
menjadi ornamen juga. Pola kayu dihias arabesque dan kaligrafi.

x
B. Turki Ottoman

Dinasti saljuk tumbang pada 1243, wilayah anatolia Tengah jantung


dari pemerintahannya terbagi menjadi wilayah-wilayah kecil masing-
masing di bawah kekuasaan Emir. di antara emir tersebut yang kemudian
menjadi penguasa terkuat dalam wilayah luas tidak hanya di wilayah
anatolia tengah adalah Osman Bey, pendiri Dinasti Ottoman.
Kekuasaan dimulai dari para Emir dalam wilayah-wilayah tidak luas
di antara Mr menonjol dan kuat kemudian memperluas wilayah
menaklukkan dan menyatukan wilayah lain dalam kekuasaannya kekuasaan
semakin luas karena ekspansi dalam periode lama turun-temurun
membentuk suatu dinasti suatu saat terjadi perpecahan dalam dinasti
kekuasaan melemah sementara itu bangkit kekuatan luar menonjol
meruntuhkan dinasti sebelumnya yang telah berkuasa lama kemudian
mendirikan dinasti baru dalam hal sejarah Islam sesudah masa Khalifah 4
kekuasaan beralih ke Dinasti Umayyah, Abbasiyah, Umayyah Spanyol,
fatimiyah, dan seterusnya.
Sejarah Ottoman dimulai dari seorang kepala kelompok suku kecil
terdiri dari sebagian besar pengembala ternak yang mempunyai prajurit
pengikut kelompok ini adalah Marga (Clan) Kai salah satu dari banyak Clan
(uruz) terus yaitu orang-orang Turki melarikan diri dari Asia tengah
bergabung dengan kelompok sesamanya di anatolia karena tekanan bangsa
Mongol .
Pendiri dinasti Turki Ottoman kedua setelah saljuk berasal dari so
good sebuah kota kecil di punggung sebuah bukit lebih kurang 50 km
sebelah timur bursa di kota kecil ini lahir Osman Bey pada 1258 anak
ertugrul.
Sejarah Dinasti Ottoman dibagi dalam beberapa zaman Dan sejarah dunia
1. Akhir Zaman pertengahan (Medieval)
2. Renaissance
3. Barok
4. Neoklasik
5. Modern abad XX

xi
Ada pula yang membaginya berdasarkan pusat pemerintahan yaitu
1. Zaman bursa
2. Edirne
3. Istanbul

GoodWin dalam bukunya khusus tentang sejarah arsitektur Ottoman


membagi menjadi 10 secara cukup Kompleks sejak zaman perebutan bursa
hingga Barok dan sesudahnya Bujet membagi sejarah Turki Ottoman
menjadi 6 dengan kriteria arsitektural yaitu periode bursa 1299-
1521, classic 1501-1730, Tulip 1703-1730, Baroque Turki 1730-
1808, Cosmopolitan 1808 -1908 dan Neo-Ottoman 1902-1923.

• Masa Ottoman Awal dan Klasik (1281-1703)

Setelah Osman penakluk memproklamasikan berdirinya Kerajaan


Turki-Ottoman pada 1281 hingga 1501 menjadi zaman awal perluasan
kekuasaan. dalam masa itu Ottoman Turki berhasil mengusir orang-orang
Byzantine dari Asia kecil (minor) dan kekuatan Turki menyeberang ke
Eropa hingga sejauh danube. Kekalahan pasukan perang salib membuat
situasi Balkan menjadi lebih stabil hingga kemudian pusat pemerintahan
dipindah ke Istanbul (Konstantinopel) Pada 1453. Telah disebutkan di atas
bahwa Dinasti Ottoman pernah berpusat di 3 Kota pertama bursa kemudian
edirne terakhir di Istanbul .

1. Mesjid Haji (haci) Ozbek 1333 di Iznik

xii
Mesjid haji ozbek

Iznik adalah sebuah kota di tepi danau lebih kurang 40 km di utara


timur Bursa. Masjid dibangun pada 1333 oleh Yayasan pribadi Haji Ozbek.
Denah ruang sembahyang masjid bujur sangkar Tidak besar hanya 9 x 9
M2.
Aspek hypostyle Dipakai dalam arsitektur masjid sejak yang
pertama di Madinah abad VII hingga masa itu, Sama sekali tidak ada dalam
cami haji ozbek. Atap berupa kubah berbentuk bangunan dari bola
(hemisphere), Menutup ruang sembahyang sepenuhnya. Kubah duduk pada
tumpuan polygonal sedikit lebih kecil dari dinding keliling.
Pada keempat sudut antara kubah dengan dinding dihias dengan
semacam muqarnas, dinding luarnya dilapisi dengan keramik terracotta.
Pada Cami Haji ozbek dinding merah berada di arah kiblat yaitu di
selatan sedangkan pintu masuk dari barat jadi berada di sisi kanan dari
bangunan bila dilihat dari depan.
Mihrab diapit oleh ceruk kembar sedikit lebih rendah semuanya
dihias dengan Niche sebagai bingkai mengelilinginya.
Jendela menerangi ruang hanya terdapat pada sisi Timur dan Utara pada
dinding selain pintu masuk dan dinding kiblat. Pada tumpuan kubah terdapat
3 jendela di selatan di atas mineral di timur dan Utara. Di selatan tidak
terdapat jendela karena disitu sebelumnya ada partico.

xiii
Denah masjid haji ozbek

2. Mesjid Orhan Gazi di Bilecik (1335)

Gambar mesjid Orhan Gazi

Kontruksi masjid gazi dari bata dan batu pecah dalam


susunan tumpang tindih teratur, satu batu, satu bata kemudian satu
batu dan tiga bata dan seterusnnya. Luas lantainya yang segi empat
14,30 x 15,30 m2.
Dalam cami Gazi di Bilecik, tidak ditemukan bekas teras
atau portico, minaret kembar, dikedua sudut depan berbentuk
silindris terdiri dari dua bagian di atas lebih kecil dan diantaranya
terdapat balkon keliling sebagai gelang, pucuknya runcing,
dibangun beberapa abad kemudian tepatnnya pada 1882.

xiv
C. Ottoman di Bursa

Osman (Ottoman) 1 (1300 -1326) berasal dari sogut, pendiri


Dinasti Ottoman pada masa pergantian Abad memasuki abad 19 telah
menguasai wilayah dan kota-kota bilecik, inegol, yarhisar, Yenisehir. Di
kota disebut terakhir Osman memusatkan kekuatan untuk melawan
iznik dan bursa.
Orhan menjadikan bursa sebagai pusat pemerintahan kemudian
menjadi pula pusat industri dan perdagangan Sutra dari seluruh anatolia
Bursa terletak di lembah yaitu bagian dari Gunung Olympus di
Asia menjadi ibukota pertama dari Dinasti Ottoman dikota ini berbagai
penguasa Ottoman berganti-ganti dan tinggal dengan membangun kota
dan tempat tinggal dalam benteng citadel.

1. Mesjid Kerajaan (Hudavendigar) Murad 1, di Bursa (1366-


1385)

Gambar mesjid kerajaan murad 1

Murad 1 mendirikan masjid kerajaan di Bursa namanya di


Afrika. Konsep masjid dalam lingkungan gedung-gedung fasilitas
umum Muslim lainnya diterapkan dalam membangun masjid ini bahkan
pola kuda pendekar juga menjadi arsitektur pertama di dunia di mana
masjid tidak berdampingan dengan Madrasah, namun keduanya di
bawah satu atap lantai bawah untuk masjid Madrasah di lantai dua.
Untuk bagian lantai dua itu membentuk denah tapal kuda atau huruf u

xv
mengelilingi ruang sembahyang utama dalam posisi seperti mezanine
sehingga jarak lantai ke atap nya cukup tinggi
Hall dari ruang sembahyang utama berbentuk bujur sangkar
berada dibawah sebuah kubah Tidak besar hanya 11 meter puncak pada
puncak kubah terdapat lubang beratap kecil piramida dalam kaca
sehingga dapat memasukkan cahaya alami ke ruang di bawahnya.

Gambar Layout kerajaan hudavendigar dan denah masjid hudavendigar

2. Masjid Agung (Ulu Cami), Bursa (1396-1400)

Beyazid I (1389-1400), anak sulung


dari Murad memproklamasikan dirinya
sebagai pemimpin dalam medan pertempuran
setelah mengeksekusi Yakup saudaranya.
Wilayah kekuasaannya bertambah luas
mencakup sebagian besar Mediterania, Konya
hingga wilayah Siria bagian utara.

Salah satu peninggalan arsitektur zaman Beyazid terpenting adalah Ulu


Cami Bursa. Masjid ini memiliki denah segi empat, tidak lebih besar dari masjid
raya pada zaman sebelumnya, namun masjid ini lebih besar dari masjid-masjid di
dalam kulliye masjid tersebut. Külliye adalah kompleks bangunan yang terkait
dengan arsitektur Turki yang berpusat di sebuah masjid dan dikelola dalam satu
lembaga.

xvi
Masjid terletak di dalam kompleks semacam kulliye di tengah kota dalam
lingkungan luas, beberapa penginapan dan sebuah masjid lain yang lebih kecil
(Cami Orhan). Masjid Cami Orhan terdiri dari teras depan, ruang peralihan
(Vestibule), hall dengan ruang semacam masqura di kiri-kanannya, dan ruang
sembahyang utama dalam bentuk dan posisi seperti masqura. Masqura adalah
sebuah ruang tertutup seperti kotak, atau layar kayu di dekat mihrab atau bagian
tengah dinding kiblat di masjid.

Di dalam empat penginapan yang terdapat di lingkungan ini bergaya hypostyle


yang mempunyai iwan dan sahn, namun unsur hypostyle tidak ada dalam Ulu Cami
Bursa. Air mancur untuk wudhu di dalam menyatu dengan ruang sembahyang
utama yang posisinya seperti di dalam sahn, namun beratap dan tidak dikelilingi
iwan. Lingkungan ini besar namun tata ruangnya sederhana, ruang-ruang besar
tanpa teras, dan vestibule maupun ruang-ruang lain seperti masjid se-zamannya.

• Denah simetris dengan minaret kembar di sudut kiri-


kanan depan.
• Pintu masuk utama Ulu Cami Bursa berupa ceruk dari
konstruksi susunan batu, dihias dengan muqarnas pada
bagian atas, dibingkai dengan bidang segi empat tegak,
mirip pintu gerbang masjid Iran.
• Air mancur berfungsi ganda, yaitu sebagai hiasan maupun tempat wudhu di
bawah kubah di tengah, yang terdapat lantern pada puncaknya, sangat khas
arsitektur Ottoman awal.
• Ciri arsitektur Ottaman awal terlihat dalam bentuk dan struktur atapnya,
setiap petak bujur-sangkar dibentuk oleh kolom-kolom dan dinding keliling
di atapi oleh sebuah kubah.

xvii
• Minaret kembar mengapit kiri-kanan ujung dinding depan memperkuat
bentuk simetris namun pucuknya tumpul karena beratap kubah.

• Zaman Ottoman Awal di Edirne (Adrianople) (1362-1453)

Edirne merupakan sebuah kota di seberang utara selat Bosporus secara


geografis menjadi bagian dari Eropa, ± 200 km di sebelah timur Istanbul. Orang-
orang Turki di bawah pemerintaham Murad I (1360-1389) pada 1362 memperluas
kekuasaan ke wilayah Eropa, dengan merebut kota Edirne dari tangan Byzantine.
Sejak saat itu Imperium Ottoman menjadikan kota terletak sangat strategis dalam
jalur utama penghubungan Eropa-Turki sebagai pusat pemerintahan.

Tidak lama setelah Konstantinopel jatuh ke tangan kekuasaan Ottoman pada


1453, dijadikan ibukota dan kemudian namanya diganti menjadi Istanbul. Edirne
hamper 100 tahun menjadi pusat pemerintahan, selanjutnya tidak lagi berfungsi
sebagai ibukota, namun tetap menjadi kota penting bagi pemerintah Ottoman
dimana para sultan bermukim. Disayangkan bahwa istana di tepian Sungai Tunca,
hingga abad ke-19 digunakan sebagai tempat tinggal sultan saat ini sudah tidak
terlihat lagi sisanya.

1) Cami Uc Serefeli, Edirne (1438-1447)

Masjid ini dibangun dan dibiayai oleh Yayasan


Musa Celebi (1410) diperuntukkan Murad II. Uc
Serefelli berarti Tiga Balkon. Masjid ini rusak setelah
ditimpa musibah kebakaran pada 1732 dan gempa bumi
1748. Mehmet I sebelum meninggal pada 1754
memerintahkan untuk membangun kembali masjid ini.

Ruang sudah tidak lagi tunggal beratap multi


dome namun terdiri dari 2 bagian menyatu masing-
masing segiempat yang di belakang lebih luas
mempunyai halaman dalam sahn dikelilingi iwan. Di
tengah sahn terdapat air mancur untuk wudhu. Berbentuk hypostyle dengan sahn
lebih luas dari haram. Bentuk hypostyle dipadukan dengan corak Turki (banyak

xviii
pengaruh Byzantine) seperti kubah majemuk, mengatapi ruang-ruang dan petak-
petak di dalam bangunan terbentuk kolom dan dinding.

• Aspek baru terdapat pada modifikasi kubah yang bervariasi dalam besar,
kecil, dan bentuknya. Kubah utama terbesar mengatapi bagian tengah dari
haram, diatas susunan dinding dan kolom bentuknya segi delapan.
• Sisi segi delapan pada arah kiblat berupa mihrab, sisi berseberangannya
berupa iwan-portal dari haram.
• Drum berbentuk hexagonal disangga oleh 2 kolom berpenampang
hexagonal pula di kiri-kanan.
• Model kubah besar-kecil tersebut khas Turki atau Byzantine, bagian
dalamnya penuh setengah bola, dari luar tampak tidak penuh karena di
bawah menjadi bagian dari drum.
• Terdapat 4 minaret di setiap sudut sahn, bentuk silindris dengan atap
runcing.

2) Kompleks (Kulliye) Beyazid II, Edirne (1484-1488)

Beyazid II tiba di Edirne dalam perjalanan ke Balkan bersama pasukannya.


Dalam kompleks ini membangun banyak proyek, yaitu masjid baru dan pusat
kesehatan (medical centre) termasuk rumah sakit, sanatorium, rumah sakit jiwa, dan
sekolah ketabiban di tepian Sungai Tunca. Seperti di Bursa, bangunan-bangunan
tersebut didirikan dalam sebuah kompleks (kulliye). Perencanaan dipercayakan
kepada Mimar Hayrettin, arsitek kerajaan pada waktu itu kemungkinan bersamaan
dengan pembangunan masjid Beyazit di Istanbul.

xix
• Kompleks dalam lingkungan bertembok keliling, sebagian besar tembok
unit-unit di tepi juga menjadi dinding pembatas.
• Masjid berada di tengah antara rumah sakit, rumah sakit jiwa (timarhane)
dan Madrasah di utara-barat dan dapur umum untuk orang-orang miskin,
gudang, tempat pembuatan roti di selatan-timur dan dipisahkan oleh
halaman masjid yang luas pula.
• Kompleks cukup luas, di depan kompleks terdapat jembatan batu yang
kemungkinan besar dibangun bersamaan dan dalam satu kesatuan proyek
dengan kulliye.

3) Masjid di dalam Kulliye Beyazid II, Edirne (1484-1488)

Arsitektur masjid merupakan fenomena baru dalam perkembangan arsitektur


Ottoman, gabungan antara model T dengan hypostyle. Fungsi masjid menyatu
dengan semacam penginapan (tabhane) yang diperuntukkan untuk orang yang ingin
menginap saat dalam perjalanan. Hal ini juga merupakan salah satu keunikan dari
masjid dalam kulliye di Edirne.

• Ruang sembahyang utama dibanding dengan unit-unit lain dalam kompleks


tidak terlalu luas.
• Di setiap sisi ke-16 dinding drum terdapat jendela atas ambangnya
pelengkung patah, menerangi ruang dibawahnya pada siang hari.
• Konstruksi semua unit kompleks terbuat dari batu sangat tebal dengan
dinding masjid ± 2 meter.
• Aspek arsitektur Timur-Tengah pada iwan berupa portico dan ambang
pelengkung seperti arsitektur zaman Mesir Kuno.
• Kubah besar-kecil juga menjadi hiasan, molding, dan muqarnas pada kaki
dan kepala kolom tidak banyak hiasan.

xx
Ciri Ottoman pada kubah berderet, membujur dan besar-kecil menutup ruang-
ruang dan petak-petak terbentuk oleh kolom dan dinding dengan terdapat jendela
di segala sisi. Di tengah sahn terdapat air mancur seperti layaknya gaya hypostyle.
Iwan beratap deretan kubah kecil, penampang setengah bola yang tidak tampak dari
luar karena bagian bawahnya menyatu dengan drum hexagonal.
Unit penginapan menempel kembar di kiri-kanan masjid denahnya bujur
sangkar, ditutupi oleh Sembilan kubah. Dengan bagian tengah memiliki lantern
atapnya kerucut patah-patah (kerucut yang sisi berupa bidang-bidang segitiga
runcing).

4) Rumah Sakit dan Madrasah dalam Kulliye Beyazid II, Edirne (1484-
1488)

Rumah sakit (darussifa), rumah sakit jiwa mental (timarhane) berada dalam satu
unit di sisi selatan-barat dari masjid. Madrasah berkaitan dengan pendidikan
ketabiban, terpisah tapi dihubungkan dengan unit bertolak belakang untuk toilet.

• Tata letak rumah sakit cukup unik, ujung selatan terdapat unit berdenah segi
delapan.
• Setiap ruang dalam unit beratap kubah, termasuk ruang semacam hall di
tengah yang terdapat bak air besar dengan lantern di puncak.
• Tumpuan (drum) dari kubah besar penampangnya segi duabelas, sebanyak
kubah-kubah kecil mengatapi ruang-ruang mengelilingi hall.
Ruang-ruang perawatan rumah sakit jiwa dibagi menjadi 2, pertama menyatu
dengan ruang perawatan dengan tata ruang hypostyle, bagian kedua berupa deretan
7 kamar berderet memanjang di belakangnya atau barat-utara. Tata letak madrasah
bergaya hypostyle, mempunyai halaman dalam atau sahn dengan air mancur di
tengahnya. Semua ruang besar-kecil ruang perawatan beratap stereotype Ottoman.

xxi
MESJID PENTING DI KOTA BUKAN PUSAT PEMERINTAHAN

1. Cami Beyazid Pasha,Amasya(1414-1449)

Amasya sebuah kota pinggiran timur Anatolia atau turki sekarang sekitar 150 km
dari ankara.ada sebuah peninggalan mesjid bersejarah salah satunya adalah mesjid
beyazid pasha ini dibangun pada tahun 1414-1449).

Arsitektur mesjid bayazed pasha ini tipikal model bursa,mempunyai cukup


banyak ciri ciri mesjid di bursa dibangun pada zaman itu dan sebelumnya.Ciri
pertama langsung terlihat pada ukuran mesjid relatif kecil.sisi terlebar tidak lebih
dari 25 M. Bentuknya simetris berdenah T terbalik kepala huruf T berupa teras
depan melebar selebar bagian depan. Air mancur wudhu terdapat kembar di kiri-
kanan dalam teras, pintu masuk nya di tengah.seperti lazim nya bagunan simetris.

Ruang sembahyang utama dalam posisi seperti maqsura,lantai nya sedikit lebih
tinggi dari hall.

xxii
2. Ulu Cami, Manisa(1366-1378)

Di bagian atas dari kota manisa dalam lembah hijau dan sejuk terdapat Sebuah
ulu cami atau mesjid raya Didrikan pada tahun 1374 oleh ishak bey yang telah
membangun sebuah emirat sekitar 70 tahun sebelumnya. Ulucami manisa
mempunyai cukup banyak keunikan Yang tidak dimiliki oleh mesjid
lain,menyimpang dari 'Gaya mesjid Bursa'yang biasa keduanya menyatu.

Kubahnya oktogonal,disangga oleh enam buah kolom pada bagian kiblat sekalian
menjadi dinding tebal dimana ada mihrab.Diameter kubah 14 M,sebelum masuk
ada vestibule yaitu ruang peralihan dari sahn kedalam.di atapi oleh tiga buah atap
kecil.

Ruang sembahyang utama,halaman dalam ruang mengeliliinginya membentuk


denah bujur sangkar sekitar 27x27M.disisi kanan atay barat ulu cami menyatu
dengan madrasah.tata ruang madrasaj seperti hipoystle.mempunyai halaman,ruang
ruang mengelilinginya tidak dapat dikatakan sebagai iwan karena bukan berupa
portico.

xxiii
Di sisi timur ada makam dan disisi barat terdapat deretan dari empat
buahruang.dinding barat madrasah menyatu dengan dinding timur mesjid sedikit
lebih pendek,pada ujung utara terdapat minaret,menempel pada masjid. Pada
halaman dalam atau atau semacam sahn,ada air mancur untuk wudhu dalam bahasa
turki disebut sardivan.denahnya segi delapan.

3. Cami semeliye di konya(1920an)

Cami semeliye di konya dibangun pada sekitar seperempat pertama dari abad
XVI,nama dipakai untuk menghormati sultan selim.bentuknya bukan T(terbalik)
seperti mesjid model bursa.mesjid ini denah nya segi empat hampir bujur sangkar
arah melebar sedikit lebih panjang dari arah kiblat.

Terasnya melebar selebar bangunan bahkan sedikit menjorok simetris ke kiri


kanan .setiap petak terbentuk oleh kolom dan dinding di atapi oleh kubah sehingga

xxiv
terbentuk deretan dan susunan besar kecil .merupakan ciri khas dari dari arsitektur
ottoman.

Arsitektur mesjid jaman ottoman di Istanbul

Istanbul atau konstatinopel adalah ibu kota dari dua imperium besar dan penting
dalam sejarah dunia yaitu Byzantine dan ottoman.Nama konstantinopel sebelum
kemudiam berubah menjadi Istanbul di ambil dari pendirinya
kaisar(emperor)constantine sejak 330 M.

Nama konstaninopel dalam bahasa trasional arab, Persia dan turki adalah
Quastantiniya,artinya kota konstantin. Sebelum itu namanya lebih dikenal
istanbul.oleh karena itu setelah dikuasai oleh orang org turki nama kota di
kembalikan menjadi Istanbul.

1. Mesjid sultan mehmet fatih istanbul (1463-1470)

xxv
Mendirikan kompleks ibadah muslim atau kuliye telah menjadi tradisi dalam
pembangunan arsitektur dan kota jaman ottoman.mehmet II (1444-81)mendapat
gelar fatih (sang penakhluk)membangun kuliyye dimana didalamnya ada mesjid,
madrasah, rumahsakit, penginapan.

Tata letak kuliyye sangat unik dibandingkan dengan lainya terdiri dari blok atau
unit unit dalam susunan sangat teratur bahkan simetris. Mesjid berada di tengah
dikelilingi halaman dalam bentuk U cukup luas di belakangnya pada arah kiblat
atau selatan.ada halaman untuk makam dari mehmet fatih dan gulbahar,kedua
makam denahnya segi delapan.

• 1.2, madrasah(beralihan mediterania)


• 3.Halaman-sering digunakan untuk
berkemah
• 4.Halaman mesjid(sahn)
• 5.mesjid
• 6.makam fatih
• 7.makam gulbahar
• 8.9,madrasah(aliran sistem)
• 10.Rumah sakit
• 11.Penginapan pengelolaan
• 12.Dapur
• 13.penginapan umum
• 14.sekolah dasar
• 15.Toko buku

BAB II

PENINGGALAN SEJARAH ISLAM DI TURKI ANATOLIA

A. ARSITEKTUR MESJID JAMAN OTTOMAN DI ISTANBUL


1. Masjid Sultan Selim, Istanbul (?-1522)

xxvi
Masjid Sultan Selim, yang juga dikenal dengan sebutan Masjid Selim I dan
Masjid Yavuz Sultan Selim adalah sebuah masjid kekaisaran Utsmaniyah abad
ke-16 yang berada di atas Bukit ke-5 Istanbul, Turki, di wilayah Çukurbostan,
menghadap Tanduk Emas (muara pemisah kota istanbul). Masjid Sultan Selim
dibangun oleh Selim 1 (1512-
1520). Diselesaikan penerusnya 2
tahun kemudian setelah ia
meninggal, namun tahun
mulainya tidak didapat data yang
jelas. Masjid ini dibangun di
bagian Utara kota beberapa ratus
meter dari kompleks Sultan Mehmet Fatih.

• Mempunyai sayap di kiri-kanan atau Timur-


Barat, berbentuk bujur sangkar, yang lain
berbentuk segi empat panjang.
• Kedua sayap masing-masing memiliki 9 ruangan yang diatapi oleh kubah
kecil, menjorok masuk sehingga haram menjadi lebih pendek dari iwan.
• Mempunyai minaret kembar yang runcing-silindris khas Ottoman, yang
terletak di sudut terbentuk oleh dinding sayap dengan dinding iwan.
• Denah haram bujur-sangkar, diatapi oleh kubah tunggal.
• Iwan mengelilingi sahn diatapi oleh deretan kubah kecil.
• Di tengah sahn / halaman dalam ada tempat wudhu yang berbentuk segi
delapan, beratap kubah yang bentuknya sama dengan yang berderet di iwan.

2. Masjid Sehzade, Istanbul (1544-1548)

Masjid ehzade (bahasa Turki : Şehzade Camii, yang berarti "pangeran") adalah
sebuah masjid kekaisaran Ottoman abad ke-16 yang terletak di distrik Fatih, di bukit
ketiga Istanbul, Turki. Dibangun karena ditugaskan oleh Suleiman yang dijuluki
the Magnificent sebagai peringatan untuk putranya Sehzade Mehmed yang
meninggal pada usia 22 tahun. Untuk menghormati pangeran yang meninggal
tersebut dibangunlah sebuah kompleks/kulliye di kawasan Schzadebasi. Arsitektur

xxvii
masjid ini sangat representatif gaya Ottoman, dalam pencampuran Byzantine
dengan hypostyle.

• Gaya Byzantine terlihat jelas


pada permainan kubah yang
mirip dengan Hagia Sophia.
• Denah ruang sembahyang
utama/haram hypostyle bujur
sangkar dengan kubah utama tepat di tengah.
• Kubah utama dikelilingi oleh masing-masing atap setengah kubah.
• Keempat setengah kubah diapit oleh setengah kubah juga, tetapi lebih kecil.
• Kubah utama ditumpu oleh empat kolom yang terletak di tiap sudut bidang
bujur sangkar.
• Pada setiap sudut ruang sembahyang utama berdenah bujur sangkar ada
petak bujur sangkar juga namun kecil yang terbentuk dari adanya kolom
utama dan dinding-dinding.
• Masing-masing petak bujur sangkar tadi ditutupi oleh atap kubah kecil.
• Terdapat pintu masuk pada haram dan sahn.
• Di kiri-kanan pintu masuk tersebut ada semacam portico, setiap petak
diatapi kubah kecil.
• Dinding dan kolom sangat tebal, merupakan konstruksi khas arsitektur
bangunan monumental di Anatolia.
• Di setiap sudut haram terdapat menara, namun yang pada arah kiblat hanya
setinggi kubah di dekatnya.

3. Masjid Sultan Mihmirah, Istanbul (1562-1565)

Masjid Sultan Mihrimah (bahasa Turki: Mihrimah Sultan Cami) adalah masjid
Ottoman abad ke-16 yang terletak di dekat tembok tanah Bizantium di lingkungan
Edirnekapı di Istanbul, Turki. Masjid dibangun atas perintah dari Sultan kepada
arsitek Sinan untuk memperingati putri dari Sultan (Mihmirah) yang telah
meninggal. Lokasi masjid ini juga berbukit-bukit seperti masjid lain karya Sinan.
Masjid menyatu dengan madrasah yang berdenah U sehingga masjid dan madrasah
keseluruhan membentuk denah hypostyle.

xxviii
• Mempunyai teras depan lebih lebar dari unit ruang sembahyang utama.
• Ruang sembahyang utama berdenah bujur sangkar dan mezanine terbentuk
oleh balkon diatapi oleh kubah
tunggal.
• Balkon terletak di kiri dan kanan
masjid, masing-masing diatapi
oleh tiga buah kubah.
• Teras atau portico depan lebih
lebar dari masjid, merupakan bagian peralihan dari halaman dalam dengan
ruang sembahyang juga diatapi oleh deretan tiga kubah di kiri dan di kanan
di atas petak bujur-sangkar terbentuk oleh kolom dan dinding, sangat khas
Turki-Ottoman.

4. Piyale Pasha Cami, Istanbul (?-1573)

Masjid Piyale Pasha (Turki Ottoman: ‫ پیاله پاشا امع‬Piyale Paşa Camii), juga
dikenal sebagai Masjid Tersane (harfiah: Masjid Galangan Kapal), adalah masjid
Ottoman abad ke-16 yang terletak di lingkungan Kasimpaşa di distrik Beyoğlu di
Istanbul, Turki. Masjid Piyale Pasha diambil dari nama seorang admiral atau
panglima besar angkatan laut kerajaan Ottoman pada jaman Selim II (1566-74).
Masjid ini dibangun oleh arsitek Sinan dan selesai pada tahun 1573.

• Terdapat dua bagian, bagian dalam untuk ruang sholat utama dan bagian
luar sebagai teras.
• Keunikan masjid ini adalah bagian luar tidak hanya berupa teras depan,
namun mengelilingi ruang sembahyang utama dalam bentuk huruf U.
• Memiliki pintu masuk yang kembar di kiri-kanan masjid.
• Ruang sembahyang berdenah persegi panjang, berbeda dengan masjid
lainnya yang umumnya berdenah bujur sangkar.
• Atap ruang sembahyang utama yaitu kubah besar tunggal, terdiri dari enam
buah kubah berderet menjadi tiga pasang melintang arah kiblat, masing-
masing kubah berdiameter 9 m.
• Di kiri-kanan depan masjid terdapat dua minaret, runcing seperti pinsil.
• Memiliki dinding yang sangat tebal, seperti masjid khas Ottoman lainnya

xxix
1. Yeni Valide Cami, Istambul (1597)

Masjid Yeni Valide (bahasa Turki: 'Yeni Valide Cami') adalah sebuah masjid
Uthmaniyyah terletak di daerah Eminönü di Istanbul, Turki. Ia terletak di Golden
Horn di bagian selatan Jembatan Galata. Bersamaan dengan Jembatan Galata,
Masjid Yeni Valide adalah salah satu pemandangan terkenal di Istanbul.

Selain Sinan, arsitek kerajaan Ottoman seorang arsitek kerajaan terkenal lain
sesudahnya adalah Davud(1599). Ketika Sinan meninggal pada 1588, Sultan Murad
III menunjuk Davud menjadi arsitek kerajaan dengan gelar Aga(master). Salah satu
karyanya yaitu Istana Topkapi(1585). Sejak 1597 pembangunan Mesjid Yeni
Valide Cami sudah dimulai, sebelum meninggal Sinan sudah melibatkan Davud
Aga dalam pembangunan mesjid tersebut.

Mesjid berada dalam lingkungan cukup padat dan kumuh dari bagian dalam kota
Istanbul disebut Emononum, tepian arir di utara-timur Golden Horn.

Mesjid Yeni Valide Cami tata letak sepenuhnya berbentuk hypostyle, seperti
lazimnya mempunyai halaman dalam (sahn) dengan air mancur untuk wudhu
ditengah. Sahn denahnya lain dengan mesjid telah dikemukakan terdahulu semua
persegi empat panjang, tapi pada mesjid ini bujur sangkar, diatapi oleh deretan
kubah kecil pada setiap petak bujur sangkar terjadi karena adanya kolom dan
dinding.

Penjelasan dari denah diatas:

xxx
1. Arah jalan ke Pavilion Kerajaan
2.Mesjid
3.Turbe
4.TamanEgyptian Bazaar.

Baik Sahn maupun Haram mempunyai pintu masuk lateral, yang pada sahn
seperti pintu masuk utama di depan harus melalui tangga cukup tinggi dan ditandai
diatasnya dengan deretan tiga kubah kecil.

Pada sudut utara-timur dan utara-barat dari Haram terdapat menara kembar
bentuknya khas Turki Ottoman silindris, runcing seperti roket atau pensil. Dalam
hal ini mempunyai empat tingkat, dari luar terlihat dengan adanya balkon dengan
balustradenya seperti cincin melingkar dibadan minaret yang silindris.

Bahan bangunan masjid adalah batu kapur, marmer, dan batako. Masjid ini
dicapai melalui tiga gerbang, salah satunya membuka ke halaman serambi di utara,
dan dua di antaranya ada di samping ada juga pintu kecil di samping ke arah mihrab.
Bagian dalam masjid berbentuk persegi dan berukuran 41 meter (135 kaki) di setiap
sisinya. Area tengah ditentukan oleh empat dermaga besar yang merupakan
penyangga utama kubah. Di sisi dan belakang area tengah adalah barisan tiang yang
ramping marmer kolom yang dihubungkan oleh lengkungan dalam berbagai gaya.
Kubah ini berdiameter 17,5 meter (57 kaki) dan memiliki tinggi 36 meter (118
kaki). Seperti banyak masjid kekaisaran Ottoman lainnya, di 4 sudut di mana kubah
bertemu dengan pilar yang menahannya, terdapat pelat kaligrafi dengan nama
empat khalifah pertama, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali.

xxxi
Sudut timur laut galeri memiliki layar berlapis emas, di belakangnya anggota
istana kekaisaran dapat menghadiri kebaktian. Royal Loge ini terhubung dengan
lorong panjang yang ditinggikan ke Paviliun Kerajaan di sudut timur laut kompleks
masjid.

Ruang interior diperluas dengan kubah semi di sepanjang sumbu timur-barat


bangunan, dengan kubah yang lebih kecil di atas setiap sudut nave dan bahkan
kubah yang lebih kecil di atas sudut galeri.

Bagian dalam masjid dihiasi dengan warna biru, hijau dan putih Ubin İznik, yang
dianggap kualitasnya lebih rendah dari ubin di masjid kekaisaran sebelumnya. Itu
mihrab dihiasi dengan stalaktit berlapis emas dan mimbar memiliki kanopi
berbentuk kerucut dengan tiang marmer yang ramping.

2. Mesjid Nusretiye Istanbul (1822-1826)

Mesjid Nusretiye di Istanbul mulai didirikan pada 1822-1826. Tercatat pada


sejarah abad ke-18 dibawah kekuasaan Selim III (1789-1807) berusaha
memasukkan pemikiran barat berlanjut pada masa Mahmud II (1808-1839), antara
lain mencakup peningkatan efektifitas militer.

Pada tahun 1822 ketika pembangunan mesjid dimulai sultan sedang menghadapi
masalah dan menekan kelompok Janissary yaitu kelompok elit militer Turki sudah
ada sejak abad ke-14 yang sedang merongrong pemerintah. Gerakan berhasil
dibubarkan pada tahun 1826.

Mesjid selesai pada tahun 1826, bertepatan dengan saat pembasmian kelompok
Janissary tersebut. Mesjid kemudian dinamakan Nusretiyeyang artinya
"kemenangan gemilang" untuk memperingati pemusnahan kelompok elit militer
yang gemilang.

xxxii
Arsitektur mesjid dibangun jaman Ottoman abad ke-19 ini terlihat mengalami
perubahan besar kemungkinan terjadi karena pengaruh westernisation yang paling
menonjol adalah pengaruh Baroq, pada ornamen dalam bangunan memenuhi
seluruh bagian termasuk dinding, jendela, garis-garis batas antara bidang dengan
bidang lainnya.

Bentuk ornamen Baroq juga khas tidak lagi lurus-lurus namun lebih banyak
lengkung-lengkung kelihatan plastis seperti gelombang air, mengikuti benruk
sinusoida.

Dari segi tata letak pengaruh Eropa juga sangat menonjol pada mesjid ini terutama
sudah tidak lagi menggunakan hypostyle. Teras depan atau portico diapit oleh unit
menjorok kedepan, kembar diujung ujung kiri-kanannya beratap limas.

Kontruksi itu jelas merupakan elemen baru, merupakan bentuk klasik Eropa yang
tidak pernah terdapat pada bangunan terdahulu.

Bentuk minaret kembar dibelakang yang berbentuk seperti kuncup bunga melati,
batang menara beralur-alur dan penampang balkon tidak lagi lingkaran namun segi
delapan. Bentuk kubah berubah secara revolusioner, penuh setengah bola dan
berdiri diatas tambour dimana terdapat deretan jendela.

xxxiii
Detail minaret detail kubah detail eksterior Menara
jam masjid

Topkapisarai, Istanbul(1459)

Topkapisarai yang artinya istana "Gerbang Maryam" (Gun-Gate Palace) didirikan


mulanya oleh Mehmet II pada 1459, diatas lahan dimana sebelumnya untuk
pavillion musim panas. Kompleks Istana Topkapi terletak di ketinggian-tepian air
di timur-utara kota bekas acropolis Byzantine, dari mana dapat memandang
keindahan alam mempesona dari tiga perairan sekaligus Laut Maryam, Selat
Borporus dan Fyord Golden Horn.

Pembangunan istana istana dimulai oleh Mehmet II, kemudian dalam kurun
waktu 400 tahun dikembangkan oleh para penggantinya semua bagian dari Dinasti
Ottoman. Setelah dikembangkan dalam waktu ratusan tahun tersebut, kompleks
istana mempunyai empat halaman besar. Hampir semua bangunan lama terbuat dari
kayu tidak ada peninggalanny, musnah ketika terjadi kebakaran pada 1574 dan
1665.

xxxiv
Istana Topkapi berupa kompleks terdiri dari pulhan unit besar kecil, dikelilingin
dinding. Masing-masing unit terdiri dari kamar-kamar sehingga jumlah kamar
didalam komplek ratusan buah. Secara keseluruhan denah dinding keliling istana
berbentuk segi empat panjang tidak teratur, sisinya saling tidak sejajar. Sisi
terpanjang membujur ke arah utara-timur lebih dari 250M, sisi pendek diselatan-
barat sekitar 150M.

Disebut didepan, Topkapi mempunyain 4 halaman, halaman pertama disebelah


selatan-timur didepan-luar dari Ortakapi. Setelah memasuki kompleks melalui
Ortakapi yang artinya "Gerbang Tengah" tersebut, terdapat halaman kedua
posisinya seperti Sahn, yaitu halaman dalam dikelilingi oleh porico diselatan dan
utara-barat dan diselatan-timur. Dari gerbang terdapat 4 jakur masing-masing
menuju ke kelompok unit. Jalur tengah menuju keutara-timur dari halam kedua
yang juga terluas dalam susuna tata ruang sah, terdapat lagi gerbang yang bernama
Gerbang Kebahagiaan.

Tata letak mesjid tidak sejajar dengan unitnya, karena terikat oleh arah kiblat yang
berada diselatan timur. Pada bagian utara dari kompleks Istana Topkapi, merupakan
bagian terpadat dengan unit masing masingterdiri dari banyak kamar atau ruang
dengan berbagai fungsi.

xxxv
Ubin istana Pintu Masuk Dewan Kekaisaran Pintu ke Perbendaharaan
Kekaisaran (Hazine-i Âmire)

Pemandian Sultan dengan Air mancur Kamar Pribadi Murat III Ubin İznik menghiasi interior
panggangan berlapis emas

xxxvi
BAB III

DISKUSI DAN TANYA JAWAB

1. Yang bertanya: Bilqis Inayah (kelompok 1)

Pertanyaan: Dari penjelasan materi dari Ulfi dan Monica tadi banyak disebutkan
mengenai adanya penggunaan ubin iznik, apakah ubin iznik merupakan ciri khas
arsitektur Turki? Apa ciri khas motif pada ubin iznik? Dan apakah di Indonesia ada
bangunan yang menggunakan ubin iznik tersebut?

Jawaban oleh Ulfiati Farrasna Kamila (2004104010083):

Menyusul berdirinya Kekaisaran Ottoman pada awal abad ke-14, ubin Iznik
awalnya mengikuti pendahulu kekaisaran seljuk. Nah, karena pada periode
Ottoman ini banyak meniru gaya arsitektur dinasti seljuk salah satunya banyak
memakai panel ubin Iznik pada masjid. Di Istanbul contoh ubin Iznik dapat dilihat
di masjid, makam, perpustakaan, dan bangunan istana, seperti Masjid Rüstem
Pasha, Masjid Sokollu Mehmet Pasha, makam Selim II di kompleks Hagia Sophia,
dan bangunan tertentu di Topkapi Kompleks istana seperti Ruang Sunat dan Kios
Bagdad. Maka ubin Iznik ini menjadi salah satu ciri khas arsitektur di Turki.

Di Turki sendiri, umumnya ubin Iznik ini bermotif tumbuh-tumbuhan.


Misalnya bunga teratai, daun, buah-buahan seperti anggur, pohon cemara, maupun
kaligrafi. Pada masjid-masid Turki umumnya menggunakan ubin Iznik bermotif
kaligrafi berpadu tumbuhan.

xxxvii
Belum ada penerapan ubin Iznik di Indonesia, karena sebagian tembikar
İznik yang masih ada yang berada di museum-museum di luar Turki, tetapi contoh
tempat penghasil ubin dari kota tersebut ada di sejumlah kota di belahan Turki,
seperti İstanbul, Bursa, Edirne, Adana, dan Diyarbakır. Di Istanbul sendiri, contoh
pengubinan İznik dapat dilihat di sekitar 40 bangunan masjid, pemakaman,
perpustakaan, dan istana, seperti Masjid Rüstem Pasha, Masjid Sokollu Mehmet
Paşa, makam Selim II di kompleks Hagia Sophia.

2. Yang bertanya : Muhammad Azzam (kelompok 5)


Pertanyaan: apa ornament atau elemen yang dihilangkan dan
ornament kristen masih dipertahankan saat peralihan fungsi Hagia
Sophia selama 5 kali?
Jawaban oleh Salwa Syarafina (2004104010063):
• Atrium halaman dalam dikelilingi portico tanpa iwan
gerbang, saat ini sudah dihilangkan dari elemen Hagia
Sophia.
• Ruang Pembaptisan umat Kristiani, masih dipertahankan
• Mosaic Kristus sang Pantokrator bersisian hingga sekarang
dengan kaligrafi Islam di langit-langit marmer
• Lambang Kristen seperti lonceng, gambar, dan mosaic yang
menggambarkan Yesus, Maria, orang-orang suci Kristen,
dan para malaikat ditutup kain hitam

3. Yang bertanya: Nining Ayu Dwi Sandra (Kelompok 1)

Pertanyaan: Mengapa dinding masjid pada masa periode Ottoman umumnya


berdinding tebal?

Jawaban oleh Ulfiati Farrasna Kamila (2004104010083):

xxxviii
Jadi, dinding pada masjid itu kan berfungsi sebagai strukturnya, yaitu
berfungsi untuk menyangga beban pada bagian atapnya yaitu umumnya beratap
kubah. Jadi, karena kubah utama masjid itu besar maka sangat membutuhkan
ukuran dinding dan kolom yang tebal dan besar agar dapat menanggung beban pada
kubah atau atap dari masjid tersebut.

Contoh masjid di Turki yang menggunakan kubah besar.

4. Yang bertanya : Nova Yecika (Kelompok 3)

Pertanyaan: salah satu ciri mesjid ottoman yaitu kubah berderet, jadi apa yang
melatarbelakangi banyak kubah apakah pengaruh struktur dan dekorasi?

Jawaban oleh Cut Laila Fitria (2004104010030) dan Alzhirahana Fitriani


(2004104010100):

Secara garis besar, faktor yang melatarbelakangi susunan kubah yang


berderet pada masjid di Turki adalah gaya arsitektur Turki Usmani Klasik. Susunan
kubah masjid terdiri dari sebuah kubah utama yang menaungi pusat bangunan.
Contohnya bisa kita lihat pada masjid Ahmad Kadyrov. Yaitu 4 buah half-
dome (kubah terpotong) besar yang menempel pada keempat sisi penampang kubah
utama, delapan half-dome berukuran lebih kecil yang menempel pada keempat
penampang half-dome besar, dan empat kubah kecil yang diletakkan di keempat
pojok bangunan masjid. Selain itu, 19 kubah kecil lainnya berderet di sisi kanan,
kiri, dan muka masjid. Kubah-kubah berukuran kecil ini secara langsung menaungi
balkon masjid di lantai kedua dan bagian aisle (lorong pengapit aula utama) yang
berada di bawah balkon. Bentuk susunan kubah yang memiliki denah seperti
semanggi berdaun empat ini merupakan pengembangan dari susunan kubah

xxxix
terpusat yang digunakan oleh bangsa Bizantium dalam membangun Hagia Sophia
di Konstantinopel (Istanbul).

Kubah yang tersusun berderet pada mesjid Ahmad Kadyrov yang juga merupakan
unsur dekorasi karena memiliki estetika bentuk yang simetris

Sementara itu, seperti pada kubah masjid Ulu Cami terdapat sebuah kubah
yang dibuat terbuka sebagai sistem penerangan sehingga cahaya dari luar dapat
masuk ke dalam masjid. Dengan desain seperti ini, pencahayaan masjid di siang
hari cukup dengan cahaya matahari yang terpancar dari kubah. Selain itu, tepat di
bawah kubah yang dibuat terbuka terdapat sebuah çeşme (air mancur), dengan
demikian air yang masuk saat musim hujan akan ditampung di kolam air mancur
tersebut.
Selain itu, salah satu keunikan lain dari masjid berkubah banyak adalah
fungsi kubah sebagai pemantul suara yang sangat bagus. Sehingga imam sholat
sebenarnya tidak terlalu membutuhkan sound system untuk membuat suara menjadi
lebih keras dan nyaring.

5. Yang bertanya Rizki Maulana (kelompok 3)


• Jelaskan apakah yg di mksd dengan westernisaison dan contohnya.

Jawaban oleh Monica Putri (2004104010001)

xl
Westernisasi adalah proses meniru budaya barat seperti tingkah laku, gaya
hidup, dan bidang lain. Westernisasi terjadi karena pengaruh perubahan sosial
budaya dan modernisasi. Westernisasi masuk dalam pengaruh negatif perubahan
sosial budaya, seperti modernisasi. Makna modernisasi pola perubahan tradisional
menjadi modern.

Sedangkan westernisasi lebih kepada proses identifikasi dan meniru budaya barat.
Di Indonesia, westernisasi punya dampak positif dan negatif untuk masyarakat.
Budaya barat mengubah cara berpikir, bekerja, dan cara hidup. Contohnya saja di
kota besar banyak hotel, apartemen, kafe, dan tempat untuk hiburan.

xli
DAFTAR PUSTAKA

Sumalyo, Yulianto. (1997). Arsitektur Mesjid. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

https://alfatihstudentcenter.com/masjid-sehzade-bukti-cinta-untuk-sultan-
muhammaf-al-fatih/

https://www.kontraktorkubahmasjid.com/masjid-sehzade/

https://www.republika.co.id/berita/pnxssg313/gaya-usmaniyah-klasik-di-masjid-
ahmad-kadyrov

xlii

Anda mungkin juga menyukai