Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Realita

Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016


Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

EFEKTIFITAS KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK METAFORA


BERBENTUK HEALING STORIES UNTUK MENINGKATKAN EFIKASI
DIRI AKADEMIK SISWA SMA

HASRUL
Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Sekolah Tinggi Keguruan
Ilmu Pendidikan Kie Raha Ternate, Maluku Utara
E-mail: lastoc_87@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah rendahnya efikasi diri akademik
siswa pada mata pelajaran matematika. Siswa yang memiliki efikasi diri akademik rendah,
akan tampak kurang percaya diri, meragukan kemampuan akademiknya, tidak berusaha
mencapai nilai tinggi, menghindari tugas-tugas sulit, dan usaha kurang optimal dalam
pelajaran matematika. Sebaliknya, apabila efikasi diri siswa meningkat, akan membuat
mereka lebih mudah dan lebih merasa mampu untuk mengerjakan soal-soal matematika yang
dihadapinya, bahkan soal matematika yang lebih rumit sekalipun. Oleh karena itu, tujuan
penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas konseling kelompok dengan teknik metafora
berbentuk healing stories dalam meningkatkan efikasi diri akademik siswa. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah pre-test, post-test group control design. Subjek penelitian
adalah siswa SMAN 1 Kota Batu yang mengalami masalah rendah efikasi diri akademik pada
mata pelajaran matematika yang berjumlah 20 orang, terdiri dari 10 orang kelompok
eksperimen dan 10 orang kelompok kontrol. Analisis data penelitian ini menggunakan
statistik non parametrik yaitu uji Two Independent Sample Test Mann Whitney U. Hasil uji
statistik menunjukkan nilai mean (14.90 > 6.10). Sedangkan output “test statisticᵇ” Z hitung
lebih besar dari Z tabel yaitu (-3.329 > 0,05) dan nilai Sig. (2-tailed) untuk uji dua sisi adalah
0,001, atau probabilitas di bawah 0,05 (0,001 < 0,05). Hasilnya Ho ditolak, atau terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan
demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konseling kelompok dengan teknik
metafora berbentuk healing stories efektif menigkatkan efikasi diri akademik siswa SMA
pada mata pelajaran matematika.

Kata kunci: Konseling Kelompok, Teknik Metafora, Healing Stories, Efikasi Diri
Akademik

PENDAHULUAN disebabkan karena mereka mengalami


Dalam perspektif pendidikan, terutama masalah efikasi diri rendah. Namun
yang berkaitan dengan proses Siswa yang merasa yakin terhadap
pembelajaran di sekolah, masalah kemampuannya akan mengarahkan pada
keyakinan terhadap kemampuan tindakan, pengarahan usaha, serta
akademik (efikasi diri akademik) sangat keuletan dalam mengerjakan tugas yang
berperan, bahkan menjadi salah satu diberikan oleh guru (Bandura, 2002).
kunci terhadap prestasi siswa. Dalam Bandura (2002), mendefinisikan
keadaan tertentu, siswa seringkali merasa bahwa efikasi diri akademik adalah
tidak mampu menunjukkan prestasi penilaian diri seseorang akan
akademiknya secara optimal sesuai kemampuannya untuk mengorganisir dan
dengan potensi yang dimilikinya. Mereka menjalankan rangkaian perilaku dalam
sering merasa tidak yakin bahwa dirinya mencapai tujuan pendidikan. Artinya
akan mampu menyelesaikan tugas-tugas kemampuan siswa secara umum yaitu
yang diberikan kepadanya. Hal ini berkenaan dengan kemampuan
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

memaksimalkan kinerja mereka di kelas menunjukkan bahwa prestasi akademik


guna mencapai tujuan pembelajaran. siswa di Indonesia khususnya pada
Siswa dengan efikasi diri yang pelajaran matematika tergolong rendah
meningkat akan siap berpartisipasi lebih jika dibandingkan dengan prestasi
banyak dalam menyelesaikan tugas akademik siswa di Negara lain.
belajar dan mereka akan belajar lebih giat Hasil Penelitian Trends in
dan memiliki ketekunan lebih lama International Mathematics and Science
ketika menghadapi kesulitan terutama Study TIMSS, 1999 (dalam Balitbang,
pada pelajaran matematika. Sebaliknya 2011) menunjukkan bahwa peringkat
siswa yang memiliki efikasi diri matematika siswa Indonesia berada di
akademik rendah, tampak kurang percaya deretan 34 dari 38 negara. Pada tahun
diri, meragukan kemampuan 2003, peringkat matematika siswa
akademiknya, tidak berusaha mencapai Indonesia berada pada deretan 34 dari 46
nilai tinggi dibidang akademik. negara. Selanjunya pada tahun 2007,
Dalam bidang akademik efikasi prestasi matematika siswa Indonesia
diri sangat berpengaruh terhadap prestasi hanya naik dua tingkat dari tahun
siswa di sekolah. Beberapa penelitian sebelumnya yaitu menempati peringkat
telah membuktikan bahwa ternyata 36 dari 49 negara, dengan pencapaian
efikasi diri sangat ikut berpengaruh skor 397, masih di bawah skor rata-rata
langsung terhadap prestasi akademik internasional yaitu 500. Hasil yang
siswa (Bandura, 1997; Schunk, 1991, diperoleh ini, lebih buruk dibandingkan
1995; Pajares, 1996, 1997). Efikasi diri dengan pelajar Thailand yang berada
akademik memperkuat kegiatan belajar pada urutan ke 29 (Balitbang, 2011).
dalam meningkatkan perkembangan Rendahnya prestasi akademik siswa pada
kompetensi pendidikan terutama pada bidang matematika juga dapat dilihat
mata pelajaran matematika (Bandura, dalam laporan studi Programme for
1997). Penelitian Bandura dan Schunk International Student Assessment (PISA)
(dalam Pajares & Miller, 1994) pada tahun 2003 yang menunjukkan
menunjukkan bahwa semakin tinggi bahwa prestasi matematika berada di
pikiran terhadap efikasi diri (believe self- peringkat ke 38 dari 40 negara peserta.
efficacy) maka semakin cepat siswa dapat Sedangkan pada tahun 2007 prestasi
menyelesaikan tugas matematika. Betz matematika berada pada peringkat ke 50
dan Hacket (dalam Pajares, 2002) dari 57 negara (Hayat & Yusuf, 2010).
melaporkan bahwa siswa dengan efikasi Sementara itu prestasi
diri yang tinggi, pada umumnya mereka matematika pada taraf Nasional masih
akan lebih mudah dan berhasil sangat memprihatinkan. Pelaksanaan
melampaui latihan-latihan matematika Ujian Akhir Negara tahun 2004/2005
yang di berikan kepadanya, sehingga banyak siswa yang harus mengikuti ujian
hasil akhir dari pembelajaran tersebut ulang karena nilai matematika yang
yang tercermin dalam prestasi dicapainya tidak memenuhi target, yaitu
akademiknya juga cenderung akan lebih sebesar 4.26, dan ini terjadi di beberapa
tinggi di bandingkan siswa yang propinsi (Liputan6.com, 2005).
memiliki efikasi diri rendah. Sedangkana pada pelaksaan ujian
Mencermati beberapa hasil Nasional (UN) di tahun 2011/2012,
penelitian yang telah dikemukakan di matematika menjadi mata pelajaran yang
atas, ternyata belum sesuai dengan paling rendah angka kelulusannya,
realitas yang terjadi dalam dunia disusul Bahasa Indonesia, kemudian
pendidikan khususnya di Indonesia saat Bahasa Inggris. Sebanyak 2.391 siswa
ini. Beberapa fakta di lapangan atau 51,44 persen dinyatakan tidak lulus
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

matematika. Sementara 1.780 siswa atau 2009), atau pengalihan makna dari suatu
38,43 persen tidak lulus Bahasa unsur ke unsur yang lain. Sedangkan
Indonesia. Dan sebanyak 152 siswa atau Kopp (dalam Chesley, Gillett, & Wagner,
3,27 persen tak lulus Bahasa Inggris 2008) mendefinisikan metafora sebagai
(Wartanews.com, 2011). suatu cara berbicara di mana satu hal
Hasil studi awal dilakukan pada diekspresikan dalam hal lain, dengan cara
pada SMA Negeri 1 Kota Batu melalui tersebut sekumpulan orang dapat
pelancaran angket kepada 250 orang memperoleh keterangan baru pada
siswa. Dari hasil analisis, sebanyak 28% karakter yang sedang dijelaskan. Kopp
siswa meragukan kemampuan dirinya 1971 menggunakan istilah
ketika mengikuti pelajaran matematika, berbicara untuk membatasi penggunaan
25% siswa merasa malas ketika metafora hanya pada aspek ekspresi
menghadapi tugas dalam pelajaran verbal (Chesley, Gillett, & Wagner,
matematika, 27% siswa mudah menyerah 2008).
pada saat mengerjakan tugas matematika Metafora adalah cara
yang rumit, dan 20% siswa menghindari berkomunikasi yang ampuh untuk
tugas-tugas yang rumit dalam mata perubahan konseli (Boyum, 2010).
pelajaran matematika. Selain itu, hasil Metafora merupakan alat terapeutik yang
wawancara kepada beberapa konselor memungkinkan konselor untuk
menyatakan bahwa umumnya para siswa mengakses dunia konseptual konseli
merasa kurang percaya diri saat dengan cepat dan efektif (Robert &
mengerjakan matematika dan meragukan Kelly, 2010). Selain itu metafora juga
kemampuan akademiknya ketika guru menawarkan alat komunikasi bagi
memintanya untuk mengerjakan soal-soal konselor untuk membawa kondisi bagi
matematika. pengembangan dan perubahan masalah
Berdasarkan hasil studi awal di konseli (Wickman, Daniels, White, &
atas, maka perlu dilakukan upaya dan Fesmire, 1999). Metafora dapat
intervensi untuk membantu siswa untuk bermanfaat untuk membantu menstruktur
meningkatkan rasa mampu (efikasi diri), dan memfasilitasi komunikasi dan
agar siswa dapat meningkatkan prestasi interaksi antara konselor dan konseli dan
akademiknya terutama pada mata untuk menghubungkan perubahan
pelajaran matematika. Intervensi yang mendasar yang terjadi dalam proses
dimaksud ialah layanan konseling konseling (Lyddon, Clay, & Sparks,
kelompok yang di laksanakan oleh 2001). Dengan demikian, metafora
konselor sekolah sebagai bentuk layanan adalah sarana yang baik untuk
yang responsif kepada siswa. berkomunikasi maupun perubahan dalam
Dalam perkembangan khasanah proses konseling (Muram & DiGiuseppe,
konseling saat ini, beragam teknik yang 1990).
digunakan dalam proses konseling Dalam konseling, metafora
sebagai strategi untuk menangani biasanya berbentuk analogi, kiasan,
masalah konseli. Salah satu teknik yang perumpamaan, atau cerita yang dirancang
dikenal dalam konseling saat ini ialah untuk mengajarkan konsep-konsep baru
teknik metafora. Dalam prespektif dan mendorong pemahaman konseli yang
konseling, metafora telah digunakan lebih besar (Gordon, 1978). Selain itu,
sejak zaman Freud dan Jung (Robert & Zeig (dalam Roberts, 1978) telah
Kelly, 2010). Secara umum, metafora mengemukakan bahwa metafora dapat
didefinisikan sebagai teknik berbicara berbentuk anekdot, fabel, dongeng,
tentang satu hal yang dinyatakan dalam cerita, perumpamaan, dan alegori yang
hal lain (Tompkins, dalam Chapman, bisa digunakan dalam pendekatan
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

terapeutik apapun selama tahap dan Dalam prosesnya anggota dapat berbagi
proses perlakuan. Bentuk metafora pengalaman mereka, dan dapat belajar
tersebut dapat menggunakan media; dari anggota lain. Selain itu, konseling
penyampaian verbal (Chesley, Gillett, & kolompok adalah layanan yang
Wagner, 2008). media buku memungkinkan konseli (siswa)
(biblioteherapy), drama, video memperoleh kesempatan untuk
(videotherapy), permainan (playtherapy), pembahasan dan pengentasan
atau humor. Semua alat-alat dan teknik permasalahan yang dialaminya melalui
tersebut dapat membantu konselor untuk dinamika kelompok, disamping itu hal ini
memfasilitasi konseli mengidentifikasi juga menghemat waktu bila
masalah, dan sebagai konsekuensinya, dibandingkan dengan konseling individu
langkah-langkah tersebut akan mengarah diamana masalah dapat ditangani secara
pada penyelesaian masalah (Burns, bersamaan (Venkatesh, 2006).
2007). Penelitian ini bertujuan menguji
Berdasarkan penjelasan di atas, efektivitas konseling kelompok dengan
maka metafora yang digunakan dalam teknik metafora berbentuk healing stories
penelitian ini ialah berbentuk cerita atau untuk meningkatkan efikasi diri siswa
yang disebut dengan healing stories SMA pada mata pelajaran matematika.
sebagai dasar perubahan terapeutik. Hal ini dilakukan untuk membantu siswa
Healing stories adalah kumpulan cerita yang mengalami masalah rendah efikasi
atau kisah-kisah pilihan yang dapat diri akademik, dan optimaslisasi layanan
menjadikan pelajaran serta inspirasi dan konseling yang efektif.
memberikan model terhadap konseli
sebagai upaya untuk membangun METODE
perubahan terapeutik. Dalam Penelitian ini adalah penelitian
pelaksanaannya konselor tidak hanya eksperimen dengan menggunakan desain
menyediakan dan menyampaika cerita pre-test, post-test group control design.
yang sesuai dengan keadaan atau Dalam penelitian ini, terdapat dua
masalah konseli dan sesuai dengan hasil kelompok yang terdiri dari kelompok
yang ingin dicapai melalui strategi eksperimen dan kontrol. Kelompok
healing stories. Namun, konseli juga eksperimen adalah subjek (siswa) yang
berperan menyampaikan cerita dalam mendapatkan intervensi konseling
upaya penyelesaian masalah dan kelompok dengan teknik metafora
pencapaian hasil (Burns, 2007). berbentuk healing stories. Sedangkan
Selanjutnya prosedur intervensi kelompok kontrol adalah subjek (siswa)
yang dilakukan dalam penelitian ini ialah yang mendapatkan intervensi konseling
menggunakan layanan konseling kelompok sebagaimana biasanya.
kolompok dengan teknik metafora Secara umum, rancangan
berbentuk healing stories. Pemilihan penelitian dengan menggunakan pre-test,
layanan konseling kelompok sebagai post-test group control design, dapat
prosedur intervensi karena pada dasarnya dilihat pada gambar berikut:
konseling kolompok benar-benar sebuah
bentuk pengalaman belajar yang efektif.
R1 O1 X O2
R2 O3 O4
Desain eksperimen dengan pre-test, post-test group control design (Tuckman, 1999).

Keterangan :
R1 : Penempatan subjek (kelompok) eksperimen secara random
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

O1 : Pengukuran pertama (pre-test) pada kelompok eksperimen sebelum


diberikan perlakuan.
X : Perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen
O2 : Pengukuran kedua (post-test) pada kelompok eksperimen setelah diberikan
perlakuan.
R2 : Penempatan subjek (kelompok) kontrol secara random
O3 : Pengukuran pertama (pre-test) pada kelompok kontrol sebelum diberikan
perlakuan.
- : Tidak ada perlakuan (treatment) pada kelompok kontrol
O4 : Pengukuran kedua (post-test) pada kelompok control

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Prosedur intervensi yang


XI SMA Negeri 1 Kota Batu yang dilakukan dalam penelitian ini ialah
memiliki masalah rendah efikasi diri menggunakan proses konseling
akademik pada mata pelajaran kelompok dengan teknik metafora
matematika yang berjumlah 20 orang, berbentuk healing stories pada kelompok
terdiri dari 10 orang kelompok eksperimen dan konseling kelompok
eksperimen dan 10 orang kelompok sebagaimana biasanya pada kelompk
kontrol yang dipilih secara random. kontrol. Dalam prosedurnya, kegiatan
Proses penjaringan subjek penelitian intervensi dilakukan berdasarkan tahap-
dengan menggunakan skala efikasi diri tahap konseling kelompok yang meliputi:
akademik pada mata pelajaran tahap awal, tahap pelaksanaan
matematika yang sudah diuji (treatment), dan tahap akhir (penutup).
validitasnya. Pada tahap perlakuan (treatment),
Dalam penelitian ini, terdapat dua dilakukan 7 kali pertemuan pada
jenis instrumen yang digunakan yaitu kelompok eksperimen dan 6 kali
bahan perlakuan (stimulus materials) pertemuan pada kelompok kontrol.
yang berisi tentang materi pengubahan Selanjutnya pada tahap penutup,
yang dikemas dalam proses konseling dilakukan 1 kali pertemuan pada
kelompok dengan teknik metafora kelompok eksperimen dan 1 kali
berbentuk healing stories berdasarkan pertemuan pada kelompok kontrol.
kajian literatur dan konsultasi dengan Analisis data penelitian ini
ahli konseling yang berjumlah 3 orang. menggunakan statistik non parametrik
Sedangkan instrumen alat ukur adalah yaitu uji dua sampel bebas (Two
skala efikasi diri akademik yang terdiri Independent Sample Test Mann Whitney
dari 39 item pernyataan. Skala efikasi U). Uji Mann Whitney digunakan karena
diri akademik yang digunakan dalam untuk menguji dua sampel bebes yang
penelitian ini oleh peneliti diadaptasi dan bersal dari populasi yang sama dan data
dimodifikasi dari skala Academic self- berbentuk oridinal serta sampel yang
efficacy: an inventori, oleh Jinks & berjumlah di bawah dari 30. Pengujian
Morgan (1999), dan didasarkan pada dilakukan dengan bantuan SPSS for
dimensi pengukuran efikasi diri oleh Windows 16.00. Dasar pengambilan
Bandura (1997). Setelah diadaptasi, keputusan adalah dengan
kemudian dilakukan uji validitas dan membandingkan angka Z hitung dan Z
realibilitas instrumen. Hasil analisis tabel, yaitu; jika ZH < Za, maka Ho
realibilitas, diperoleh r alpha 0,940, lebih diterima dan jika ZH > Za, maka Ho
besar dari 0,60. Nilai tersebut ditolak. Dengan melihat nilai
menunjukkan bahwa item skala efikasi probabilitas, jika P > 0,05, maka Ho
diri akademik pada pelajaran matematika diterima, dan jika P < 0,05, maka Ho
dinyatakan valid dan reliabel. ditolak.
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

data hasil sebelum dan sesudah intervensi


HASIL PENELITIAN (pre-test dan post-test) pada kelompok
Berdasarkan penelitian yang telah eksperimen dan kontrol.
dilakukan, maka berikut ini disajikan
Data sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Konseli Pre-test Post-test
1 2 1 2 1 2
AB AR 93 87 117 92
FD HR 80 77 108 109
AD LG 96 95 139 98
BT MN 93 97 125 101
FS AJ 96 94 120 104
LA SS 94 91 118 94
AR BS 73 93 99 96
DN DI 97 83 112 101
MR DF 92 90 126 94
NT MF 96 85 121 100
Keterangan:
1. Kelompok eksperimen
2. Kelompok kontrol

Pelaksanaan konseling kelompok dengan kelompok untuk bersama-sama


teknik metafora berbentuk healing stories menentukan waktu pelaksanaan kegiatan
pada kelompok eksperimen dilakukan konseling kelompok.
sendiri oleh peneliti dengan melibatkan Dalam tahap ini, kegiatan
konselor sekolah sebagai observer. Pada dilakukan selama tujuh kali pertemuan
pelaksanaanya, kegiatan intervensi yang membahas tiga topik materi yaitu;
dilakukan sebanyak delapan kali Pertama, “keyakinan terhadap
pertemuan, yaitu tujuh kali pertemuan kemampuan diri sendiri”, yang terdiri
pada tahap (treatment) dan satu kali dari dua judul cerita: (a) Kisah Si Bagas
pertemuan pada tahap penutup. Berikut Sang Juara, dan; (b) Kisah Pemain Bulu
ini adalah paparan kegiatan yang Tangkis. Kedua, “pentingnya kegigihan
dilakukan selama pelaksanaan intervensi dalam situasi yang sulit dan penuh
pada kelompok eksperimen. tekanan”, yang terdiri dari dua judul
Kegiatan pertama yang dilakukan cerita, yaitu: (a) Kisah Seorang Pemuda
oleh peneliti pada tahap ini adalah dan Laba-laba Kecil, dan (b) Kisah
melakukan pre-test dengan cara Seorang Pelari Cacat. Ketiga,
memberikan skala efikasi diri akademik “pentingnya pengharapan positif
pada mata pelajaran matematika kepada terhadap kemampuan diri dan hasil yang
seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Kota dicapai” juga terdiri dari dua judul cerita,
Batu pada tahun pelajaran 2012/2013. yaitu: (a) Titik Es Dalam Hati, dan (b)
Setelah hasil pre-test dianalisis, Kisah Seorang Anak dari Desa. Hasil
selanjutnya peneliti menetapkan jumlah penelitian ini menunjukkan bahwa,
akhir subjek dalam penelitian ini (lihat pelaksanaan kegiatan konseling pada
deskripsi data). Kegiatan selanjutnya tahap ini, para anggota kelompok sudah
pada tahap ini adalah peneliti mulai konsentrasi dalam menyimak
mengadakan pertemuan awal dengan setiap cerita yang disampaikan. Sebagian
para siswa sebagai calon anggota besar anggota benar-benar terlibat dalam
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

kegiatan refleksi isi, refleksi diri dan itu, para anggota sangat menyadari
diskusi pengalaman pribadinya. bahwa ternyata sikap keyakinan diri,
Hasilnya, para anggota kelompok mampu kegigihan (pantang menyerah) dan
melalukan perubahan pada wicara diri harapan positif sangat bermanfaat dalam
kerah yang lebih positif. Hal ini dapat dirinya terutama dalam mengikuti
dilihat pada pernyataan konseli yang pelajaran matematika di sekolah. Dari
diungkapkan melalui lembar hasil diskusi tersebut, selanjutnnya
pengembangan diri dan rubrik evaluasi. peneliti memberikan pengutan hasil yang
Tahap ini dilakukan hanya satu dicapai dengan cara memberikan
kali dan sebagai pertemuan terakhir. penjelasan bahwa sikap keyakinan diri,
Dalam tahap ini dilakukan kegiatan kegigihan dan harapan positif sangat
evaluasi secara keseluruhan dan bermanfaat dalam dirinya seseorang.
dilakukan kegiatan post-test. Berdasarkan Data Perubahan Tingkat Efikasi Diri
hasil penelitian ini, secara umum anggota Konseli pada Kelompok Eksperimen
kelompok mengungkapkan bahwa Berikut ini adalah data perubahan
kegiatan konseling kelompok degan peningkatan efikasi diri akademik konseli
teknik metafroa berbentuk healing stories pada saat pre-test (sebelum kegiatan
yang mereka ikuti dari tahap awal sampai intervensi konseling kelompok dengan
akhir sangat bermanfaat bagi teknik metafora berbentuk healing
pengembangan dirinya. Mereka merasa stories) dan post-test (sesudah kegiatan
termotivasi dan terinspirasi dengan intervensi).
cerita-cerita yang disampaikan. Selain

160
139
140 126
125 120
117 118 121
120 108 112
96 99 96
100 93 96 93 94 97 92
80
80 73

60

40

20

0
AB FD AD BT FS LA AR DN MR NT
Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi

Grafik perubahan tingkat efikasi diri akademik konseli pada kelompok eksperimen,
antara sebelum dan sesudah intervensi (perlakuan).

Hasil Pelaksanaan Intervensi pada peneliti dengan melibatkan konselor


Kelompok Kontrol sekolah sebagai observer. Dalam
Pelaksanaan konseling kelompok pelaksanaanya, kegiatan intervensi
sebagaimana biasanya (tanpa teknik dilakukan sebanyak tujuh kali pertemuan,
metafroa berbentuk healing stories) pada yaitu enam kali pertemuan pada tahap
kelompok kontrol, sama dengan kegiatan (treatment) dan satu kali pertemuan pada
yang dilakukan pada kelompok tahap penutup. Berikut ini adalah paparan
eksperimen yakni dilakukan sendiri oleh kegiatan yang dilakukan selama
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

pelaksanaan intervensi pada kelompok matematika. Ketiga, masalah konseli AJ


eksperimen. yang mengungkapkan bahwa dirinya
Kegiatan pertama yang dilakukan merasa ragu terhadap kemampuan
oleh peneliti pada kelompok kontrol dirinya dalam belajar matematika dan
adalah melakukan pre-test dengan cara merasa gugup dan cemas ketika
memberikan skala efikasi diri akademik menghadapi soal-soal matematika yang
pada mata pelajaran matematika kepada dianggap sulit, dan akibatnya Ia merasa
seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Kota malas ketika menghadapi pelajaran
Batu pada tahun pelajaran 2012/2013. matematika. Keempat, masalah konseli
Setelah hasil pre-test dianalisis, DI yang mengungkapkan bahwa dirinya
selanjutnya peneliti menetapkan jumlah mengalami kesulitan dalam memahami
akhir subjek dalam penelitian ini (lihat materi yang dijelaskan oleh guru,
deskripsi data). Kegiatan selanjutnya sehingga Ia kurang memiliki aspirasi
pada tahap ini adalah peneliti dalam belajar matematika. Kelima,
mengadakan pertemuan awal dengan masalah konseli MF mengungkapkan
para siswa sebagai calon anggota bahwa dirinya sering merasa malas
kelompok untuk bersama-sama belajar matematika karena ia kurang
menentukan waktu pelaksanaan kegiatan terlalu suka dengan pelajaran matematika
konseling kelompok. dan merasa ragu terhadap kemampuan
Dalam tahap ini, kegiatan dirinya pada saat menghadapi UH dan
konseling dilakukan sebayak enam kali UTS.
pertemuan yang membahas masalah yang Tahap ini dilakukan hanya satu
diungkapkan oleh masing-masing lima kali dan sebagai pertemuan terakhir.
orang konseli pada setiap pertemuan. Dalam tahap ini dilakukan kegiatan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa evaluasi secara keseluruhan dan
pelaksanaan konseling pada tahap dilakukan kegiatan post-test. Berdasarkan
pertengahan ini, sebagian anggota hasil penelitian ini, secara umum anggota
kelompok sudah mulai berani untuk kelompok mengungkapkan bahwa
mengungkapkan masalahnya dan aktif kegiatan konseling kelompok yang
berdiskusi. Dalam tahap ini, telah mereka ikuti dari tahap awal sampai
dibahas masalah yang diungkapkan oleh akhir sangat bermanfaat bagi
lima orang konseli, yaitu: pertama, pengembangan dirinya. Mereka benar-
membahas masalah konseli HR yang benar mendapatkan pengalaman belajar
mengungkapkan bahwa bahwa dirinya yang baru dan pemahaman diri yang
kurang percaya diri ketika menghadapi lebih baik melalui kegiatan diskusi dalam
pelajaran matematika di sekolah dan pemberian alternatif/solusi terhadap
merasa ragu dengan apa yang sudah masalah yang dibahas.
dikerjakannya meskipun ia sudah belajar Data Perubahan Tingkat Efikasi Diri
dengan maksimal. Kedua, masalah Konseli pada Kelompok Kontrol
konseli MN yang mengungkapkan bahwa Berikut ini adalah data perubahan
dirinya tidak memiliki semangat dala peningkatan efikasi diri akademik konseli
belajar matematika, seringkali konseli Ia pada saat pre-test (sebelum kegiatan
merasa mudah putus asa jika mengalami intervensi konseling kelompok
kesulitan dalam pelajaran matematika. sebagaimana biasanya) dan post-test
Akibatnya kurang menyukai pelajaran (sesudah kegiatan intervensi).
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

120
109
98 101 104 101
94 96 94 100
100 92 95 97 94
91 93 90 85
83
80 77
73

60

40

20

0
AR HR LG MN AJ SS BS DI DF MF
Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi

Grafik perubahan tingkat efikasi diri akademik konseli pada kelompok kontrol,
antara sebelum dan sesudah intervensi (perlakuan).

Berikut ini merupakan hasil analisis akademik siswa pada mata pelajaran
statistik dengan menggunakan uji Two matematika baik pada kelompok
Independent Sample Test Mann Whitney eksperimen maupun kelompok kontrol
U. Tujuannya adalah untuk setelah diberikan intervensi.
membandingkan perbedaan efikasi diri

Hasil Perhitungan Statistik Uji Two Independent Sample Test Mann Whitney U
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Skor Eksperimen (1) 10 14.90 149.00
Kontrol (2) 10 6.10 61.00
Total 20
Test Statisticsb
Skor
Mann-Whitney U 6.000
Wilcoxon W 61.000
Z -3.329
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.) .000a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok

Berdasarkan hasil analisis statistik, berbentuk healing stories, lebih besar


ternyata terjadi perubahan peningkatan daripada nilai mean anggota kelompok
skor efikasi diri akademik siswa pada yang mendapat perlakuan dengan
mata pelajaran matematika khususnya konseling kelompok sebagaimana
kelompok eksperimen. Dapat dilihat dari biasanya yaitu (14.90 > 6.10). Selain itu,
output Rank, nilai mean untuk anggota hasil uji Two Independent Sample Test
kelompok yang mendapatkan perlakuan Mann Withney U, dapat dilihat pada
konseling dengan teknik metafora output “test statisticᵇ” dimana nilai
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

statistik Z hitung lebih besar dari Z tabel dilakukan oleh Parker & Wampler,
(-3.329 > 0,05) dan nilai Sig (2-tailed) (2006) bahwa teknik metafora berbentuk
untuk uji dua sisi adalah 0,001, atau storytelling efektif dapat mengurangi
probabilitas di bawah 0,05 (0,001 < perasaan negatif terhadap setiap
0,05). Oleh karena itu, hasil analisis pasangan dalam konseling keluarga.
secara statistik menunjukkan signifikan. Selain itu, mereka juga mengatakan
Hasilnya adalah Ho ditolak, atau terdapat bahwa setiap cerita mampu memfasilitasi
perbedaan yang signifikan antara konseli perubahan emosional konseli. Hasil
yang mendapatkan intervensi konseling penelitian Powell, Newgent, & Lee
kelompok dengan teknik metafora (2006), menunjukkan bahwa penggunaan
berbentuk healing stories, dan konseli teknik metafora berbentuk healing stories
yang mendapatkan konseling kelompok dalam konseling kelompok dengan
sebagaimana biasannya. menggunakan video sebagai media,
efektif dapat meningkatkan self-esteem
PEMBAHASAN para konseli.
Dari hasil uji Two Independent Sample Dalam penelitian ini, yang
Test Mann Whitney U, dapat dilihat pada menjadi salah satu faktor keberhasilan
output “test statisticᵇ” di mana nilai karena adanya proses penyampaian cerita
statistik Z hitung lebih besar dari Z tabel sebagai dasar perubahan. Artinya melalui
(-3.329 > 0,05) dan nilai Sig (2-tailed) cerita yang disampaikan, dapat
untuk uji dua sisi adalah 0,001, atau memberikan perumpamaan dan
probabilitas di bawah 0,05 (0,001 < memungkinkan untuk merubah sudut
0,05). Maka hasil uji analisis signifikansi pandang konseli yang akhirnya dapat
secara statistik yaitu Ho ditolak, atau merubah perilakunya. Dalam prespektif
terdapat perbedaan yang signifikan antara teori belajar sosial (social learning
kelompok eksperimen dan kelompok theory), cerita merupakan media yang
kontrol. Berdasarkan hasil analisis dapat digunakan sebagai model simbolik
tersebut, menunjukkan bahwa ada yang dapat memberikan keterangan
perbedaan yang signifikan antara konseli kepada individu untuk dapat menguatkan
yang mendapatkan intervensi konseling dan menumbuhkan efikasi dirinya
kelompok dengan teknik metafora (Bandura, dalam Usher & Pajares, 2008).
berbentuk healing stories dan konseli Bandura (1997) menyatakan bahwa
yang mendapatkan konseling kelompok efikasi diri dapat diperoleh, dipelajari dan
sebagaimana biasannya. dikembangkan dari empat sumber
Selain itu, perbedaan juga informasi. Kempat hal tersebut adalah
ditunjukkan melalui perolehan skor skala stimulasi atau kejadian yang dapat
efikasi diri akademik konseli yang diberi memberikan inspirasi atau pembangkit
intervensi konseling kelompok dengan positif (positive arousal) untuk berusaha
teknik metafora berbentuk healing stories menyelesaikan tugas atau masalah yang
lebih tinggi pada saat pemberian post- dihadapi. Keempat sumber utama itu
test. Dengan demikian, hasil penelitian ialah pengalaman keberhasilan,
ini menunjukkan bahwa konseling pengalaman tidak langsung, dorongan
kelompok dengan teknik metafora lisan, dan reaksi psikologis.
berbentuk healing stories efektif Merujuk pada pendapat Bandura
meningkatkan efikasi diri akademik (1997) tersebut, maka dalam penelitian
siswa SMA pada mata pelajaran ini peneliti menggunakan cerita sebagai
matematika. media untuk menumbuhkan efikasi diri
Hasil penelitian ini mendukung akademik siswa melalui sumber
hasil penelitian sebelumnya yang pengembangan efikasi diri itu sendiri.
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

Melalui cerita (healing stories) yang dalam cerita tersebut, kemudian meminta
disampaikan dapat memberikan mereka untuk mengenali diri melalui
gambaran diri orang lain, pengalaman jurnal refleksi diri dan
diri sendiri, dan adanya dorongan lisan mendiskusikannya.
kepada konseli sehingga mereka dapat Selain itu juga terdapat faktor lain
mengembangkan efikasi diri yang memberikan dampak perubahan
akademiknya pada mata pelajaran yaitu karena adanya penggunaan
matematika. konseling kelompok yang meberikan
Hasil penelitian ini menunjukkan pengalaman belajar serta kesempatan
bahwa dalam proses intervensi pada kepada konseli untuk mengekspresikan
kelompok eksperimen, teknik metafora perasaan, konflik dan perhatian dalam
berbentuk healing stories dapat kelompok (Corey, 2008). Konseling
memfasilitasi empat sumber utama kelompok juga pada hakekatnya adalah
tersebut yaitu pengalaman keberhasilan, suatu proses antar pribadi yang dinamis,
pengalaman orang lain, dorongan lisan terpusat pada pikiran dan perilaku yang
dan keadaan psikologis. Hal ini dapat disadari, dibina dalam suatu kelompok
dilihat dalam peroses intervensi. Dalam kecil mengungkapkan diri kepada sesama
pelaksanaanya peneliti akan anggota dan konselor, dimana
menceritakan kisah orang lain yang komunikasi antar pribadi tersebut dapat
sesuai dengan masalah anggota dalam dimanfaatkan untuk meningkatkan
kaitan ini adalah masalah keyakinan pemahaman dan penerimaan diri
terhadap kemampuan diri (efikasi diri). terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala
Setelah menyampaikan cerita, peneliti tujuan hidup serta untuk belajar perilaku
mengajak anggota kelompok untuk tertentu ke arah yang lebih baik dari
melakukan refleksi diri melalui kegiatan sebelumnya (Winkel, 1997).
diskusi. Hal ini dilakukan untuk Berdasarkan pada beberapa faktor
memberikan pemahaman diri kepada yang dikemukakan di atas, maka secara
anggota terkait dengan masalah yang umum hasil penelitian ini dapat
sedang dibahas. memberikan beberapa proses perubahan
Setelah siswa mengamati pada diri konseli yaitu; (1) perubahan
pengalaman orang lain melalui cerita peningkatan efikasi diri akademik konseli
yang disampaikan, maka selanjutnya pada skor pre-test dan post-test, baik
anggota akan menceritakan pengalaman kelompok eksperimen dan kelompok
pribadinya (pengalaman keberhasilan). kontrol, (2) perubahan pada wicara diri
Dalam proses ini, peneliti memandu (self-talk) konseli yang terdapat pada
anggota untuk menulis pengalamannya lembar, jurnal refleksi isi, jurnal refleksi
melalui jurnal peristiwa dan meminta diri, dan jurnal pengembangan diri
kepada mereka untuk membacakannya selama kegiatan intervensi khususnya
secara bergantian. Setelah anggota kelompok eksperimen, (3) proses
membaca pengalaman keberhasilanya, perubahan pada kinerja konseli dalam
peneliti kembali memandu anggota untuk menghadapi tugas-tugas matematika
melakukan kegiatan diskusi. Hal ini sebelum dan sesudah diberikan intervensi
dilakukan untuk memberikan dorongan khususnya pada kelompok eksperimen.
verbal yaitu dengan memberikan Dengan adanya beberapa proses
motivasi kepada anggota agar dapat perubahan yang dikemukan di atas, maka
mengembangkan potensi dirinya. Melalui hal tersebut berdampak pada peningkatan
cerita yang telah disampaikan, penenliti efikasi diri akademik konseli. Efikasi diri
meminta anggota mengamati dan yang meningkat akan berimplikasi
mengenali keadaan psikologis (tokoh) terhadap beberapa kegiatan yang
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

dilakukan oleh konseli terutama dalam akademiknya sehingga mereka mampu


menghadapi pelajaran matematika. memiliki daya tahan (kegigihan) dalam
Sebagaimana yang dikemukakan oleh situasi yang sulit dan penetapan target
Bandura (1997), bahwa efikasi diri akan yang tinggi dalam pelajaran matematika.
berfungsi terhadap beberapa kegiatan Ketiga, pola berpikir dan reaksi
yang dilakukan oleh seseorang. Fungsi emosional; Bandura (1997) menyatakan
tersebut meliputi; pemilihan tindakan, bahwa penilaian individu tentang
besar upaya dan ketekunan, serta pola kemampuannya juga akan mempengaruhi
berpikir dan reaksi emosional. pola berfikir dan reaksi emosional
Pertama, fungsi pemilihan mereka. Individu yang menilai dirinya
tindakan; Bandura (1997) menjelaskan tidak memiliki keyakinan dalam
bahwa dalam kehidupan sehari-hari menghadapi tuntutan lingkungan akan
orang harus membuat keputusan untuk mengalami defisiensi personal, dan akan
mencoba berbagai tindakan dan seberapa berpikir tentang potensi kesulitan yang
lama menghadapi kesulitan-kesulitan. lebih besar dari sebenarnya. Akibat dari
Efikasi diri yang tinggi mendorong referensi diri yang salah tersebut akan
individu untuk terlibat aktif dalam menghasilkan reaksi emosional yang
kegiatan, akan mendorong perkembangan tinggi. Konsekuensinya ialah individu
kompetensi. Sebaliknya, efikasi diri yang akan merasa cemas dan gugup sehingga
rendah akan mengarahkan individu untuk dapat mengurangi efektifitas penggunaan
menghindari lingkungan atau kegiatan kemampuan yang dimilikinnya. Hasil
dan akan memperlambat perkembangan penelitian ini menunjukkan bahwa
kompetensi. Hasil penelitian ini setelah diberikan intervensi khususnya
menunjukkan bahwa setelah diberikan konseling kelompok dengan teknik
intervensi khususnya konseling metafora berbentuk healing stories, para
kelompok dengan teknik metafora konseli dapat meningkatkan efikasi diri
berbentuk healing stories, para konseli akademiknya sehingga mereka mampu
mampu memilih dan menunjukkan memiliki pengharapan positif pada
aktifitasnya dengan penuh keyakinan kemampuan diri sendiri, dan pencapaian
terhadap kemampuan dirinya dalam hasil yang diperoleh dalam mata
pelajaran matematika. pelajaran matematika.
Kedua, besar upaya dan daya
tahan; efikasi diri menentukan seberapa KESIMPULAN DAN SARAN
besar usaha yang dikeluarkan, dan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
seberapa kuat inividu bertahan dalam dengan menggunakan uji Two
rintangan dan pengalaman yang Independent Sample Test Mann Whitney
menyakitkan. Semakin kuat presepsi U, pada pembahasan sebelumnya dapat
kemampuan diri yang positif maka dilihat hasil output “test statisticᵇ” di
individu akan semakin giat dan tekun mana nilai statistik Z hitung lebih besar
berusaha ketika menghadapi kesulitan, dari Z tabel (-3.329 > 0,05) dan nilai Sig
individu yang mempunyai keraguan (2-tailed) untuk uji dua sisi adalah 0,001,
tentang kemampuannya akan mengurangi atau Probabilitas di bawah 0,05, (0,001 <
usahanya bahkan akan menyerah 0,05). Hasilnya adalah Ho ditolak, atau
(Bandura, 1997). Hasil penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara
menunjukkan bahwa setelah diberikan konseli yang mendapatkan intervensi
intervensi khususnya konseling konseling kelompok dengan teknik
kelompok dengan teknik metafora metafora berbentuk healing stories, dan
berbentuk healing stories, para konseli konseli yang mendapatkan konseling
dapat meningkatkan efikasi diri kelompok sebagaimana biasannya.
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

Mencermati hasil uji hipotesis di optimal. Hal itu bisa dilihat dari
atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil skala efikasi diri akademik
hasil penelitian ini dapat menjawab pada mata pelajaran matematika
rumusan masalah yaitu konseling konseli yang belum sepenuhnya
kelompok dengan teknik metafora mencapai skor tertinggi, yaitu
berbentuk healing stories efektif hanya 139 pada kelompok
meningkatkan efikasi diri akademik eksperimen. Oleh karena itu perlu
siswa SMA pada mata pelajaran ditindaklanjuti dengan penelitian
matematika. serupa yang lebih mendalam baik
1. Konselor Sekolah dari segi waktu, tahapannya
a. Konseling kelompok dengan teknik maupun jumlah sesi/pertemuan
metafora berbentuk healing stories yang dilakukan.
sangat menekankan pada kekuatan b. Selain itu juga dapat dilakukan
cerita yang disampaikan kepada penelitian pengembangan maupun
konseli. Oleh karena itu diperlukan tindakan untuk menguji efektivitas
keterampilan konselor dalam teknik metafora berbentuk healing
memilih cerita yang sesuai dengan stories dengan menggunakan
masalah konseli dan juga pendekatan-pendekatan konseling
keterampilan menyampaikan cerita baik kelompok maupun individu
dengan baik. Disamping itu, dalam konteks permasalahan yang
konselor sekolah juga perlu lain dan populasi yang lebih besar,
meningkatkan keterampilan sehingga dapat memberikan hasil
konseling kelompok sehingga yang lebih efektif.
penerapanya dapat dilakukan
dengan mudah dan lebih efektif. DAFTAR RUJUKAN
b. Konselor sekolah perlu
mengembangkan pengetahuannya Balitbang, Kemendikbud. 15 Agustus
terhadap teori dan praktik 2011. Survei Internasional
konseling khususnya teknik TIMSS, (Online),
metafora berbentuk healing stories (http://litbang.kemdikbud.go.id/de
melalui kegiatan pelatihan atau tail.php?id=214), diakses 6
seminar karena teknik ini masih Desember 2011.
tergolong minim dalam Bandura, A. 1997. Self-efficacy: The
pengembangannya khususnya di Exercise of Control. New York:
Indonesia. Selain itu, konselor Freeman.
sekolah juga dapat menerapkan Bandura, A. 2002. Self-Efficacy in
teknik metafora berbentuk healing Changing Societies. Cambridge
stories ke dalam pendekatan- University Press.
pendekatan konseling baik individu Burns, G.W. 2005. 101 Healing Stories
maupun kelompok, dengan tujuan for Kids and Teens: Using
untuk memberikan layanan kepada Metaphors in Therapy. New
konseli agar dapat mengembangkan York: Wiley.
potensi dirinya, baik dalam Burns, G.W. 2007. 101 Healing Stories:
masalah efikasi diri ataupun Using Metaphors in Therapy.
masalah pribadi yang lain. New York: Wiley.
2. Peneliti Selanjutnya Chapman, R.D. 2009. The Use of
a. Berdasarkan hasil temuan Metaphor in Counseling: A
penelitian bahawa peningkatan Discourse Analysis. Columbia:
yang dialami oleh konseli belum University Of British.
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

Chesley, G.L., Gillett, D.A., & Wagner, Educational Research. Florida:


W.G. 2008. Verbal and Educational Research Council
Nonverbal Metaphor With Research Bulletin.
Children in Counseling. Journal Pajares, F., & Miller, M. D. 1994. Role of
of Counseling and Development, Self-Efficacy and Self-Concept
86, 399-411. Beliefes in Mathematical Problem
Corey, G. 2008. Theory & Practice of Solving: A Path analysis. Journal
Group Counseling. (8 ed), of Educational Psychology, 86,
California: Brook/Cole 193-203.
Publishing Company. Parker, T.S. & Wampler, K.S. 2006.
Gordon, D. 1978. Therapeutic Metaphor. Changing Emotion: The Use Of
Capitola, CA: Meta Publications. Therapeutic Storytelling. Journal
Hayat, B. & Yusuf, S. 2010. Benchmark of Marital and Family Therapy,
Internasional Mutu Pendidikan. 32, 155-166.
Jakarta: Bumi Aksara. Powell, M.L., Newgent, R.A., Lee, S.M.
Jinks, J. & Morgan, V. 1999. Children's 2006. Group Cinematherapy:
Perceived Academic Self-efficacy: Using Metaphor to Enhance
An inventory Scale. Research Adolescent Self-esteem. Article In
Library. Press; The Arts In Psychotherapy,
Liputan6.com, 30 Juni .2005. Jumlah 1-7.
Siswa yang Tidak Lulus Roberts, S. 1987. Therapeutic
Meningkat, (Online), metaphors: A counseling
(http://news.liputan6.com/read/10 technique. Journal of the
4442/jumlah-siswa-yang-tidak- Academy of Rehabilitative
lulus-meningkat). diakses, 16- Audiology, 20, 61-72.
juni-2011. Schunk, D.H. 1991. Goal Setting and
Lyddon, W.J., Clay, A.L., & Sparks, Self-Evaluation: A Social
C.L. 2001. Metaphor and Change Cognitive Prespective on Self-
in Counseling. Journal of Regulation: In. M.L.Maehr &
Counseling and Development, 79, P.R. Pintrich (Eds), Advances in
269-274. Motivation and Achievement (Vol
Natawidjaja, R. 2009. Konseling 7, pp 85-113). Greenwich, Conn,:
Kelompok: Konsep Dasar dan JAI.
Pendekatan. Bandung: Rizqi Schunk, D.H. 1995. Self-Efficacy and
Press. Education and Instruction. In J.E.
Pajares, F. 1996. Role of Self-efficacy Maddux (Ed,.), Self-Efficacy,
Beliefs in The Mathematical Adaptation, and Adjusment:
Problem-Solving of Gifted Theory, Research, and
Students. Contemporary Application (pp.281-303) New
Educational Psychology, 21, 325– York: Plenum.
344. Usher, E.L., & Pajares, F. 2008. Sources
Pajares, F. 1997. Current Directions in of Self-efficacy in School: Critical
Self-efficacy Research. In M. Review of The Literature and
Maehr & P. R. Pintrich (Eds.), Future Directions. Review of
Advances in motivation and Educational Research, 78, 751-
achievement (Vol. 10, pp. 1–49). 796.
Greenwich, CT: JAI Press. Wartanews.com, 23 Mei 2011.
Pajares, F. 2002. Self-efficacy Beliefs in Matematika Pelajaran Tersulit,
Academic Setting: Review of (online),
Jurnal Realita
Volume 1 Nomor 1 Edisi April 2016
Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram ISSN (2503 – 1708)

(http://www.wartanews.com/nasio ‘Primer’ in Conceptual Metaphor


nal/3cda9501-d5e6-1f5a-c84d- for Counsellors (Electronic
731b1d8f3241/matematika- version). Journal of Counseling
pelajaran-tersulit-un-2011) and Development, 77 (4): 389–94.
diakses, 06-juli-2011. Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan
Wickman, S.A., Daniels, M.H., White, Konseling di Institusi Pendidikan.
L.J. & Fesmire, S.A. 1999. A Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai