Agregat halus
BETON Material komposit Agregat
Agregat kasar
Rongga kosong
Mempengaruhi
Tingkat porositas
Beton Beton
mutu tinggi mutu normal
Komposisi campuran beton untuk f’c=35 MPa
% kg/m3
40
1000
30 800
Ag 600
20 reg
Agregat kasar
Konsep dasar beton pra-tegang dan beton bertulang biasa adalah sama,
yaitu dipasangnya tulangan baja pada daerah-daerah dimana tegangan
tarik akan terjadi. Pada konstruksi beton pra-tegang, tulangan baja mutu
tinggi pada dasarnya harus ditarik terlebih dahulu sebelum bekerjanya
beban luar. Penarikan baja ini menyebabkan tertekannya beton yang ada
di sekitarnya, sehingga beton menjadi mampu menahan beban yang lebih
tinggi sebelum retak.
Gambar Pretensioning pada elemen balok
A C B
P P
1
- untuk beton pra-tegang h min L
45
Latar Belakang
Beton : material yang kuat menahan gaya tekan, namun lemah dalam
menahan gaya tarik.
fc ’
Kekuatan tarik beton biasanya
berkisar antara 8-14% kekuatan
Tegangan
tekannya (fc’).
Karena rendahnya kapasitas tarik
ini, retak lentur biasanya dapat
30%fc
terjadi pada tahapan awal ’
pembebanan.
0 εc’ Regangan
Hubungan tegangan-regangan beton
saat dikenai beban uniaksial
Untuk mengurangi
atau mencegah
terjadinya retak-retak
Dilakukan pretensioning
terhadap tulangan baja
pada elemen beton
disebut beton pra-tegang.
Prinsip Pra-Tegang
Contoh-contoh Struktur Beton Pra-Tegang
Jembatan Beton Pra-Tegang
MAB
Girder
D13-20 D16-20
D16-20
D13-20
Girder
Beton Pra-Tegang
P
σ
Ac
P M.c
σa
A Ig
P M.c
σb
A Ig
P P.e.c M.c
σa
Ac Ig Ig
P P.e.c M.c
σb
A Ig Ig
Teknologi Paska Tarik (Post-Tension)
Sistem Post-tensioning (Pasca-tarik): baja duct
ditarik setelah tendon dicor dan telah
mencapai sebagian besar kekuatannya
(pertama kali oleh Freyssinet).
Step 1 – cast concrete member, fc=0
jenis tendon yang sering digunakan: Member
shortening
monostrands, batang tunggal, multiwire
dan multistrand jack
sesimetris mungkin
jenis tendon yang sering Step 3 – release of strands from stressing bed
causing shortening of member
digunakan : seven wire
strands dan single wire
Tendon
c) Single bartendon
d) Multi-wire tendon
a) Tendon bonded
Untuk jenis postension, tendon dapat bersifat bonded (duck kabel diisi
dengan material grouting) dan unbonded (duck kabel diisi dengan
minyak gemuk/grease)
b) Tendon unbonded
Grouting
Pada konstruksi paska-tarik jenis bonded, selubung tendon (duck) harus
digrout sesegera mungkin setelah penarikan tendon.
Operasi
Paska
Tarik
Metode Perimbangan Beban (Load Balancing Method)
Konsep ini menganggap beton diambil sebagai benda bebas dan menggantikan tendon
dengan gaya-gaya yang bekerja pada beon sepanjang bentang.
Sebagai contoh sebuah balok prategang di atas dua tumpuan (simple beam) dengan
tendon berbentuk parabola.
Sistem sentrifugal pada industri beton pracetak adalah suatu proses produksi
dimana beton dibentuk dan dipadatkan dengan memenfaatkan gaya
sentrifugal yang timbul apabila cetakan beton diputar dengan kecepatan
tinggi.
F = m W2 r
Dimana W = 2 π n , sehingga
F = m (2π n)2 . r
Atau F = m . 4 . π2 . n2 . r
Dimana F = gaya sentrifugal
m = massa beton
W = kecepatan sudut
n = jumlah putaran per satuan waktu
r = jari-jari putaran
fc
laju pembebanan
cepat
laju pembebanan
lambat
rangkak relaksasi
Ect
Ec,f
0 εo
Perbandingan regangan rangkak terhadap regangan elastik
εcf
regangan
rangkak
regangan elastik
0
ti t (hari)
Perilaku Susut Beton
Kecuali direndam dalam air pada kondisi humiditas 100%, beton akan
selalu mengalami kehilangan kandungan air seiring dengan
bertambahnya waktu. Akibatnya, beton mengalami penyusutan volume
atau fenomena susut. Besarnya susut ini sangat dipengaruhi oleh
jumlah kandungan air yang ada dalam campuran beton dan sifat
penyerapan agregat yang digunakan.
Sifat Muai Beton
cth c .T
Nilai koefisien muai αc sangat dipengaruhi oleh jenis agregat yang digunakan.
Nilai αc yang umum dipakai adalah:
αc = 10 x 10-6/ºC
Suhu yang tinggi dapat menyebabkan perubahan sifat mekanis beton. Pada
suhu di atas 100ºC nilai modulus elastisitas beton (Ec) dapat berubah.
Sedangkan kekuatan beton berkurang bilamana beton dikenai suhu di atas
400ºC.
Kehilangan Pra-Tegang (Loss of Prestressed)
Modulus elastisitas beton didefinisikan sebagai slope dari garis lurus yang
ditarik dari kondisi tegangan nol ke kondisi tegangan tekan 0,45 f’c pada kurva
tegangan-regangan beton.
Berdasarkan SNI ’92 butir 3.1.5, modulus elastisitas beton dapat ditentukan
berdasarkan persamaan berikut:
Ec = (wc)1,5.0,043
dimana wc = 1500 – 2500
kg/m3
Pengaruh Tingkat Laju Pembebanan pada Hubungan Tegangan-Regangan
Pengertian beton kedap air air (water tight concrete) dan keawetan beton
(durability of concrete) tidak dapat dipisahkan.
Beton kedap air berarti beton tersebut awet, karena keawetan beton hanya
dicapai bila beton itu kedap air. Ukuran beton kedap air ditentukan oleh
koefisien permeabilitasnya. Beton dengan nilai koefisien permeabilitas
k=10-10 cm/det., dikatakan beton tersebut sudah cukup kedap air, dan itu
berarti juga beton lebih tahan terhadap serangan-serangan dari
lingkungannya yang agresif.
3. Serangan Sulfat
Serangan sulfat ditandai dengan kerusakan elemen beton pada ujung dan
bagian yang tajam, yang mengalami retak-retak dan terlepas. Dasar dari
serangan sulfat ini adalah pembentukan gypsum (Calsium Sulfate) dan
Ettringite (Calsium Sulphoaluminate). Hasil dari kedua molekul tersebut
bersifat menambah volume sehingga terjadi pengembangan yang akhirnya
merusak beton.
Karena serangan sulfat ini pada C3A terutama dalam pembentukan
ettringite, maka untuk mengurangi serangan sulfat ini perlu dipilih semen
yang miliki unsur C3A rendah, yaitu semen tipe V atau digunakan semen
pozolan. Selain itu beton harus mempunyai faktor air semen (w/c) yang
rendah, < 0.45, padat dan pemeliharaan yang baik.
4. Serangan Air laut
Serangan air laut dapat dicegah dengan cara seperti yang dilakukan pada
pencegahan serangan sulfat. Tipe semen perlu diperhatikan, tetapi
kekedapan beton merupakan hal yang lebih penting daripada tipe semen.
Dalam praktek pada beton bertulang untuk daerah laut, beton deking harus
diambil minimal antara 50-75 mm dan kadar semen minimum 350 kg/m3.
Selain itu faktor w/c tidak boleh melampaui 0,4 – 0,45. Pemadatan juga
penting terutama pada bagian sambungan konstruksi.
5. Serangan Asam
baja
e-
baja
Tebal selimut
Tipe struktur
minimum (mm)
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam proses perbaikan struktur baja
beton yang terkorosi adalah:
•Mencari penyebab korosi pada baja tulangan
•Mengevaluasi tingkat keruntuhan struktur akibat korosi
•Menggambarkan proses keruntuhan struktur akibat korosi
•Mengevaluasi pengaruh keruntuhan struktur terhadap keamanan struktur dan
tingkat kemampuan layan struktur yang masih ada
Berdasarkan hasil evaluasi awal, perlu dipilih strategi perbaikan dan rehabilitasi
struktur agar diperoleh hasil optimum, termasuk kalkulasi secara ekonomi.
Beton segar merupakan campuran antara air, semen, agregat dan bahan
pembantu jika diperlukan. Setelah selesai dilakukan pengadukan, usaha-
usaha seperti pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan penyelesaian akhir,
semuanya dapat mempengaruhi beton yang telah mengeras. Pada taraf
pengolahan yang berbeda-beda tersebut, sangat penting bahwa bahan-bahan
campuran beton tetap terbagi secara merata dalam seluruh adukan dan
semuanya dipadatkan dengan baik. Bilamana salah satu dari cara pengolahan
tersebut di atas tidak dilaksanakan dengan memuaskan, maka sifat-sifat beton
yang dihasilkan itu seperti kekuatan tekan serta keawetannya kurang baik.
Karakteristik dari beton segar yang mempengaruhi pemadatan beton secara
penuh adalah kekentalannya, kemudahan bergerak (mengalir) dan
kemudahan dipadatkan. Dalam teknologi beton sifat-sifat tersebut biasanya
telah tercakup dalam istilah sifat pengerjaan beton. Kemampuan beton untuk
mempertahankan keseragamannya dipengaruhi oleh stabilitasnya, yang
tergantung pada kekentalan serta daya lekatnya. Oleh karena cara-cara yang
digunakan untuk pengangkutan, pengecoran dan pemadatan suatu campuran
beton dan juga bentuk elemen beton yang akan dicor itu berbeda-beda dari
satu pekerjaan ke pekerjaan lain, maka persyaratan tentang sifat pengerjaan
dan stabilitasnya berbeda-beda pula.
Penilaian cocok atau tidaknya suatu beton segar untuk pekerjaan tertentu,
sedikit banyak selalu merupakan pertimbangan pribadi. Meskipun penting,
seringkali perilaku beton yang masih muda itu dilupakan. Perlu kiranya
ditekankan agar supaya berbagai karakteristik dari beton muda yang cukup
berarti dapat dikenali, serta disadari bahwa semua itu dapat berubah selama
melakukan langkah-langkah pengolahan beton yang bersangkutan.
Sifat Pengerjaan Beton
Beton yang dapat dipadatkan dengan mudah disebut beton yang workable,
atau mempunyai workabilitas yang baik. Tiga karakteristik utama dari sifat
pengerjaan beton adalah: kekentalannya, kemudahan mengalir (bergerak) dan
kemudahan dipadatkan. Kekentalan atau konsistensi beton merupakan suatu
ukuran untuk menunjukkan keadaan basah atau cairnya beton yang
bersangkutan. Kemudahan bergerak atau mobilitas menyatakan mudah atau
sukarnya campuran beton mengalir ke dalam acuan atau cetakan, serta
mengisinya sampai penuh. Kemudahan dipadatkan menunjukkan mudah atau
sukarnya suatu campuran beton itu dipadatkan seluruhnya, sehingga udara
yang terperangkap di dalamnya dapat dikeluarkan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka sifat pengerjaan yang disyaratkan
bagi suatu campuran beton tidak saja tergantung pada karakteristik dan
perbandingan-perbandingan bahan-bahan campuran, akan tetapi juga pada :
cara pengangkutan dan pemadatan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIFAT
PENGERJAAN BETON
Dalam praktek, hal tersebut berarti bahwa untuk sifat pengerjaan serta faktor
air semen tertentu, jumlah agregat yang dapat digunakan dalam suatu
campuran beton berubah-ubah tergantung pada bentuk, ukuran maksimum
dan gradasi dari agregat yang bersangkutan.
2. Pengaruh Proporsi Agregat
Untuk bahan campuran dan faktor air semen tertentu, tidak tergantung pada
perbandingan agregat kasar terhadap agregat halus, maka beton yang
bersangkutan dapat dibuat secara maksimal-ekonomis dengan menggunakan
kadar agregat kasar yang menghasilkan beton dengan sifat pengerjaan
termudah dan dengan kadar semen tertentu.
3. Sifat-sifat Agregat
Bentuk dan tekstur agregat juga mempengaruhi workabilitas. Semakin
partikel mendekati bentuk speris maka makin mudah dikerjakan. Sperikal
partikel memiliki rasio luas/volume yang kecil sehingga dibutuhkan sedikit
mortar untuk melapisi partikel. Sedang bentuk pipih dan memanjang
membutuhkan jumlah semen dan air lebih banyak.
Porositas agregat juga dapat mempengaruhi workabilitas. Jika agregat hanya
mampu menyerap sedikit air maka workabilitas rendah.
4. Keadaan Lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi sifat pengerjaan beton adalah :
suhu, kelembaban dan kecepatan angin. Untuk beton tertentu, perubahan-
perubahan dalam sifat pengerjaan dipengaruhi oleh derajat hidrasi dari
semen dan derajat penguapan air. Oleh karena itu, jangka panjang waktu
sejak permulaan pengadukan sampai pemadatan serta pengaruh lingkungan
mempengaruhi memburuknya sifat pengerjaan beton yang bersangkutan.
Kenaikan suhu mempercepat jumlah penggunaan air yang dibutuhkan untuk
proses hidrasi dan kehilangan akibat penguapan.
5. Waktu Pengecoran
1. Slump Test
2. Compaction Test
4. Remolding Test
5. Vebe Test
Slump test termasuk metode tertua dan banyak dipakai. Pertama kali
muncul dalam ASTM 1992 dan sekarang dicantumkan dalam ASTM C-
143.
Tes ini pertama kali dikembangkan di Inggris pada tahun 1974 dan
dicantumkan dalam BS 1881 part 2. Hopper paling atas diisi beton sampai
penuh yang kemudian turun ke hopper bawah dan masuk ke wadah
silindrikal (gambar 5.4). Kelebihan beton dipotong. Compaction faktor
didefinisikan sebagai rasio beton silinder dan beton yang sama dalam
silinder yang telah dipadatkan.
Remolding Test
A
Load
C
O
Deflection in flexure
Penambahan serat (fiber) pada beton akan mempengaruhi kuat tekan FRC.
Seperti terlihat pada gambar 7.2 dan 7.3, penambahan serat cenderung
meningkatkan kekuatan tekan dan daktilitas. Pada beton polos (plain
concrete), tidak lama setelah respon maksimum tercapai beton langsung
runtuh. Sebaliknya pada FRC, disamping kekuatan tekan beton meningkat,
keruntuhan beton tidak tiba-tiba atau dengan kata lain FRC mempunyai sifat
yang lebih daktail.
3% fiber volume
Compressive stress
Longitudinal strain
PENGARUH SUHU
1.2
0.8
fc/f'c
0.6
0.4
f'c =30.4 M P a
f'c =51.1 M P a
0.2 f'c =72.5 M P a
0
0 300 600 900
Suhu
PERBAIKAN PADA BETON
Perbaikan dengan Adukan
Perbaikan dengan beton dilakukan pada kerusakan yang cukup dalam dan
luas (lubang menembus seluruh penampang, ≥ 30 x 30 cm, kedalaman ≥
lindungan beton.
Cara perbaikan tergantung pada parahnya kerusakan.
miring
keropos
arah pengisian
beton
datar, tegak
pada bidang
sisi vertikal
Beton Prepakt
Pada kerusakan bidang vertikal yang cukup luas, tetapi agak dangkal,
hingga timbul kesulitan untuk adukan beton, guna perbaikannya dapat
digunakan cara dengan “beton prepakt”.
acuan
PERKUATAN PLAT
Bagian bawah
plat dikupas
dan dikasari
terlebih dahulu
PERKUATAN BALOK
Lentur
Geser
Langkah 1: Pemilihan kuat tekan beton
Kuat tekan beton yang dirancang adalah 60 hingga 120 MPa, dan dibagi ke
dalam 5 kelompok yaitu A (65 MPa), B (75 MPa), C (90 MPa), D (105 MPa)
dan E (120 MPa). Nilai kuat tekan tersebut adalah kuat tekan rata-rata beton
pada umur 28 hari.
Kalkulasi kuat tekan rata-rata pada berbagai mutu beton dicantumkan pada
Tabel 2.
A 65 160
B 75 150
C 90 140
D 105 130
E 120 120
Tabel 2. Kalkulasi kuat tekan rata-rata
Target kuat tekan f’c Syarat kuat tekan rata-rata f’cr
(psi) (psi)
<3000 f’c+1000
3000≤f’c≤5000 f’c+1200
>5000 f’c+1400
Tabel 4. Perbandingan volume agregat halus terhadap agregat kasar pada berbagai mutu
Kelompok kuat
Perbandingan
tekan
A 2:3
B 1,95:3.05
C 1,90:3,10
D 1,85:3,15
E 1,80:3,20
Langkah 5: Lakukan kalkulasi kebutuhan semen dan agregat berdasarkan data specific
gravity dari masing-masing bahan. Hasil kalkulasi yang diperoleh harus dikoreksi kembali
jika menggunakan superplasticizer.
PERHITUNGAN DESAIN CAMPURAN BETON
Diambil salah satu mix design yaitu untuk rencana kuat tekan beton 80 MPa.
Rencana kuat tekan beton yang diperhitungkan (f cr) dibulatkan ke atas
menjadi 90 MPa. Pada tabel 6.3 kuat tekan beton ini termasuk grade C.
(0,9xPC ) (0,1xPC )
0,18 m 3
3110 2120
Superplasticizer
Diambil SP sebesar 1,5 % dari berat semen
Jadi SP = 1,5% x 581,28 = 8,72 kg
BJ SP = 1,19, maka jumlah SP yang diperlukan dalam liter = 7,33 liter