0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan23 halaman
Dokumen tersebut merangkum proses reproduksi, perkembangan, dan metamorfosis serangga. Serangga memiliki sistem reproduksi jantan dan betina yang berbeda untuk melakukan pembuahan, dan dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Perkembangan serangga meliputi tahapan telur, larva, nimfa, dan dewasa, yang dapat berlangsung secara berangsur atau tiba-tiba bergantung pada jenis metamorfosisnya.
Dokumen tersebut merangkum proses reproduksi, perkembangan, dan metamorfosis serangga. Serangga memiliki sistem reproduksi jantan dan betina yang berbeda untuk melakukan pembuahan, dan dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Perkembangan serangga meliputi tahapan telur, larva, nimfa, dan dewasa, yang dapat berlangsung secara berangsur atau tiba-tiba bergantung pada jenis metamorfosisnya.
Dokumen tersebut merangkum proses reproduksi, perkembangan, dan metamorfosis serangga. Serangga memiliki sistem reproduksi jantan dan betina yang berbeda untuk melakukan pembuahan, dan dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Perkembangan serangga meliputi tahapan telur, larva, nimfa, dan dewasa, yang dapat berlangsung secara berangsur atau tiba-tiba bergantung pada jenis metamorfosisnya.
Sistem reproduksi jantan: • sepasang gonad (testes), aedeagus (penis), tabung penghubung testes dengan penis, kelenjar tambahan Sistem reproduksi betina: • sepasang gonad (ovari), vagina, tabung penghubung antara ovari dengan vagina, kelenjar tambahan (spermateka) Pembuahan: • sperma – vagina – spermateka – sel telur – zigot Partenogenesis: • tanpa pembuahan sel telur (Hymenoptera) Penentuan kelamin: • heterogamet (XO = jantan) • homogamet (XX = betina) Ovipar: • betina meletakkan telur (dibuahi atau tidak) – serangga pada umumnya Vivipar: • betina melahirkan larva atau nimfa muda Ovovivipar: • betina meletakkan telur yang siap menetas Larvipar, nimvipar, pupipar: • bentuk individu yang dilepas induknya Poliembrioni: • telur yang berkembang membelah secara mitosis menjadi banyak embrio Pedogenesis: • serangga pradewasa memiliki alat kelamin yang matang sehingga dapat menghasilkan keturunan Partenogenesis: • sel telur berkembang menjadi embrio tanpa adanya pembuahan Oviposisi (peletakan telur): • terjadi setelah telur matang dan terjadi ovulasi • ditempatkan pada lokasi (inang) yang sesuai untuk kehidupan keturunannya • Phasmida: menempelkan telur pada permukaan substrat • Parasitoid: menggunakan ovipositor untuk memasukkan telur dalam tubuh inangnya Eklosi: • proses penetasan telur atau munculnya imago dari fase pradewasa • melibatkan penegukan cairan amnion dan difusi udara ke dalam telur • peretakan korion dan lapisan embrio melibatkan kerja enzim, struktur berbentuk duri atau pundi- pundi yang eversibel, atau kekuatan ekspansi bagian otot tubuh karena kontraksi Perkembangan pascaembrio: terjadi setelah eklosi sampai imago Untuk bertambah besar melalui ekdisis atau molting Tiap molting serangga bertambah besar, tahapan perkembangan ini disebut instar Setelah imago ada yang masih mengalami molting tapi ukuran tubuh tetap Jumlah instar antara 2 – 20, tergantung jenis serangga, pengaruh lingkungan dan jenis kelamin Proses perkembangan pradewasa instar pertama menjadi dewasa = metamorfosis Metamorfosis (perubahan bentuk): berangsur-angsur (gradual) dan tiba-tiba (abrupt) Ametamorfosis (ametabola): • tidak mengalami perubahan bentuk • serangga muda mirip dengan imago tapi ukurannya lebih kecil Metamorfosis bertahap (paurometabola): • mengalami 3 stadia pertumbuhan (telur – nimfa – imago) Metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola): • stadia perkembangan (telur – naiad – imago) • naiad = pradewasa hidup di air bernafas dengan insang sedngkan imagonya hidup di darat Metamorfosis sempurna (holometabola): • stadia perkembangan (telur – larva – pupa – imago) METAMORFOSIS AMETABOLA METAMORFOSIS PAUROMETABOLA METAMORFOSIS HEMIMETABOLA METAMORFOSIS HOLOMETABOLA Molting: • tumbuh endokutikula baru di bawah endokutikula lama • sel hipodermis membentuk epikutikula dan prokutikula baru serta hormon (enzim kitinase dan protease) untuk melepas kutikula yang lama • tubuh membesar sebelum kutikula baru mengeras Metamorfosis: • hormon yang berperan protorasikotropik (PPTH), ekdison, hormon juvenil (JH) • PPTH diproduksi oleh sel neurosekretorik merangsang kelenjar protoraks menghasilkan ekdison yang merangsang apolisis dan mendorong pertumbuhan • JH dihasilkan oleh sel korpora allata dan menghambat metamorfosis Lamaperkembangan generasi disesuaikan dengan musim dan bervariasi pada serangga yang berbeda • Heterodinamik: dewasa muncul selama waktu terbatas selama 1 musim khusus (di daerah temparata) • Homodinamik: tahapan perkembangan terus berlanjut tanpa ada periode istirahat (di daerah tropis) Diapause: • perkembangan serangga terhenti selama satu tahapan khusus dalam siklus tahunan • dikendalikan secara genetik • awal dan akhir fase dirangsang oleh faktor lingkungan (biotik/makanan dan fisik/suhu) Hibernasi: • periode istirahat pada suhu dingin (musim dingin) Estivasi: • periode istirahat pada suhu panas