Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN

DI SUNGAI SIDOKARE KABUPATEN SIDOARJO

PROPOSAL SKRIPSI

“Diajukan Sebagai Salah Satu Prasyarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu (S-1) Teknik Sipil”

Disusun Oleh :
Muhammad Raynaldi Reza Palevi
21901051104

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2022
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut RKPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2022 Wilayah Sungai (WS) adalah
kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai
dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2.
Sedangkan Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut
secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai
dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
Air dan lahan yang dimanfaatkan secara tidak terkontrol pada suatu wilayah dapat
menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan. Hal tersebut menyebabkan
perubahan tata guna lahan suatu kawasan dan menjadi salah satu penyebab terjadinya
banjir. Banjir merupakan salah satu bencana yang rentan terjadi di Indonesia. Penyebab
banjir secara umum adalah air tidak dapat tertampung pada permukaan daratan, akibat
debit air yang cukup tinggi sehingga tidak mampu tertampung. Kondisi menjadi parah
akibat berkurangnya daerah resapan sehingga debit air berlebih akan langsung menjadi
aliran limpasan (Azmeri, 2020).
Berkurangnya kapasitas tampungan dalam suatu penampang saluran atau wadah
penampungan air terjadi karena adanya sedimen pada dasar atau tepian dari penampung.
Secara sederhana sedimen dapat diartikan sebagai proses pengendapan material dari hasil
erosi dari tempat tertentu. Pengendapan tersebut bisa diakibatkan oleh terbawanya air,
angin, es atau gletser. Hasil dari endapan tersebut terbentuk batuan yang disebut batuan
sedimen. Sedimentasi digolongkan menjadi beberapa jenis tergantung dari penyebab atau
lokasi dari proses sedimen itu sendiri. Salah satu proses sedimentasi terjadi di sungai
(Amalia, 2021).
Penelitian yang dilakukan oleh (Pabintan, Sukri dan Putri., 2019) berjudul “Analisis
Angkutan Sedimen Dasar Pada Hilir Sungai Kambu Kota Kendari”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui besarnya debit aliran dan besarnya sedimen dasar yang
terjadi pada tiga titik di hilir sungai kambu. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran
langsung pada tiga titik di hilir sungai Kambu untuk mendapatkan data morfologi sungai
dan sampel sedimen dasar. Sampel sedimen kemudian diperiksa di laboratorium untuk
mendapatkan ukuran diameter butiran dengan persentase lolos 35% dan 50% (D35, D50).
Data-data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan rumus empiris yaitu
metode Schoklitsch dan metode Haywood. Hasil dari penelitiannya menunjukkan
besarnya debit aliran pada tiga titik di hilir sungai Kambu pada lokasi 1 sebesar 1,965
m3 /s, pada lokasi 2 sebesar 3,129 m3 /s, dan pada lokasi 3 sebesar 6,262 m3 /s. Sedimen
bed load yang terjadi pada tiga titik di hilir sungai Kambu dengan menggunakan metode
Schoklitsch pada lokasi 1 sebesar 355,9763 m3 /hari, pada lokasi 2 sebesar 527,7918
m3 /hari, dan pada lokasi 3 sebesar 2117,924 m3 /hari, sedangkan dengan metode
Haywood diperoleh besaran sedimentasi pada lokasi 1 sebesar 446.395 m3 /hari, pada
lokasi 2 sebesar 1.149.291 m3 /hari, dan pada lokasi 3 sebesar 12.169.865 m3 /hari.
Salah satu DAS di Sidoarjo adalah Sungai Sidokare yang terletak di wilayah
Sidokare, Kota Sidoarjo, Jawa Timur. Sungai tersebut termasuk sebagai salah satu DAS
yang menampung dan mengalirkan limpasan air di daerah Sidokare. Daerah Sidokare
sering mengalami banjir jika terjadi hujan. Kondisi tersebut diakibatkan oleh beberapa
faktor seperti kurangnya tempat penampungan air, pengikisan sungai dan salah satunya
yaitu terjadi sedimentasi di Sungai Sidokare yang meyebabkan kurangnya peresapan air
dan kapasitas tampungan sungai menurun akibat pendangkalan sehingga terjadi banjir di
sepanjang jalan daerah Sidokare.
Meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas manusia juga memberi pengaruh
terhadap ekosistem perairan dan sedimentasi di sungai Sidokare. Besarnya debit angkutan
sedimen terutama tergantung dari perubahan kecepatan aliran, karena perubahan musim
hujan, kemarau dan aktivitas manusia. Akibat dari perubahan debit angkutan sedimen
adalah terjadinya degradasi di beberapa tempat serta terjadinya agradasi di tempat lain
pada dasar sungai, dengan demikian umumnya bentuk dari dasar sungai akan berubah
(Sormin, Haris, Soehardi., 2020).
Berdasarkan permasalahan dan penjabaran diatas, perlu dilakukan penelitian
mengenai angkutan sedimen dasar di Sungai Sidokare. Analisis angkutan sedimen ini
dilakukan untuk mengetahui besarnya debit aliran dan besarnya sedimen yang terjadi di
Sungai Sidokare. Penelitian ini dilakukan pengukuran secara langsung pada titik – titik
yang ditentukan di Sungai Sidokare untuk mendapatkan data morfologi sungai dan
sampel sedimen dasar. Data – data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis
menggunakan metode rumus Schoklitsch dan Haywood. Untuk software yang digunakan
yaitu software HEC-RAS digunakan untuk mengetahui gambaran angkutan sedimen
dasar (bed load) di Sungai Sidokare.

Anda mungkin juga menyukai