HASRUL
Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Sekolah Tinggi Keguruan
Ilmu Pendidikan Kie Raha Ternate, Maluku Utara
E-mail: lastoc_87@yahoo.co.id
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah rendahnya efikasi diri akademik
siswa pada mata pelajaran matematika. Siswa yang memiliki efikasi diri akademik rendah,
akan tampak kurang percaya diri, meragukan kemampuan akademiknya, tidak berusaha
mencapai nilai tinggi, menghindari tugas-tugas sulit, dan usaha kurang optimal dalam
pelajaran matematika. Sebaliknya, apabila efikasi diri siswa meningkat, akan membuat
mereka lebih mudah dan lebih merasa mampu untuk mengerjakan soal-soal matematika yang
dihadapinya, bahkan soal matematika yang lebih rumit sekalipun. Oleh karena itu, tujuan
penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas konseling kelompok dengan teknik metafora
berbentuk healing stories dalam meningkatkan efikasi diri akademik siswa. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah pre-test, post-test group control design. Subjek penelitian
adalah siswa SMAN 1 Kota Batu yang mengalami masalah rendah efikasi diri akademik pada
mata pelajaran matematika yang berjumlah 20 orang, terdiri dari 10 orang kelompok
eksperimen dan 10 orang kelompok kontrol. Analisis data penelitian ini menggunakan
statistik non parametrik yaitu uji Two Independent Sample Test Mann Whitney U. Hasil uji
statistik menunjukkan nilai mean (14.90 > 6.10). Sedangkan output “test statisticᵇ” Z hitung
lebih besar dari Z tabel yaitu (-3.329 > 0,05) dan nilai Sig. (2-tailed) untuk uji dua sisi adalah
0,001, atau probabilitas di bawah 0,05 (0,001 < 0,05). Hasilnya Ho ditolak, atau terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan
demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konseling kelompok dengan teknik
metafora berbentuk healing stories efektif menigkatkan efikasi diri akademik siswa SMA
pada mata pelajaran matematika.
Kata kunci: Konseling Kelompok, Teknik Metafora, Healing Stories, Efikasi Diri
Akademik
matematika. Sementara 1.780 siswa atau 2009), atau pengalihan makna dari suatu
38,43 persen tidak lulus Bahasa unsur ke unsur yang lain. Sedangkan
Indonesia. Dan sebanyak 152 siswa atau Kopp (dalam Chesley, Gillett, & Wagner,
3,27 persen tak lulus Bahasa Inggris 2008) mendefinisikan metafora sebagai
(Wartanews.com, 2011). suatu cara berbicara di mana satu hal
Hasil studi awal dilakukan pada diekspresikan dalam hal lain, dengan cara
pada SMA Negeri 1 Kota Batu melalui tersebut sekumpulan orang dapat
pelancaran angket kepada 250 orang memperoleh keterangan baru pada
siswa. Dari hasil analisis, sebanyak 28% karakter yang sedang dijelaskan. Kopp
siswa meragukan kemampuan dirinya 1971 menggunakan istilah
ketika mengikuti pelajaran matematika, berbicara untuk membatasi penggunaan
25% siswa merasa malas ketika metafora hanya pada aspek ekspresi
menghadapi tugas dalam pelajaran verbal (Chesley, Gillett, & Wagner,
matematika, 27% siswa mudah menyerah 2008).
pada saat mengerjakan tugas matematika Metafora adalah cara
yang rumit, dan 20% siswa menghindari berkomunikasi yang ampuh untuk
tugas-tugas yang rumit dalam mata perubahan konseli (Boyum, 2010).
pelajaran matematika. Selain itu, hasil Metafora merupakan alat terapeutik yang
wawancara kepada beberapa konselor memungkinkan konselor untuk
menyatakan bahwa umumnya para siswa mengakses dunia konseptual konseli
merasa kurang percaya diri saat dengan cepat dan efektif (Robert &
mengerjakan matematika dan meragukan Kelly, 2010). Selain itu metafora juga
kemampuan akademiknya ketika guru menawarkan alat komunikasi bagi
memintanya untuk mengerjakan soal-soal konselor untuk membawa kondisi bagi
matematika. pengembangan dan perubahan masalah
Berdasarkan hasil studi awal di konseli (Wickman, Daniels, White, &
atas, maka perlu dilakukan upaya dan Fesmire, 1999). Metafora dapat
intervensi untuk membantu siswa untuk bermanfaat untuk membantu menstruktur
meningkatkan rasa mampu (efikasi diri), dan memfasilitasi komunikasi dan
agar siswa dapat meningkatkan prestasi interaksi antara konselor dan konseli dan
akademiknya terutama pada mata untuk menghubungkan perubahan
pelajaran matematika. Intervensi yang mendasar yang terjadi dalam proses
dimaksud ialah layanan konseling konseling (Lyddon, Clay, & Sparks,
kelompok yang di laksanakan oleh 2001). Dengan demikian, metafora
konselor sekolah sebagai bentuk layanan adalah sarana yang baik untuk
yang responsif kepada siswa. berkomunikasi maupun perubahan dalam
Dalam perkembangan khasanah proses konseling (Muram & DiGiuseppe,
konseling saat ini, beragam teknik yang 1990).
digunakan dalam proses konseling Dalam konseling, metafora
sebagai strategi untuk menangani biasanya berbentuk analogi, kiasan,
masalah konseli. Salah satu teknik yang perumpamaan, atau cerita yang dirancang
dikenal dalam konseling saat ini ialah untuk mengajarkan konsep-konsep baru
teknik metafora. Dalam prespektif dan mendorong pemahaman konseli yang
konseling, metafora telah digunakan lebih besar (Gordon, 1978). Selain itu,
sejak zaman Freud dan Jung (Robert & Zeig (dalam Roberts, 1978) telah
Kelly, 2010). Secara umum, metafora mengemukakan bahwa metafora dapat
didefinisikan sebagai teknik berbicara berbentuk anekdot, fabel, dongeng,
tentang satu hal yang dinyatakan dalam cerita, perumpamaan, dan alegori yang
hal lain (Tompkins, dalam Chapman, bisa digunakan dalam pendekatan
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)
terapeutik apapun selama tahap dan Dalam prosesnya anggota dapat berbagi
proses perlakuan. Bentuk metafora pengalaman mereka, dan dapat belajar
tersebut dapat menggunakan media; dari anggota lain. Selain itu, konseling
penyampaian verbal (Chesley, Gillett, & kolompok adalah layanan yang
Wagner, 2008). media buku memungkinkan konseli (siswa)
(biblioteherapy), drama, video memperoleh kesempatan untuk
(videotherapy), permainan (playtherapy), pembahasan dan pengentasan
atau humor. Semua alat-alat dan teknik permasalahan yang dialaminya melalui
tersebut dapat membantu konselor untuk dinamika kelompok, disamping itu hal ini
memfasilitasi konseli mengidentifikasi juga menghemat waktu bila
masalah, dan sebagai konsekuensinya, dibandingkan dengan konseling individu
langkah-langkah tersebut akan mengarah diamana masalah dapat ditangani secara
pada penyelesaian masalah (Burns, bersamaan (Venkatesh, 2006).
2007). Penelitian ini bertujuan menguji
Berdasarkan penjelasan di atas, efektivitas konseling kelompok dengan
maka metafora yang digunakan dalam teknik metafora berbentuk healing stories
penelitian ini ialah berbentuk cerita atau untuk meningkatkan efikasi diri siswa
yang disebut dengan healing stories SMA pada mata pelajaran matematika.
sebagai dasar perubahan terapeutik. Hal ini dilakukan untuk membantu siswa
Healing stories adalah kumpulan cerita yang mengalami masalah rendah efikasi
atau kisah-kisah pilihan yang dapat diri akademik, dan optimaslisasi layanan
menjadikan pelajaran serta inspirasi dan konseling yang efektif.
memberikan model terhadap konseli
sebagai upaya untuk membangun METODE
perubahan terapeutik. Dalam Penelitian ini adalah penelitian
pelaksanaannya konselor tidak hanya eksperimen dengan menggunakan desain
menyediakan dan menyampaika cerita pre-test, post-test group control design.
yang sesuai dengan keadaan atau Dalam penelitian ini, terdapat dua
masalah konseli dan sesuai dengan hasil kelompok yang terdiri dari kelompok
yang ingin dicapai melalui strategi eksperimen dan kontrol. Kelompok
healing stories. Namun, konseli juga eksperimen adalah subjek (siswa) yang
berperan menyampaikan cerita dalam mendapatkan intervensi konseling
upaya penyelesaian masalah dan kelompok dengan teknik metafora
pencapaian hasil (Burns, 2007). berbentuk healing stories. Sedangkan
Selanjutnya prosedur intervensi kelompok kontrol adalah subjek (siswa)
yang dilakukan dalam penelitian ini ialah yang mendapatkan intervensi konseling
menggunakan layanan konseling kelompok sebagaimana biasanya.
kolompok dengan teknik metafora Secara umum, rancangan
berbentuk healing stories. Pemilihan penelitian dengan menggunakan pre-test,
layanan konseling kelompok sebagai post-test group control design, dapat
prosedur intervensi karena pada dasarnya dilihat pada gambar berikut:
konseling kolompok benar-benar sebuah
bentuk pengalaman belajar yang efektif.
R1 O1 X O2
R2 O3 O4
Desain eksperimen dengan pre-test, post-test group control design (Tuckman, 1999).
Keterangan :
R1 : Penempatan subjek (kelompok) eksperimen secara random
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)
kegiatan refleksi isi, refleksi diri dan itu, para anggota sangat menyadari
diskusi pengalaman pribadinya. bahwa ternyata sikap keyakinan diri,
Hasilnya, para anggota kelompok mampu kegigihan (pantang menyerah) dan
melalukan perubahan pada wicara diri harapan positif sangat bermanfaat dalam
kerah yang lebih positif. Hal ini dapat dirinya terutama dalam mengikuti
dilihat pada pernyataan konseli yang pelajaran matematika di sekolah. Dari
diungkapkan melalui lembar hasil diskusi tersebut, selanjutnnya
pengembangan diri dan rubrik evaluasi. peneliti memberikan pengutan hasil yang
Tahap ini dilakukan hanya satu dicapai dengan cara memberikan
kali dan sebagai pertemuan terakhir. penjelasan bahwa sikap keyakinan diri,
Dalam tahap ini dilakukan kegiatan kegigihan dan harapan positif sangat
evaluasi secara keseluruhan dan bermanfaat dalam dirinya seseorang.
dilakukan kegiatan post-test. Berdasarkan Data Perubahan Tingkat Efikasi Diri
hasil penelitian ini, secara umum anggota Konseli pada Kelompok Eksperimen
kelompok mengungkapkan bahwa Berikut ini adalah data perubahan
kegiatan konseling kelompok degan peningkatan efikasi diri akademik konseli
teknik metafroa berbentuk healing stories pada saat pre-test (sebelum kegiatan
yang mereka ikuti dari tahap awal sampai intervensi konseling kelompok dengan
akhir sangat bermanfaat bagi teknik metafora berbentuk healing
pengembangan dirinya. Mereka merasa stories) dan post-test (sesudah kegiatan
termotivasi dan terinspirasi dengan intervensi).
cerita-cerita yang disampaikan. Selain
160
139
140 126
125 120
117 118 121
120 108 112
96 99 96
100 93 96 93 94 97 92
80
80 73
60
40
20
0
AB FD AD BT FS LA AR DN MR NT
Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
Grafik perubahan tingkat efikasi diri akademik konseli pada kelompok eksperimen,
antara sebelum dan sesudah intervensi (perlakuan).
120
109
98 101 104 101
94 96 94 100
100 92 95 97 94
91 93 90 85
83
80 77
73
60
40
20
0
AR HR LG MN AJ SS BS DI DF MF
Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
Grafik perubahan tingkat efikasi diri akademik konseli pada kelompok kontrol,
antara sebelum dan sesudah intervensi (perlakuan).
Berikut ini merupakan hasil analisis akademik siswa pada mata pelajaran
statistik dengan menggunakan uji Two matematika baik pada kelompok
Independent Sample Test Mann Whitney eksperimen maupun kelompok kontrol
U. Tujuannya adalah untuk setelah diberikan intervensi.
membandingkan perbedaan efikasi diri
Hasil Perhitungan Statistik Uji Two Independent Sample Test Mann Whitney U
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Skor Eksperimen (1) 10 14.90 149.00
Kontrol (2) 10 6.10 61.00
Total 20
Test Statisticsb
Skor
Mann-Whitney U 6.000
Wilcoxon W 61.000
Z -3.329
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.) .000a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
statistik Z hitung lebih besar dari Z tabel dilakukan oleh Parker & Wampler,
(-3.329 > 0,05) dan nilai Sig (2-tailed) (2006) bahwa teknik metafora berbentuk
untuk uji dua sisi adalah 0,001, atau storytelling efektif dapat mengurangi
probabilitas di bawah 0,05 (0,001 < perasaan negatif terhadap setiap
0,05). Oleh karena itu, hasil analisis pasangan dalam konseling keluarga.
secara statistik menunjukkan signifikan. Selain itu, mereka juga mengatakan
Hasilnya adalah Ho ditolak, atau terdapat bahwa setiap cerita mampu memfasilitasi
perbedaan yang signifikan antara konseli perubahan emosional konseli. Hasil
yang mendapatkan intervensi konseling penelitian Powell, Newgent, & Lee
kelompok dengan teknik metafora (2006), menunjukkan bahwa penggunaan
berbentuk healing stories, dan konseli teknik metafora berbentuk healing stories
yang mendapatkan konseling kelompok dalam konseling kelompok dengan
sebagaimana biasannya. menggunakan video sebagai media,
efektif dapat meningkatkan self-esteem
PEMBAHASAN para konseli.
Dari hasil uji Two Independent Sample Dalam penelitian ini, yang
Test Mann Whitney U, dapat dilihat pada menjadi salah satu faktor keberhasilan
output “test statisticᵇ” di mana nilai karena adanya proses penyampaian cerita
statistik Z hitung lebih besar dari Z tabel sebagai dasar perubahan. Artinya melalui
(-3.329 > 0,05) dan nilai Sig (2-tailed) cerita yang disampaikan, dapat
untuk uji dua sisi adalah 0,001, atau memberikan perumpamaan dan
probabilitas di bawah 0,05 (0,001 < memungkinkan untuk merubah sudut
0,05). Maka hasil uji analisis signifikansi pandang konseli yang akhirnya dapat
secara statistik yaitu Ho ditolak, atau merubah perilakunya. Dalam prespektif
terdapat perbedaan yang signifikan antara teori belajar sosial (social learning
kelompok eksperimen dan kelompok theory), cerita merupakan media yang
kontrol. Berdasarkan hasil analisis dapat digunakan sebagai model simbolik
tersebut, menunjukkan bahwa ada yang dapat memberikan keterangan
perbedaan yang signifikan antara konseli kepada individu untuk dapat menguatkan
yang mendapatkan intervensi konseling dan menumbuhkan efikasi dirinya
kelompok dengan teknik metafora (Bandura, dalam Usher & Pajares, 2008).
berbentuk healing stories dan konseli Bandura (1997) menyatakan bahwa
yang mendapatkan konseling kelompok efikasi diri dapat diperoleh, dipelajari dan
sebagaimana biasannya. dikembangkan dari empat sumber
Selain itu, perbedaan juga informasi. Kempat hal tersebut adalah
ditunjukkan melalui perolehan skor skala stimulasi atau kejadian yang dapat
efikasi diri akademik konseli yang diberi memberikan inspirasi atau pembangkit
intervensi konseling kelompok dengan positif (positive arousal) untuk berusaha
teknik metafora berbentuk healing stories menyelesaikan tugas atau masalah yang
lebih tinggi pada saat pemberian post- dihadapi. Keempat sumber utama itu
test. Dengan demikian, hasil penelitian ialah pengalaman keberhasilan,
ini menunjukkan bahwa konseling pengalaman tidak langsung, dorongan
kelompok dengan teknik metafora lisan, dan reaksi psikologis.
berbentuk healing stories efektif Merujuk pada pendapat Bandura
meningkatkan efikasi diri akademik (1997) tersebut, maka dalam penelitian
siswa SMA pada mata pelajaran ini peneliti menggunakan cerita sebagai
matematika. media untuk menumbuhkan efikasi diri
Hasil penelitian ini mendukung akademik siswa melalui sumber
hasil penelitian sebelumnya yang pengembangan efikasi diri itu sendiri.
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)
Melalui cerita (healing stories) yang dalam cerita tersebut, kemudian meminta
disampaikan dapat memberikan mereka untuk mengenali diri melalui
gambaran diri orang lain, pengalaman jurnal refleksi diri dan
diri sendiri, dan adanya dorongan lisan mendiskusikannya.
kepada konseli sehingga mereka dapat Selain itu juga terdapat faktor lain
mengembangkan efikasi diri yang memberikan dampak perubahan
akademiknya pada mata pelajaran yaitu karena adanya penggunaan
matematika. konseling kelompok yang meberikan
Hasil penelitian ini menunjukkan pengalaman belajar serta kesempatan
bahwa dalam proses intervensi pada kepada konseli untuk mengekspresikan
kelompok eksperimen, teknik metafora perasaan, konflik dan perhatian dalam
berbentuk healing stories dapat kelompok (Corey, 2008). Konseling
memfasilitasi empat sumber utama kelompok juga pada hakekatnya adalah
tersebut yaitu pengalaman keberhasilan, suatu proses antar pribadi yang dinamis,
pengalaman orang lain, dorongan lisan terpusat pada pikiran dan perilaku yang
dan keadaan psikologis. Hal ini dapat disadari, dibina dalam suatu kelompok
dilihat dalam peroses intervensi. Dalam kecil mengungkapkan diri kepada sesama
pelaksanaanya peneliti akan anggota dan konselor, dimana
menceritakan kisah orang lain yang komunikasi antar pribadi tersebut dapat
sesuai dengan masalah anggota dalam dimanfaatkan untuk meningkatkan
kaitan ini adalah masalah keyakinan pemahaman dan penerimaan diri
terhadap kemampuan diri (efikasi diri). terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala
Setelah menyampaikan cerita, peneliti tujuan hidup serta untuk belajar perilaku
mengajak anggota kelompok untuk tertentu ke arah yang lebih baik dari
melakukan refleksi diri melalui kegiatan sebelumnya (Winkel, 1997).
diskusi. Hal ini dilakukan untuk Berdasarkan pada beberapa faktor
memberikan pemahaman diri kepada yang dikemukakan di atas, maka secara
anggota terkait dengan masalah yang umum hasil penelitian ini dapat
sedang dibahas. memberikan beberapa proses perubahan
Setelah siswa mengamati pada diri konseli yaitu; (1) perubahan
pengalaman orang lain melalui cerita peningkatan efikasi diri akademik konseli
yang disampaikan, maka selanjutnya pada skor pre-test dan post-test, baik
anggota akan menceritakan pengalaman kelompok eksperimen dan kelompok
pribadinya (pengalaman keberhasilan). kontrol, (2) perubahan pada wicara diri
Dalam proses ini, peneliti memandu (self-talk) konseli yang terdapat pada
anggota untuk menulis pengalamannya lembar, jurnal refleksi isi, jurnal refleksi
melalui jurnal peristiwa dan meminta diri, dan jurnal pengembangan diri
kepada mereka untuk membacakannya selama kegiatan intervensi khususnya
secara bergantian. Setelah anggota kelompok eksperimen, (3) proses
membaca pengalaman keberhasilanya, perubahan pada kinerja konseli dalam
peneliti kembali memandu anggota untuk menghadapi tugas-tugas matematika
melakukan kegiatan diskusi. Hal ini sebelum dan sesudah diberikan intervensi
dilakukan untuk memberikan dorongan khususnya pada kelompok eksperimen.
verbal yaitu dengan memberikan Dengan adanya beberapa proses
motivasi kepada anggota agar dapat perubahan yang dikemukan di atas, maka
mengembangkan potensi dirinya. Melalui hal tersebut berdampak pada peningkatan
cerita yang telah disampaikan, penenliti efikasi diri akademik konseli. Efikasi diri
meminta anggota mengamati dan yang meningkat akan berimplikasi
mengenali keadaan psikologis (tokoh) terhadap beberapa kegiatan yang
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)
Mencermati hasil uji hipotesis di optimal. Hal itu bisa dilihat dari
atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil skala efikasi diri akademik
hasil penelitian ini dapat menjawab pada mata pelajaran matematika
rumusan masalah yaitu konseling konseli yang belum sepenuhnya
kelompok dengan teknik metafora mencapai skor tertinggi, yaitu
berbentuk healing stories efektif hanya 139 pada kelompok
meningkatkan efikasi diri akademik eksperimen. Oleh karena itu perlu
siswa SMA pada mata pelajaran ditindaklanjuti dengan penelitian
matematika. serupa yang lebih mendalam baik
1. Konselor Sekolah dari segi waktu, tahapannya
a. Konseling kelompok dengan teknik maupun jumlah sesi/pertemuan
metafora berbentuk healing stories yang dilakukan.
sangat menekankan pada kekuatan b. Selain itu juga dapat dilakukan
cerita yang disampaikan kepada penelitian pengembangan maupun
konseli. Oleh karena itu diperlukan tindakan untuk menguji efektivitas
keterampilan konselor dalam teknik metafora berbentuk healing
memilih cerita yang sesuai dengan stories dengan menggunakan
masalah konseli dan juga pendekatan-pendekatan konseling
keterampilan menyampaikan cerita baik kelompok maupun individu
dengan baik. Disamping itu, dalam konteks permasalahan yang
konselor sekolah juga perlu lain dan populasi yang lebih besar,
meningkatkan keterampilan sehingga dapat memberikan hasil
konseling kelompok sehingga yang lebih efektif.
penerapanya dapat dilakukan
dengan mudah dan lebih efektif. DAFTAR RUJUKAN
b. Konselor sekolah perlu
mengembangkan pengetahuannya Balitbang, Kemendikbud. 15 Agustus
terhadap teori dan praktik 2011. Survei Internasional
konseling khususnya teknik TIMSS, (Online),
metafora berbentuk healing stories (http://litbang.kemdikbud.go.id/de
melalui kegiatan pelatihan atau tail.php?id=214), diakses 6
seminar karena teknik ini masih Desember 2011.
tergolong minim dalam Bandura, A. 1997. Self-efficacy: The
pengembangannya khususnya di Exercise of Control. New York:
Indonesia. Selain itu, konselor Freeman.
sekolah juga dapat menerapkan Bandura, A. 2002. Self-Efficacy in
teknik metafora berbentuk healing Changing Societies. Cambridge
stories ke dalam pendekatan- University Press.
pendekatan konseling baik individu Burns, G.W. 2005. 101 Healing Stories
maupun kelompok, dengan tujuan for Kids and Teens: Using
untuk memberikan layanan kepada Metaphors in Therapy. New
konseli agar dapat mengembangkan York: Wiley.
potensi dirinya, baik dalam Burns, G.W. 2007. 101 Healing Stories:
masalah efikasi diri ataupun Using Metaphors in Therapy.
masalah pribadi yang lain. New York: Wiley.
2. Peneliti Selanjutnya Chapman, R.D. 2009. The Use of
a. Berdasarkan hasil temuan Metaphor in Counseling: A
penelitian bahawa peningkatan Discourse Analysis. Columbia:
yang dialami oleh konseli belum University Of British.
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)